Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PEMBERDAYAAN/EMPOWERING DALAM KELUARGA DAN


PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM KELUARGA

OLEH :

NI WAYAN CINTIA DEVI UTAMI (183222947)


NI WAYAN NIA ARDITYA SARI (183222948)
NI WAYAN SUMARNI (183222949)
NI WAYAN WAHYU ESTY UDAYANI (183222950)
PUTU RIAS ANDREANI (183222951)
PUTU SRI UTAMI DEVI (183222952)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Keperawatan Keluarga.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang
telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan beberapa sumber
lainnya sehingga tugas ini bias terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka
itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat memotivasi
saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
2.1 Konsep Pemberdayaan/Empowering dalam Keluarga.................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Pemberdayaan Keluarga ..................................................................................... 3
2.1.2 Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga ............................................................................. 4
2.1.3 Prinsip Pemberdayaan Keluarga ........................................................................................... 7
2.1.4 Contoh Alternatif Kegiatan Pemberdayaan Keluarga ........................................................... 8
2.1.5 Strategi Pemberdayaan Keluarga .......................................................................................... 9
2.1.6 Pendekatan dan Metode Pemberdayaan Keluarga ............................................................. 10
2.2 Definisi Keperawatan Dirumah .................................................................................................. 11
2.3 Tujuan Keperawatan Dirumah .................................................................................................... 14
2.4 Hubungan Perawat Klien dengan Keluarga ................................................................................ 14
2.5 Standar dan Tanggung Jawab Pelayanan Keperawatan Dirumah............................................... 15
2.5.1 Standar Kualifikasi Tenaga Keperawatan Yang Dapat Memberikan Asuhan Keperawatan
Kesehatan Di Rumah : .................................................................................................................. 16
BAB III ................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 17
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat memegang peranan penting
sebagai aset bangsa. Keluarga bukan hanya dianggap sekadar sasaran pembangunan, tetapi
merupakan pelaku (subyek) pembangunan. Untuk itu perlu diatur tentang pembangunan
keluarga sejahtera, terutama dalam mempersiapkan sumber daya anggota keluarga yang
potensial. Sasaran kinerja menetapkan meningkatnya jumlah keluarga yang dapat
mengakses informasi dan sumber daya ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga.
Dalam bidang ketahanan keluarga, diupayakan untuk meningkatkan kemampuan keluarga
dalam mengasuh dan menumbuhkembangkan anak, disamping menurunnya
ketidakharmonisan dan tindak kekerasan dalam keluarga.
Pembangunan berwawasan keluarga merupakan pembangunan yang dilakukan secara
seksama mempertimbangkan dimensi keluarga sebagai sasaran dan pelaku. Hal ini
sekaligus mengarah pada peranan keluarga sebagai pengembang sumber daya manusia
potensial dengan mendayagunakan keluarga untuk mempertajam potensi dasar seseorang.
Dengan demikian, pengembangan sumber daya keluarga adalah rangkaian upaya
pembangunan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah swasta dan masyarakat untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015, yaitu terwujudnya keluarga yang
maju, mandiri, sejahtera, hidup selaras, serasi serta seimbang dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
Upaya pembangunan keluarga berkualitas dilakukan melalui pemberdayaan keluarga
sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dilakukan dengan
mewujudkan pelembagaan dan pembudayaan visi keluarga berkualitas guna meningkatkan
kemampuan keluarga sebagai hal yang berperan dan bertanggung jawab dalam
pengembangan anggota keluarga tersebut. Upaya ini perlu memperhatikan sistim nilai
yang ada dalam masyarakat, kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan serta perkembangan globalisasi.
Proses pemberdayaan keluarga dilakukan secara terpadu oleh pemerintah bersama
masyarakat melalui pemantapan sosialisasi dan pelaksanaan delapan fungsi keluarga
sesuai dengan kondisi tiap-tiap keluarga melalui siklus perkembangan keluarga guna
menjadikan setiap anggotanya sebagai insan pembangunan yang produktif dan kompetitif
dalam rangka menuju persaingan pasar bebas. Pemberdayaan keluarga diawali dengan

