Makalah Farmasi
Makalah Farmasi
Hadi Pratama
14/367126/TK/42362
Fakultas Teknik
Salah satu proses pembuatan asam nitrat yang cukup terkenal adalah dengan proses Ostwald
yang ditemukan oleh Friedrich Ostwald.
Friedrich Wilhelm Ostwald (bahasa Latvia: Vilhelms Ostvalds)
adalah seorang kimiawan Jerman. Ia menerima penghargaan
Nobel untuk Kimia pada tahun 19909 untuk pekerjaannya di
bidang katalisis, ekuililbria kimia dan kecepatan
reaksi. Ostwald, Jacobus Henricus van 't Hoff, dan Svante
Arrhenius biasanya disebut sebagai pendiri kimia fisik modern.
B. Proses Ostwald dalam Produksi Asam Nitrat (HNO3) dan Hal yang Berkaitan
B.1. Informasi Bahan Singkat
Asam nitrat adalah larutan NO2 dalam air ,
yang dalam perdagangan terdapat berbagai
macam konsentrasi. Banyak digunakan
dalam industri pupuk, produksi berbagai
macam bahan kimia, zat warna,
bahan farmasi, serta dipakai dalam reagen
laboratorium. Asam nitrat adalah bahankimia
yang korosif dan merupakan oksidator kuat.
Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan
kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi
menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah. Asam
Nitrat memiliki nama lain yaitu Nitric Acid, Asam Sendawa, Aqua Fortis, Azotic Acid,
Hydrogen Nitrate, Nitryl Hidroxides.
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi amonia di udara. Dalam
proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya dipanaskan sampai
temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah menjadi nitrogen oksida NO,
yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara menjadi nitrogen dioksida NO2. Nitrogen
dioksida direaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh
Ostwald, kimiawan yang banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
B.2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Secara komersial asam nitrat dibuat dengan cara oksidasi ammonia. Pada proses Ostwald,
ammonia dan udara berlebih dialirkan melaluti katalis platina – rhodium pada suhu sekitar
9500 oC. Mula – mula digunakan pemanas listrik, tetapi setelah terjadi reaksi, reaksi ini akan
terus berlangsung.
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) → 4 NO (g) + 6 H2O (g) H o = - 906 kJ mol -1
Setelah itu gas NO didinginkan sampai 1500C kemudian dicampur dengan udara untuk
menghasilkan Nitrogen dioksida
2 NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g) H o = - 113 kJ mol -1
Sisa Nitrogen dioksida dan udara dialirkan ke dasar menara kemudian disemprotkan air pada
suhu kira – kira 800C
4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) → 4 HNO3 (aq)
Larutan yang diperoleh mengandung 70% massa
asam nitrat dan merupakan campuran yang
mempunyai titik didih konstan ( 120 oC ).
HNO3 yang murni tidak berwarna dan mendidih
pada 86 oC
Proses Ostwald ialah proses kimia untuk pembuatan
asam nitrat (HNO3). Wilhelm Ostwald
mengembangkan proses ini, dan mematenkan pada
tahun 1902. Proses Ostwald process merupakan
andalan industri kimia modern, dan proses ini
menghasilkan bahan baku utama untuk kebanyakan tipe umum produksi pupuk. Secara historis
dan secara praktis, proses Ostwald berkaitan erat dengan proses Haber, yang menghasilkan
bahan baku yang diperlukan, ammonia (NH3).
Ammonia diubah menjadi asam nitrat dalam dua tahapan. Ammonia dioksidasi (dalam arti
“dibakar”) melalui pemanasan dengan oksigen dengan adanya katalis seperti platinum dengan
10% rhodium, untuk membentuk oksida nitrat dan air. Langkah ini sangat eksotermis, sehingga
sumber panas berguna sekali untuk dimulai:
Tahap dua melibatkan dua reaksi dan dilakukan dalam peralatan absorpsi yang mengandung
air. Oksida nitrat awalnya dioksidasi lagi untuk menghasilkan nitrogen dioksida: Gas ini
kemudian mudah diserap oleh air, menghasilkan produk yang diinginkan (asam nitrat,
meskipun dalam bentuk encer), sekaligus mengurangi sebagian kembali ke oksida nitrat:
2 NO (g) + O2 (g) → 2 NO2 (g) (ΔH = −114 kJ/mol)
3 NO2 (g) + H2O (l) → 2 HNO3 (aq) + NO (g) (ΔH = −117 kJ/mol)
NO didaur-ulang, dan asam dipekatkan sampai kekuatan yang diperlukan melalui penyulingan.
