Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI

Anatomi dari palpebra secara sederhana dibagi atas 4 lapisan: (Sehu & Lee, 2005)
1. Kulit, dibentuk oleh lapisan epidermis dan dermis.

2. Muskulus yang beralur, dibentuk oleh orbikularis okuli.

3. Tarsus yang terdiri dari glandula Meibom.

4. Mukosa konjungtiva.

Kulit dan Jaringan Subkutaneus

Kulit palpebra terdiri dari lapisan tipis dermis dan tidak mempunyai lapisan lemak

subkutaneus. Kulit palpebra sangat elastis dan merupakan kulit tertipis di badan. Kulit palpebra

melekat secara longgar di atas muskulus orbikularis okuli. Kulit dari palpebra superior lebih tipis

dari palpera inferior. Jaringan pretarsal biasanya melekat erat pada jaringan di bawahnya dari

palpebra superior dan inferior, sedangkan jaringan preseptal yang melekat secara longgar

membentuk ruang potensial untuk akumulasi cairan. (Amato et al., 2003; Liesegang et al., 2009)

Garis pada kulit palpebra dibagi atas sulkus palpebra dan lipatan palpebra. Sulkus

palpebra transversus terdapat di superior dan inferior palpebra, berukuran 8 sampai 10 mm di

atas margo palpebra superior dan 4 sampai 5 mm di bawah margo palpebra inferior. Sulkus

palpebra superior dibentuk oleh insersi serabut kutaneus dari aponeurosis levator ke dalam

preseptal orbikularis okuli, yang merupakan tempat lipatan palpebra. Daerah ini terletak dekat

dengan batas superior dari tarsus. Lipatan palpebra superior terjadi akibat terlipatnya kulit di atas

sulkus palpebra dan merupakan kulit preseptal yang longgar dan jaringan subkutaneus. (Amato

et al., 2003; Liesegang et al., 2009)

Palpebra inferior mempunyai tiga sulkus. Sulkus palpebra inferior merupakan tanda batas

inferior dari tarsus dan insersi muskulus refraktor palpebra inferior. Dua sulkus lainnya kurang
dijelaskan dan sulkus nasojugal terletak di inferomedial dan sulkus malar inferior terletak di

kantus lateralis, yang merupakan tempat pertemuan muskulus orbikularis dan bantalan lemak

malar. (Amato et al., 2003)

Gbr 5. Sulkus Palpebra (Sumber: Duane's Clinical Ophthalmology, 2003)

Margo Palpebra

Margo palpebra superior dan inferior terdiri dari beberapa struktur. Barisan bulu mata

merupakan barisan terdepan margo palpebra. Terdapat 100 sampai 150 silia pada palpebra

superior, dan 50 sampai 75 silia pada palpebra inferior. Bulumata berasal dari folikel rambut

pada permukaan anterior tarsus dan menonjol keluar, di depan margo palpebra. Setiap folikel

rambut terdiri dari dua glandula Zeis. Kelenjar keringat, atau glandula Moll, terdapat di dekat

silia dan bermuara dekat folikel. Glandula Moll dan Zeis menghasilkan lipid yang akan

dikonstribusikan ke lapisan superfisial dari air mata dan memperlambat penguapan. Posterior ke

barisan bulu mata dan anterior ke tarsus terdapat Grey Line. Grey line merupakan gambaran dari

muskulus riolan dan muskulus pretarsal orbikularis dan juga memisahkan lamella anterior dari

lamella posterior. Glandula meibom dan tarsus membentuk lapisan dari margo palpebra di

belakang grey line dan merupakan bagian lamella posterior. Glandula meibom tersusun secara

vertikal di dalam tarsus dengan orifisiumnya pada permukaan margo. Mucocutaneous junction

terletak di posterior dari orifisium glandula meibom. Punktum lakrimale terlihat di dekat sudut
kantus medial. Punktum superior tesembunyi oleh sedikit rotasi kedalam, terletak lebih ke

medial. Punktum inferior dapat terlihat tanpa melakukan eversi. (Liesegang et al., 2009)

