1. TUJUAN
Untuk memisahkan dan menguji kolesterol dari berbagai bahan makanan
2. DASAR TEORI
Lipid merupakan komponen jaringan yang heterogen dan penggolongannya didasarkan atas kelarutannya
dalam pelarut-pelarut lemak, seperti eter dan lain-lain. Sedangkan komponen-komponen campuran lipid
dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya dalam berbagai pelarut
organik. Sebagai contoh, fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar
ketidaklarutannya dalam aseton, demikian pula dengan kolesterol. Dari sebutir merah telur dapat
dihasilkan 50 – 75 mg kolesterol. Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak
di alam. Dari rumus kolesterol dapat di lihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C nomor 3
mempunyai posisi beta oleh karena dihubungkan oleh garis penuh.
CH3 CH3
CH CH2 CH2 CH2 CH CH3
H3 C
H3 C
HO
Kolesterol
Kolesterol dan lipid lainnya diangkut dalam darah ke sasaran spesifik oleh beberapa macam lipoprotein.
Triasilgliserol yang dikeluarkan dari usus halus diangkut oleh kilomikron dan kemudian di hidrolisis oleh
lipase yang terdapat dinding kapiler di jaringan sasaran. Kolesterol dan berbagai macam lipid lainnya
yang berlebihan di hati, diangkut dalam bentuk lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL) setelah
mengeluarkan triasilgliserol ke jaringan adiposa dan jaringan perifer lainnya, VLDL berubah menjadi
lipoprotein berdensitas antara (IDL) selanjutnya di ubah menjadi lipoprotein berdensitas rendah (LDL).
IDL dan LDL mengangkut ester kolesterol terutama kolesterol linoleat. LDL akan diambil oleh hati dan sel
jaringan perifer dengan cara endositosis yang diperantarai oleh reseptor. Reseptor LDL yang merupakan
suatu protein yang terdapat pada membran plasma sel sasaran, mengikat LDL dan juga berperan
memasukkan LDL ke dalam sel. Apabila tidak terdapat reseptor LDL pada penderita hiperkolesterolemia
akan terjadi tipe homozigot, peningkatan kadar LDL-kolesterol plasma, penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah dan serangan jantung pada masa kanak-kanak. Apolipoprotein B yang
merupakan suatu protein yang sangat besar, merupakan komponen struktural kunci pada kilomikron,
VLDL, dan LDL.
Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia kolesterol
terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex) dan jaringan syaraf. Mula-
mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini merupakan komponen utama batu
tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol
panas. Apabila tidak terdapat dalam konsentrasi tinggi, koleterol mengkristal dalam bentuk kristal yang
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, dan tidak mempunyai titik lebur 150 – 151 0C. Endapan
kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya
elastisitas atau kelenterun pembuluh darah. Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya
kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung
harus memompa lebih keras. Hal ini berarti jantung harus lebih keras daripada biasanya.
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu
diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini
dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan
dengan fluorosensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biri dan yang berubah
menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan
asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah kemudian biru dan hijau. Ini
disebut reaksi Liebermann Burchard. Warna hijau yang terjadi ini sebanding dengan konsentasi koleterol.
Karenanya reaksi Liebermann Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif.
Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram tiap 100 ml buah.
Bila sterol (kolesterol) dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya direaksikan dengan asam
kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan
bervariasi dengan kondisi percobaan. Mekaisme reaksinya menurut salah satu teori adalah mula-mula
dibentuk kompleks senyawa yang teraktifasi, diikuti dengan agregasi beberapa molekul menghasilkan
sistem terkonyugasi. Senyawa-senyawa kromofor yang dihasilkan berlaku seperti indikator asam-basa.
