Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset Sains dan Teknologi e-ISSN: 2549-9750

Volume 1 No. 2 September 2017 p-ISSN: 2579-9118

ANALISA PENYUSUTAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES INJECTION


MOLDING MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN COOLING TOWER DAN
UDARA DENGAN MATERIAL POLYPROPYLENE

ANALYSIS OF PLASTIC DEPRECIATION ON INJECTION MOLDING PROCESS


USING COOLANT MEDIA OF COOLING TOWER AND AIR WITH
POLYPROPYLENE MATERIAL

Anwar Ilmar Ramadhan1*, Ery Diniardi1, Muhamad Daroji1


1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Univeristas Muhammadiyah Jakarta

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510 Indonesia


*E-mail : anwar.ilmar@ftumj.ac.id

Abstrak
Shrinkage merupakan suatu cacat berupa perubahan dimensi
Histori Artikel: produk hasil proses injection molding. Pendinginan mold merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi cacat produk shrinkage. Pendinginan pada
mold dapat dilakukan dengan media pendinginan udara ( air cooling ) atau
Submitted:
fluida (water cooling). Pemanfaatannya tergantung dari efektivitas
19/06/2017 pendinginan yang perlu dicapai sehingga produk cepat berada pada batas
temperatur sentak yang diijinkan sesuai material plastik, fasilitas yang
tersedia dan konstruksi pendinginan yang mendukung. Pengujian
Revised: dilakukan menggunakan material polypropylene dengan parameter yang
konstan seperti waktu injeksi 1 detik, tekanan injeksi 650 bar, kecepatan
12/07/2017
injeksi 25 mm/s dan temperatur leleh 230°C - 240°C, serta variabel
backpressure yang digunakan pada masing – masing zat pendinginan yaitu
15 kgf/cm2, 25 kgf/cm2, dan 35 kgf/cm2. Pada pengujian pendinginan
Accepted: cooling tower dengan menggunakan settingan temperatur leleh 230°C -
24/07/2017 240°C dengan waktu injeksi 1 detik dan backpressure 15 kgf/cm2 nilai
shrinkage-nya adalah 1,65%, dan backpressure 25 kgf/cm2 nilai shrinkage-
nya 1,57 % serta pada backpressure 35 kgf/cm2 nilai shrinkage-nya adalah
1,49 %. Pada pengujian menggunakan pendinginan udara dengan
menggunakan settingan yang sama seperti pada pendinginan cooling tower
didapat nilai shrinkage pada backpressure 15 kgf/cm2 adalah 1,78 %, dan
backpressure 25 kgf/cm2 nilai shrinkage sebesar 1,7 %, serta pada
backpressure 35 kgf/cm2 nilai shrinkage-nya adalah 1,61 %. Berdasarkan
hasil pengujian, shrinkage pada pengujian injection molding dengan
pendinginan cooling tower lebih kecil dibandingkan pada pengujian
injection molding dengan pendinginan udara. Hal ini disebabkan karena
laju perpindahan panas konveksi maupun konduksi yang terjadi pada
pendinginan cooling tower lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
pendinginan udara, sehingga pemerataan panas pada mold akan lebih
merata dan akan memiliki temperatur yang konstan.

Kata kunci: Shrinkage, Material plastik, Pendingianan Mold, Perpindahan


Panas

65
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

ABSTRACT
Shrinkage is a defect which makes the product dimensions of injection molding process change.
Mold cooling is one of the factors that shrinkage defect. Cooling mold can be done by air cooling or water
cooling. The function depends on the effectiveness of cooling which needs to be achieved in order to make
the product reaches on the hitch temperature limit as the plastic material used, the available facilities and
the supported cooling constructed. The test was conducted using a polypropylene material with constant
parameters such as 1 second injection time, 650 bar of injection pressure, 25 mm/s of injection speed and
230°C - 240°C of melting temperature, as well as backpressure variable used in each cooling agents are 15
kgf/cm2, 25 kgf/cm2, and 35 kgf/cm2. On the testing of cooling tower and use setting the melting
temperature of 230°C - 240°C with 1 second injection time and backpressure 15 kgf/cm 2 shrinkage of its
value is 1,65%, and the backpressure 25 kgf/cm 2 shrinkage of its value is 1,57% as well as the
backpressure 35 kgf/cm2 shrinkage of its value is 1,49 %. On testing using air cooling and using the same
setting as in the cooling tower, shrinkage values obtained in backpressure 15 kgf/cm 2 is 1,78%, and
backpressure 25 kgf/cm2 shrinkage of its value is 1,7%, as well as the backpressure 35 kgf/cm 2 shrinkage
of its value is 1,61%. Based on the result of testing, test of shrinkage in injection molding with cooling
tower is smaller than the test injection molding with air cooling. This is because the rate of convection and
conduction heat transfer that occurs in cooling tower is better than using air cooling in the mold, so that
heat distribution will be uneven and will have a constant temperature.