1
pengenalan kondisi dan potensi keluarga sasaran, melalui pendataan keluarga yang
dilakukan para kader setempat dari rumah ke rumah. Hasilnya, menjadi data basis yang
sifatnya sangat operasional dan bermanfaat untuk digunakan pada setiap tingkat
pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana konsep pemberdayaan/empowering dalam keluarga ?
b) Apa definisi pelayanan keperawatan dirumah ?
c) Apa sajakah tujuan Keperawatan dirumah ?
d) Bagaimana hubungan perawat, klien dan keluarga ?
e) Apa saja yang menjadi standart dan tanggung jawab dalam keperawatan dirumah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep pemberdayaan/empowering dalam keluarga
2. Mengetahui definisi pelayanan keperawatan dirumah
3. Mengetahui tujuan Keperawatan dirumah
4. Mengetahui hubungan perawat, klien dan keluarga
5. Mengatahui standart dan tanggung jawab dalam keperawatan dirumah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pemberdayaan/Empowering dalam Keluarga


2.1.1 Pengertian Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya
artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya
atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan.
Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment
dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari empowerment menurut
Merrian Webster dalam Oxford English Dictionary mengandung dua pengertian :
a) To give ability or enable, yakni meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pelaksanaan berbagai kebijakan dan program pembangunan, agar kehidupan
masyarakat dapat mencapai tingkat kemampuan yang diharapkan.
b) To give authority, yakni meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberian
wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan
dalam rangka membangun diri dan lingkungannya secara mandiri.
Sedangkan pengertian keluarga secara Struktural: Keluarga didefinisikan
berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan
kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga.
Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul (families
of origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of procreation), dan
keluarga batih (extended family).
Pengertian Keluarga secara Fungsional: Keluarga didefinisikan dengan penekanan
pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut
mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan
peran-peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh
keluarga.
Pengertian Keluarga secara Transaksional: Keluarga didefinisikan sebagai
kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi,

3
pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada
bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.
Dari beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
keluarga adalah upaya untuk menjalankan peran sesuai dengan fungsinya dalam keluarga
dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anggota keluarga secara maksimal
sehingga terbentuk ketahanan keluarga.
Adapun tujuan dari pemberdayaan keluarga adalah :
1) Meningkatkan pengetahuan seluruh anggota keluarga dalam bidang kesehatan.
2) Meningkatnya kemampuan seluruh keluarga dalam pemeliharaan dan peningkatan
derajat kesehatannya sendiri.
3) Keluarga mampu mengenali, memelihara, melindungi, meningkatkan kualitas
kesehatannya, termasuk jika sakit, dan memperoleh pelayanan kesehatan tanpa
mengalami kesulitan dalam pembiayaannya.

2.1.2 Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga


Ruang lingkup substansi pemberdayaan keluarga meliputi berbagai wilayah dan
ranah utama terkait kehidupan keluarga yang terdiri dari:
a) Ketahanan Keluarga
Pemberdayaan keluarga meningkatkan pendekatan pada peningkatan
pengetahuan, kesadaran serta kapasitas keluarga dalam kaitannya dengan kondisi
dinamik suatu keluarga yang harus memiliki keuletan dan ketangguhan serta
kemampuan secara fisik-material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri,
mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dan meningkatkan
kesejahteraan lahir dan bathin.
b) Keberfungsian, Peran, dan Tugas Keluarga
Pemberdayaan keluarga menekankan pada peningkatan potensi dan kapasitas
keluarga dalam memenuhi fungsinya. Agar fungsi keluarga berada pada kondisi
optimal, perlu peningkatan fungsionalisasi dan struktur yang jelas, yaitu suatu
rangkaian peran dimana keluarga sebagai ruang lingkup sistem sosial terkecil.
Peran keluarga merupakan kunci utama keberhasilan fungsi keluarga. Tugas
dasar keluarga meliputi:
1) Penyediaan Kebutuhan Dasar Anggota Keluarga
2) Melakukan tugas masing-masing dengan baik
Sedangkan peran utama keluarga untuk keefektifan fungsi keluarga yaitu:

