Anda di halaman 1dari 7

A.

Kasus
Pasien Tn. S usia 53 tahun dirawat di ICU setelah tindakan MVR
dengan St Jude mechanical valve no 35 (18 jahitan pladget). Di OK
pasien mengalami VF post Aorta Cross Clamp (AXC) off, dilakukan DC-
SHOCK 1x 20 joule irama menjadi AF. Waktu CPB 104 menit dan AXC
77 menit saat operasi. Di ICU pasien dengan Ventilator ASV 100%, FiO2
50%, PEEP 5, RR 16. Pasien mengalami AF RVR 153 ×/mnt dan TD
Arteri 75/54 mmHg CVP 11 PA 35. Challenge test dilakukan dengan
Gelofusin 500 cc, dimasuk 200 cc tidak ada perubahan pada AF RVR
dengan Gel. RR Rate 140-155 menetap. Dilakukan evaluasi echo di
dapatkan IVC 28/25 dengan kesan volume cukup dan dimensi ruang
jantung giant LA, EF 40%, TAPSE 0,8 cm. CTR 73%. Diketahui bahwa
pasien memiliki riwayat AF sebelum pembedahan, diputuskan untuk
tindakan kardioversi untuk pasien ini dengan status kesadaran SAS 3
dan morpine 20 mg/jam. Kardioversi dengan mesin bifasik diberikan
sinkronais 100 joule tidak convert dilanjutkan 150 joule namun juga tidak
convert. Irama EKG masih AF RVR untuk itu disarankan untuk
menghentikan adrenalin. Cordarone diberikan 360 mg/kgBB/mnt. Dua
jam kemudian HR menurun 90 – 100 kali/menit dan TD Arteri 95/58
mmHg, diberikan inovad (milirinone) 0.37 mcgr/kgBB/mnt, Nitrogliserin
dihentikan, vascon diberikan 0.1 mcgr/kgBB/mnt (SVR saat ini 526) AGD
pH 7.33, PaO2 197.7 PaCO2 36,7 HCO3 19.9 BE -4.7 Hb 7.9 GDS 321.
Dievaluasi hemodinamik stabil, produksi drain positif, urine output 1
cc/kgBB/jam. Hari kedua perawatan di ICU kesadaran pasien
komposmentis namun irama jantung kembali AF RVR. Pasien mengeluh
berdebar-debar. Pasien merasa khawatir dengan kondisinya dan selalu
bertanya kapan ia dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Pasien selalu
menanyakan dimana keluarganya. Kalium meningkat 6.32, cordaron
dihentikan (dosis 360 mg/kgBB/mnt). Diberikan dobutamin 5
mcgr/kgBB/jam. Irama kembali AF RVR. Lanoxin 0.5 mg/IV diberikan 4
kali / 6 jam akan tetapi saat evaluasi irama masih AF RVR. Hari ketiga
perawatan pasien telah terekstubasi dan pernapasan spontan dengan
binasal kanul 4 l/mnt, lanoxin diganti dengan digoksin 0.25 gr/PO 1 kali
perhari, irama masih AF dengan VES frekuen (kompensasi AF) pasien
mendapat Ca Gluconas 1 gr dan MgSO4 1 gr (Ca 0.92 dan Mg 0.46)
evaluasi TD Arteri relatif kurang stabil sistol 80 – 95 mmHg. Hari keempat
perawatan, pasien masih berdebar-debar, pasien mengalami VT stabil
TD 90/59 mmHg, Cordaron kembali diberikan 360 mg/KgBB/mnt, dengan
support dobutamin 5 mcgr/kgBB/mnt, vascon 0.1 mcgr/kgBB/mnt,
milirinon 0.25 mcgr/kgBB/mnt. MgSO4 2 gr IV (Mg 0.48) dan Ca
Glukonas 1 gr (Ca 1.21).
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan menggunakan pendekatan comfort theory
dari Katherine Kolcaba. Ada 4 konteks dimana kenyamanan muncul yaitu
kenyamanan fisik, kenyamanan psikospiritual, kenyamanan sosiokultural
dan kenyamanan lingkungan (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2011).
Berdasarkan kasus, didapatkan data sebagai berikut:
1. Kenyamanan fisik
a. Hari 1: Pasien dirawat di ICU setelah tindakan MVR dengan St
Jude mechanical valve no 35 (18 jahitan pladget). Di ICU pasien
dengan Ventilator ASV 100%, FiO2 50%, PEEP 5, RR 16. Pasien
mengalami AF RVR 153 ×/mnt dan TD Arteri 75/54 mmHg CVP 11
PA 35. Challenge test dilakukan dengan Gelofusin 500 cc,
dimasuk 200 cc tidak ada perubahan pada AF RVR dengan Gel.
RR Rate 140-155 menetap. Dilakukan evaluasi echo di dapatkan
IVC 28/25 dengan kesan volume cukup dan dimensi ruang jantung
giant LA, EF 40%, TAPSE 0,8 cm. CTR 73%. HR: 90 – 100
kali/menit dan TD Arteri 95/58 mmHg, AGD pH 7.33, PaO2 197.7
PaCO2 36,7 HCO3 19.9 BE -4.7 Hb 7.9 GDS 321
b. Hari kedua perawatan di ICU kesadaran pasien komposmentis
namun irama jantung kembali AF RVR. Pasien mengeluh
berdebar-debar. Kalium meningkat 6.32, cordaron dihentikan
(dosis 360 mg/kgBB/mnt). Diberikan dobutamin 5 mcgr/kgBB/jam.
Irama kembali AF RVR. Lanoxin 0.5 mg/IV diberikan 4 kali / 6 jam
akan tetapi saat evaluasi irama masih AF RVR.
c. Hari ketiga perawatan pasien telah terekstubasi dan pernapasan
spontan dengan binasal kanul 4 l/mnt, lanoxin diganti dengan
digoksin 0.25 gr/PO 1 kali perhari, irama masih AF dengan VES
frekuen (kompensasi AF) pasien mendapat Ca Gluconas 1 gr dan
MgSO4 1 gr (Ca 0.92 dan Mg 0.46) evaluasi TD Arteri relatif
kurang stabil sistol 80 – 95 mmHg.
d. Hari keempat perawatan, pasien masih berdebar-debar, pasien
mengalami VT stabil TD 90/59 mmHg, Cordaron kembali diberikan
360 mg/KgBB/mnt, dengan support dobutamin 5 mcgr/kgBB/mnt,
vascon 0.1 mcgr/kgBB/mnt, milirinon 0.25 mcgr/kgBB/mnt. MgSO4
2 gr IV (Mg 0.48) dan Ca Glukonas 1 gr (Ca 1.21).
2. Pengkajian Psikospiritual
Pasien merasa khawatir dengan kondisinya dan selalu bertanya
kapan ia dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
3. Pengkajian sosialkultural
Pasien selalu menanyakan dimana keluarganya.
4. Pengkajian Lingkungan
Pasien dirawat di ruang ICU
B. Masalah Keperawatan

