Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya alur pembangunan saat ini, semakin banyak

pula lahan – lahan yang siap dipakai untuk dibangun suatu struktur seperti

gedung, maupun infrastruktur seperti jalan. Dalam pembangunan tersebut

dibutuhkan tanah yang baik untuk mampu mendukung bangunan diatasnya,

sehingga struktur maupun infrastruktur yang kita buat dapat aman dan kokoh di

atas tanah.

Dalam kenyataanya sering dijumpai sifat tanah yang tidak memadai,

misalnya kompresibilitas, permeabilitas, maupun plastisitasnya. Namun tidak

semua kondisi tanah dibumi ini memiliki stabilitas tanah, daya dukung tanah

dan kuat geser tanah yang baik. Banyak lahan yang memiliki tanah lunak

dimana bangunan tidak bisa dibangun dan berdiri diatas tanah lunak tersebut.

Oleh karena itu diperlukan cara – cara untuk memperbaiki tanah yang kurang

baik agar tanah memiliki daya dukung tanah, kuat geser tanah dan stabilitas

tanah yang lebih baik dari sebelumnya sehingga pembangunan struktur maupun

inftastruktur dapat terlaksanakan.

Perbaikan tanah dalam makalah ini membahas tentang perbaikan tanah

dengan menggunakan metode perbaikan tanah secara hidrolis. Ada 2 proses

yaitu preloading (pembebanan awal) dan vertical drain, dimana kedua proses

1
tersebut sama – sama bertujuan untuk mengeluarkan air dari pori – pori tanah.

Biasanya metode ini digunakan pada lapisan tanah lunak ( kuat dukung rendah )

karena disebabkan banyaknya kandungan air di dalam pori – pori tanah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem yang dilakukan untuk memperbaiki tanah agar tanah

memiliki sifat tanah yang lebih baik dengan cara hidrolis?


2. Bagaimana cara pelaksanaan yang bisa dilakukan yang mendukung sistem

dan perhitungan yang telah dibuat dengan cara hidrolis?


1.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk mengetahui

metode perbaikan tanah dengan metode secara hydraulic dan cara – cara apa

saja yang digunakan dalam metode ini.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1. Perbaikan Tanah Secara Hidrolis

Lapisan tanah lunak (kuat dukung rendah) umumnya disebabkan

banyaknya kandungan air yang tertahan dalam tanah, secara sedehana upaya

perbaikan lapisan tanah lunak adalah dengan mengeluarkan air dari pori-pori

tanah, usaha perbaikan tanah dengan cara mengeluarkan air dari pori-pori tanah

disebut perbaikan tanah secara hidrolis.

Perbaikan Tanah merupakan kumpulan upaya-upaya yang dapat

dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering

properties) yang bermutu rendah menjadi material yang layak digunakan

sebagai material konstruksi (mempunyai karakteristik teknis yang lebih baik).

Sehingga dapat mempengaruhi umur dari suatu konstruksi menjadi lebih

lama karena mengganti karakteristik tanah yang tidak memenuhi syarat yang

baik dengan tanah atau material pilihan lebih bagus yang mampu mendukung

atau menerima beban dari suatu konstruksi . Perbaikan tanah dalam makalah ini

membahas tentang perbaikan dengan menggunakan metode perbaikan tanah

hidrolis.

Perbaikan Tanah secara hidrolis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

3
a. Pra pembebanan (preloading)
Pra pembebanan (preloading) merupakan suatu metode perbaikan tanah

dengan cara menempatkan timbunan pada lokasi yang akan di stabilisasi.

Akibat adanya beban timbunan tersebut maka lapisan tanah dibawahnya

akan tertekan sehingga air yang berada di dalam pori – pori tanah akan

terperas keluar (terkonsolidasi) lebih cepat.


b. Preloading tanpa Vertikal drain
mempercepat penurunan dengan cara menambahkan beban sebelum

pelaksanaan konstruksi dengan tujuan untuk menaikkan kuat geser tanah.


c. Dewaterring
mempercepat penurunan dengan cara menurunkan muka air tanah dengan

tujuan menaikkan kuat geser tanah.


d. Drainase vertical
mempercepat proses konsolidasi (primer) dengan cara memperpendek aliran

air keluar dari pori – pori tanah. Prinsip kerja vertical drain mempercepat

penurunan tetapi tidak mengurangi penurunan akhir.


