8 - Sulardjaka UNDIP PDF
8 - Sulardjaka UNDIP PDF
Abstract
Fly ash is a lightweight coal combustion by-product (CCB) separated from the exhaust
gases of coal-fired thermal power plants using electrostatic or mechanical precipitators.
The addition of fly ash reinforcement into aluminum alloys has the potential to increase
wear resistance and reduce the cost while improving other physical and mechanical
properties of metal matrix composites (MMCs).
The effect of fly ash on wear resistance of aluminum MMCs in cast iron disk has been
investigated. Aluminum based metal matrix composite contain 0%, 5%, 10% and 15%
weight percentage of fly ash particles were synthesized using stir-cast method. Wear
resistance MMCs on cast iron disk were tested on pin on disc wear testing machine based
ASTM G 99-95a. The test have been conducted on room temperature and high
temperatures. Wear resistance increases with the increase of fly ash particles.
1. Pendahuluan
Batu bara merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif non-BBM yang akan
digunakan di industri. Saat ini batu bara sudah banyak digunakan di pusat pembangkit
tenaga listrik maupun pabrik semen. Penggunaan batu bara sebagai sumber energi
memiliki kelebihan karena ketersediaannya yang melimpah. Namun penggunaan bahan
bakar batu bara sebagai sumber energi juga memiliki akibat negatif yang harus dicari jalan
keluarnya. Salah satu permasalahan dalam penggunaan batu bara sebagai sumber energi
adalah adanya sampah hasil pembakaran batu bara.
Proses pembakaran batu bara menghasilkan limbah pembakaran batu bara yang
terdiri dari abu terbang (fly ash) dan abu bawah (bottom ash). Limbah tersebut paling
banyak berupa abu terbang (fly ash). Abu terbang merupakan abu yang tertangkap oleh
electrostatic precipitator pada saat gas sisa hasil pembakaran dikeluarkan melalui
cerobong. Butiran abu terbang memiliki ukuran diameter 1 μm – 1 mm, dengan berat jenis
berkisar antara 2,1 g/cm3 – 2,7 g/cm3. Komponen utama dari batu terbang antara lain :
silika, alumina, oksida besi, kalsium dan karbon. Kandungan utama abu terbang dari PLTU
Suralaya adalah sebagai berikut : SiO2 (35,64 %), Al2O3 (24,58 %), Fe2O3 (6,24 %), CaO
(4,36 %) dan unsur-unsur lain seperti : MgO, SO3, Na2O [1]. Sampah hasil pembakaran
batu bara ini biasanya ditimbun di tempat pembuangan.
Di Amerika Serikat sampah fly ash yang dibuang ke tempat pembuangan mencapai
50 juta ton pertahun. Sampah abu terbang dari PLTU Suralaya yang harus dibuang ke
lahan penimbunan mencapai 70571 ton pertahun [2]. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 40
% yang bisa dijual atau dimanfaatkan dan sisanya dibuang ke tempat pembuangan limbah.
Penggunaan batu bara di industri-industri akan mengakibatkan masalah pembuangan
limbah abu terbang, karena diperlukan lahan untuk pembuangan limbah abu terbang
tersebut.
Untuk mengurangi pembuangan limbah fly ash ke lingkungan, penelitian tentang
pemanfaatan limbah fly ash banyak dilakukan. Pada penelitian tersebut, fly ash digunakan
sebagai campuran semen [2,3,4,5], campuran plastik [5] dan bahan penguat pada metal
Sugeng Tirta Atmadja, Sulardjaka, Uji Keausan Bahan Komposit Aluminium Fly Ash...
matrix composites [6]. Penambahan fly ash pada MMCs berpengaruh terhadap sifat fisis
dan mekanis MMCs. Penelitian ini meneliti pengaruh penambahan fly ash terhadap
ketahanan aus bahan komposit Aluminium-fly ash (ALFA).
2. Tinjauan Pustaka
Salah satu pemanfaatan limbah abu terbang adalah sebagai campuran pengganti
semen pada pembuatan beton. Limbah abu terbang dapat mengurangi penggunaan semen
pada campuran beton hingga mencapai 20 % [3,2]. Namun penggunaan limbah abu terbang
sebagai pengganti semen hanya dapat menyerap limbah tersebut sekitar 30% s/d 40%,
sehingga lebih dari 60 % dari limbah abu terbang tersebut dibuang ke tempat pembuangan.
Keterbatasan penggunaan limbah batu bara sebagai pengganti semen, dikarenakan nilai
ekonomisnya yang rendah. Untuk lokasi yang jauh dari tempat pembuangan limbah,
pemanfaatan ini sudah tidak ekonomis lagi [4, 5]. Untuk mengurangi penimbunan limbah
abu terbang, penelitian banyak dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomis pemanfaatan
limbah abu terbang tersebut. Salah satu diantaranya sebagai material penguat pada
Aluminium untuk membuat metal matrix composite[6].
