Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup berkelompok. Hidup
dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis
anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang
harmonis adalah tugas manusia.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out
put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU,
Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang
dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik
dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak
mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling
menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah
impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas
manusia.Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana
yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik.
Dari latar belakan masalah diatas saya tertarik untuk menciptakan sebuah rekayasa ide
bagaimana pemimpin dapat menjadi seorang pemimpina yang tidak cacad atau abnormal dengan

Rekayasa Ide 1
metode pembentukan sosok yang inovatif,sehinnga diharapkan rekayasa ide ini dapat diterapkan
langsung dikehidupan sehari-hari sehingga dapat langsung dirasakan manfaatnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran mengenai rekayasa Ide Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang
Efektif, Inovatif Untuk Mencapai Visi Sekolah”.
2. Bagaimana penerapan rekayasa ide ini dalam kehiudpan sehari-hari sehingga dapat
diambil manfaatnya.

1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasannya adalah sebagai berikut:
3. Untuk memberikan gambaran mengenai rekayasa ide memimpin yang benar dengan
sistem Efektif dan Inovatif.
4. Mengetahui bagaimana penerapan rekayasa ide ini dalam kehiudpan sehari-hari sehingga
dapat diambil manfaatnya.

1.3 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Rekayasa ide ini ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan ide dan sisi
kreatif nya sehingga menyumbang suatu manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya mengenai masalah bagaimana menjadi pemimpin yang mendekati sempurna
dengan metode memimpin berdasarkan konsep yang inovatif.
2. Manfaat Bagi Pembaca
Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan masukan bagi
masyarakat pada umumnya, khususnya demi mengetahui masalah kepemimpinan dan
bagaimana merekayasa kepemimpinan itu agar lebih mudah diterapkan bagi diri masing
masing

Rekayasa Ide 2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain untuk
melakukan suatu pekerjaan yang sebenarnya tidak disukainya dilakukan secara sukarela;
Kepemimpinan adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi
orang atau pihak lain untuk mengerjakan sesutau sesuai keinginan pemimpin

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan


dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam
kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya
dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.Adapun pendapat lain tentang
kepemimpinan adalah sbb:
· Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961, 24).
· Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
· Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
· Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
· Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990, 281).

2.2 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan


Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi
dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi.
Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan
Rekayasa Ide 3
konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama
sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan
kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga
diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab
prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.
Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang
baik.
3. Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan
semangat.Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk
Jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.

2.3Pengertian Kepemimpinan Pendidikan


Banyak para ahli memberikan definisi mengenai pengertian kepemimpinan dan teori
kepemimpinan. Secara umum definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut.
“kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh sesorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan, dan kalau perlu
memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat
sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan”. ( Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2009:125)
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan
efisien. ( Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2009:126)

Rekayasa Ide 4
Menurut Dra. Taty Rosmiati, M.Pd. dan Dedy Achmad Kurniady, M.Pd. Tim Dosesn
Administrasi Pendidikan UPI bahwa “Guru, wali kelas, kepala sekolah, pengawas, kepala kantor
bidang pendidikan pada semua tingkatan, semua tenaga edukatif pada kantor dinas kepala
direktorat dalam lingkungan direktorat jenderal pendidikan, ketua jurusan, dekan, rektor dan
pembantu-pembantunya pada sekolah tinggi, akademik, institut dan universitas, ahli-ahlli ilmu
pendidikan dan masih banyak lagi, merupakan pemimpin-pemimpin pendidikan. Pada pokoknya
setiap orang yang memiliki kelebihan dalam kemampuan dan pribadinya, dan dengan
kelebihannya itu dapat mempengaruhi, mengajak, membimbing, mendorong, menggerakkan dan
mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan atau perbaikan mutu pendidikan
dan pengajaran, maka ia telah melaksanakan fungsi kepemimpinan pendidikan, dan ia tergolong
sebagai pemimpin pendidikan”. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia, Administrasi Pendidikan, 2009:140).

