Anda di halaman 1dari 9

Nama peserta : dr.

Greace S Rumainum
Nama wahana : RUMKITAL dr. Sedibjo Sardadi
Topik : Bronkhopneumonia
Tanggal (kasus) : 6 Juni 2015
Nama pasien :
Tanggal Presentasi : September 2015 Pendamping : dr. Rudy Cahyono, Sp.KJ
Tempat Presentasi : RUMKITAL dr. Sedibjo Sardadi
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan √ □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka √
□ Diagnostik √ □ Manajemen √ □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi √ □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Bayi usia 1 tahun 2 bulan dibawa ke rumah sakit oleh ibunya dengan keluhan sesak
□ Deskripsi :
napas yang dialami sejak kurang lebih 6 jam yang lalu
Mampu mendiagnosis bronkopneumonia dan mampu melaksanakan tatalaksana
□ Tujuan : yang tepat.

Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus √ □ Audit
Bahasan :
Cara
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi √ □ E-mail □ Pos
Membahas :
Data Pasien : Nama : An. AF
Nama Klinik : RUMKITAL dr. Sedibjo
Telp : Terdaftar sejak : 6 juni 2015
Sardadi
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Bronkhopneumonia
Bayi usia 1 tahun 2 bulan dibawa ke rumah sakit oleh ibunya dengan keluhan sesak napas
yang dialami sejak kurang lebih 6 jam yang lalu.
2. Riwayat Pengobatan : pasien tidak memiliki riwayat pengobatan terkait keluhan sesak napas
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: ada riwayat sesak napas sebelumnya 3 bulan yang lalu
4. Riwayat Keluarga : tidak ada

1
5. Riwayat Pekerjaan : tidak ada
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : tidak ada yang berhubungan
7. Riwayat Imunisasi : imunisasi lengkap
8. Lain-lain : tidak ada
Daftar Pustaka :
1. Alsagaff Hood, Mukty H.Abdul.Pneumonia. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press.th ; 2008. Hal ; 193-7
2. Garna H dan Heda M.2005. Pneumonia Dalam Pedoman Diagnosis Dan Terapi 3rd Ed :
Bagian IKA FK UNPAD Bandung.th ; 2010.Hal; 403 – 8
3. Rahajoe Nastiti N, Supriyanto Bambang, dkk. Pneumonia. Buku Ajar Respirologi Anak.
Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. Th; 2010.hal; 351-363
4. Alihbahasa, Tim Adaptasi Indonesia. Pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
rujukan tingkat pertama di kabupaten. Jakarta : WHO Indonesia.th;2008. Hal 86-93
5. WHO. 2008. Global Action Plan for Prevention and Control Pneumonia.
Hasil Pembelajaran :
1. Bronkopneumonia
2. Penegakan diagnosa Bronkopneumonia
3. Tatalaksana Bronkopneumonia

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :

Bayi 1 Tahun 2 Bulan dibawa ke Rumah sakit bersama ibunya dengan


keluhan sesak napas dialami sejak kurang lebih 6 jam SMRS. Batuk (+), lendir (+)
warna putih, beringus (+). Demam (+), riwayat demam di rumah sejak 1 hari yang
lalu, kejang (-), riwayat kejang (-). Mual (-), muntah (-), riwayat muntah (-). Anak
rewel (+), aktif menyusui (+). Riwayat berbobat sebelumnya (-). Riwayat sesak
sebelumnya (+) dialami 3 bulan yang lalu, riwayat keluarga dengan sesak napas (-),
riwayat keluarga menderita batuk lama (-). BAB Biasa, BAK lancar

2. Objektif :

Pemeriksaan Fisik

2
 Keadaan umum : tampak sakit sedang

 Kesadaran : Composmentis

 Nadi : 116 x/menit

 Frekuensi Nafas : 48 x/ menit, pernafasan cuping (-)

 Suhu : 38,70 C

 Berat Badan : 8 kg

Status Internus

 Kepala : Tidak ada kelainan

 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, mata cekung (-)

 Kulit : Turgor kulit baik, bibir sianosis (-)

 Thoraks

o Paru

Inspeksi : Gerakan nafas simetris kiri = kanan, retraksi dinding dada(+)

Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : Bronkovesikuler, rhonki +/+, wheezing +/+

o Jantung

Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihat

Palpasi : Iktus jantung teraba di linea midclavicula sinistra RIC V

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : Bising tidak ada, bunyi jantung tambahan tidak ada

 Abdomen

3
Inspeksi : datar, ikut gerak napas

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik (+) kesan Normal

 Ekstremitas : Refilling capiller baik

Laboratorium:

 Hb : 9,6 gr/dl
 Leukosit : 15.200/mm3
 Eritrosit : 3,86.106/mm3
 Trombosit : 220.000/mm3
 Hematokrit : 28,2%

3. Assesment (penalaran klinis) :

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang di


temukan maka pada pasien di diagnosis dengan bronkopneumonia

Anamnesis didapatkan bahwa bayi 1 Tahun 2 Bulan dibawa ke Rumah sakit


bersama ibunya dengan keluhan sesak napas dialami sejak kurang lebih 6 jam SMRS.
Batuk (+), lendir (+) warna putih, beringus (+). Demam (+), riwayat demam di rumah
sejak 1 hari yang lalu, Anak rewel (+), aktif menyusui (+).. Riwayat sesak
sebelumnya (+) dialami 3 bulan yang lalu, riwayat keluarga dengan sesak napas (-),
riwayat keluarga menderita batuk lama (-).

Pemeriksaan fisis ditemukan tanda vital, 116 x/menit, Frekuensi Nafas 48 x/


menit, pernafasan cuping (-) Suhu badan 38,70 Berat Badan 8 kg, terdapat retraksi
dinding dada, dan apad aukultasi ditemukan bunyi bronkovesikuler RH +/+, WH +/+

Kemudian untuk pemeriksaan penunjang Hb 9,6 gr/dl, Leukosit 15.200/mm3,


Eritrosit 3,86.106/mm3, Trombosit 220.000/mm3, Hematokrit : 28,2%

Bronkopneumonia merupakan infeksi pada parenkim paru yang terbatas pada

4
alveoli kemudian menyebar secara berdekatan ke bronkus distal terminalis
Bronchopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah dari
parenkim paru yang melibatkan bronkus / bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk
bercak-bercak yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur
dan benda asing..

Terdapat berbagai faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas


pneumonia pada anak balita di negara berkembang. Faktor risiko tersebut adalah: pneumonia
yang terjadi pada masa bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), tidak mendapat imunisasi,
tidak mendapat ASI yang adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, tingginya prevalens
kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi
industri atau asap rokok).

Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang berupa edema dari
seluruh alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN.
Proses radang dapat dibagi atas 4 stadium yaitu :

1. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)


2. Stadium II (48 jam berikutnya)

3. Stadium III (3 – 8 hari)

4. Stadium IV (7 – 11 hari)

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 390-400C dan mungkin disertai
kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya
tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana
pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

 Inspeksi : pernafasan cuping hidung(+), sianosis sekitar hidung dan mulut,


retraksi sela iga.
 Palpasi : Stem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit.
 Perkusi : Sonor memendek sampai beda

5
 Auskultasi : Suara pernafasan mengeras ( vesikuler mengeras )disertai ronki
basah gelembung halus sampai sedang.

Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat didahului dengan infeksi
saluran nafas akut bagian atas. Gejalanya antara lain batuk, demam tinggi terus-
menerus, sesak, kebiruan sekitar mulut, menggigil (pada anak), kejang (pada bayi),
dan nyeri dada. Biasanya anak lebih suka berbaring pada sisi yang sakit. Pada bayi
muda sering menunjukkan gejala non spesifik seperti hipotermi, penurunan
kesadaran, kejang atau kembung. Anak besar kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri
abdomen disertai muntah.

Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan kelompok umur


tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi dinding dada, grunting, dan
sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih besar jarang ditemukan grunting. Gejala yang
sering terlihat adalah takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas, dan iritabel.

Pemeriksaan darah pada pneumonia umumnya didapatkan Lekositosis hingga


> 15.000/mm3 seringkali dijumpai dengan dominasi netrofil pada hitung jenis. Lekosit
> 30.000/mm3 dengan dominasi netrofil mengarah ke pneumonia streptokokus.
Trombositosis > 500.000 khas untuk pneumonia bakterial. Trombositopenia lebih
mengarah kepada infeksi virus. Biakan darah merupakan cara yang spesifik namun
hanya positif pada 10-15% kasus terutama pada anak- anak kecil.