Adapun tujuan Perbaikan Tanah sebagai berikut ini :

a. Menaikkan daya dukung dan kuat geser tanah

b. Menaikkan modulus.

c. Mengurangi kompressibilitas.

d. Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi.

e. Memperkecil pengaruh lingkungan.

Selain itu terdapat Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan metoda

perbaikan tanah :
 Tipe dan tingkat perbaikan tanah yang dibutuhkan.
 Tipe tanah, struktur geologi dan kondisi rembesan.
 Biaya.
 Keberadaan alat dan material serta kualitas pekerjaan diperlukan.

4
 Waktu konstruksi yang tersedia.
 Kemungkinan kerusakan yang terjadi akibat struktur bersangkutan atau polusi

air tanah.
2.2. Metode – metode Perbaikan Tanah Secara Hidrolis

Perbaikan tanah menggunakan metode preloading dan vertikal drain

Jenis – jenis vertical drain antara lain, yaitu :

a. Drainase vertical dari kolom pasir yaitu pemakaian drainase vertikal dari

kolom –kolom pasir untuk mempercepat proses konsolidasi tanah pada

kedalaman yang besar. Tipe drainase ini biasanya disebut denga sand

drain.
b. Drainase vertikal dengan bahan sintesis, bahan ini dipilih karena dapat

mempercepat mengalirkan air dari dalam tanah lunak menuju permukaan

tanah sehingga proses konsolidasi berlangsung lebih cepat. Perbaikan tanah

secara hidrolis lebih efektif dengan mengkombinasikan antara preloading

dengan vertikal drain.

2.3. Pembebanan Awal (Preloading)

Preloading adalah usaha memperbaiki karakteristik teknis deposit yang

lunak (soft clay) dengan jalan memberikan beban awal sementara sebelum

tahap konstruksi. Untuk mempercepat pemampatan, preloading dikombinasikan

dengan pemasangan sand drain (vertical drai ). Dengan pembebanan awal,

tanah akan memampat (terkonsolidasi) sehingga:

1. mengurangi penurunan berlebihan dari konstruksi.

5
2. meningkatkan kepadatan ( e berkurang) sehingga memperbaiki kekuatan

geser tanah.

Prinsip kerja Preloading :

Memberikan beban (surcharge) sebelum pekerjaan konstruksi Surcharge

dihilangkan misalnya tercapai 90% konsolidasi, Beban konstruksi akan

menimbulkan penurunan yang relatif kecil Kuat geser meningkat sebanding

dengan besarnya preloading (Uji TX CU).

Metode Preloading dibagi menjadi 2, yaitu :

 Preloading tanpa PVD

PVD dapat mempercepat waktu konsolidasi dikarenakan PVD dapat

memperpendek jarak pengaliran air pori. Apabila tanpa menggunakan PVD,

waktu konsolidasi tanah lempung lunak. Air pori mengalir ke arah vertikal

sesuai dengan besarnya koefisien konsolidasi vertikal (Cv) sepanjang tebal

lapisan tanah lunak (Hd). Waktu konsolidasi (t) ditentukan oleh besarnya

kuadrat dari tebal lapisan tanah lunak (Hd) dibagi de-ngan koefisien

konsolidasi vertikal (Cv).

Gambar 2.1 Preloading tanpa PVD

 Preloading dengan PVD

6
Pada metoda preloading dengan PVD (prefabri- cated vertical drain),

perbaikan tanah dilakukan dengan cara meletakkan beban (preload) pada

tanah dasar sesuai dengan beban kerja (work load) dan beban konstruksi

(construction load) yang direncanakan. Durasi pembebanan dilaku- kan

sampai konsolidasi tanah dasar mencapai derajat konsolidasi yang

direncanakan. Apabila derajat konsolidasi tanah dasar telah mencapai pada

derajat yang direncanakan maka preload dibongkar dan konstruksi dimulai

pelaksanaan. Perbaikan tanah lempung lunak metoda preloading dengan PVD

merupakan satu sistem perbaikan tanah yang terdiri dari pekerjaan preload,

PVD, horizontal drain dan instrumen geoteknik.