Keywords : Shrinkage, plastic materials, mold cooling, heat transfer

PENDAHULUAN mengalami pendinginan (Firdaus, 2002,


Kamaruddin, 2010).
Plastik merupakan suatu polimer yang Permasalahan umum yang sering terjadi
memiliki sifat – sifat yang luar biasa. Plastik yang pada industri injeksi plastik adalah adanya
digunakan untuk kemasan memiliki berbagai penyusutan pada produk hasil proses injeksi.
kelebihan, diantaranya yaitu fleksibel, bentuk Dalam proses injection molding terdapat banyak
laminasi (aneka warna, tidak mudah rusak, dan parameter yang dapat mempengaruhi hasil
harga yang relatif murah) dan transparan injeksi (Gede, 2004, Deden, 2005). Adapun
(Akbarzadeh, et al, 2011). Material plastik yang parameter – parameter tersebut adalah holding
digunakan dalam pembuatan produk plastik time, inject time, cooling time, mold temperature
diantaranya yaitu polypropylene, polyetilene, dan lain - lain. Jika salah satu parameter proses
polystyrene, dan lain – lain (Amri, 2009, injeksi tersebut diabaikan, maka hasil benda
Anggono, 2005, Awaluddin, 2012). cetakan tersebut kurang baik antara lain akan
Polypropylene digunakan dalam berbagai timbul cacat shrinkage pada benda hasil cetakan
aplikasi, seperti komponen otomotif, (Santoso, 2014). Shrinkage merupakan suatu
perlengkapan laboratorium, tempat makanan cacat berupa perubahan dimensi produk hasil
ataupun minuman. Polyetilene biasa digunakan proses injection molding.
untuk kemasan botol susu, botol detergen Pendinginan mold merupakan salah satu
maupun pipa air (Budiarto, 2011). Polystyrene faktor yang mempengaruhi cacat produk
digunakan untuk pembuatan cashing TV, lensa shrinkage. Penggunaan media untuk
yang terbuat dari plastik dan masih banyak pendinginan mold di PT XYZ yaitu dengan
lainnya (Febriantoko, 2008). menggunakan cooling tower dan water chiller.
Proses injection molding merupakan Namun, jika terdapat kondisi mold yang kurang
proses yang kompleks karena melibatkan baik seperti mold bocor atau terdapat retak pada
beberapa langkah – langkah proses yang diawali daerah insert cavity atau insert core serta output
dengan langkah pengisian material yaitu untuk pengiriman bersifat urgent, maka
material plastik yang leleh akan mengalir dari pendinginan harus menggunakan udara untuk
unit injeksi melalui sprue, runner, gate dan sementara waktu hingga mold dijadwalkan
masuk ke dalam cavity. Material plastik yang untuk diperbaiki setelah selesai produksi.
terdapat di dalam cavity kemudian ditahan di Melihat kejadian seperti ini, mencoba
dalam mold dibawah tekanan tertentu untuk untuk menganalisa penyusutan produk plastik
menjaga adanya shrinkage selama produk yang terjadi antara pendinginan menggunakan
udara dan cooling tower dengan material