Baik uji Salkowski maupun Liebermann-Burchard akan memberikan hasil yang baik, bila alat-alat gelas,
reagen-reagen dan senyawa-senyawa yang akan diuji berada dalam keadaan kering
4. CARA KERJA
1. Masing-masing bahan dihaluskan dalam erlenmeyer 250 ml
2. Ditambahkan 150 ml alkohol dan 75 ml eter, aduk, diamkan selama 10 menit dengan sewaktu-
waktu diaduk
3. Saring ke dalam beker kering melalui kertas saring yang telah dibasahi oleh alkohol
4. Pisahkan residu di atas kertas saring dengan cara mencuci residu dengan 60 ml larutan alkohol -
eter
5. Residu dilarutkan dalam 30 ml dan perlahan-lahan tuangkan larutan ini ke dalam 90 ml aseton
sambil diaduk. Pisahkan endapan dan filtrat
6. Uapkan filtrat hingga menjadi pasta di atas penangas air, dinginkan
7. Tambahkan 45 ml larutan KOH alkoholis 10 %, aduk dan panaskan di atas penangas air selama
30 menit, dinginkan
8. Tambahkan 150 ml eter dan pisahkan filtrat dan endapan
9. Filtrat eter diuapkan hingga kering
10. Ekstraksi dengan 15 ml alkohol selama 3 – 5 kali dalu sentrifuse
http://jejaringkimia.blogspot.com RINO SAFRIZAL
- 3 - BIOKIMIA
11. Pindahkan supernatan larutan alkohol ke dalam tabung sentrifuse dan tambahkan 3 tetes air ke
dalam larutan ini hingga tidak terjadi endapan lagi. Biarkan ½ jam, sentrifuse lagi selama 10
menit
12. Langsung dilakukan pengujian
5. SKEMA KERJA
SUPERNATAN
LARUTAN ALKOHOL
· Uapkan hingga kering
· Pindahkan dalam tabung sentrifuse
· Ekstraksi dengan 5 ml alkohol 3 - 5
· Tambahkan tetes demi tetes hingga larutan tidak terbentuk
kali lalu sentrifuse
endapan lagi
· Biarkan ½ jam
· Sentrifuse lagi
· Dekantasi supernatan yang jernih FILTRAT ETER
FILTRAT
SARING
RESIDU
SUPERNATAN Didekantasi
6. HASIL PENGAMATAN
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1 Kacang tanah + 50 ml alkohol + 75 - Filtrat berwarna keruh
ml eter aduk diamkan 10 menit
saring
2 Residu dicuci dengan 60 ml alkohol- - Residu semakin kental
eter
3 Residu dilarutkan dalam 30 ml eter + - Campuran terasa dingin
90 ml aseton aduk saring
Panaskan
4 + 45 ml lerutan KOH alkoholis 10 % - Filtrat berwarna coklat muda
aduk panaskan 30 menit dinginkan
+ 150 ml eter
Filtrat eter diuapkan - Warna filtrat manggis masak
7. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah bertujuan untuk memisahkan dan menguji kolesterol dalam makanan. Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kacang tanah. Pertama-tama kacang tanah dihaluskan
kemudian di tambah dengan 150 ml alkohol dan 75 ml eter. Penambahan alkohol dan eter disini, adalah
untuk menghilangkan senyawa polarnya, dimana lemak dan kolesterol adalah senyawa non polar, dan
eter dapat mengikat lemak yang terdapat pada kacang tanah. Setelah penambahan alkohol dan eter,
kemudian campuran di saring dengan filtrat dan residu di pisahkan. Filtrat yang didapat pertama kali ini
di buang dan residu di cuci dengan 60 ml alkohol-eter sehigga residu semakin kental. Residu yang di
ambil karena di dalam residu terdapat lemak dan kolesterol yang banyak daripada di dalam filtrat.
