PENDAHULUAN
- Apakah usia ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya
kota Denpasar?
1.3 Hipotesis
- Usia gestasi merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya kota
Denpasar
- Paritas ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD kota Wangaya
Denpasar
- Anemia ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya kota
Denpasar
- Usia ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya kota
Denpasar
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
kedokteran dan memberikan informasi beberapa faktor resiko yang
berhubungan dengan kejadian BBLR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi bayi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu : (idai
buku ajar)
a. Bayi Kurang Bulan (BKB): bayi dilahirkan dengan masa gestasi <37 minggu
(<259 hari)
b. Bayi Cukup Bulan (BCB): bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42
minggu (259-293 hari)
c. Bayi Lebih Bulan (BLB): bayi dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu
(294 hari)
Beberapa terminologi mengenai usia gestasi dan berat bayi adalah sebagai
berikut:
a. Kecil masa kehamilan (KMK): bila berat lahir <P10 menurut masa gestasi
grafik Lubchenco. KMK merujuk pada ukuran bayi saat lahir, bukan
pertumbuhan janin. KMK berhubungan dengan faktor maternal, faktor dan
faktor janin. ( gomelia 7th)
b. Sesuai masa kehamilan (SMK): bila berat lahir berada antara P10 dan P90
menurut masa gestasi grafik Lubchenco
c. Besar masa kehamilan (BMK): bila berat lahir >P90 menurut masa gestasi
grafik Lubchenco. BMK bisa terjadi pada bayi dengan ibu penderita diabetes,
bayi dengan Beckwith-Wiedemann syndrome dan sindroma lain, bayi
postmatur, maupun bayi hydrop fetalis. Bayi BMK terkadang diartikan
sebagai bayi makrosomia.( gomelia)
d. Pertumbuhan janin terhambat (PJT): bila terjadi pertumbuhan janin yang
abnormal atau melambat
e. Usia kronologis: usia yang dihitung sejak bayi itu lahir
f. Usia koreksi: hasil pengurangan usia kronologis dengan hasil perbedaan usia
gestasi dengan usia aterm (40 minggu), contoh: bayi lahir dengan masa gestasi
34 minggu, usia kronologis 10 minggu, maka usia koreksinya adalah 10
minggu - (40 minggu – 34 minggu) = 4 minggu.
Gambar 2.1. Kurva Lubchenco ( Gomelia 7th)
Masalah lebih sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR
dibanding dengan bayi cukup bulan dan bayi berat lahir normal. Masalah tesebut
antara lain: (buku ajar)
a. Ketidakstabilan suhu
Kesulitan untuk mempertahankan suhu akibat :
1) Peningkatan hilangnya panas
2) Kurangnya lemak subkutan
3) Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar
4) Produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan
ketidakmampuan untuk menggigil
b. Kesulitan bernapas
1) Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke Penyakit Membran Hialin
(PMH)
2) Resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya reflek batuk, reflek
menghisap dan reflek menelan
3) Thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi yang lemah
4) Pernapasan yang periodik dan apnea
c. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
1) Reflek isap dan telan yang buruk terutama sebelu 34 minggu
2) Motilitas usus yang menurun
3) Pengosongan lambung tertunda
4) Pencernaan dan absorpsi vitamin yang laruk dalam lemak berkurang
5) Defisiensi enzim lactase pada brush border usus
6) Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh
7) Meningkatnya resiko Enterokolitis Nekrotikans (EKN)
d. Imaturitas hati
1) Konjugasi dan ekskresi bilirubin terganggu
2) Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung vitamin K
e. Imaturitas ginjal
1) Ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar
2) Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik
3) Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau hipernatremia,
hiperkalemia atau glikosuria ginjal
f. Imaturitas imunologis
Resiko infeksi tinggi akibat:
1) Tidak banyak transfer Imunoglobulin G (Ig G) maternal melalui plasenta
selama trimester ke tiga
2) Fagositosis terganggu
3) Penurunan faktor komplemen
g. Kelainan neurologis
1) Refleks hisap dan telan yang imatur
2) Penurunan motilitas usus
3) Apnea dan bradikardia berulang
4) Perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel
5) Pengaturan perfusi serebral yang buruk
6) Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
7) Retinopati prematuritas
8) Kejang
9) hipotonia
h. Kelainan kardiovaskuler
1) Patent ductus arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui pada
bayi BKB
2) Hipotensi atau hipertensi
i. Kelainan hematologis
1) Anemia (onset dini atau lanjut)
2) Hiperbilirubinemia
3) Disseminated intravascular coagulation (DIC)
4) Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)
j. Metabolisme
1) Hipokalsemia
2) Hipoglikemia atau hiperglikemia
Masalah lain yang dapat terjadi pada anak KMK/BBLR adalah masalah
puebertas, dimana pubertas dini lebih sering terjadi pada anak yang lahir dengan
KMK.