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 66
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

polypropylene. Penelitian tentang analisa a) Proses injection molding pendinginan cooling


penyusutan produk plastik pada proses injection tower
molding menggunakan media pendinginan Proses ini dilakukan dengan cara
cooling tower dan udara untuk mengetahui melakukan pendinginan dengan air yang
gambaran mengenai besaran nilai penyusutan disalurkan ke dalam saluran pendingin mold
antara cooling tower dan udara. atau cetakan selama siklus proses
Tujuan penelitian adalah untuk berlangsung hingga menghasilkan produk
mengetahui besarnya nilai shrinkage atau plastik.
penyusutan antara media pendingin cooling
tower dan udara pada proses injection molding. b) Proses injection molding pendinginan udara
Proses ini dilakukan tidak
menggunakan air dalam pendinginannya,
METODE PENELITIAN melainkan menggunakan udara yang
dihasilkan dari kompresor yang sudah dialiri
Penelitian ini dilakukan untuk ke saluran pipa udara dan udara tersebut
menganalisa penyusutan produk plastik pada dialirkan melalui saluran pendingin yang
proses injection molding menggunakan media terdapat di dalam mold atau cetakan.
pendingin cooling tower dan udara yang
4. Analisa penyusutan ukuran produk
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
pendinginan pada mold terhadap seberapa besar
Pada tahap ini hasil penelitian dilakukan
nilai cacat penyusutan dimensi produk plastik
analisa terhadap data yang telah didapat.
antara media pendinginan cooling tower dan
Tahapan analisa ini dilakukan dengan mengukur
udara serta untuk mengetahui pengaruh
dimensi produk plastik, melakukan perhitungan
terhadap efektifitas yang terjadi dalam proses
shrinkage dan disajikan dalam bentuk grafik
injection molding. Berikut ini tahapan yang akan
untuk mengetahui nilai penyusutan antara
dilakukan untuk menyelesaikan analisa yaitu
pendinginan cooling tower dan udara.
sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui faktor – faktor
penyebab terjadinya shrinkage perlu dilakukan A. Perpindahan Panas Konduksi
tahapan persiapan baik itu dengan studi pustaka
serta survey di lapangan. Studi pustaka dapat Perhitungan perpindahan panas
dilakukan dengan menggunakan beberapa konduksi dilakukan pada bagian fix cavity plate.
literatur dari buku dan jurnal, sedangkan survey Berikut ini adalah fenomena perpindahan panas
lapangan dengan melakukan eksperimen konduksi, seperti pada Gambar 1.
langsung di area produksi injection molding.

2. Persiapan mold

Sebelum melakukan eksperimen di area


produksi injection molding perlu dilakukan
persiapan mold yang akan dilakukan
eksperimen. Mold atau cetakan yang dipilih
untuk eksperimen terbuat dari material STAVAX.

3. Eksperimen proses injeksi


Gambar 1. Fenomena konduksi
Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh
data – data penyusutan dimensi atau ukuran
produk plastik yang menggunakan media a. Konduksi pada Cooling Tower
pendinginan cooling tower dan udara.
q = kA (T2 – T1 ) (1)
L

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 67
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

Dimana :
 nilai konduktivitas panas material stavax ( k )
yaitu 24 ( W/m.°C )
 T1 = temperatur rata-rata permukaan pelat
atas = 37 (°C)
 T2 = temperatur rata-rata permukaan pelat
bawah = 50 (°C)
 L = tebal pelat = 0,0365 ( m )

 A = luas penampang aliran panas = p x l= 0,3


(m) x 0,25 (m) = 0,075 (m2)

Maka, Gambar 2. Fenomena konveksi

a. Konveksi pada cooling tower


q = h A ( Tw – T∞) (2)
Dimana :
 A = luas penampang aliran panas
= p x l = 0,3 (m) x 0,25 (m)
= 0,075 ( m2 )
 Tw = temperatur rata–rata permukaan
pelat atas = T1 = 37 ( °C )
Jadi, laju perpindahan panas konduksi yang  T∞ = temperatur fluida = 33,2 ( °C )
terjadi pada saat menggunakan pendinginan  k = konduktivitas termal air
cooling tower adalah sebesar 41,096 (W). = 0,556 (W/m.°C)

b. Konduksi pada udara Menentukan kecepatan rata-rata fluida :