4
1) Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan keluarga untuk tumbuh dan
berkembang
2) Dukungan, pengasuhan, dan kasih saying
3) Pengembangan keterampilan hidup
4) Pemeliharaan dan pengelolaan sistem keluarga
5) Kepuasan seksual suami-istri
c) Sumber Daya Keluarga
Bermakna sebagai sumber kekuatan, potensi dan kemampuan untuk mencapai
suatu manfaat maupun tujuan. Sumber daya merupakan asset berupa sumber daya
ekonomi, potensi manusia, karakter pribadi, kualitas lingkungan, sumber daya alam
dan fasilitas untuk masyarakat. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, pemberdayaan
masyarakat merupakan alat atau bahan yang tersedia dan diketahui fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan keluarga. Sumber daya manusia meliputi keahlian,
bakat, dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Sumber daya material
berhubungan dengan fenomena alam seperti tanah subur, sungai, minyak bumi dan
lain-lain.
Jadi, sumber daya keluarga dapat diartikan sebagai apa yang dimiliki dan
dikuasai individu dalam keluarga baik bersifat fisik material maupun non fisik, dapat
diukur maupun tidak, sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, maupun
lingkungan di sekitar keluarga untuk mencapai tujuan keluarga itu sendiri yaitu
memenuhi seluruh kebutuhannya.
d) Pengelolaan Masalah dan Stres Keluarga
Tipologi dan persepsi keluarga terhadap stress serta mekanisme koping keluarga
menentukan kemungkinan timbulnya stres di dalam sebuah keluarga. Fungsi
pemberdayaan keluarga dapat meningkatkan tipologi efektif, cara pandang yang
baik terhadap stress dan meningkatkan kemampuan koping serta memperbanyak
alternative pilihan koping strategi dalam keluarga untuk menghindari munculnya
krisis akibat stress pada keluarga.
e) Interaksi dan Komunikasi Keluarga
Interaksi keluarga dapat dipandang melalui beberapa pendekatan, diantaranya
adalah pendekatan sistem yang meliputi husband-wife dan parent-child interaction,
sibling interaction, dan intergeneration interaction. Interaksi keluarga dipandang
sebagai proses yang akan memengaruhi kualitas hidup seseorang yang meliputi

5
kesejahteraan, karakter pribadi dan keberhasilan hidup yang pada akhirnya
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh system sosial yang lebih luas.
Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia karena harga
diri, rasa hormat, rasa percaya diri yang dibangun berdasarkan komunikasi yang
efektif. Komunikasi dilakukan dengan menyatakan kebutuhan satu pihak dan
mendengarkan kebutuhan pihak lain karena komunikasi merupakan penggunaan
bersama suatu bahasa disertai proses saling berbagi informasi untuk mencapai
pengertian dan pemahaman yang sama.
f) Tipologi Keluarga
Tipologi keluarga mengidentifikasi keluarga dari empat dimensi, yaitu:
kemampuan tumbuh kembang keluarga, kelentingan keluarga, kebersamaan
keluarga dan tradisi keluarga.
g) Kelentingan Keluarga
Diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk merespon secara positif terhadap
situasi yang kurang baik terhadap keluarga sehingga akan menimbulkan perasaan
kuat perasaan kuat, tahan dan bahkan situasi dimana keluarga merasa lebih berdaya
dan lebih percaya diri. Kelentingan keluarga dialami ketika anggota keluarga
menunjukkan perilaku seperti percaya diri, kerja keras, kerjasama, dan memaafkan.
Hal tersebut merupakan faktor yang menolong keluarga agar dapat menghadapi
stresor sepanjang siklus kehidupannya.
h) Perkembangan Keluarga
Hal ini menekankan pada pengetahuan dan kesadaran pada tahap perkembangan
keluarga, dimana setiap tahap perkembangan memiliki tugas perkembangannya serta
berpotensi menghadapi periode kritisnya, yang manakala keluarga tidak mampu
menyelesaikan atau menghindari periode kritis tersebut, maka akan menyebabkan
keretakan atau kehancuran keluarga. Pengetahuan perkembangan dan periode kritis
pada setiap tahap keluarga dapat digunakan untuk memprediksikan kerentanan serta
penetapan kebijakan dan program keluarga.
i) Ekologi Keluarga
Membahas hubungan timbal balik keluarga sebagai ekosistem dengan
lingkungannya baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang
diimplementasikan melalui proses pemaknaan, penerimaan, pengambilan
keputusan, dan jarak dengan lingkungan sekitar.
j) Arah Perkembangan Kehidupan Keluarga
6
Membahas kehidupan keluarga yang senantiasa mengalami perubahan seiring
dengan perkembangan ekonomi (infrastruktur ekonomi, perdagangan, transportasi,
perkembangan wilayah) dan sosial (pelayanan pendidikan dan kesehatan) serta
pergeseran budaya seiring perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan
informasi. Demikian halnya dengan semakin dinamisnya mobilitas penduduk dan
mobilitas sosial yang juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan keluarga.
Beberapa fenomena kehidupan keluarga terkait perkembangan sosial ekonomi
diantaranya adalah menurunnya jumlah anggota keluarga, perubahan keberfungsian,
dan semakin tingginya perempuan yang bekerja di sector public yang menyebabkan
besarnya kebutuhan bantuan dan dukungan sosial terhadap keluarga. Sementara di
sisi lain urbanisasi dan migrasi menyebabkan semakin besarnya jumlah keluarga inti
yang jauh dari keluarga luasnya, menyebabkan terbatasnya dukungan dan bantuan
keluarga besar terhadap keluarga inti.
Berbagai isu kehidupan keluarga terkait perubahan sosial ekonomi masyarakat
diantaranya adalah perubahan pola manajemen keuangan keluarga, pola
pengambilan keputusan, nilai anak dan pola pengasuhan anak, pergeseran fungsi
suami istri di sector public dan domestic, dukungan sosial terhadap keluarga, pola
komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga, manajemen stress keluarga, krisis
keluarga, dan perceraian. Terdapat perubahan nilai pada anak di mata orang tua.
Anak diharapkan lebih berprestasi dan mandiri lebih awal. Dengan semakin pesatnya
perkembangan media massa, berdampak terhadap pengetahuan keluarga akan
kehidupan keluarga itu sendiri. Terdapat perubahan nilai ayah dan ibu yang
dikategorikan baik. Keluarga menjadi lebih terpapar informasi dan pengetahuan
mengenai fungsi dan peran keluarga serta pemahaman yang lebih baik mengenai
tahapan perkembangan keluarga.

