1 PENDAHULUAN
1.1. PERENCANAAN STRUKTUR
Perencanaan struktur bisa didefenisikan sebagai perpaduan dari seni dan ilmu, yang
menggabungkan intuitif dari seorang insinyur berpengalaman dalam kelakuan struktur
dengan pengetahuan mendalam dalam ilmu statika,dinamika,mekanika bahan dan analisa
struktur, untuk mendapatkan struktur yang ekonomis dana man serta sesuai dengan tujuan
pembuatannya.
1.4. BEBAN
Penentuan beban yang bekerja pada suatu elemen struktur secara tepat tidak selalu
bisa dilakukan.
Beban Mati
Beban mati adalah beban kerja akibat gravitasi yang tetap pada posisinya ; disebut
demikian karena bekerja terus menerus dengan arah kebumi tempat struktur didirikan.
Beban mati umumnya diketahui secara tepat setelah perencanaan selesai. Beban mati
dari perlengkapan biasanya diketahui dengan cukup tepat sebelum perencanaan.
Beban Hidup
Beban Gravitasi pada struktur, yang beban dan lokasinya bervariasi, disebut beban
hidup. Contoh dari beban hidup adalah manusia, meubel, furniture, peralatan yang dapat
bergerak, dan kendaraan. Karena berat, lokasi, dan kepadatan beban hidup sifatnya tidak
diketahui, maka sangat sulit perencanaannya.
Oleh karena masyarakat menghendaki keamanan yang memadai, beban hidup yang
digunakan sebagai beban kerja dalam perencanaan biasanya ditetapkan oleh peraturan
bangunan dari badan pemerintah. Salah satu peraturan yang sering dipakai adalah American
Nasional Standard Building Code dari American National Standars Institute (ANSI), untuk
Indonesia adalah Peraturan Muatan Indonesia (PMI).
Dengan q adalah tekanan dinamis pada benda tersebut , ⍴ adalah kerapatan massa
udara (berat jenis w = 0,07651 psf pada ketinggian permukaan laut pada suhu 15 o), dan V
adalah kecepatan angin.
Beban Gempa
Gempa bumi menimbulkan pergerakan dalam arah mendatar atau vertical, dengan
besar gerak vertical yang umumnya jauh lebih kecil. Kebanyakan peraturan bangunan yang
memiliki ketentuan mengenai gempa bumi mengharuskan perencana meninjau gaya lateral
CW yang biasanya ditentukan secara empiris.
Salah satu peraturan yang paling sering digunakan ialah peraturan dari Structural
Engineers Association of California (SEAOC). Gaya geser dasar (base shear force) yang harus
digunakan adalah
1.5. JENIS BATANG BAJA STRUKTURAL
Batang Tarik
Batang Tarik sering dijumpai sebagai batang pada rangka batang, batang pengaku
pada pelbagai jenis struktur, tumpuan langsung untuk balkon, kabel pada system atap
gantung serta kabel utama dan penggantung pada jembatan pada jembatan gantung yang
menyanggah jalan raya.
Batang Tekan
Oleh karena kekuatan batang tekan merupakan fungsi dari bentuk penampang lintang
(jari – jari inersia), maka luas biasanya disebar sejauh mungkin dalam batas batas praktis.
Balok
Balok adalah batang yang mengalami beban transversal dan paling efisien bila luasnya
disebar sedemikian rupa hingga jaraknya jauh dari garis netral. Penampang balok yang paling
umum ialah penampang sayap lebar (W), dan balok I (S), serta penampang I yang lebih kecil
yang disebut “Profil Campuran” (miscellaneous shape/M).
1.6. STRUKTUR BAJA
Struktur bisa dibagi atas tiga kategori umum : struktur rangka, struktur selaput dan
struktur gantung.
3.1. PENDAHULUAN
Batang Tarik sering dijumpai pada struktur baja sebagai batang structural pada rangka
jembatan dana atap, serta pada struktur rangka batang seperti menara transmisi dan system
pengaku terhadap angin pada gedung bertingkat banyak.
Dalam menerapkan kriteria kekakuan pada batang Tarik, angka kelangsingan terbesar
dari dua sumbu utama harus digunakan.