Diketahui nilai temperatur pada pengukuran
sebagai berikut : V = Q/A (3)
T1 = 43 (°C) & T2 = 61 (°C)
dimana :
Maka, Q = kapasitas fluida yang melewati fix
cavity plate = 8,8404x10-9 (m3/s )
A = luasan lubang cooling
= 6,3585x10-5 ( m2 )
maka,
V = Q/A
= 8,8404x10-9 (m3/s)
6,3585x10-5 (m2)
Jadi, laju perpindahan panas konduksi (q) yang
terjadi pada saat menggunakan pendinginan = 1,39x10-4 ( m/s )
udara adalah sekitar 887,671 (W)
Menentukan bilangan Reynold :
B. Perpindahan Panas Konveksi Re = V.d/v (4)
dimana :
Perhitungan perpindahan panas
konveksi dilakukan pada bagian fix cavity plate. V = kecepatan rata-rata fluida
Berikut ini adalah fenomena perpindahan panas d = diameter lubang cooling mold
konveksi.
= 9 (mm)
v = viskositas kinematik air pada
temperatur 33,2 (°C)

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 68
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

= 7,55172x10-7 (m2/s)
dimana :
maka,
h = koefisien perpindahan panas
Re = V.d/v
konveksi = 1,88 (W/m2.°C)
= 1,39x10-4 (m/s) . 9x10-3 (m) A = luas penampang aliran panas = p x l
7,55172x10-7 ( m2/s ) = 0,3 (m) x 0,25 (m) = 0,075 (m2)
Tw = temperatur rata – rata permukaan
= 1,66 pelat atas = T1 = 37 (°C)
T∞ = temperatur fluida = 33,2 (°C)
Menentukan bilangan Nusselt:
Maka,
Nu = 0,023 . Re0,8 . Prn (5) q = h A ( T w – T∞ )

Dimana: q = 1,88 (W/m2.°C) . 0,075 (m2) [3 (°C)


Nu = bilangan Nusselt
Re = bilangan Reynold = 1,66 – 33,2 (°C ) ]
Pr = bilangan Prandtl
q = 1,88 (W/m2.°C).0,075 (m2).3,8 (°C)
Pr = 5,0812, pada temperatur 33,2 (°C)
n = 0,4 untuk pemanasan, karena dinding q = 0,5358 ( W )
lebih panas dari fluida yang mengalir
Jadi, panas yang dipindahkan pada jarak
maka, nilai bilangan Nusselt (Nu) : permukaan fix cavity plate bagian atas ke air (q)
Nu = 0,023 . Re0,8 . Prn adalah 0,5358 (W).
Nu = 0,023 . 1,660,8 . 5,08120,4 b. Konveksi pada udara
q = h A (Tw – T∞) (8)
= 0,066

Menentukan koefisien perpindahan panas Dimana :


konveksi (h) :  A = luas penampang aliran panas
= p x l = 0,3 (m) x 0,25 (m)
h = Nu . k / d (6) = 0,075 (m2)
 Tw = temperatur rata–rata permukaan
dimana : pelat atas = T1 = 43 (°C)
h = koefisien perpindahan panas  T∞ = temperatur udara = 31,3 (°C)
konveksi (W/m2.°C)  k = konduktivitas termal udara
Nu = bilangan Nusselt = 0,066 = 0,024 (W/m.°C)
k = koefisien konduktivitas panas
air = 0,556 (W/m.°C) Menentukan kecepatan rata-rata fluida :
d = jarak permukaan fix cavity V = Q/A (9)
plate bagian atas ke air dimana :
= 19,50 (mm) Q = kapasitas udara yang melewati fix
cavity plate = 8,8404x10-9 (m3/s )
maka, koefisien perpindahan panas konveksi ( h A = luasan lubang cooling
): = 6,3585x10-5 ( m2 )
h = Nu . k / d
maka,
= 0,066 . 0,556 (W/m.°C) V = Q/A
0,0195 m
= 8,8404x10-9 (m3/s)
= 1,88 (W/m2.°C) 6,3585x10-5 (m2)

Laju perpindahan panas konveksi (q): = 1,39x10-4 ( m/s )

q = h A ( Tw – T∞) (7) Menentukan bilangan Reynold :

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 69
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