2.1.3 Prinsip Pemberdayaan Keluarga


Agar tujuan pemberdayaan keluarga dapat tercapai, maka perlu memperhatikan
beberapa prinsip penting pemberdayaan keluarga. Beberapa prinsip penting tersebut
yaitu:
a) Pemberdayaan keluarga hendaknya tidak memberikan bantuan atau pendampingan
yang bersifat charity yang akan mendatangkan ketergantungan dan melemahkan,
melainkan bantuan, pendampingan, dan atau pelatihan yang mempromosikan self
reliance dan meningkatkan kapasitas sasaran pemberdayaan.

7
b) Hendaknya menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan pihak yang
dibantu/dibina/didamping menjadi lebih kuat melalui latihan daya tahan, dan
menghadapi masalah.
c) Meningkatknan partisipasi yang membawa pihak yang diberdayakan meningkat
kapasitasnya.
d) Menjadikan pihak yang diberdayakan mengambil kontrol penuh, pengambilan
keputusan penuh, dan tanggung jawab penuh untuk melakukan kegiatan yang akan
membawanya menjadi lebih kuat.

2.1.4 Contoh Alternatif Kegiatan Pemberdayaan Keluarga


A. Meningkatkan potensi atau kapasitas keluarga untuk berkembang :
1) Pelatihan di berbagai tingkat sasaran untuk meningkatkan produktivitas
keluarga dalam memperoleh sumber daya ekonomi
2) Pelatihan, bimbingan-konseling untuk meningkatkan keterampilan keluarga :
menilai sumber daya keluarga; mengembangkan potensi & pengelolaan masalah
untuk mencapai tujuan keluarga
3) Kampanye social & penyuluhan untuk meningkatkan dukungan social bagi
ketahanan keluarga
4) Pelatihan keterampilan organisasi di masyarakat terkait : manajemen,
kepemimpinan dan ekonomi organisasi, kerjasama & jaringan organisasi,
kelembagaan di masyarakat.
B. Menciptakan lingkungan agar kapasitas keluarga untuk berkembang dapat terwujud:
1) Advokasi : meningkatkan komitmen pemerintah
2) Bangun Kemitraan sosial dan jejaring : Pemerintah, sawasta, LSM dan media
massa
3) Pelatihan kepada para tokoh dan penggerak masyarakat dalam rangka
memberdayakan masyarakat dalam menyediakan dukungan sosial bagi keluarga
4) Penguatan kelembagaan : bimbingan dan konseling keluarga, family crisis cener
dan family therapy
5) Kampanye dan advokasi social bangun ketahanan keluarga
6) Mobilisasi SD bagi perbaikan ekonomi keluarga (penyediaan input untuk
meningkatkan peluang berusaha)