Kondisi khas untuk tahap pertama, yang berkontribusi pada hasil keseluruhan sekitar 98%,
adalah:
Tekanan antara 4 dan 10 atmosfer (sekitar 400-1010 kPa atau 60-145 psig) dan;
Suhu sekitar 500 K (kira-kira 217 oC atau 422,6 oF).\
Sebuah komplikasi yang perlu dipertimbangkan melibatkan reaksi-samping pada langkah
pertama yang mengalihkan oksida nitrat kembali ke N2:
4 NH3 + 6 NO → 5 N2 + 6 H2O
Ini adalah sebuah reaksi sekunder yang diminimalisir oleh pengurangan waktu campuran gas
yang berada dalam kontak dengan katalis.
Impuritis - impuritis
Cl ≤ 0.0005 %
SO4 ( sulfat ) ≤ 0.001 %
Pb ≤ 0.0005 %
As ≤ 0.00002 %
Fe ≤ 0.0005 %
b) Sifat Kimia
· Pada suhu biasa akan terurai oleh cahaya / sinar :
4HNO3 → 2H2O + 4NO2 + O2
· Dapat bereaksi dengan amoniak membentuk garam amonium nitrat:
HNO3 + NH4OH → NH4NO3 + H2O
· Dapat bereaksi dengan unsur – unsur logam serta dapat melarutkan semua logam kecuali
emas (Au) dan platina (Pt).
Reaksi oksidasi utamanya terjadi dengan asam pekat, memfavoritkan pembentukan nitrogen
dioksida (NO2).
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu+2 + 2NO2 + 2H2O
Sifat-sifat asam cenderung mendominasi pada asam nitrat encer, diikuti dengan pembentukan
nitrogen oksida (NO) yang lebih diutamakan.
3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O
Karena asam nitrat merupakan oksidator, hidrogen (H2) jarang terbentuk.
Hanyamagnesium (Mg), mangan (Mn), dan kalsium (Ca) yang bereaksi dengan asam
nitratdingin dan encer yang dapat menghasilkan hidrogen:
Mg(s) + 2HNO3(aq) → Mg(NO3)2(aq) + H2(g)
· Dapat bereaksi dengan unsur – unsur non logam
C + 4HNO3 → CO2 + 4NO2 + 2H2O ;atau
3C + 4HNO3 → 3CO2 + 4NO + 2H2O
Ketika asam nitrat bereaksi dengan berbagai unsur non-logam, terkecuali silikon serta halogen,
biasanya ia akan mengoksidasi non-logam tersebut ke keadaan oksidasi tertinggi dengan asam
nitrat menjadi nitrogen dioksida untuk asam pekat dannitrogen monoksida untuk asam encer.
· Semua nitrat larut dalam air. Ketika nitrat direaksikan dengan asam sulfat pekat,
menghasilkan uap nitrogen dioksida yang coklat-kemerahan, disertai oleh uap asam nitrat yang
berbau menusuk dan berasap dalam udara, akan terbentuk ketika nitrat padat dipanaskan pada
reagensia. Asam sulfat encer tidak memberi aksi apa – apa :
( oxidizing ) ( corrosive )
Keterangan:
Ø Bahan kimia oksidator (oxidizing) adalah bahan kimia yang dalam reaksinya dengan panas
atau kalor akan menghasilkan oksigen, sehingga akan memperbesar kebakaran jika bertemu
dengan api.