Rekayasa Ide 5
BAB III
GAMBARAN REKAYASA IDE

3.1 Rekayasa Ide Cara Memimpin Dengan Konsep Inovatif

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,


memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan
itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan
pimpinan itu sendiri dan pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way
communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi
kerjanya. Dalam dunia jasa konstruksi kepemimpinan yang baik mana kala seorang pemimpin
dapat menjalankan atau memotifasi rekan-rekan ataupun karyawannya untuk lebih baik lagi dan
untuk itu semua di butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa ;

1.Percaya sama orang lain


2.Keseimbangan dalam kehidupan
3.Melihat hidup sebagai tantangan
4.Sinergi dll

Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu :


1. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan
dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau
menetapkan produktivitas yang tinggi.
2. Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang
penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan
adalahminim.
3.Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum
terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum
sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannyaSedang Gaya-gaya

Rekayasa Ide 6
kepemimpinan yang perlu di hindari adalah : 1.Pencinta Kompromi (Compromiser).
Gaya Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan kerja
berdasarkan situasi yang kompromi2.Missionari Manajer seperti ini menilai
keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti memberikan perhatian yang besar dan
maksimum pada orang-orang dan hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas
dan perilaku yang tidak sesuai.
3. Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan
sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.
4. Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama
sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja.

3.2 Gambaran Cara Membangun Kepemimpinan dengan Konsep Inovatif

Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan dua
pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas, kualitas, dan kekuatan
anda. Kekacauan akan segera terjadi ketika anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang
seharusnya dilakukan pemimpin atau sebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus
mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin. Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap
dipimpin akan kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana kelak ia akan
menjadi seorang pemimpin. Seluruh waktu dan energinya dihabiskan hanya untuk menciptakan
reaksi-reaksi sesaat yang sia-sia. Di bidang politik seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih
dengan cara yang melupakan proses kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama
dengan ketika ia mendapatkannya.
Seseorang yang memiliki kepemimpinan inovatif hampir tidak cepat puas dengan kinerja
yang dicapai perusahaan. Dia ingin selalu terus belajar dan mencari temuan-temuan baru yang
unik. Gagasan-gagasan baru hampir tak pernah berhenti. Hal ini karena rasa ingin tahu begitu
besarnya. Kemampuan berimajinasi sangat dominan dalam menciptakan sesuatu yang baru.
Pemimpin model seperti ini menyadari tidak mungkin proses penemuan inovasi baru bisa
dilakukan sendiri. Karena itu dia selalu mendorong para karyawannya untuk berpikir dan
mengembangkan gagasan-gagasan baru yang inovatif. Tidak jarang lalu dibentuk tim inovasi

Rekayasa Ide 7
yang anggota-anggotanya terdiri dari karyawan berlatar belakang sesuai dengan
kompetensinya.Untuk itu dia membuat suatu road map penelitian yang jelas apa yang ingin
dicapai berikut langkah-langkah strategis dan target waktunya.

Beberapa cara lain guna membiasakan diri untuk menjadi pemimpin yang inovatif, seperti
berikut :

1. Memiliki visi. Ini adalah syarat mutlak bagi pemimpin manapun. Inovasi lahir dari visi dan
misi yang jelas, terukur dan memiliki tujuan/sasaran. Share visi Anda kepada anak buah dengan
gamblang karena hal ini mengilhami mereka untuk mencari cara demi meraihnya dan
menyiapkan solusi untuk menghadapi tantangannya.

2. Terbuka terhadap perubahan. Perubahan adalah kebutuhan, bukan hambatan. Pemimpin


inovatif tidak mudah puas dengan hasil yang didapat dan selalu berambisi untuk berbuat lebih
baik. Perlihatkan a better future painting, untuk menularkan optimisme dan keyakinan Anda
bahwa perubahan yang Anda inginkan akan berbuah sukses, layak dilakukan dan tidak akan sia-
sia.

3. Langgar aturan main. Maksudnya untuk tidak terlalu terpaku pada aturan yang berlaku dan
dapat melakukan sedikit ‘improvisasi’. Inovasi, terutama yang radikal berarti melakukan sesuatu
yang berbeda dari yang pernah ada. Oleh karena itu, pikiran lateral yang menghasilkan cara-cara
baru dalam menciptakan dan menjalankan inovasi sangat dibutuhkan.

4. Mencari alternatif. Himbaulah diri Anda dan anak buah untuk melakukan dua hal, pertama
melakukan pekerjaannya dengan seefektif mungkin dan yang kedua dengan cara baru. Arahkan
mereka untuk berpikir dan mempertanyakan kembali peranan dan cara kerja mereka sehingga
pikiran mereka lebih terbuka dan mampu melihat hal lain yang tak terpikirkan sebelumnya.