8
7) Advokasi kebijakan sistem ekonomi makro : sisistem insentif berusaha, sistem
upah, perluasan lapangan dan kesempatan kerja, serta kemudahan akses
berusaha

2.1.5 Strategi Pemberdayaan Keluarga


Pemberdayaan keluarga hendaknya dilakukan dengan memperhatikan beberapa
strategi utama, diantaranya adalah :
a) Holistik
Strategi yang memperhatikan berbagai dimensi kehidupan keluarga; fungsi keluarga,
peran, dan tugas keluarga, serta memperhatikan tahap perkembangan kehidupan
keluarga.
b) Sinergistik
Strategi yang memperhatikan dan menempatkan kegiatan pemberdayaan keluarga
diantara program keluarga atau program kemasyarakatan lainnya yang dilaksanakan
oleh berbagai pihak baik oleh pemerintah maupun non pemerintah , agar saling
mendukung, menguatkan, dan saling melengkapi
c) Arus-utama : kemandirian dan ketahanan keluarga
Strategi pemberdayaan adalah mendorong kemandirian dan menguatkan ketahanan
keluarga.
d) Fokus : proses - perubahan
Strategi ini menekankan bahwa pemberdayaan adalah sebuah proses, oleh
karenanya perlu member ruang dan memasukkan perjalanan proses dalam
perencanaan, serta memastikan agar proses perubahan tersebut dilalui sampai tujuan
tercapai.
e) Meningkatkan partisipasi dan menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa
f) Memanfaatkan dan atau meningkatkan kapasitas kelembagaan lokal agar perubahan
lebih mengakar untuk menjamin keberlanjutan dan kelangsungannya
g) Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi lokal
Pemberdayaan ekonomi keluarga hendaknya memanfaatkan potensi lokal yang
bertujuan memberi nilai tambah serta meningkatkan potensi ekonomi wilayah
h) Kepedulian – kemitraan
Strategi ini memperhatikan aspek utama dalam proses pembangunan yaitu
kepedulian, serta meningkatkan kemitraan untuk mendorong perubahan yang lebih
luas.

9
i) Keberlanjutan ( sustainability )
Strategi yang memperhatikan keberlanjutan program, mengingat perubahan sosial
membutuhkan waktu yan g lama dan panjang

2.1.6 Pendekatan dan Metode Pemberdayaan Keluarga


Pemberdayan keluarga dapat menggunakan dua pendekatan. Pertama adalah
pendekatan berbasis memperbaiki kekurangan atau kelemahan. Pendekatan yang kedua
adalah pendekatan berbasis menguatkan keunggulan. Pemberdayaan keluarga yang
menggunakan pendekatan pertama biasanya berkaitan dengan permasalahan umum
keluarga seperti masalah komunikasi dan interaksi, masalah hubungan suami-istri,
masalah pengasuhan, masalah penanganan stress, dan masalah hubungan keluarga
dengan lingkungan social. Sementara itu, pemberdayaan keluarga dengan menggunakan
pendekatan kedua umumnya untuk meningkatkan ekonomi keluarga, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pemberdayaan ekonomi keluarga secara langsung
umumnya berupa pelatihan atau pendampingan bagi keluarga yang telah memiliki usaha
atau rintisan usaha untuk kemudian dibantu atau didampingi upaya peningkatannya.
Sedangkan pemberdayaan ekonomi keluarga secara tidak langsung adalah pelatihan,
pendampingan, dan bantuan dalam menggali potensi dan kesempatan serta akses
berusaha.
Pemberdayaan keluarga dapat menggunakan beberapa metode. Metode yang paling
sering digunakan adalah penyuluhan, konseling, pelatihan, dan pendampingan.
Penyuluhan dan konseling dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara
tidak langsung (melalui media). Sedangkan pelatihan dan pendampingan merupakan
media yang lebih intensif menekankan pada perubahan atau perbaikan keterampilan
sasaransuami atau istri) maupun
Konseling keluarga dilakukan baik kepada individu ( suami dan istri ), atau orangtua
anak. Konseling umumnya ditujukan untuk pendampingan yang spesifik baik untuk
sifatnya penyelesaian masalah dalam keluarga ( pertengkaran, resolusi konflik antar
anggota keluarga ) ataupun untuk pengambilan keputusan yang spesifik (contohnya
manajemen keuangan keluarga). Konseling keluarga dipandang sangat efektif dalam
membantu keluarga mengatasi masalah dan mendorong keluarga untuk memiliki
kemampuan menolong dirinya sendiri, namun demikian karena sifatnya intensif dan
individual, maka unit biaya penyelenggaraan metode pemberdayaan ini lebih tinggi
(mahal) dibandingkan penyuluhan.