Malnutrisi
Tempat tinggal
Konsumsi rokok,obat
terlarang, alkohol
Kehamilan ganda Suku
Riwayat penyakit kronis ibu Riwayat anak KMK
(Hipertensi, diabetes) sebelumnya
Neonatus dengan kelainan Jarak kehamilan
Kongenital Kelainan plasenta
Ibu menderita tuberkulosis, Neonatal dengan kelinan
HIV/AIDS, sifilis genetik
Faktor resiko
usia gestasi
Bayi Berat Lahir
Jumlah paritas
Rendah (BBLR)
Anemia ibu
Usia ibu
: Variabel Utama
: Variabel tergantung
3.3 Hipotesis
- Usia gestasi merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya kota
Denpasar
- Paritas ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD kota Wangaya
Denpasar
- Anemia ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya kota
Denpasar
- Usia ibu merupakan faktor resiko kejadian BBLR di RSUD Wangaya kota
Denpasar
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
n1=n2 =
Keterangan:
n : jumlah sampel
Zα : deviat baku alfa (Kesalahan 5%, Zα = 1,96)
Zβ : deviat baku beta (besar power ditentukan sebesar 80%,
sehingga, Zβ = 0,842)
P2 : proporsi pajanan pada kelompok kontrol yang sudah
diketahui nilainya
Q2 : 1-P2
P1 : proporsi pada kelompok kasus
Q1 : 1-P1
P1-P2 : selisih proporsi
P : proporsi total = (P1+P2)/2
Q : 1-P
a. Besar sampel untuk faktor resiko usia gestasi
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gogoi tahun 2018, proporsi
pajanan pada kelompok kasus (P1) adalah 0,32 dan pada kelompok
kontrol (P2) adalah 0,04, sehingga, P= 0,18; Q=0,82; Q1=0,68;
Q2=0,96. Sehingga,
28,3 = 28 sampel
17,4 = 17 sampel
25,5 = 25 sampel
OR = =
Sampel
4.10 Alur Kasus
Penelitian Sampel Kontrol
Neonatus BBLR Neonatus tanpa BBLR
Pengumpulan data
Analisis data
Penyajian data
4.8 Analisa Data
Pertama dilakukan tabulasi data, dan data entry. Analisis data yang
dilakukan meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Pada analisis deskriptif
(univariat), data dengan skala kategorikal dinyatakan dalam distribusi
frekuensi dan persentase, sedangkan data dengan skala kontinyu dinyatakan
dalam rerata dan simpang baku. Hubungan faktor-faktor resiko dengan
kejadian BBLR diuji menggunakan uji hipotesis x2 bila sebaran data normal atau
uji mutlak Fisher bila sebaran data tidak normal (analisis bivariat). Faktor-faktor
resiko yang berhubungan dilakukan analisis multivariant dengan menggunakan
uji regresi logistik .Analisis data dilakukan dengan program SPSS for
Windows versi 21. Besarnya hubungan faktor-faktor resiko terhadap kejadian
BBLR dinyatakan dalam Odds Ratio (OR)) dengan interval kepercayaan 95%
dengan nilai p<0,05. Hasil penelitian yang ada disajikan dalam bentuk tabel.
4.9 Etika Penelitian
Persetujuan untuk penelitian dan penggunaan data serta akses rekam
medis di setujui oleh kepala bagian SMF Anak di RSUD Wangaya Kota
Denpasar.