Bahan komposit Aluminium-fly ash (ALFA) telah berhasil dikembangkan dengan
menggunakan metode pressure infiltration [7]. Penelitian ini menghasilkan bahan
komposit ALFA yang memiliki densitas lebih rendah jika dibandingkan dengan densitas
aluminium. Penambahan abu terbang batu bara dapat menurunkan koefisien ekspansi
termal bahan, sehingga bahan ini menjanjikan untuk diteliti lebih lanjut dan diaplikasikan
secara komersiil [8]. Analisis termodinamik menunjukkan bahwa terjadi reaksi kimia
antara aluminium cair dengan partikel abu terbang batu bara. Partikel yang terdiri dari :
alumina (Al2O3), silika (SiO2) dan oksida besi (Fe2O3) pada saat proses solidifikasi atau
selama temperatur penahanan mengalami reaksi reduksi kimia. Kandungan abu terbang
tersebut bereaksi dengan aluminium cair membentuk silikon, alumina dan besi [9]. Fasa
yang terbentuk akibat ikatan silikon dengan aluminium mengakibatkan penurunan
koefisien ekspansi termal. Hasil karakterisasi yang dilakukan dengan TEM dapat
disimpulkan bahwa terjadi reaksi oxy-redox antara Al dan unsur-unsur abu terbang seperti :
SiO2, Fe2O3 dan mullite [10].
Keausan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terlepasnya suatu material dari
permukaan padat akibat interaksi mekanis, dimana pengaruh dari kedua interaksi tersebut
dapat berakibat fatal terutama terjadinya keausan komponen mesin. Secara garis besar
keausan dibedakan menjadi empat macam, yaitu keausan adhesi, keausan abrasif, keausan
korosi dan keausan lelah pada permukaan. Keausan secara umum dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan, seperti misalnya temperatur akan meningkat seiring
bertambahnya kecepatan dan pembebanan. Temperatur akan mempengaruhi kekerasan dari
material tersebut. Ada dua cara bagaimana material MMC dapat terabrasi. Yang pertama,
material reinforcementnya dapat langsung tertarik keluar dari matrixnya sehingga
reinforcementnya tidak akan berpengaruh banyak terhadap ketahanan aus dari MMC. Yang
kedua, material reinforcementnya melekat sempurna dalam material matrixnya sehingga
akan ikut terabrasi secara kontinyu [11]. Permodelan abrasi pada bahan MMC ditunjukkan
pada Gambar 1 berikut.
67
Media Teknika Vol. 7 No. 1, Juni 2007: 66 – 72
3. Metode Penelitian
Bahan aluminium yang dipakai adalah bahan aluminium seri 1100 sedangkan bahan
fly ash diambil dari PLTU Suralaya. Metode untuk pembuatan particle reinforced
alumunium matrix composite adalah dengan metode stir casting. Pada proses stir casting,
bahan logam dicairkan dan pengaturan temperatur cairan dilakukan dengan menggunakan
thermocontroller, lalu dimasukkan fly ash. Kemudian campuran tersebut diaduk dengan
menggunakan blade pada suhu 720oC selama kurang lebih 10 menit, putaran blade 600
rpm. Penggunaan blade dimaksudkan untuk pencapaian penyebaran fly ash pada
alumunium cair akibat vortex yang terbentuk. Alat stirring casting ditunjukkan pada
Gambar 2.
Selain uji keausan, pada bahan komposit ALFA juga dilakukan uji kekerasan dan uji
densitas. Uji kekerasan dilakukan dengan metode Brinel sedang uji densitas dilakukan
dengan metode Archimedes. Pengujian keausan dilakukan dengan metode pin-on-disk.
Disk dibuat dari besi cor yang telah dimodifikasi dan ditambahkan dengan heater sebagai
sumber panas permukaan disk. Sebelum dilakukan pengujian, permukaan spesimen uji dan
disk diamplas menggunakan kertas amplas ukuran 2000 CW. Pengujian keausan dengan
menggunakan metode pengujian pin on disk, sesuai dengan ASTM G 99-95a dengan
spesimen berbentuk cylindrical pin. Gambar skema uji keausan ditunjukkan pada Gambar
3.
68
Sugeng Tirta Atmadja, Sulardjaka, Uji Keausan Bahan Komposit Aluminium Fly Ash...