10
Penyuluhan keluarga dilakukan bagi sekelompok keluarga (lengkap) atau bagian
dari keluarga (ibu-ibu; atau bapak-bapak) untuk membahas hal-hal yang menjadi
perhatian bersama, atau masalah yang umumnya dirasakan atau dialami bersama. Metode
ini tepat dalam upaya peningkatan pengetahuan dan sikap keluarga terkait kehidupan
keluarga seperti tugas perkembangan keluarga, tugas perkembangan anak, optimalisasi
pertumbuhan dan perkembangan anak, menciptakan lingkungan rumah yang ramah anak.
Penyuluhan yang disertai praktik yang memadai dapat meningkatkan efektivitas metode
ini. Agar kegiatan pemberdayaan keluarga melalui penyuluhan efektif maka perlu
persiapan yang baik , misalnya pennyusunan rencana penyuluhan yang meliputi tujuan
instruksional (umum dan khusus) serta alokasi waktu penyuluhan, disertai evaluasi
sederhana untum menangkap daya terima peserta penyuluhan keluarga.Penambahan alat
bantu seperti leaflet yang memungkinkan sasaran dapat mengulang materi pemberdayaan
di rumah dipandang akan meningkatkan efektivitas penyuluhan keluarga.
Selain memperhatikan pendekatan dan pemilihan metode pemberdayaan keluarga,
hendaknya diperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan pemberdayaan keluarga dinilai
kurang berhasil. Hasil kumpulan analisis terhadap pelaksanaan pemberdayaan keluarga,
terdapat beberapa factor yang dapat menyebabkan kurang berhasilnya pemberdayaan
keluarga, diantaranya adalah :
a) Perencanaan kurang memadai atau bahkan tidak ada perencanaan
b) Pendampingan proses perubahan yang tidak tuntas
c) Pendekatan pemberdayaan yang kurang tepat
d) Lemahnya monitoring dan evaluasi kegiatan
e) Mengabaikan hal-hal yang menyebabkan program pemberdayaan tidak diterima
oleh sasaran
f) Melakukan hal-hal yang menyebabkan terdapat pihak yang melawan upaya
pemberdayaan
g) Mengabaikan keberadaan pihak-pihak yang berpotensi sebagai provokator

2.2 Definisi Keperawatan Dirumah


Pelayanan keperawatan di rumah merupakan interaksi yang dilakukan di tempat
tinggal keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
keluarga dan anggotanya. Dari pengertian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa tenaga
kesehatan-lah yang bergerak, dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang datang
ke tenaga kesehatan. Hampir semua pelayanan kesehatan dapat diberikan melalui

11
keperawatan di rumah, kecuali dalam keadaan gawat darurat. Diasumsikan bahwa klien
dan keluarga yang tidak dalam kondisi gawat darurat, “cukup sehat” untuk tetap tinggal di
masyarakatnya dan melakukan perawatan sendiri setelah ditinggal oleh perawat.
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang
befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan
menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi
pasien.
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka
panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non
profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk
memberi home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi
dari keduanya (WarholaC,1980). Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di
rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian
dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana
pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah
sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula,
dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim
khusus yang menangani perawatan di rumah.
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di
rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang
terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.
12
Adapun definisi perawatan kesehatan di rumah antara lain :
a) Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang
sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana
pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
b) Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai
tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
c) Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang
keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
d) Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk
memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja (kontrak) (warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri
keperawatan dirumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah:
a) Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien
dan keluarganya,
b) Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan
keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan
pelayanan,
c) Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun
aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu
tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan
tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga
dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang
luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan
ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).

