Disusin Oleh :
1.1. Tujuan
Tujuan dari kuliah lapangan ke TPA Benowo dan super depo suterejo (TPS 3R) adalah
untuk mengetahui keadaan lokasi, mengetahui sistem kerja, mengetahui proses pengolahan
sampah, serta mengetahui sistem pengolahan lindi yang dihasilkan di TPA Benowo.
BAB 2 GAMBARAN UMUM
Kuliah lapangan dengan agenda kunjungan ke TPA Benowo dan Super Depo Suterejo dan
Rumah Kompos Bratang dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Sabtu, 24 Maret 2018
Waktu : 09.00 – 16.00 WIB
Adapun peserta dari kuliah lapangan sendiri merupakan mahasiswa MTL, Magister
Teknik Lingkungan.
Pengolahan sampah di TPA Benowo dikelola oleh PT. Sumber Organik sejak Oktober
2012. Untuk pengelolaannya tetap bekerja sama dengan pemerintah kota Surabaya. Adapun
sampah yang masuk ke TPA Benowo harus melalui jembatan timbang dengan pertanggung
jawaban dari SI (Surveyor Indonesia). Pada tahun 2015, TPA Benowo bekerja sama dengan PLN
(Perusahaan Listrik Negara) serta Pemerintah Kota Surabaya pada konversi sampah menjadi
energi listrik (waste to energy).
Saat ini, TPA Benowo menerima sekitar 1600 ton sampah setiap hari. Sampah itu
dimanfaatkan untuk Proyek Landfill Gas Powerplant yang menghasilkan kapasitas listrik 2
Mega Watt per hari. Dimana 1,65 Mega Watt-nya terhubung langsung dengan PLN untuk
keperluan masyarakat. layout TPA Benowo dapat dilihat pada gambar
Hal utama yang perlu diperhatikan untuk TPA yakni bagaimana mengurangi bau serta
penanganan lindi. Untuk mengurangi bau, TPA Benowo melakukan penutupan sampah setiap
hari yang terdiri dari tiga sistem penutupan : memakai cover soil di bagian bawah dan samping,
gas membran HDPE, setiap malam ditutup dengan terpal. Terkait penanganan lindi yakni
menggunakan Advance Oxidation Process (ADP) menggunakan teknologi nanofilter untuk tahap
akhirnya.
Sampah yang masuk ke TPA Benowo harus berada dalam sistem Pemerintah Kota
Surabaya. Terdapat sistem barcode pada setiap kendaraan yang masuk ke TPA Benowo. Dari
segi recruitmen, pegawai TPA Benowo sebagian besar adalah masyarakat sekitar TPA Benowo
sendiri sehingga mereka dapat benar-benar turut serta membantu, merawat, serta mengontrol
TPA Benowo sendiri guna kepentingan masyarakat luas.
Manajemen aset TPA Benowo yakni Build Operate Transfer (BOT), dimana segala
investasi setelah 20 tahun akan menjadi milik pemerintah. Untuk pembiayaan Advance Oxidation
Process (ADP) sendiri tinggi, tetapi efisien untuk mengolah lindi. Monitoring TPA Benowo
dilakukan setiap bulan kepada Pemerintah Kota Surabaya, per 6 bulan dan juga per tahun. Untuk
penanganan sampah yang tercampur limbah B3, di TPA Benowo terdapat Tempat Penampungan
Sementara (TPS) B3 khusus oli yang dihasilkan dari operasional TPA.
Super Depo Sutorejo dibangun diatas lahan seluas 1.400 meter persegi dengan biaya Rp.
3 miliar. Dalam sehari volume sampah yang masuk di TPS Sutorejo 12 ton hingga 14 ton
dimusim kemarau. Sementara di musim hujan antara 14 ton hingga 20 ton. Terletak di
Kecamatan Mulyorejo, Kelurahan Dukuh Sutorejo, Super Depo Sutorejo ini melayani 2
kelurahan, yaitu Kelurahan Dukuh Sutorejo dengan jumlah 9 RW dan memiliki sebanyak 4253
KK serta Kelurahan Kalisari dengan jumlah 8 RW dan terdiri dari 4311 KK. Sudah beroprasi
sejak satu Mei 2016
Gambar 3. Super Depo Suterejo (TPS 3R)
Di awal tahun 2013 sampah yang masuk di Super Depo Suterejo hanya mencapai 73 ton
dan berangsur meningkat sampai dengan akhir tahun 2013 menjadi 142 ton perbulan kemudian
dari pemilahan sampah tersebut 40% dipilah menjadi sampah organik, 7% menjadi sampah
anorganik dan 53% menjadi sampah lain-lain (yang masuk ke TPA). Kemudian pada tahun 2014
sampah yang masuk di Super Depo Suterejo meningkat menjadi 250 ton sampai dengan 300 ton
perbulan, hal inilah yang membuat hasil pemilahan sampah di Super Depo Suterejo sangat
meningkat, Super Depo Suterejo dapat mengolah sampah organik sebanyak 100 ton perbulan dan
sampah anorganik sebanyak 20 ton perbulannya, dengan pengolahan sampah yang maksimal di
Super Depo Suterejo volume sampah yang masuk ke TPA berkurang sebanyak 50%, maka dari
itu Super Depo Suterejo dianggap suatu program kerjasama green sister city Surabaya dan
Kitakyushu yang berhasil dalam tujuan Pemerintah Kota Surabaya untuk mengurangi
permasalahan sampah.