Gbr 6. Margo Palpebra (Sumber: Fundamental and principle of ophthalmology. Section 2. American Academy of
ophthalmology. San Fransisco. 2009)

Muskulus Orbikularis Okuli

M. orbikularis okuli merupakan lapisan otot yang tipis dari serabut otot yang tersusun

secara konsentris yang menutupi palpebra dan daerah periorbital. Muskulus ini merupakan

muskulus protraktor yang utama dengan fungsi utama untuk membatasi fissura palpebra dan

penutupan palpebra. Muskulus ini juga mempunyai peranan dalam sistem pompa lakrimal. M.

orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus fasialis. Walaupun muskulus ini merupakan muskulus

skeletal, namun muskulus ini juga dapat bekerja secara refleks. (Amato et al., 2003)

M. orbikularis okuli dibagi menjadi tiga bagian anatomi, pretarsal, preseptal dan orbital.

Pretarsal dan preseptal merupakan bagian palpebra, bergerak secara refleks, seperti berkedip dan

berfungsi sebagai pompa lakrimal. Bagain pretarsal palpebra superior dan inferior, bagian

profunda berorigo pada krista lakrimalis posterior dan bagian superfisial berorigo pada

permukaan anterior tendo kantus medial. Dekat kanalikuli kaput profunda bagian pretarsal
bersatu membentuk sekumpulan serabut yang dikenal sebagai m. Horner’s (torsi Horner’s

tensor). Di bagian posterior M. Horner’s berlanjut sampai krista lakrimalis posterior. Pada bagian

lateral bagian pretarsal bersatu menjadi tendo kantus lateralis. (Amato et al., 2003; Liesegang et

al., 2009)

Bagian preseptal berasal dari batas atas dan bawah tendo kantus medial. M.preseptal

inferior berasal dari kaput tendon. Pada palpebra superior, M. Preseptal mempunyai kaput

anterior dari tendon sedangkan kaput posterior berasal dari cabang superior dan posterior tendon.

Pada bagian lateral, M. Preseptal membentuk membentuk Raphe lateral palpebra. (Liesegang et

al., 2009)

Bagian orbital dari muskulus orbikularis okuli merupakan bagian terluar dan terbesar.

Bagian ini berfungsi untuk menutup mata dengan keras dan berkedip secara sadar. Bagian orbital

berasal dari permukaan anterior tendo kantus medialis, processus orbitalis dari os. frontalis, dan

prosessus frontalis dari os. Maxillaris di bagian depan krista lakrimalis. Muskulus ini berjalan

mengelilingi orbital sampai berinsersi kembali ke kantus medial inferior dimana muskulus ini

melekat ke periosteum krista lakrimalis posterior, faskia lakrimalis dan tendo muskulus medialis.

Di superior, bagian orbital meluas sampai alis dan bergabung dengan M. frontalis dan M.

Corrugator supercilii. Di medial, perlekatan meluas dari supraorbita sampai os. Nasalis. Di

inferior, bagian orbital berasal dari permukaan anterior tendo kantus medial dengan sekitar

periosteum dan meluas sampai foramen intraorbita yang akan berlanjut sepanjang margo

infraorbita. Di lateral, bagian ini melewati zygomaticum, pipi dan menutupi fascia temporalis.

(Liesegang et al., 2009)


Gbr 7. Muskulus orbikularis okuli (Sumber: Orbital anatomy in : Orbit,Eyelids and Lacrimal System.
Section 7. Academy of ophthalmology. San Fransisco. 2009)

Septum Orbita

Septum orbita merupakan lembaran-lembaran fibrous yang tipis secara anatomi di mulai

pada arkus marginalis sampai superior dan inferior rima orbita yang berasal dari periosteum.

Pada palpebra superior, distal fibrous septum orbita bersatu dengan permukaan anterior

aponeurosis levator. Septum orbita biasanya berinsersi 3 – 5 mm di atas tepi tarsal superior dan

sekitar 10 mm di atas bulu mata. Pada palpebra inferior, septum berjalan ke depan sampai

bertemu M. Retraktor 4 – 5 mm di bawah tarsus inferior dan bersatu dengan kapsulopalpebral.