Kemudian residu tersebut di saring dan dilarutkan dalam 30 ml eter dan 90 ml aseton. Tujuan
penambahan dari eter dan aseton ini juga untuk menghilangkan senyawa polarnya.kemudian endapan
dan filtrat yang didapat dipisahkan dengan kertas saring untuk mendapatkan filtratnya. Filtrat yang
didapat diuapkan hingga menjadi pasta.pasta yang didapat berwarna cokelat muda. kemudian
tambahkan 45 ml KOH alkoholis 10 % yang bertujuan untuk membersihkan filtrat dari pengotor-
pengotor yang ada dalam filtrat.setelah ditambah dengan KOH alkoholis filtrat berubah warna menjadi
manggis masak. Supaya senyawa polar yang ada dalam filtrat menjadi tinggal sedikit, maka
ditambahkan lagi 150 ml eter,setelah itu filtrat dan endapan dipisahkan. Filtrat eter yang di dapat
diuapkan hingga kering hasil penguapan terbentuk 2 fase yaitu larutan eter diatas dan larutan KOH
diatas. Dan selanjutnya di ekstraksi dengan 15 ml alkohol sebanyak 2 kali dalu sentrifuse. Sentifuse
yang pertama didapat supernatan alkohol yang berwarna kuning kecokelatan dan terdapat endapan
setelah itu ditambah 3 tetes air hingga tidak terjadi endapan dan dibiarkan selama setengah jam, untuk
melihat apakah masih terbentuk endapan atau tidak. setelah itu lakukan sentrifuse yang kedua kalinya
selama 10 menit.hasil yang didapat pada sentrifuse yang kedua ini tidak ada sama sekali perubahan dan
warna juga tetap sama.
Kemudian langsung dilakukan pengujian Salkowski dan Liebermann-Burchard. Pada pengujian Salkowski,
hasil dari sentrifuse ditambah dengan 3 ml kloroform sehingga larutan berwarna putih susu, diatasnya
ada cincin cokelat. Kemudian tambahkan dengan asam sulfat pekat dan kocok perlahan. Dengan
penambahan asam sulfat pekat larutan terasa panas dan terbentuk gelembung-gelembung gas dan
larutan lama-lama menjadi kuning dan gelap.terbentuk tiga fase yaitu : cincin hitam (di atas),warna
merah tua (di tengah), dan buih merah kehitaman di bawah.
Sedangkan pada pengujian Liebermann-Burchard, ditambahkan juga 3 ml kloroform anhyrdous yang
menghasilkan warna putih susu dan diatasnya terdapat cincin cokelat.setelah itu ditambahkan lagi 20
tetes asam asetat anhidrat, tetapi tidak ada perubahan lalu tambahkan lagi asam sulfat pekat sebanyak
6 tetes,dan tidak ada perubahan.akan tetapi setelah di kocok perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa
menit,lalu terbentuk padatan berwarna bening keputihan seperti jelly, larutannya agak keruh.
Warna yang di dapat pada pengujian Salkowski dan pengujian Liebermann-Burchard ini tidak sesuai di
karenakan pada saat praktikum tidak ditemukannya endapan yang merupakan kolesterol yang terdapat
pada kacang tanah. Sehingga warna yang di dapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.hal ini terjadi
dikarenakan kadar kolesterol sudah sangat sedikit, dan kesalahan pada pemberian asam sulfat
pekat.Agar warna yang dihasilkan sesuai, pada uji salkowski, maka pada saat pemberian asam sulfat
pekat seharusnya dilakukan dengan hati-hati, maka warna asam akan berwarna kekuningan dengan
fluoresensi hijau bila di kenai cahaya,sedangkan bagian kloroform akan berwarna biru dan berubah
menjadi merah dan ungu.
Sedangkan pada uji Liebermann-Burchard positif jika dihasilkan warna biru dan hijau.
8. KESIMPULAN
Hasil yang didapat pada uji Salkowski adalah terbentuknya 3 fase yaitu :
Diatas ada cincin yang berwarna hitam
Di tengah lapisan yang berwarna merah tua
Dan dibawah lapisan merah kehitaman
Pada uji Liebermann-Burchard, terbentuk padatan yang berwarna bening
keputihan seperti jelly dan warna larutan agak keruh.
Warna yang didapat tidak sesuai hal ini di karenakan kadar kolesterolnya
sudah sangat sedikit dan kesalahan pada saat pemberian asam sulfat pekat. Uji Salkowski positif jika
warna yang dihasilkan adalah bagian asam berwarna kekuningan dan hijau bila dikenai cahaya.
Sedangkan uji Liebermann-Burchard positif jika terbentuk warna hijau.
9. DAFTAR PUSTAKA
Sadikun, M.dkk. Biokimia vol.2. Edisi 4. Alih bahasa lobert stryer. Editor Syahbandar,