BAB 3 PEMBAHASAN
Sampah yang berasal dari masyarakat (rumah tangga dan sebagainya) di kumpulkan di
Tempat pengumpulan sampah sementara di setiap RT serta titik-titik di kota surabaya. Dari TPS
petugas kebersihan dan pertamanan kota surabaya mengangkut sampah tersebut menuju TPA
Benowo. Setiap mobil angkutan pemerintah memiliki ID barcode yang berbeda-beda.
Mobil pengangkut sampah yang telah diidentifikasi oleh pengangkut sampah kemudian
dilakukan penimbangan di area masuk TPA Benowo. Penimbangan ini dilakukan 2 kali, yaitu
ketika mobil dalam keadaan penuh serta dalam keadaan kosong. Sampah yang memiliki kadar
organik yang lebih tinggi ditempatkan di temat khusus untuk dimantaafkan dalam proses
pembuatan biogas, sedangkan sampah yang lebih tinggi kadar annorganik di tempatkan di tempat
yang berbeda. Untuk mengetahui tingkat kadar organik petugas melihat dari sumber sampah
yang diambil sbegai contoh area pasar serta perumahan yang cenderung zat organik lebih tinggi.
Sedangkan area industri area pertokoan lebih sedikit.
Hanya mobil yang terverifikasi (mempunyai ID barcode) yang bisa membuang sampah di
TPA benowo, dengan barcode tersebut akan terdata waktu pengiriman sampah ke TPA, berat,
serta nomor polisi mobil pengangkut, sehingga mempermudah dalam proses pengarsipan data.
Total sampah kota surabaya yang dibuang ke TPA Benowo mencapai 1500 ton – 1700 ton setiap
hari.
PT. Sumber Organik memanfaatkan metana yang telah terbentuk dengan membuat
sumur-sumur yanng memiliki kandungan gas yang cukup besar. Selanjutnya sumur-sumur
disambungkan pipa untuk mengalirkan gas menuju fuel skid. Fuel skid berfungsi sebagai
pemisahan gas, sehingga hanya gas metana saja yang bisa melewati dan di teruskan menuju
generator penghasil listrik.
Dalam konversi gas ke listrik hal utama yang harus diperhatikan adalah mengkondisikan
gas metana stabil dan tetap kontinue. Sehingga perlu dilakukan perencanaan dalam pemanenan
setiap area tibunan sampah. Timbunan sampah yang telah mencapai umur 3 bulan dapat
dipersiapkan untuk dilakukan pemanenan gas metana.
Listrik yang dihasilkan dari konversi gas TPA berkapasitas 2 MW (megawatt), dengan
Kondisi stabil gas sebesar 1,8 MW. Tahun 2015 PT. Sumber Organik bekerjasama dengan PLN
untuk memberikan pasokan listrik sebesar 1,6 MW. Rencana pengembangan kedepan
pengolahan TPA Benowo akan menaikkan nilai kerjasama dengan PLN setelah beroprasinya
sisetem pengolahan gasifikasi.
Gambar 5. Mesin perubah gas menjadi listrik
1. Penimbangan
Sampah yang masuk dibawa menggunakan kendaraan pengangkut jenis gerobak sampah
dengan ukuran volume 1,05 m3. Dalam satu hari gerobak sampah yang masuk rata-rata
sebanyak 33 buah gerobak, dan sampah yang masuk rata-rata dalam satu hari sebanyak
9.167 Kg. Gerobak sampah yang masuk ditimbang beratnya, dengan melewati jembatan
timbangan, kemudian stelah gerobak sampah ditimbang akan masuk ke mulut input untuk
proses pembongkaran sampah, dan sampah dimasukkan ke conveyor belt. Setlah proses
pembongkaran, gerobak akan kembali ditimbang untuk mengetahui berat gerobak agar
dapat diketahui berat bersih sampah yang masuk.
Gambar 9. Input
Kesimpulan yang dapat diambil dari kunjungan lapangan ke TPA Benowo dan Super Depo
Suterejo (TPS 3R) adalah sebagai berikut:
1. Sistem kerja dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah kota Surabaya dengan PT.
Sumber organik sebagai pengelola TPA.
2. Sistem pengolahan sampah di TPA Benowo meggunakan metode sanitari landfil dalam
pengolahan tempat pebuangan akhir.
4. Super Depo Sutorejo merupakan salah satu tempat pengolahan sampah terpadu di Kota
Surabaya yang bertujuan untuk mengurangi volume sampah di TPA dan upaya untuk
mewujudkan “Masyarakat rendah Karbon”. TPST ini merupakan proyek percontohan
kerjasama antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Kota Kitakyushu melalui
Nishihara Corporation.
5. Dengan adanya proses pemilahan sampah di Super Depo Sutorejo ini bisa mengurangi
jumlah sampah yang masuk ke TPA Benowo hingga 61,8%. Untuk sampah organik
dikirim ke Kompos Center Wonorejo untuk diperoses lebih lanjut. Selain mengurangi
sampah TPST ini juga bisa membuka lapangan pekerjaan juga dari hasil penjualan
sampah kering dan kompos.
DAFTAR PUSTAKA
Tchobanoglous, George, Hilary Theisen, and Samuel A. Vigil.1993. Integrated Solid Waste
Management, Engineering Principles and Management Issues. McGraw-Hill, Inc. New York.