(Amato et al., 2003)

Septum berjalan ke arah medial bersama M. Orbikularis pretarsal dan melekat pada krista

lakrimalis postrior bersama beberapa jaringan fibrous meluas sampai krista lakrimalis anterior.

Pada bagian lateral, septum melekat pada tendo kantus lateral dan berinsersi pada bagian atas

tuberkel orbita lateral. Tepat dibelakang septum terdapat kantung kuning lemak tepat di depan

aponeurosis levator palpebra superior dan fascia kapsulopalpebral pada palpebra inferior.

(Amato et al., 2003)

Lemak Orbita
Lemak orbita memberikan perlindungan yang lunak pada bola mata dan

mempermudah pergerakan bola mata. Terdapat tiga kantung lemak di bawah mata dan dua di

atas; terletak di posterior septum orbita dan di anterior aponeurosis Levator (palpebra superior)

atau di anterior fascia kapsulopalpebral (palpebra inferior). Pada palpebra superior, terdapat dua

kantung lemak, daerah nasal dan sentral (preaponeurotik). Pada palpebra inferior, terdapat tiga

kantung lemak; nasal, sentral dan temporal. Kantung-kantung lemak ini dibungkus oleh lapisan

tipis fibrous. (Amato et al., 2003)

Muskulus Retraktor

Refraktor pada palpebra superior adalah muskulus levator palpebra dan aponeurosisnya

dan muskulus tarsal superior (M.Muller’s) yang dipersarafi oleh simpati. Pada palpebra inferior

sebagai retraktor adalah fascia kapsulopalpebral dan muskulus tarsal inferior.

o M. Levator Palpebra

M. levator palpebra berorigo pada apeks orbita yaitu pada periorbita tulang spenoidal

tepat di atas Annulus Zinni. Komponen otot berukuran 40 mm, sedangkan aponeurosisnya 14 –

20 mm. Ligamentum tarsal superior (ligamentum Whitnall) adalah kondensasi serabut elastis

selubung M. Levator bagian anterior yang berlokasi pada area transisi muskulus levator dengan

aponeurosis Levator.

Ligamentum Whitnall fungsi utamanya sebagai penunjang palpebra superior dan jaringan

orbita superior. Di medial melekat di sekitar troklea dan tendon M. Obliqus superior. Di lateral

membentuk septum yang berisi stroma kelenjar lakrimalis, kemudian ke atas melekat pada

bagian dalam dinding lateral orbita kira-kira 10 mm diatas tuberkel orbita. Aponeurosis levator

selanjutnya terbagi menjdi bagian anterior yang berinsersi pada septum antara serat-serat

muskulus preseptal orbikularis dan posterior berinsersi pada permukaan anterior seperdua
bagian bawah tarsus. Kornu lateral dari levator palpebra membagi kelenjar lakrimal menjadi

lobus orbital dan lobus palpebral. Kornu medial melekat pada bagian posterior tendo medial dan

posterior krista lakrimal. (Liesegang et al., 2009)

Gbr 8 : Struktur palpebra bagian dalam dan anterior orbita dari tampak depan. (Sumber: Orbital
anatomy in : Orbit,Eyelids and Lacrimal System. Section 7. Academy of ophthalmology. San Fransisco. 2009)

Ket. Gambar : A. Kelenjar lakrimal; B. Ligamentum transverse superior (ligamentum


Whitnall’s); C. Tendon oblique superior; D. Aponeurosis levator; E. Lateral horn; F. Medial
horn; G. Tendon kantus lateral; H. Tendon kantus medial; I. Sakkus lakrimalis; J. Refraktor
palpebra inferior; K. M. Obliqus inferior.