No Data Diagnosa Keperawatan


a. Pasien masih berdebar-debar
b. Pasien mengalami VT stabil TD 90/59
mmHg
1 c. Terpasang Oksigen binasal kanul 4 l/m Hambatan Pertukaran Gas
d. Irama AF RVR.
e. Laboratorium (Hari 1) AGD pH 7.33,
PaO2 197.7 PaCO2 36,7 HCO3 19.9
BE -4.7, Hb 7.9, GDS 321, Hari 2:
Kalium 6.32 mmol/l (Hiperkalemia)

a. Pasien masih berdebar-debar


b. Pasien mengalami VT stabil TD 90/59
mmHg
c. Terpasang Oksigen binasal kanul 4 l/m Resiko Penurunan Cardiac
2 d. Irama AF RVR. Output
e. Echo (Hari 1) di dapatkan IVC 28/25
dengan kesan volume cukup dan
dimensi ruang jantung giant LA, EF
40%, TAPSE 0,8 cm. CTR 73%
a. Pasien merasa khawatir dengan
kondisinya dan selalu bertanya kapan
ia dipindahkan ke ruang perawatan
3 Ansietas
biasa
b. Pasien selalu menanyakan dimana
keluarganya.
a. Riwayat tindakan MVR dengan St Jude
mechanical valve no 35 (18 jahitan
4 Resiko Infeksi
pladget)
b. Riwayat pemasangan ventilator

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan uraian pengkajian keperawatan di atas, maka diagnosa
keperawatan yang ditegakkan sebagai berikut:
1. Hambatan Pertukaran Gas
2. Resiko Penurunan Cardiac Output
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Resiko Infeksi
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Nursing Outcome Nursing Intervention Classification Evidence Based Practice
Classsification (Moorhead, (Bulechek et al., 2013)
Marion, Maas, & Elizabeth,
2013)
1. Hambatan pertukaran gas
- Ph arteri abnormal
7.33

2. Resiko Penurunan
Cardiac Output

3 Ansietas
4. Resiko Infeksi

Anda mungkin juga menyukai