5. Siap menghadapi kegagalan. Bahkan innovator terbesar pun pernah merasakan kegagalan.
Tanamkan pada diri sendiri dan orang lain bahwa kegagalan merupakan jalan menuju sukses.

Rekayasa Ide 8
6. Uji cobakan inovasi Anda. Selalu uji cobakan inovasi Anda terlebih dahulu untuk melihat
respon dan hasilnya. Usahakan melakukannya langsung kepada sasaran agar lebih representatif
dan mencerminkan hasil sebenarnya.

7. Selalu bersemangat. Fokus pada hal-hal yang ingin diubah dan tantangan yang akan dihadapi.
Tularkan semangat dan energi Anda pada anak buah agar mereka turut mendukung Anda dengan
sepenuh hati dan tenaga. Selalu tunjukkan antusiasme dan keyakinan Anda dan sebarkan setiap
kali Anda berkomunikasi.

3.3. Kepemimpinan Pendidikan Produktif, Berkualitas, Efektif dan Efisien.

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mampu menerapkan manajemen


pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang produktif, berkualitas, efektif dan efisien.
Produktif adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan
jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas dapat diukur dengan kuantitas dan
kualitas.
Produktivitas dalam ukuran kuantitas output berupa jumlah tamatan dan kuantitas input
berupa jumlah tenaga kerja dan sumber daya lainnya.
Produktivitas dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang, produktivitas ini
digambarkan dari ketepatan menggunakan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia sehingga
volume dan beban kerja dapat diselesaikan dengan waktu yang tersedia dan mendapat respon
positif, dan bahkan pujian dari orang lain atas hasil kerjanya.
Kualtias menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan
atau dikenakan kepada barang (products) dan/ atau jasa (service) tertentu berdasarkan
ertimbangan objektif atau bobot dan/ atau kinerjanya (Pfeffer end Coote, 1991).
Mutu atau kualitas adalah jasa atau produk yang menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan
sehingga pelanggan mendapat kepuasan.
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. Etzioni (1964:187) mengatakan
bahwa “ kefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya”. Sedangkan menurut
Sergiovani (1987:33) yaitu “kesusuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan”.
Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan

Rekayasa Ide 9
sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil ainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana,
pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya.
Efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input/ sumber daya dengan output.
Suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan
atau pemakaian sumber daya yang minimal. Efisiensi pendidikan adalah bagaimana tujuan
pendidikan dicapai dengan memiliki tingkat efisiensi waktu, biaya, tenaga dan sarana.

Rekayasa Ide 10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Banyak model dan tipe dalam teori kepemimpinan pendidikan yang memberikan arahan
untuk menjadi seorang pemimpin pendidikan yang berhasil mencapai visi atau tujuan yang sudah
ditetapkan. Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mampu
mengkombinasikan model-model dan tipe-tipe kepemimpinan tersebut. Karena keberhasilan
seorang pemimpin tidak ditentukan oleh satu model atau tipe dari pemimpin itu sendiri.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa menerapkan berbagai model dan tipe
kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Kepemimpinan adalah suatu
proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar
bawahan/orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin
tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan/pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkannya. Produktivitas kerja
adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja yang didasari sikap mental yang
patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan
cara-cara kerja hari esok harus lebih baik dari cara- cara kerja hari ini. Untuk meningkatkan
Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang paling sesuai diterapkan
seorang pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat bahwa penerapan gaya ini disesuaikan dengan
tingkat kematangan bawahan/pengikut.

4.2 Saran

Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide melatih jiwa
kepemimpinan dengan konsep yang inovatif ini adalah pada bagian pendalaman aspek-aspek
yang berkaitan dengan bagaimana cara kita memimpin diri sendiri secara bertahap dan
selanjutnya bgaimana memimpin orang lain maupun kelompok.

Rekayasa Ide 11
DAFTAR PUSTAKA

Adji,Wahyu dkk.Ekonomi untuk SMA/Ma kelas XII(hal.116-117).Jakarta.Penerbit


Erlangga.2007
Anonym .2010. Prinsip dan pengertian kepemimpinan.http://id.wikipedia.org.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, Manajemen


Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2012

http://christhoper.wordpress.com/2010/12/21/masalah-dalam-kepemimpinan-di-organisasi-saat-
ini/

http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2012/01/01/ciri-ciri-kepala-sekolah-yang-efektif-2/

Rekayasa Ide 12

Anda mungkin juga menyukai