o Muskulus Muller

M. Muller disebut juga M. Tarsalis Superior. M. Muller berorigo pada permukaan bawah

aponeurosis levator pada level ligamentum Whitnall kira-kira 12 – 14 mm di atas tepi tarsal

superior, dipersarafi oleh saraf simpatis dan berinsersi pada tepi tarsus superior. Muskulus ini

melekat erat pada batas posterior konjungtiva. (Liesegang et al., 2009)

o Fascia Kapsulopalpebral

Fascia kapsulopalpebral inferior analog dengan aponeurosis levator palpebra superior,

berasal dari ujung serat-serat M. Rektus Inferior. Fascia kapsulopalpebral selanjutnya menyatu

dengan pembungkus M. Obliqus Inferior. Di antara M. Obliqus inferior, dua fascia ini
membentuk ligamentum suspensori Lockwood’s. Ligamentum ini berinsersi pada tepi tarsus

inferior dan tepat berada di bawah tarsus selanjutnya bergabung dengan fascia septum orbita.

o M. Tarsalis Inferior

M. tarsalis inferior pada palpebra inferior analog dengan M. Muller’s, terletak di posterior

dari fascia kapsulopalpebral dan berasal dari perluasan fascia kapsulopalpebral pembungkungkus

dari M. Rektus Inferior. M. Tarsalis inferior melekat di atas permukaan fascia kapsulopalpebral

dan melekat di bawah konjungtiva. Pembungkus fascia kapsulopalpebral dan M. Tarsalis Inferior

terbagi dan mengelilingi M. Obliqus Inferior dan bertemu kembali sebelum berinsersi di anterior

tarsus inferior. Serabut dari fascia kapsulopalpebral dan M. Tarsalis Inferior bersatu dengan

septum orbita 4 – 5 mm di bawah tarsus inferior dan berinsersi di tepi bawah tarsus inferior.

(Liesegang et al., 2009)

Tarsus

Tarsus merupakan lamella posterior dan merupakan struktur penyokong utama dari

palpebra yang terdiri dari jaringan fibrous yang padat dan tidak mengandung kartilago. Tarsus

melebar sepanjang palpebra superior dan inferior berukuran kira-kira 25 mm dan tebalnya 1 mm.

Tarsus palpebra superior lebarnya kira-kira 9 – 10 mm dan tarsus palpebra inferior 4 – 5 mm.

Lempengan tarsus melekat kaku pada bagian medial dan lateral periosteum. Di dalam tarsus

terdapat glandula meibom. Pada palpebra superior tarsus mempunyai sekitar 30 glandula

sedangkan pada palpebra inferior terdapat sekitar 20 glandula. (Liesegang et al., 2009)
Gbr 9 :Palpebra tampak dari posterior. (Sumber: Fundamental and principle of ophthalmology. Section 2.
American Academy of ophthalmology. San Fransisco. 2009)

Konjungtiva

Konjungtiva adalah suatu membran mukosa tipis yang transparan ditutupi oleh berlapis-

lapis epithel squamous non keratin membentuk lapisan posterior palpebra. Konjungtiva

membatasi kantung mata mulai dari margo palpebra sampai limbus kornea. Konjungtiva bulbi

melekat secara longgar pada bola mata, sedangkan konjungtiva palpebra melekat erat dengant

palpebra. Konjungtiva berisi sel-sel goblet dan kelenjar asesorius Krause dan Wolfring dimana

secara histologi identik dengan kelenjar lakrimal utama. Kelenjar ini terletak terutama jaringan

subkonjungtival di palpebra superior di antara batas tarsus superior dan forniks. Beberapa

kelenjar ditemukan pada palpebra inferior yaitu pada forniks inferior. Sel-sel goblet

menghasilkan musin yang disebarkan keseluruh konjungtiva dan ada yang terkumpul di kripte

Henle tepat di atas tepi tarsus. Musin merupakan komponen utama dari lapisan air mata. Pada

bagian medial, konjungtiva membentuk lipatan semilunaris. (Liesegang et al., 2009)


Gbr 10. Konjungtiva terdiri dari konjungtiva bagian bulbi (merah), forniks (hitam) dan palpebra (biru).
(Sumber: Orbital anatomy in : Orbit,Eyelids and Lacrimal System. Section 7. Academy of ophthalmology. San
Fransisco. 2009)

