Khilafah merupakan suatu kepemimpinan yang berdasarkan syariat Islam dan
dipimpin oleh seorang khalifah. Sehingga, khilafah merupakan suatu sistem politik dan pemerintahan Islam yang meneruskan sistem pemerintahan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan khalifah merupakan pemimpin umat Islam yang juga dikenal dengan sebutan Khalifatul Muslimin. Dalam kepemimpinan khilafah, sistem politik dan pemerintahan Islam dipraktekkan secara menyeluruh sehingga seluruh undang-undang negara didasari oleh Al- Quran dan hadits. Seorang khalifah merupakan pemimpin tertinggi umat Islam, maka terdapat syarat dan kriteria bagi seseorang yang ingin menjadi khalifah yang didasarkan oleh Al-Quran, Sunnah Nabi Muhammad SAW, serta praktek sahabat-shabat Rasulullah, terutama Khulafaur Rasyidin. Khulafaurrasyidin atau yang juga dikenal sebagai Khalifah Ar-Rasyidin merupakan empat orang khalifah pertama agama Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, serta Ali bin Abi Thalib. Al-Quran dan hadits merupakan sumber hukum yang saling melengkapi dan menyempurnakan, dimana suatu kepemimpinan Islam harus lah didasari oleh Al-Quran dan hadits. Sehingga setiap persoalan harus lah dikembalikan kepada Al-Quran dan hadits karena keduanya berperan sebagai sumber-sumber hukum. Seperti yang dijelaskan dalam Surat Al- Maidah ayat 48 Allah Berfirman, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,” maka kita harus selalu mendasari segala hal kembali ke Al-Quran karena Al-Quran membawa kebenaran. Selain dalam ayat tersebut juga dijelaskan, “Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” Sungguh jelas dalam ayat tersebut dikatakan bahwa segala keputusan harus dijalankan berdasarkan apa yang Allah SWT telah turunkan, yaitu Al-Quran, dimana telah diberikan aturan yang mengatur yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, sudah seharusnya Al- Quran dan hadits dijadikan sumber atas hukum suatu kepemimpinan Islam sesuai perintah Allah SWT. Tauhid merupakan konsep dalam Islam yang menyatakan keesaan Allah SWT, sehingga segala hal dan persoalan selalu dikembalikan kepada-Nya, satu-satunya Tuhan Semesta Alam. Konsep tauhid ini merupakan dasar bagi suatu kepemimpinan Islam yang baik, karena dasar dan tujuan utamanya yaitu untuk mengesakan Allah SWT. Islam mengajak seluruh umatnya untuk sama-sama menuju dan mencapai suatu kesatuan yang didasari oleh prinsip tauhid ini untuk dapat membentuk kepemimpinan. Sehingga dengan menjadikan konsep tauhid sebagai dasar kepemimpinan, maka segala aturan dan hukumnya akan mengikuti apa yang telah diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT, karena segala persoalan harus diselesaikan sesuai dengan konsep tauhid tersebut, dimana kita mengesakan Allah SWT. Apabila kita membangingkan kepemimpinan Islam dengan kepemimpinan konvensional atau sekuler, tentunya terdapat perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas. Sekularisme sendiri merupakan suatu ideologi yang menyatakan bahwa suatu negara harus berdiri terpisah dari agama, sehingga seakan-akan agama merupakan hal yang tidak penting karena tidak dapat ikut serta dalam mengatur kepemimpinan negara tersebut. Prinsip sekularsisme sangat bertentangan dengan tujuan utama Allah SWT menciptakan manusia yaitu untuk beribadah kepada-Nya, seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran. Karena kepemimpinan sekularisme sama sekali tidak mementingkan agama, sehingga sikap pemimpinnya terhadap prinsip kepemimpinan Islam sangat lah menolak dan anti. Berbeda dengan kepemimpinan Islam yang segala hukum dan peraturannya didasari oleh Al-Quran dan hadits, kepemimpinan sekuler didasari oleh hawa nafsu, dimana para pemimpinnya hanya mementingkan kepentingan duniawi. Bahkan dalam buku yang ditulis Dr. Salman Al ‘Audah yang berjudul Islam and Secularism, beliau menyamakan sekularisme sebagai Jahiliyah dan kemusyrikan. Setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, maka dalam konteks individual, memiliki jiwa kepemimpinan yang didasari syariat Islam juga merupakan hal yang penting. Sebagai seorang individual muslim, sudah seharusnya kita memimpin diri kita menuju jalan yang benar dengan selalu menjadikan Al-Quran dan hadits sebagai pedoman kita serta selalu menjalankan perintah Allah SWT untuk beribadah dan menjauhi segala larangan-Nya. Segala persoalan dalam hidup kita harus selalu dikembalikan lagi kepada Al-Quran dan hadits sehingga kita tahu apakah hal yang kita lakukan merupakan hal yang benar atau tidak. Untuk dapat mengaktualisasikan nilai khilafah dalam konteks interaksi kehidupan sehari-hari, tentu dalam Islam pun telah diberikan aturan bagi kita bagaimana cara berinteraksi yang benar sesuai dengan Al-Quran dan hadits dengan sesame makhluk Allah SWT. Maka dari itu, untuk dapat mengaplikasikan konsep tersebut kedalam kehidupan sehari- hari, sudah seharusnya kita selalu memperdalam pengetahuan kita mengenai hukum dan peraturan dalam Islam sehingga kemudian kita dapat menjalankannya. Selain itu, kita juga hasru memiliki pendirian yang kuat dan kepercayaan yang teguh akan nilai khilafah tersebut, sehingga dengan begitu kita akan dengan mudah dapat mengaktualisasikan nilai khilafah dalam berinteraksi di kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya dalam Al-Quran, Allah SWT telah memperintahkan kita untuk selalu melakukan kebaikan, maka kehidupan sehari-hari kita harus mengacu terhadap hal tersebut, dimana kita harus selalu berbuat baik kepada sesama makhluk Allah dan menjadikannya sebagai landasan bagi kehidpuan sehari-hari kita.