Ø Bahan kimia korosif ( corrosive) adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan jaringan
tubuh yang dapat menimbulkan kerusakan berupa : luka, peradangan, iritasi ( gatal – gatal )
dan sensitasi.
b) Label bahaya menurut NFPA ( National Fire Protection Association ) – Amerika
Label ini terdiri dari 4 kotak yang mempunyai tingkat bahaya 0-4. Kesehatan (biru), kebakaran
(merah), reaktivitas (kuning), dan keterangan tambahan dari bahan kimia tersebut (putih).
Keterangan:
Ø Warna biru (bahaya kesehatan), angka 3 : Sangat sedikit paparan dapat mengakibatkan
kematian atau luka residual parah.
Ø Warna merah (bahaya kebakaran), angka 0 : Cairan dan padatan yang tidak dapat menyala.
Ø Warna kuning (bahaya reaktifitas), angka 0 : Stabil, walaupun terpapar dengan api, dan tidak
bereaksi dengan air
Ø Warna putih (keterangan tambahann), OX : bahan kimia oksidator.
Pada suhu kamar DNT merupakan kristal padat yang stabil berwarna kuning. Saat dipanaskan,
DNT akan membentuk cairan seperti minyak yang bisa terbakar. DNT diproduksi melalui reaksi
nitrasi toluene dan salah satunya digunakan sebagai bahan peledak.
b) Digunakan pula dalam proses pemurnian logam. Sebagai contoh platina, emas dan perak.
c) HNO3 digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga, perunggu dan
kuningan.
d) digunakan untuk produksi zat warna, obat – obatan, pestisida, detergen, dan nitrasi selulosa.
e) garam nitrat digunakan untuk pupuk, kembang api, bahan peledak, oksidator untuk roket ,
korek api, obat – obatan, zat warna dan pengawetan makan.
f) Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat, dengan perbandingan 3:1, biasa
digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran tersebut biasa
disebut dengan Aqua Regia atau air raja.
g) HNO3 digunakan pula untuk menghilangkan atau membersihkan peralatan laboratorium
dari kerak kalsium dan magnesium yang menempel di dalamnya.
h) Digunakan dalam proses pembuatan nitrogliserin.
Nitrogliserin merupakan salah satu bahan kimia yang bisa digunakan sebagai obat-obatan dan
sebagai bahan peledak. Dasar pembuatan nitrogliserin adalah proses nitrasi dengan bahan
baku gliserin dan asam nitrat dengan katalisator asam sulfat.
C. PENUTUP
C.1 Kesimpulan
Asam nitrat adalah larutan NO2 dalam air , yang dalam perdagangan terdapat berbagai macam
konsentrasi. Banyak digunakan dalam industri pupuk, produksi berbagai macam bahan kimia,
zat warna, bahan farmasi, serta dipakai dalam reagen laboratorium.
Asam nitrat adalah bahan kimia yang korosif dan merupakan oksidator kuat. Asamnitrat
diproduksi secara komersial melalui proses Oswald. Asam Nitrat memiliki nama lain yaitu
Nitric Acid, Asam Sendawa, Aqua Fortis, Azotic Acid, Hydrogen Nitrate, Nitryl Hidroxides.
C.2 Saran
Asam Nitrat adalah satu dari sekian banyak bahan kimia yang sering digunakan dalam segala
bidang, baik sebagai pewarna, pengawet, pupuk, bahan peledak, dan banyak manfaat serta
bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan asam nitrat. Oleh karena itu, kita harus mengenal
bahan kimia tersebut, mulai dari karakteristik bahan, sifat bahaya, cara penanganan kecelakaan
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan asam nitrat. Hal tersebut dilakukan agar segala
macam bahaya dapat diminimalisir dan tidak menimbulkan kecelakaan yang tidak diinginkan.
Referensi
· Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.Hlm.
59 – 60
· Chemdat, Merck – MSDS Asam Nitrat
· Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik jilid I. Erlangga: Jakarta.
Hlm. 281 – 282
· Svehla, G.1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi kelima. PT
Kalman Media Pusaka : Jakarta. Hlm. 356.
· Wiley, john.2006. Encyclopedia of Chemical Technology volume 17. Hoboken: New Jersey.
Hlm. 170 - 173