Preload berfungsi untuk memampatkan tanah dasar. PVD berfungsi

untuk mempercepat proses pemampatan tanah. Horizontal drain berfungsi

untuk mengalirkan air pori dari PVD ke arah horisontal ke luar timbungan

preload. Instrumen geoteknik berfungsi untuk memantau proses dan

mengetahui kinerja hasil perbaikan tanah yang telah dilakukan.

Apabila digunakan PVD, waktu konsolidasi tanah lempung lunak. Air

pori mengalir ke arah horisontal sesuai dengan besarnya koefisien konsolidasi

horisontal (Ch) sepanjang setengah dari jarak pemasangan PVD (s). Waktu

konsolidasi (t) ditentukan oleh besarnya kuadrat dari sete- ngah jarak

pemasangan PVD (s) dibagi dengan koefisien konsolidasi horisontal (Ch).

7
Gambar 2.2. Preloading dengan PVD

2.4. Prefabricated Vertical Drain (PVD)

Sering dijumpai dalam perencanaan bahwa preloading masih

memerlukan waktu yang terlalu lama (umumnya lebih dari 1 tahun)

padahal proyek tidak dapat menunggu selama itu. Untuk mempercepat

konsolidasi, digunakan vertical drain. Cara iniditerapkan pada tanah dimana

pemampatan terjadi sebagian besar akibat konsolidasi primer (primary

consolidation).

Vertical drain umumnya berupa tiang-tiang vertikal yang mudah

mengalirkan air (berwujud sand drain/tiang pasir atau dari bahan geosintetis

yang dikenal dengan "wick drain" atau juga dikenal sebagai Prefabricated

Vertical Drain). Tiang-tiang atau lubang-lubang tersebut dipasang di dalam

tanah pada jarak tertentu sedemikian rupa sehingga memperpendek jarak

aliran drainase air pori (drainage path). Waktu yang diperlukan untuk mencapai

derajat konsolidasi tertentu adalah fungsi dari tebal/panjang lapisan aliran

drainase (drainage path), yang akan dibahas lebih lanjut di subbab berikutnya.

Masalah utama dari adanya timbunan tinggi adalah masalah

konsolidasi atau penurunan pada tanah dasar. Untuk mencegah terjadinya hal

tersebut maka perlu adanya perencanaan perbaikan tanah dasar. Penggunaan

8
Vertikal Drain paling cocok atau sesuai untuk perbaikan tanah lempung

kelanauan atau jenis tanah yang compressible.

Untuk mengatasi kelongsoran seperti pekerjaan reklamasi di atas

tanah lempung lunak – sangat lunak, mempercepat konsolidasi maka praktisi

sering menggunakan teknologi PVD (Prefabricated Vertical Drain). Teknologi

ini mempercepat proses konsolidasi dan meningkatkan kuat dukung tanah

sehingga permasalahan kelongsoran dapat dicegah. Kelemahan teknologi

ini, pada kenyataannya penurunan global masih sering terjadi, seperti kasus

di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, ruas-ruas jalan di Jawa sisi utara,

Lamongan, perumahan mewah pantai kapuk Jakarta, Laguna Surabaya. Alat

yang biasanya digunakan untuk membuat lubang drainase dengan PVD ini

bernama 'stitcher', seperti yang dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 2.3. Alat PVD ‘Stitcher’

Gambar 2.4. Pola Pemasangan PVD

2.5. Prinsip kerja kombinasi preloading dan vertikal drain

9
1. Akibat penempatan timbunan preloading, tekanan air pori tanah meningkat.
2. Kelebihan tekanan air pori tanah akan terlepaskan dengan mengalirkan

kearah horizontal radial menuju vertikal drain. Selanjutnya air akan

mengalir kearah vertikal melewati vertikal drain.


3. Setelah mencapai atas air akan mengalir secara horizontal menuju parit.
4. Proses keluarnya air dari pori – pori tanah disebut konsolidasi dan selama

proses konsolidasi, tanah mengalami penurunan konsolidasi.


