Disusun oleh :
Brian Brammad Priambodo
P27220018230
2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
1) Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
2) Pernapasan bau asam
3) Bruksisme
4) Nyeri epigastrik
5) Menolak makan
6) Nyeri uluhati
7) Hematemesis
8) Hiperekstensi kepala
9) Bangun malam karena mimpi buruk
10) Batuk malam hari
11) Terlihat bukti kesulitan menelan
12) Odinofagia
13) Regurgitasi isi lambung
14) Menelan berulang
15) Keluhan “ada yang menyangkut”
16) Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
17) Pembatasan volume
18) Muntah
19) Muntahan di bantal
Gastrointestinal Malnutrisi
obesitas
Kelebihan nutrisi
Ketidakseimba-
ngan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya
perubahan nutrisi adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat Besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokirit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status
nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan
nilai limfosit, penurunan albumin serum < 3,5 gr/dl, dan
peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2008).
a. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk
mempelajari status nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti
albumin, transferin, prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas
pengikat zat besi total, dan haemoglobin. Setelah makan, waktu respon
untuk perubahan pada rentang protein dari jam ke minggu. Masa hidup
metabolisme albumin adalah 21 hari, transferin 8 hari, prealbumin 2 hari,
dan protein pengikat retinol adalah 12 hari. Faktor yang mempengaruhi
kadar albumin serum meliputi hidrasi, perdarahan, penyakit ginjal dan
hepatik, jumlah drainase yang besar untuk luka, drain luka bakar, atau
traktus gastrointestinal, pemberian steroid, infus albumin eksogenus,
umur, trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar albumin adalah
indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar prealbumin
dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status
protein serum. Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke
dalam gram total protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur
keluaran nitrogen melalui analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen
urinari (UUN). Untuk klien dengan diare dan drainase fistula, perkirakan
tambahan 2-4 gram keluaan nitrogen yang lebih lanjut. Keseimbangan
nitrogen didapatkan dengan membagi keluaran nitrogen yang dibutuhan
untuk anabolisme. Sebaliknya, keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat
katabolisme terjadi. (Potter & Perry, 2010).
E. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan).
Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan
apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan
pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus
terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang
nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui
slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral
total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit, vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua
kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan
hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan
dilarutkan oleh darah klien. (Nurjanah, 2011)
II. KONSEP KEPERAWATAN
a) Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah
nutrisi yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan
gaya hidup, dan faktor –faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat
area pokok :
1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri
Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan dan berat berat badan.
Pengukuran antropometri sistem pengukuran ukran dan ssunan tubuh dan
bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang membantu dalam
mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan ketinggian untuk
lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia
Tes – tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan
cairan, fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes biasanya
diguakan untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein
plasma seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total
kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Tes – tes lain digunakan untuk
menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan
sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan
klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga
menggabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk
menentukan kebutuhan energy dan membandingkannya dengan asupan
makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
4. Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda – tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang
tidak tepat mempengaruhi semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat
diobservasi selama pengkajian fisik.
b) Diagnosa Keperawatan
1.Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2.Kesiapan Meningkatkan Nutrisi
3.Ketidakefektivan Perfusi Jaringan Perifer
4.Intoleransi Aktifitas
5.Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
c) Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakseimban Setelah dilakukan asuhan NIC
gan Nutrisi keperawatan … x 24 jam Nutrition Management
Kurang dari diharapkan masalah a. Kaji adanya alergi makanan
Kebutuhan keperawatan b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Tubuh ketidakseimbangan nutrisi menentukan jumlah kalori dan
kurang dari kebutuhan tubuh nutrisi yang dibutuhkan pasien
dapat teratasi dengan : c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil d. Anjurkan pasien untuk
a. Adanya peningkatan meningkatkan protein dan
berat badan sesuai vitamin C
dengan tujuan e. Berikan substansi gula
b. Berat badan ideal sesuai
f. Yakinkan diet yang dimakan
dengan tinggi badan
mengandung tinggi serat untuk
c. Mampu mencegah konstipasi
mengidentifikasi
g. Berikan makanan yang terpilih
kebutuhan nutrisi
(sudah dikonsultasikan dengan
d. Tidak ada tanda-tanda
ahli gizi)
malnutrisi
e. Menunjukkan h. Ajarkan pasien bagaimana
peningkatan fungsi membuat catatan makanan harian
pengecapan dari i. Monitor jumlah nutrisi dan
menelan kandungan kalori
f. Tidak terjadi penurunan j. Berikan informasi tentang
berat badan yang berarti kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake kalori
o. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan
cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
2 Kesiapan untuk NOC NIC
meningkatkan Setelah dilakukan asuhan a. Managemen nutrisi: membantu
nutrisi keperawatan … x 24 jam atau menyediakan asupan
diharapkan kesiapan untuk makanan dan cairan dengan diet
meningkatkan nutrisi dapat seimbang
tercapai dengan : b. Konseling nutrisi : member
bantuan dengan proses interaktif
Kriteria Hasil yang berfokus pada kebutuhan
a. Mampu terhadap modifikasi diet
mempertahankan berat c. Penyuluhan individu : membuat
badan yang ideal perencanaan., implementasi, dan
b. Mengonsumsi diet yang evaluasi program penyuluhan
seimbang yang dirancang untuk memenuhi
c. Melaporkan peningkatan kebutuhan khusus pasien
nilai gizi makanan yang d. Penyuluhan : Program Diet :
dikonsumsi (mis; lebih mempersiapkan pasien untuk
banyak mengonsumsi benar-benar mematuhi pola diet
makanan non olahan, yang diprogramkan
dengan sedikit
kandungan lemak jenuh)
3 Ketidakefektifa NOC NIC
n Perfusi Setelah diberikan asuhan a. Melakukan penilaian
Jaringan Perifer keperawatan selama ....x24 komprehensif dari sirkulasi
jam, perfusi jaringan perifer perifer (mis : memeriksa denyut
pasien menjadi efektif nadi perifer, edema, capillary
dengan kriteria hasil: refill, warna, dan suhu)
Kriteria Hasil b. Mengevaluasi edema perifer
a. Capilary refil pada jari- dan denyut nadi
jari tangan dalam batas c. Memberi obat antiplatelet atau
normal (< 2 dtk) antikoagulan, jika di perlukan
b. Capilary refil pada jari- d. Merubah posisi pasien
jari kaki dalam batas setidaknya setiap 2 jam, jika di
normal (< 2 dtk) perlukan
c. Tekanan darah sistolik e. Melindungi ektremitas dari
dalam batas normal (< cedera
140 mmHg) f. Mempertahankan hidrasi yang
d. Tekanan darah diastolik adekuat untuk menurunkan
dalam batas normal (< kekentalan darah
90 mmHg) g. Monitor status cairan, termasuk
e. Tekanan nadi (dalam asupan dan keluaran
batas normal (60-100
x/mnt)
f. Tidak terjadi edema
pada perifer