Re = V.d/v (10) 0,0195 m


dimana : = 0,00321 (W/m2.°C)
V = kecepatan rata-rata fluida
Laju perpindahan panas konveksi (q):
d = diameter lubang cooling mold q = h A (Tw – T∞) (13)
= 9 (mm) dimana :
h = koefisien perpindahan panas
v = viskositas kinematik udara pada konveksi = 0,00321 (W/m2.°C)
temperatur 31,3 (°C) A = luas penampang aliran panas = p x l
= 0,3 (m) x 0,25 (m) = 0,075 (m2)
= 1,6078x10-5 (m2/s) Tw = temperatur rata – rata permukaan
maka, bilangan Reynold (Re) : pelat atas = T1 = 43 (°C)
Re = V.d/v T∞ = temperatur udara = 31,3 (°C)

= 1,39x10-4 (m/s) . 9x10-3 (m) Maka,


1,6078x10-5 ( m2/s ) q = h A ( T w – T∞ )

= 0,078 q = 0,00321 (W/m2.°C) . 0,075 (m2)

Menentukan bilangan Nusselt: [43 (°C) – 31,3 (°C ) ]


Nu = 0,023 . Re0,8 . Prn
Dimana: q = 0,00321 (W/m2.°C).0,075 (m2).
Nu = bilangan Nusselt
Re = bilangan Reynold = 0,078 11,7 (°C)
Pr = bilangan Prandtl
Pr = 0,71187, pada temperatur 31,3 (°C) q = 0,00282 ( W )
n = 0,4 untuk pemanasan, karena dinding
Jadi, panas yang dipindahkan pada jarak
lebih panas dari fluida yang mengalir
permukaan fix cavity plate bagian atas ke udara
maka, nilai bilangan Nusselt (Nu) : (q) adalah 0,00282 (W).
Nu = 0,023 . Re0,8 . Prn (11)
C. Laju Kalor yang Diserap
Nu = 0,023 . 0,0780,8 . 0,711870,4
Dengan data yang ada pada spesifikasi
= 0,002608 cooling tower yang terlampir. Bahwa air yang
dialirkan dari cooling tower mempunyai debit
Menentukan koefisien perpindahan panas 1575 (liter/min). Cooling tower yang digunakan
konveksi (h) : mempunyai bak dengan diameter minimal 3300
h = Nu . k / d (12) (mm) dan tinggi 2485 (mm). Piping
dimana : connections yang digunakan untuk inlet 125
h = koefisien perpindahan panas (mm), outlet 125 (mm), over flow 50 (mm), dan
konveksi (W/m2.°C) fan motor yang digunakan 5 (HP).
Nu = bilangan Nusselt = 0,002608 Dari data heat exchanger didapatkan :
k = koefisien konduktivitas panas
udara = 0,024 (W/m.°C) Laju aliran air yang dibutuhkan 1 unit heat
d = jarak permukaan fix cavity exchanger adalah :
plate bagian atas ke air
= 19,50 (mm) Q1 = 1575 (liter/min) = 94500 (liter/jam)

maka, koefisien perpindahan panas konveksi ( h = 94,5 ( m3/jam )


):
Dengan faktor koreksi 20 % sehingga laju aliran
h = Nu . k / d
air menjadi :
= 0,002608 . 0,024 (W/m.°C)
Q1 = 1,2 x 94,5 (m3/jam)

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 70
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

= 113,4 (m3/jam) S = 52,79 – 51,96 x 100% = 1,57 %


52,79
= 0,0315 ( m3/detik)
3) Pengujian III
Temperatur air masuk heat exchanger sisi shell = Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 35
32 (°C) (kgf/cm2) dan temperatur leleh 230 (°C) –
Temperatur air keluar heat exchanger sisi shell = 240 (°C).
37 (°C)
S = 52,79 – 52,00 x 100% = 1,49 %
Laju kalor yang diserap air pendingin dihitung 52,79
dengan persamaan :

q = ṁ x Cpair x ∆T (14) Hasil dari perhitungan hasil pengujian dapat


dilihat pada Tabel 1.
dimana :
q = laju kalor yang diserap Tabel 1. Hasil Data Pengujian
ṁ = massa = Q x ρ Pendinginan dengan Cooling Tower
Cpair = 4,179 ( kJ/kg.°K )
∆T = perubahan temperatur
ρ = massa jenis
ρ = 995 (kg/m3), pada temperatur
32 (°C)
maka, nilai ρ (massa jenis) pada temperatur 32
(°C ) adalah 995 ( kg/m3 )