Dengan k adalah konstanta yang tergantung pada jenis tegangan, kondisi tumpuan
tepi, dan rasio panjang lebar (rasio segi) plat, modulus elastis E, angka Poisson 𝜇, dan rasio
lebar dengan ketebalan b/t.
Secara umum elemen tekan Plat dapat dibedakan atas dua kategori : (1) elemen yang
diperkuat, yakni elemen yang bertumpu pada dua tepi yang sejajar arah tegangan tekan ; dan
(2) elemen yang tidak diperkuat, yakni elemen yang bertumpu pada satu tepi dan bebas di
tepi lain yang sejajar arah tegangan tekan.
Kekuatan batas plat yang sesungguhnya terhadap tekanan bergantung pada banyak
factor yang sama seperti yang mempengaruhi kekuatan kolom keseluruhan, terutama
tegangan residu.
6.16. PERSYARATAN DASAR AISC UNTUK MENCEGAH TEKUK PLAT DALAM PERENCANAAN
TEGANGAN KERJA
Untuk lebih memahami latar belakang AISC, pembaca dipersilahkan melihat
pembahasan stabilitas dan kekuatan plat pada Bab 6.14 dan 6.15. Namun, dalam banyak ha
pembaca cukup mengetahui bahwa hanya komponen seperti sayap, badan, siku dan plat
rangkap (cover plate), yang membentuk penampang kolom dapat tertekuk setempat sebelum
kapasitas maksimum penampang keseluruhan tercapai.
7.1. PENDAHULUAN
Balok umumnya dipandang sebagai batang yang terutama memikul beban gravitasi
transversal, termasuk momen ujung. Balok pada struktur dapat disebut sebagai gelagar
(biasanya balok terpenting dengan jarak antara yang lebar); balok anak (joist/biasanya balok
yang kurang penting dengan jarak antara yang rapat dan sering berbentuk seperti rangka
batang) ; gording ( balok atap yang membentang antara rangka batang); balok dawai
(stringer/balok jembatan longitudinal yang membentang antara balok – balok lantai); rusuk
(girt/balok horizontal pada dinding yang terutama dipakai untuk menahan momen lentur
akibat angina pada sisi bangunan industry; umumnya menyanggah dinding diatas lubang
jendela atau pintu); dan lainnya.
Balok adalah gabungan dari elemen Tarik dan elemen tekan. Konsep batang Tarik dan
tekan sekarang akan digabungkan dalam pembahasan balok.
Harga ini memberikan factor keamanan terhadap pencapaian leleh pertama sebesar
1,67 untuk AISC dan 1,82 untuk AASHTO. Namun, jika leleh pertama diserat terluar tidak
berkaitan langsung dengan kekuatan batas penampang lintang, maka factor keamanan yang
sebenarnya terhadap keruntuhan akan bervariasi tergantung pada besarnya kapasitas batas
yang melampaui leleh pertama.
Spesifikasi AISC mengakui kemampuan kebanyakan balok profil giling (rolled)
mencapai momen plastis; penampang balok seperti ini disebut “penampang terpadu
(compact section),” serta tegangan ijinnya dinaikkan sebesar 10 persen dan 25 persen masing
– masing untuk lentur terhadap sumbu kuat dan lemah.
Metode Perencanaan Pastis
Dalam Metode perencanaan Plastis, beban kerja dikalikan dengan factor beban LF
untuk memperoleh beban atas yang harus dipikul oleh struktur pada keruntuhan Plastis .
Momen baas kemudian ditentukan pada saat runtuh. Pada struktur statis tertentu,
pencapaian momen Plastis pada satu lokasi cukup untuk menimbulkan mekanisme
keruntuhan.
Jadi, pada keadaan runtuh, struktur dapat dianalisis sebagai dua benda tegar (rigid
body) dengan diskontinuitas anguler ditengah bentang.
Menurut AISC, persyaratan stabilitas lateral harus dipenuhi dalam perencanaan plastis
karena hal ini sangat penting bagi metode yang memerlukan pencapaian momen plastis pada
beban batas . Faktor beban yang ditetapkan untuk beban gravitasi adalah 1,70.
Contoh 10.3.1.
Pilihlah Penampang W teringan untuk balok menerus 2 bentang pada Gambar 10.3.1.
dengan perencanaan plastis . pakailah Baja A36. Sokongan samping eksternal diberikan di
ujung – ujung dan ditengah – tengah setiap bentang.