Vaskularisasi dan Sistem Limfatik

Vaskularisasi palpebra bersumber dari dua arteri, yaitu: (1) arteri karotis interna yang

mempercabangkan arteri oftalmika yang selanjutnya bercabang menjadi arteri supraorbital, arteri

supra trochlear dan arteri dorsonasal di sebelah medial serta arteri lakrimal di sebelah lateral dan

(2) arteri karotis eksterna bercabang menjadi arteri angular dan temporal pada wajah. Sirkulasi

kedua sistem ini sangat luas beranastomose melalui palpebra superior dan inferior membentuk

arkade marginal dan perifer. Arteri karotis interna mensuplai bagian intraorbital termasuk arteri

oftalmika yang cabang terminalnya mensuplai palpebra superior. Arteri karotis eksterna

mensuplai arteri superfisial yaitu arteri fasialis dan angular yang mensuplai palpebra inferior.

Arteri fasial mempercabangkan arteri angular yang melalui regio kantus medialis dan

beranastomose dengan arteri dorsonasal. Arteri temporalis superfisial beranastomose melalui

cabang fasial transversa dan cabang zygomatikum. (Larrabee et al., 2004)

Aliran darah vena palpebra dibagi atas dua bagian yaitu bagian pretarsal atau superfisial

dan bagian postarsal atau bagian profunda. Bagian pretarsal mengalir ke vena jugularis eksterna

dan interna. Bagian posttarsal mengalirkan darah vena ke dalam vena oftalmika dan berakhir di

sinus kavernosus. (Amato et al., 2003)


Gbr 11 : Tampak lateral dari sistem arteri Karotis Eksterna dan Interna dari orbita. (Sumber: Duane's
Clinical Ophthalmology, 2003)

Drainase limfatik dari palpebra sesuai dengan perjalanan aliran vena. Terdapat dua

kelompok limfatik pada palpebra, yaitu kelompok medial yang mengalir ke dalam limfonodus

submandibular dan kelompok lateral yang mengalir ke dalam limfonodus preaurikuler.

Pembuluh limfe yang melayani bagian medial palpebra mengalir ke dalam kelenjar limfe

submandibular. (Liesegang et al., 2009)

Gbr. 12 : Drainase imfatik dari palpebra. (Sumber: Duane's Clinical Ophthalmology, 2003)

Innervasi Palpebra

Nervus motorik dari muskulus orbikularis okuli berasal dari nervus fasialis (N. VII)

melalui cabang temporal dan zygomatikus. Nervus fasialis dibagi menjadi dua cabang, yaitu

cabang temporofasial superior dan cabang servikofasial inferior. Temporofasial superior dibagi
lagi menjadi dua subdivisi, yaitu cabang temporal dan zygomatikus yang menginnervasi M.

Frontalis dan M. Orbikularis okuli. Servikofasial inferior memberi cabang pada bukal, mandibula

dan servikal yang menginnervasi muskulus pada wajah bagian bawah dan leher. (Larrabee et al.,

2004)

Nervus sensorik dari palpebra berasal dari cabang oftalmikus dan maxillaris yang berasal

dari nervus trigeminus. Rangsangan sensori dari palpebra superior berjalan ke cabang oftalmikus

melalui cabang terminal utama, yaitu nervus supraorbital, supratrokhlear dan lakrimalis. Cabang

dari nervus maxillaris (V2) menginervasi palpebra inferior, pipi dan daerah inferial lateral. Kulit

palpebra bagian medial, kantus medial, sakkus lakrimalis dan kurunkel diinnervasi oleh nervus

infratrokhlearis yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris (cabang V1). Nervus

zygomaticotemporal (cabang nervus lakrimalis) menginnervasi bagian lateral dari palpebra dan

pelipis. Cabang ini juga menginnervasi daerah sekitar alis, dahi dan hidung. (Liesegang et al.,

2009)

Anda mungkin juga menyukai