Jadi, laju kalor yang diserap sebesar :

q = ṁ x Cpair x ∆T

= 3,97 (kg/detik) x 4,179 (kJ/kg.°K)


Tabel 1 diatas dapat dibuatkan grafik hubungan
x [ 310,15 (°K) – 305,15 (°K) ] antara Shrinkage (%) terhadap Temperatur
mold (oC), dapat dilihat pada Gambar 3.
= 82,95315 ( kW )

= 82953,15 ( W )

Maka, cooling tower mampu menerima dan


melepaskan kalor sebesar 82953,15 (W)

D. Data Pengujian Pendinginan


dengan cooling tower

1) Pengujian I
Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 15
(kgf/cm2) dan temperatur leleh 230 (°C) –
Gambar 3. Grafik Hubungan Antara
240 (°C).
Temperatur Mold dengan Shrinkage
S= d o- d x 1 00 %
d Pada Tabel 1 diatas dapat dibuatkan juga grafik
S = 52,79 – 51,92 x 100% = 1,65 % hubungan antara Shrinkage (%) terhadap
52,79 Backpressure (kgf/cm2), dapat dilihat pada
Gambar 4.
2) Pengujian II
Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 25
(kgf/cm2) dan temperatur leleh 230 (°C) –
240 (°C).

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 71
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Tabel 2 diatas dapat dibuatkan grafik hubungan
Backpressure dengan Shrinkage antara Shrinkage (%) terhadap Temperatur
mold (oC), dapat dilihat pada Gambar 5.
E. Data Pengujian Pendinginan
dengan udara

1) Pengujian I
Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 15
(kgf/cm2) dan temperatur leleh 230 (°C) –
240 (°C).

S= d o- d x 1 00 %
d
S = 52,79 – 51,85 x 100% = 1,78 %
52,79 Gambar 5 Grafik Hubungan Antara
Temperatur Mold dengan Shrinkage
2) Pengujian II
Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 25 Pada Tabel 2 diatas dapat dibuatkan juga grafik
(kgf/cm2) dan temperatur leleh 230 (°C) – hubungan antara Shrinkage (%) terhadap
240 (°C). Backpressure (kgf/cm2), dapat dilihat pada
Gambar 6.
S = 52,79 – 51,89 x 100% = 1,70 %
52,79

3) Pengujian III
Waktu injeksi 1 detik dengan backpressure 35
(kgf/cm2) dan temperatur leleh 230 (°C) –
240 (°C).

S = 52,79 – 51,94 x 100% = 1,61 %


52,79

Hasil dari perhitungan hasil pengujian dapat


dilihat pada Tabel 2. Gambar 6. Grafik Hubungan Antara
Backpressure dengan Shrinkage
Tabel 2. Hasil Data Pengujian
Pengujian dilakukan pada produk yang
Pendinginan dengan Udara
memiliki ketebalan 0,8 (mm). Temperatur yang
tinggi digunakan untuk mempercepat pengisian
material ke dalam rongga mold karena semakin
tinggi temperatur maka semakin rendah
viskositasnya. Tetapi hal ini berdampak pada
penyusutan produk yang semakin besar.

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 72
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

