Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hari : Sabtu
Tanggal : 17 November 2018
A. Keluhan Utama
-
B. Diagnosa Medis
Asfiksia Berat
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Imaturitas neurologis
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS : -
DO : Ku: kurang, Kesadaran: Somnolen, Apgar Score : 3-6-9, Tidak ada
kejang, Berat Badan cukup, Nadi : 98x/m, SpO2: 63% Suhu: 36,8 oC
E. Dasar Pemikiran
Pada bayi sebelum dilahirkan / janin, oksigen dalam tubuh yang dibutuhkan
janin disuplai dari mekanisme difusi melalui plasenta yang berasal dari ibu,
paru paru di janin belum berfungsi sebagai tempat difusi. Namun setelah
lahir atau keluar dari perut ibu, maka bayi akan segera bergantung kepada
paru-paru untuk mendapatkan oksigen. Karena sebelumnya belum
dipergunakan dengan baik, maka fungsi organ paru belum bisa optimal.
Dengan belum optimalnya kinerja paru, maka akan memberatkan kerja
organ lain, seperti otot bantuan nafas, jantung yang akan memompa lebih
cepat karena darah minim kandungan O2 dan membahayakan organ otak
yang perlu supplay tinggi oksigen. Maka dari itu pemberian terapi oksigen
pada masa neonatus untuk membantu penyesuain kinerja paru sangat
diperlukan untuk bayi baru lahir.
Tindakan
1. Tahap pra tindakan
a. Persiapan alat
1) Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter, humidifier.
2) Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana / sungkup muka
dengan kantong udara/sungkup muka dengan parsial rebreathing.
b. Persiapan pasien
1) Posisikan pasien supinasi
2. Tahap tindakan
a. Kateter nasal / Kanul nasal:
1) Cuci tangan
2) Isi tabung humufider dengan water for irigation batas yang tertera.
3) Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen/sentral oksigen.
4) Cek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar pangatur konsentrasi
O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam tabung flow meter.
5) Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow meter.
6) Alirkan oksigen ke: Kanul nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
7) Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan
panggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
8) Pasang alat kateter nasal / kanul nasal pada pasien.
9) Cuci tangan.
10) Rapikan peralatan kembali.
11) Dokumentasikan pada status pasien.
3) Tahap pasca tindakan
a. Evaluasi pasien
1) Kaji respon pasien setelah dilakukannya terapi oksigen
2) Kaji TTV pasien dan airway pasien.
b. Evaluasi tindakan
1) Pasien tampak rileks
2) Terpasang nasal kanul oksigen sesuai indikasi
3) Pasien menggunakan otot bantu pernapasan
4) Frekuensi pernapasan
Mengetahui