Hasil uji pengaruh penambahan fly ash terhadap keausan ditunjukkasn pada Gambar
4. Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa penambahan fly ash yang semakin
meningkat akan meningkatkan ketahanan aus dari aluminium. Hal tersebut sesuai dengan
pengujian pada uji kekerasan bahwa penambahan bahan fly ash meningkatkan kekerasan
69
Media Teknika Vol. 7 No. 1, Juni 2007: 66 – 72
bahan komposit ALFA, sedangkan untuk penambahan beban dan panjang lintasan pada
pengujian akan meningkatkan keausan aluminium-fly ash (Gambar 5 dan Gambar 6). Hal
ini dapat disebabkan karena partikel-partikel yang terlepas dari permukaan material yang
bergesekan mempunyai kekerasan yang jauh lebih tinggi, sehingga dapat menyebabkan
keausan abrasif. Dengan semakin bertambahnya panjang lintasan maka partikel-partikel
abrasif yang terbentuk tadi semakin banyak sehingga mengakibatkan bertambahnya laju
keausan.
0,00025
0,0002
Massa hilang (g/menit)
0,00015
0,0001
0,00005 0 % FA
5 %FA
10 %FA
15 %FA
0
312,15 624,3 936,45 1248,6 1560,75 1872,9
Panjang lintasan (m)
0,00045
0,0004
0,00035
Massa hilang (g/menit)
0,0003
0,00025
0,0002
0,00015
0,0001 0 %FA
5 %FA
0,00005 10 %FA
15 %FA
0
297,6 479 671 934,5
Beban (g)
70
Sugeng Tirta Atmadja, Sulardjaka, Uji Keausan Bahan Komposit Aluminium Fly Ash...
0,0016
0,0014
0,001
0,0008
0,0006
0 %FA
0,0004
5 %FA
0,0002 AlSi
0
50 100 150 200
Temperatur (C)
0,0007
0,0006
Massa hilang (g/menit)
0,0005
0,0004
0,0003
0,0002 0 %FA
5 %FA
0,0001 AlSi
0
297,6 479 671 934,5
Beban (g)
5. Kesimpulan
Dari analisis data hasil pengujian keausan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin bertambah panjang lintasannya maka semakin bertambah pula keausannya.
2. Penambahan fly ash meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus bahan komposit
ALFA.
71
Media Teknika Vol. 7 No. 1, Juni 2007: 66 – 72
3. Temperatur lingkungan berpengaruh terhadap laju keausan suatu material, hal ini
dikarenakan temperatur mempengaruhi kekerasan suatu material.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sulardjaka, A. Suprihanto dan E. Priyatna, 2005, Pengaruh Penambahan Fly Ash
terhadap Sifat Mekanis Bahan Komposit Aluminium Fly Ash, UNDIP 2005.
[2] Sulardjaka, Satyagraha, U, Ismawan, H., 2004, Pengaruh Penambahan Abu Terbang
Batubara terhadap Karakteristik Mekanik Glass Fiber Reinforced Mortar. Jurusan
Teknik Mesin UNDIP.
[3] Butalia, T.S. dan Wolfe, W.E., 2001, Utilization of Ohio Coal Combustion Products,
Proceeding 2001 International Ash Utilization Symposium, University of Kentucky,
paper #75.
[4] Swan, C., Brown, D., Levine, S., dan Zabel, J., 1999, Opti,ization and Economic
Eveluation of Coal Fly Ash Reuse in New Synthetic Lightweight Aggregates,
Proceeding 1999 International Ash Utilization Symposium, University of Kentucky,
paper #51.
[5] Hwang, J.Y. ,1999, Beneficial Use of Fly Ash, Research report sponsored by the. U.S.
Department of Energy’s, Michigan Technological University.
[6] Rothagi, P.K, 1994, Aluminum Alloy – Fly Ash Composite (Ashalloy) – Future
Foundry Products for Automotive Applications, Alum. Alloys. Pap. Int. Conf.
Atlanta, Georgia.
[7] Rothagi, P.K, 1996, Infiltration Processing and Mechanical Properties of Metal – Fly
Ash Composite, Process. Prep. Appl. Cost Met. Matrix Compos. Proc. Symp.,
Minerals, Metals & Materials Society, Warrendale, P.A.
[8] Rothagi, P.K., 1998, Thermal Expansion of Aluminum-Fly Ash Composites, Proc.
Am. Power. Conf.
[9] Guo, R.Q. dan Rohatgi, P.K., 1998, Chemical Reaction between Aluminum and Fly
Ash during Synthesis and Reheating of Al-Fly Ash Composite, Metalurgical and
Materials Transactions B, Vol. 29B, June 1998.
[10] Sobczak, N., Sobczak, J., Morgiel, J. dan Stobierski, L., 2003, TEM Charactezation of
The Reaction Products in Aluminium-Fly Ash Couples, Materials Chemistry and
Physics, Vol. 81, Issues 2 – 3, pp : 296 – 300.
[11] Ernest Rabinowicz, Friction And Wear Of Materials, John Willey & Sons, Second
Edition, 1995.
[12] Gun Y. Lee, C. K. H. Dharan, dan R. O. Ritchie, A Physically-Based Abrasive Wear
Model for Composite Materials.
72