Pengujian yang dilakukan dengan shrinkage atau penyusutan antara pendinginan


menggunakan variasi backpressure antara mold menggunakan pendingin cooling tower dan
pendinginan cooling tower dan udara udara dapat disimpulkan bahwa pendinginan
menghasilkan kecenderungan pada nilai pada proses injection molding sangat
shrinkage atau penyusutan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap shrinkage produk. Hal ini
ditunjukkan pada Gambar 4 dan 6, bahwa dapat diketahui pada laju perpindahan panas
semakin besar nilai backpressure yang konveksi yang terjadi antara penggunaan media
digunakan, maka akan semakin kecil nilai pendingin cooling tower dan udara. Pada
penyusutannya. Hasil ini sama seperti pengujian penggunaan pendinginan udara, panas yang
yang dilakukan oleh U. Wahyudi, ( 2014 ) dengan dapat dipindahkan nilainya sangat kecil sehingga
menggunakan material polistyrene dengan berdampak pada temperatur mold yang terjadi.
tingkat pengujian yang berbeda lewat settingan Selain pendinginan mold, faktor yang
parameter. Dalam pengujian tersebut dapat menyebabkan terjadinya shrinkage yaitu
diketahui dengan waktu injeksi yang lama dan parameter proses injection molding dan jenis
backpressure yang relative besar, maka akan material plastik yang digunakan.
mengurangi cacat produk yang disebabkan oleh Pengujian yang dilakukan untuk
penyusutan dikarenakan produk semakin kokoh mendapatkan nilai shrinkage dalam pengujian
atau ada kecenderungan produk lebih padat antara pendinginan cooling tower dan udara
sehingga penyusutan dapat diminimalkan. dengan material polypropylene yaitu
Pada Gambar 3 dan 5 tentang grafik menggunakan parameter proses injection
hubungan antara temperatur mold dengan molding yang konstan seperti waktu injeksi 1
shrinkage, maka dapat disimpulkan bahwa nilai detik, tekanan injeksi 650 bar, kecepatan injeksi
shrinkage atau penyusutan pada material 25 (mm/s) dan temperatur leleh 230 – 240 (°C),
polypropylene dengan menggunakan serta backpressure yang digunakan pada masing
pendinginan cooling tower lebih kecil – masing media pendingin yaitu 15, 25, dan
dibandingkan menggunakan pendinginan udara. 35 ( kgf/cm2 ). Maka dapat disimpulkan
Tetapi, selisih nilai shrinkage antara pendinginan besarnya nilai shrinkage antara media pendingin
menggunakan cooling tower dan udara tidak cooling tower yaitu sebagai berikut:
terlalu signifikan. Hasil penyusutan ini lebih baik 1. Nilai shrinkage atau penyusutan
dibandingkan pada pengujian yang dilakukan material polypropylene terbesar terjadi
oleh Alfan Amri, (2009) yang melakukan pada pendinginan menggunakan udara
pengujian dengan metode menggunakan dengan backpressure 15 (kg/cm3) yaitu
pendinginan dan tanpa pendinginan dengan sebesar 1,78 %.
material plastik yang sama. Dalam pengujian 2. Nilai shrinkage atau penyusutan
tersebut dihasilkan selisih nilai penyusutan yang material polypropylene terkecil terjadi
cukup besar. pada pendinginan menggunakan cooling
Pada grafik hubungan antara tower dengan backpressure 35 (kg/cm3)
temperatur mold dengan shrinkage terlihat yaitu sebesar 1,49 %.
bahwa semakin tinggi temperatur mold, maka Penggunaan pendinginan pada mold
shrinkage atau penyusutan yang terjadi akan dengan menggunakan pendingin cooling tower
semakin tinggi pula. Hal ini disebabkan karena dan udara akan berpengaruh pada temperatur
dalam kondisi yang panas, pergerakan molekul mold yang terjadi. Dalam analisa yang dilakukan,
resin cenderung lebih cepat dibanding kondisi pendinginan yang baik antara media pendingin
dingin. Hal ini yang menyebabkan shrinkage cooling tower dan udara yaitu dengan
lebih besar jika dibandingkan dengan produk menggunakan pendingin air. Penggunaan
yang saat keluar dari mold dalam kondisi dingin pendinginan udara mengakibatkan temperatur
karena pergerakan molekul resin-nya cenderung yang terjadi pada mold akan memiliki
lambat sehingga penyusutannya lebih kecil temperatur yang tidak konstan sehingga
sehingga proses pendinginan terjadi pemerataan pemerataan panas pada mold akan tidak merata
distribusi perpindahan panas pada produk. dan akan berdampak pada besarnya shrinkage
atau penyusutan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pengujian
serta pembahasan data yang diperoleh tentang

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 73
Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Muhamad Daroji
Analisa Penyusutan Produk Plastik pada Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin Cooling
Tower dan Udara dengan Material Polypropylene