Foto toraks (AP/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk


menegakkan diagnosis. Foto AP dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi
anatomik dalam paru. Infiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama pada pasien
bayi. Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu atau
beberapa lobus. Jika difus (merata) biasanya disebabkan oleh Staphylokokus
pneumonia.

Dasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gorna dkk tahun 1993 adalah
ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini :

a. sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
b. panas badan
c. Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)

6
d. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
e. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan,
dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)

1. Penatalaksaan umum

- Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit  sampai sesak nafas hilang atau PaO2 pada
analisis gas darah ≥ 60 torr
- Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
- Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena.

2. Penatalaksanaan khusus

- mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan pada 72 jam
pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibioti awal.
Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi, takikardi,
atau penderita kelainan jantung

- pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis


Pneumonia ringan  amoksisilin 10-25 mg/kgBB/dosis (di wilayah dengan angka
resistensi penisillin tinggi dosis dapat dinaikkan menjadi 80-90 mg/kgBB/hari).

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan terapi :

a. Kuman yang dicurigai atas dasas data klinis, etiologis dan epidemiologis
b. Berat ringan penyakit
c. Riwayat pengobatan selanjutnya serta respon klinis
d. Ada tidaknya penyakit yang mendasari

Antibiotik :

Bila tidak ada kuman yang dicurigai, berikan antibiotik awal (24-72 jam
pertama) menurut kelompok usia.

a. Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan) :


- ampicillin + aminoglikosid
- amoksisillin-asam klavulanat

7
- amoksisillin + aminoglikosid
- sefalosporin generasi ke-3
b. Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5 thn)

- beta laktam amoksisillin


- amoksisillin-amoksisillin klavulanat
- golongan sefalosporin
- kotrimoksazol
- makrolid (eritromisin)
c. Anak usia sekolah (> 5 thn)
- amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin)
- tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)
Karena dasar antibiotik awal di atas adalah coba-coba (trial and error) maka
harus dilaksanakan dengan pemantauan yang ketat, minimal tiap 24 jam sekali sampai
hari ketiga.

Bila penyakit bertambah berat atau tidak menunjukkan perbaikan yang nyata
dalam 24-72 jam  ganti dengan antibiotik lain yang lebih tepat sesuai dengan
kuman penyebab yang diduga (sebelumnya perlu diyakinkan dulu ada tidaknya
penyulit seperti empyema, abses paru yang menyebabkan seolah-olah antibiotik tidak
efektif)

Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat yang dimulai secara dini
pada perjalanan penyakit tersebut maka mortalitas selama masa bayi dan masa kanak-
kanak dapat di turunkan sampai kurang 1 % dan sesuai dengan kenyataan ini
morbiditas yang berlangsung lama juga menjadi rendah. Anak dalam keadaan
malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang
lebih tinggi.
4. Plan :

DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia

TERAPI
- O2 1-2 liter/menit

8
- IVFD Asering 12 tts/menit
- Inj. Cefotaxime 200 mg/12 jam/IV (Skin test)
- Inj. Gentamicin 10mg/12 jam/IV
- Paracetamol syrup 3 x 3/4 Cth po
- Puyer (Ambroxol, CTM) 3 x 1 po
Pendidikan :

Diberikan edukasi kepada keluarga pasien terkhusus ibu pasien mengenai keadaan
penyakit yang diderita.

Konsultasi : Pada saat ini belum dibutuhkan konsultasi.

Kontrol :

Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan

Follow up keadaan pasien Dilakukan setiap hari Perbaikan dari gejala yang
selama pasien di rawat di dialami pasien.
RS

Nasihat Saat datang dan saat Diberikan kepada keluarga


pasien sudah pasien terkhusus ibu pasien
diperbolehkan pulang agar kualitas hidup pasien
membaik

Jayapura , September 2015

Peserta, Pendamping

( dr. Greace S Rumainum) ( dr. Rudy Cahyono, Sp.KJ)

Anda mungkin juga menyukai