5. Setelah konsolidasi selesai tanah menjadi lebih stabil dan tidak mengalami

penurunan.
6. Dalam teori, besar penurunan konsolidasi adalah sama, hanya laju

penurunan bisa dibuat lebih cepat.

BAB III
STUDI KASUS

3.1. Permasalahan

Problema utama pembangunan infrastruktur transportasi pada tanah

lempung lunak (soft clay) adalah daya dukung tanah dasarnya yang relatif

rendah dan pemampatan tanah dasarnya yang relatif besar serta berlangsung

relatif lama. Apabila tanpa dilakukan perbaikan pada tanah dasarnya terlebih

dahulu maka infrastruktur transportasi yang dibangun berpotensi akan

mengalami kerusakan sebelum mencapai umur yang direncanakan. Untuk

menanggulangi problema tersebut salah satu dari beberapa alternatif yang bisa

dilakukan adalah melakukan perbaikan tanah dasar metoda preloading dengan

penggunaan prefabricated vertical drain (PVD). Makalah ini menguraikan

10
prinsip- prinsip dasar perbaikan tanah lempung lunak metoda preloading

dengan penggunaan PVD dan beberapa contoh aplikasinya pada pembangunan

infrastruktur transportasi di Pulau Kalimantan. Diberikan juga contoh aplikasi

perbaikan tanah lempung lunak metoda preloading dengan penggunaan PVD

yang menerapkan sistem kontrak berbasis kinerja (performance based

contract).

3.2. Peran Tanah Terhadap Bangunan

Tanah memiliki 3 (tiga) peran utama pada bangunan infrastruktur

transportasi, yaitu sebagai pendukung, bahan dan beban bangunan infrastruktur

transportasi. Sebagai peran pendukung, tanah harus mempunyai daya dukung

yang mampu mendukung bangunan infrastruktur transportasi yang berada di

atasnya. Apabila tanah mengalami pemampatan maka penurunan bangunan

yang diakibatkannya tidak menyebabkan bangunan infrastruktur transportasi

rusak.

Gambar 3.1. Peran Tanah Pada Bangunan

11
Gambar 3.2. Syarat tanah pendukung bangunan

3.3. Perencanaan Pekerjaan Timbunan Preload


Salah satu hal penting yang menentukan keber- hasilan metoda

preloading dengan PVD adalah dalam hal perencanaan timbunan preload. Pre-

load harus direncanakan sesuai dengan beban konstruksi (construction load)

dan beban kerja (work load) yang akan berada di atas tanah dasar. Output hasil

perencanaan preload berupa data berat jenis () dan tinggi timbunan preload.

Gambar 3.3. Perencanaan Timbunan Preload

3.4. Perencanaan PVD

PVD (prefabricated vertical drain) merupakan salah satu produk

geosintetik (geosynthetics products) yang berfungsi sebagai pengalir air

(drainage). PVD merupakan material komposit yang terdiri dari inti (core) dan

penyaring (filter). Fungsi PVD pada pekerjaan perbaikan tanah lempung lunak

metoda preloading dengan peng- gunaan PVD adalah untuk mempercepat

waktu proses konsolidasi.

12
Gambar 3.4. Material PVD

Gambar 3.5. Fungsi PVD

3.5. Pemasangan PVD


Material PVD yang lentur dapat dimasukkan ke dalam tanah dengan

mengguna- kan selongsong besi (mandrel) yang dipancang- kan ke dalam tanah

dengan menggunakan alat berat. Agar PVD dapat tertinggal di dalam tanah

digunakan sepatu pelat (anchor plate) yang di- pasang pada ujung bawah

material PVD.

Gambar 3.6. Pemasangan PVD

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/21320876/KOMBINASI-PRELOADING-DAN-

PENGGUNAAN-PRE-FABRICATED-VERTICAL-DRAINS

https://www.scribd.com/doc/181875298/makalah-perbaikan-tanah-docx

https://www.scribd.com/document/239766413/tugas-metode-perbaikan-tanah

14

Anda mungkin juga menyukai