DAFTAR PUSTAKA Kristanto, Yuli., Kusharjanta, Bambang.,


Ubaidillah., 2013, Pengaruh Suhu Pemanas
Akbarzadeh, A., Sadeghi, M., 2011, Parameter Terhadap Shrinkage Pada Proses Injeksi
Study in Plastic Injection Molding Process Polypropylene, Mekanika, Vol. 12, No.1,
using Statistical Methods and IWO September 2013.
Algoritm, International Journal Modeling Liang Chi Cooling Tower., Counter Flow Induced
And Obtimization, Vol. 1, No. 2, June 2011. Draft ( Model LBC )
Amri, Alfan., 2009, Pengaruh Pendinginan Dalam M. Artama, Gede., 2004, Proses Injection Molding
Proses Injection Molding Pembuatan Cycle Pada Injection Molding Machine dan
Acetabular Cup Pada Sambungan Hip, Molding Defect, Yogyakarta : Universitas
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Gadjah Mada.
Surakarta.
Anggono, A. D., 2005, Prediksi Shrinkage Untuk Mennig, Günter., 1998, Mold Making Handbook,
Menghindari Cacat Produk Pada Plastic München : Germany.
Injection, Media Mesin, Vol. 6, No. 2, Juli Moerbani, J., 1999, Plastic Moulding, Jurnal
2005: 70-77. Akademi Teknik Mesin Industri ( ATMI
Awwaluddin, Muhammad., Santosa Puji., ), Surakarta.
Suwardiyono., 2012, Perhitungan Muhammad, Deden., 2005, Analisa Proses
Kebutuhan Cooling Tower Pada Rancang Perpindahan Kalor dan Massa Pada
Bangun Untai Uji Sistem Kendali Reaktor Counter-Flow Cooling Tower, Teknik
Riset, BATAN, Vol. 9, No. 1, ISSN: 1411- Fisika, Vol. 1, ISSN: 0216-9681, halaman
0296. 39- 48.
Badri, MG., 2014, Sifat Mekanik Dan Cacat Santoso, Slamet Teguh., 2014, Proses Produksi
Penyusutan ( Shrinkage ) Akibat Variasi dan Perawatan Mesin Injection Molding,
Komposisi Campuran Daur Ulang Bekasi : Politeknik Gunakarya Indonesia.
Polyethylene Pada Injection Moulding, Schey, John A., 2009, Proses Manufaktur,
Jurnal ROTOR, Vol. 7, No. 1, April 2014. Yogyakarta : ANDI.
Budiarto., 2002, Perancangan Peralatan Sularso., 2008, Pompa dan Kompresor, Bandung :
Pencetak, Bandung : Politeknik Institut Teknologi Bandung.
Manufaktur Bandung. Wahyudi, U., 2014, Studi Pengaruh Injection Time
Febriantoko, B. W., Wibowo, A. H., 2008, Studi Dan Backpressure Terhadap Cacat
Peningkatan Siklus Injeksi Dan Penyusutan Pada Produk Kemasan Toples
Pengurangan Prosentase Penyusutan Pada Dengan Proses Injection Molding
Produk Injeksi Plastik Dengan Mold Tipe Menggunakan Material Polistyrene, Jakarta
Laminated Steel Tooling, Teknik Mesin, : Universitas Mercubuana.
ISBN : 978-979-3980-15-7. Wiwoho, B., 1986, Barometer Bisnis Plastik
Firdaus, et al., 2002, Studi Eksperimental Indonesia, Jakarta: Yayasan Bina
Pengaruh Parameter Proses Pencetakan Pembangunan.
Bahan Plastik Terhadap Cacat Penyusutan
(Shrinkage) Pada Benda Cetak Pneumatics
Holder, Teknik Mesin, Vol. 4, No. 2,
Oktober 2002: 75-80.
Gutowski., 2002., Injection Molding Machine.
Harinaldi., Budiarso., 2003, Mekanika Fluida,
Jakarta : Erlangga.
Holman, J.P., 1997, Heat Transfer, International
Edition: The McGraw-Hill.
Kamaruddin, S., Khan, A. Z., dan Foong, S. H.,
2010, Application of Taguchi Method in the
Optimization of Injection Moulding
Parameters for Manufacturing Products
from Plastic Blend, IACSIT International
Journal of Engineering and Technology,
Vol. 2, No. 6, ISSN: 1793-8236.

JRST: Jurnal Riset Sains dan Teknologi, Vol.1 (2) 2017 - (65 – 74) 74

Anda mungkin juga menyukai