Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia dan dampaknya mempengaruhi terutama pada negara
berkembang dan negara yang miskin sumber daya. Infeksi yang diperoleh dalam perawatan pelayanan
kesehatan sebagai penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas antara pasien rawat inap
(WHO, 2002). Perawatan pasien adalah fasilitas yang disediakan dalam pelayanan kesehatan mulai dari
rumah sakit yang sangat lengkap dan berteknologi maju hingga rumah sakit yang hanya memiliki fasilitas
dasar. Meskipun kemajuan dalam kesehatan masyarakat dan perawatan rumah sakit, infeksi terus
berkembang di pasien rawat inap, dan juga dapat mempengaruhi staf rumah sakit. Banyak faktor yang
mendorong terjadinya infeksi di antara pasien rumah sakit: penurunan imunitas pasien, berbagai
peningkatan prosedur medis dan teknik invasif yang menciptakan potensi infeksi, dan transmisi terhadap
bakteri resistan obat di antara populasi pasien rumah sakit yang penuh, di mana praktek pengendalian
infeksi yang buruk dapat memudahkan penularan (WHO, 2002). Pasien rawat inap beresiko sangat tinggi
untuk terjadinya infeksi nosokomial karena berbagai alasan. Mereka cenderung lebih rentan terhadap
infeksi karena kondisi penyakit yang mendasari mereka, tetapi risiko mereka diperparah ketika pasien
menjalani prosedur invasif. Jika pasien terganggu system kekebalannya, maka mikroorganisme yang
biasanya tidak patogen mampu menyebabkan penyakit. Selain itu, lingkungan rumah sakit mendukung
terjadinya resistensi terhadap antibiotik pada mikroba patogen sehingga menyulitkan pengobatan infeksi
karena kuman patogen resistan terhadap obat (Emori, 1993). Studi tentang infeksi nosokomial meliputi
pemahaman penyebab infeksi tersebut, karakteristik pasien yang terinfeksi, dan seberapa sering infeksi
ini terjadi. Dengan mengidentifikasi karakteristik pasien yang berada pada risiko tertinggi untuk infeksi,
kita dapat lebih efektif mengarahkan dan memprioritaskan pencegahan dan pengendalian usaha kita. Itu
juga memungkinkan kita untuk mengikuti cermat tren infeksi yang meningkat dalam insiden, misalnya,
infeksi aliran darah Saat ini berkembang teknik dan metode untuk melakukan analisis penyakit yang
disebut analisis spasial SIG. Bentuk dan teknik analisis spasial dalam manajemen penyakit menular yaitu
dengan melakukan manajemen faktor risiko penyakit. Analisis spasial SIG digunakan untuk melakukan
pemetaan penyakit, studi hubungan geografi serta pengelompokan penyakit (Achmadi, 2008). Peta
adalah metode pengilustrasian data epidemiologik untuk menyampaikan data tertentu dengan mudah
dan cepat. Peta dapat digunakan untuk menunjukkan tempat sebuah penyakit atau kejadian terjadi
(Arias, 2009) Keunggulan Sistim Informasi Geografis dalam epidemiologi adalah pada visualisasi dan
analisis distribusi geografis (Nipada, 2005). Bahkan Sistim Informasi Geografis menjadi alat yang berguna
untuk memvisualisasikan pola transmisi nosokomial dan faktor yang berkontribusi (Micol et al, 2002, Kho
et al, 2006, dan Najafabadi, 2009). Istilah geography digunakan karena Sistim Informasi Geografis
dibangun berdasarkan pada geografi atau spasial. Geografi atau spasial adalah informasi mengenal
permukaan bumi dan semua objek yang

berada diatasnya. SIG adalah bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis
dengan menggunakan peta sebagai antar muka. SIG tersusun atas konsep beberapa lapisan (layer) dan
relasi ( Prahasta, 2006). Infeksi nosokomial adalah sumber utama kesakitan dan kematian, yang
mempengaruhi lebih dari 2 juta pasien setiap tahunnya di Amerika Serikat(Haley et al, 1981). Dalam
studi paling komprehensif tentang infeksi nosokomial sampai saat ini, 5,7% dari 169.526 pasien yang
dipilih secara acak di 338 rumah sakit di Amerika Serikat dikelompokkan infeksi nosokomial (Haley et al,
1981). Di Indonesia sendiri, penelitian yang dilakukan di sebelas rumah sakit DKI Jakarta pada tahun
2004 menunjukkan bahwa 9,8 % pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Infeksi Nosokomial?

2. Apa saja Jenis - Jenis Infeksi Nosokomial?

3. Apa yang menjadi Faktor - Faktor Penyebab terjadinya Infeksi Nosokomial?

4. Bagaimana Pencegahan Infeksi Nosokomial?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa itu Infeksi Nosokomial

2. Mengetahui apa saja Jenis-Jenis Infeksi Nosokomial

3. Mengetahui apa saja yang menjadi Faktor Penyebab terjadinya Infeksi Nosokomial

4. Mengetahui bagaimana cara pencegahan Infeksi Nosokomial

E. Manfaat Penelitian

Dapat mengetahui apa itu Infeksi Nosokomial beserta Jenis-Jenis Infeksi Nosokomial, dan juga
mengetahui apa saja yang menjadi Faktor Penyebab terjadinya Infeksi Nosokomial dan bagaimana cara
pencegahannya

Anda mungkin juga menyukai