PERAWATAN DIRI
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Dewi Nur Oktaviana ( 108116039)
2. Myelinda Ariyanti ( 108116047)
3. Anis Isfatun Khoiriyyah ( 108116055)
4. Ayu Safitri ( 108116063)
Selanjutnya, penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yang
telah memberikan semangat, motivasi, dan selalu mendoakan penulis dalam
menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Rully
Andika, S.Kep., MAN selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa II
yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, mendukung, mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Disadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dari segi penyusunan
kalimat maupun bahasanya. untuk itu diharapkan apabila ada kesalahan atau
ketidaksesuaian bahasa dalam penulisan ini diharapkan koreksi yang konstruktif dari
penyempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011, yang di
kutip dari Ikrar (2012), penderita gangguan jiwa berat telah menempati tingkat
yang luar biasa. Lebih 24 juta mengalami gangguan jiwa berat. Jumlah penderita
gangguan jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es di lautan, yang kelihatannya
hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak lagi yang belum terlacak. Menurut
data dari Departemen Kesehatan tahun 2007, kasus gangguan jiwa di Indonesia
yaitu 11,6% dari seluruh penduduk Indonesia (19,6 jt orang dari 241 jt). Pada
laporan riset kesehatan dasar tahun 2007, ditemukan bahwa sebanyak 11,6%
individu yang berumur 15 tahun keatas melaporkan bahwa mereka memiliki
gangguan emosional (Dimyati, 2010). Widowati (2013) mengungkapkan bahwa
tekanan hidup diduga membuat semakin banyak orang depresi dan gila.
Setidaknya saat ini yang terdata saja di Jawa Tengah terdapat 30.000 orang
yang mengidap gangguan jiwa. Dari angka tersebut, hanya 20.000 orang yang
mendapat perawatan intensif di rumah sakit kejiwaan.. Penderita gangguan jiwa di
wilayah Surakarta berdasarkan data yang penulis dapat dari studi kasus yang
dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama 3 bulan terakhir, telah di
peroleh data tentang jumlah penderita gangguan jiwa dengan masalah defisit
perawatan diri sejumlah 992 orang. Sedangkan untuk jumlah penderita defisit
perawatan diri di bangsal Amarta selama 1 bulan terakhir sebanyak 262 orang.
B. Rumusan Masalah
1. apa definisi dari perawatan diri ?
2. apa saja jenis-jenis dari perawatan diri ?
3. Bagaimana etiologi atau penyebab dari defisit perawatan diri ?
4. Apa saja tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan defisit perawatan
diri ?
5. Bagaimana mekanisme koping pada klien dengan defisit perawatan diri ?
6. Bagaimana rentang Respon Kognitif pada klien dengan defisit perawatan
diri ?
7. Bagaimana pohon masalah pada klien dengan defisit perawatan diri ?
8. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan defisit
perawatan diri ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar pembaca dapat memahami tentang :
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
untuk berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stress (Ade, 2011)
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar
mandi yang dekat dan tertutup.
G. Pohon Masalah
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
H. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :
Kurang Perawatan Diri : – Kebersihan diri – Berdandan – Makan - BAB/BAK
Latihan 1: Percakapan saat melakukan pengkajian pada pasien dengan kurang
perawatan diri : kebersihan diri
Orientasi :
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana kalau saat ini
kita mendiskusikan tentang kegiatan Tina sehari-hari 15 menit disini, bagaimana
Tin?”
Kerja :
a. Pengkajian Kebersihan diri
“Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Apakah Tina sudah mandi hari ini?
Menurut Tina apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Tina sehingga tidak bisa
merawat diri ? Menurut Tina apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti apa?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tina
yang bisa muncul ?”
b. Pengkajian Berdandan untuk pasien wanita
“Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina
menyisir rambut ? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan ?”
c. Pengkajian Berdandan untuk pasien laki-laki
“Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”
d. Pengkajian Makan
“Berapa kali makan sehari? Apa saja persiapan makan? Di mana tempat kita
makan? Bagaimana cara makan yang baik? Apa yang dilakukan sebelum
makan ? Apa pula yang dilakukan setelah makan?”
e. Pengkajian kemampuan BAB/BAK
“Di mana biasanya Tina berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”
Terminasi :
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi ?
Setengah jam lagi kita akan mendiskusikan tentang cara-cara merawat diri
sekaligus Tina mempraktekkannya. Bagaimana Tina? Setuju?”
(Perawat menyiapkan alat kebersihan diri yang akan digunakan)
A. Simpulan
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Rentang respon defisit
perawatan diri : pola perawatan diri seimbang, kadang perawatan diri kadang tidak,
tidak melakukan perawatan diri. Jenis-jenis perawatan diri : kurang perawatan diri
: mandi/kebersihan, pakaian/berhias, makan, toileting. Menurut Tarwoto dan
Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan
penurunan kesadaran. Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi
menjadi 2 (Stuart & Sundeen, 2000) yaitu mekanisme koping adaptif dan
mekanisme koping maladaptif.
B. Saran
Klien diharapkan dalam mengikuti program penyembuhan yang direncanakan
oleh dokter dan perawat mau dan mampu untuk mengikuti guna kesembuhan klien.
Keluarga nantinya mampu memberikan motivasi dan semangat kepada klien untuk
mengembalikan kepercayaan diri baik di rumah maupun di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :
Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan
Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC
http://zieshila.wordpress.com/ibu-dan-anak/asuhan-keperawatan-pasien-defisit-
perawatan-diri/