13
2.3 Tujuan Keperawatan Dirumah
A. Tujuan Dasar :
1) Meningkatkan “support system” yang adekuat dan efektif, serta mendorong
digunakannya pelayanan kesehatan
2) Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan
masalah kesehatan dan kecacatan
3) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh anggota
keluarga dan keluarga, serta memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
peningkatan kesehatan dan pencegahan
4) Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar anggota keluarga
5) Meningkatkan kesehatan lingkungan
6) Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
7) Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
8) Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
9) Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
B. Menurut Drs.I Nyoman Cakra, A.Md.Kep, SH. (2006). Perawatan kesehatan di rumah
bertujuan :
1) Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas
hidupnya,
2) Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan
masalah kesehatan dan kecacatan,
3) Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,
4) Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,
5) Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
C. Menurut Simmons (1980), tujuan tersebut digunakan untuk membantu keluarga
menyelesaikan masalah-masalahnya yang dikategorikan menjadi :
1) Sikap hidup dan sumber-sumber pelayanan kesehatan
2) Penyimpangan status kesehatan
3) Pola dan pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan
4) Dinamika dan struktur keluarga.

2.4 Hubungan Perawat Klien dengan Keluarga


Prinsip hubungan perawat-klien dengan keluarga :
a) Fokus intervensi perawat adalah keluarga
14
b) Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan
meliputi tiga level pencegahan
c) Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatannya
d) Perawat adalah tamu di rumah keluarga yang tidak mungkin mengatur
Hubungan perawat-klien dengan keluarga merupakan hal yang penting bagi perawat
komunitas. Fase-fase hubungan dari perawat-klien dengan keluarga memiliki kesamaan
dengan hubungan perawat-klien secara individual. Fase-fase hubungannya adalah sebagai
berikut :
a) Fase Preinisiasi atau Persiapan
Mencari data tentang keluarga, membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang
akan dilakukan, dan menetapkan kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.
b) Fase Inisiasi atau Perkenalan
Dalam beberapa kali kunjungan, perawat dan keluarga berusaha untuk saling
mengenal, serta bagaimana keluarga menanggapi adanya suatu permasalahan
kesehatan dalam keluarga.
c) Fase Implementasi
Melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang dimiliki, melakukan intervensi, mengeksplorasi nilai-nilai keluarga, menggali
persepsi keluarga terhadap kebutuhannya, edukasi kesehatan sesuai tingkat
pendidikan dan menyediakan informasi tertulis.
d) Fase Terminasi
Membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pencapaian tujuan yang ditetapkan
bersama dengan keluarga, menyusun rencana tindak lanjut (baik pada masalah
kesehatan yang sedang ditangani, maupun pada masalah kesehatan yang mungkin
dialami keluarga), dan tinggalkan nama, alamat dan nomor telepon perawat bila perlu.

2.5 Standar dan Tanggung Jawab Pelayanan Keperawatan Dirumah


Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah (The American Nurses Association, 1986):
a) Standar 1 : Organisasi pelayanan kesehatan di rumah
b) Standar 2 : Teori
c) Standar 3 : Pengumpulan data
d) Standar 4 : Diagnosis
e) Standar 5 : Perencanaan
f) Standar 6 : Intervensi

15
g) Standar 7 : Evaluasi
h) Standar 8 : Kesinambungan perawatan
i) Standar 9 : Kolaborasi interdisiplin
j) Standar 10 : Pengembangan profesional
k) Standar 11 : Riset
l) Standar 12 : Etik
Tanggung jawab perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah :
a) Pemberian pelayanan secara langsung
b) Dokumentasi
c) Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
d) Menentukan frekuensi dan lama perawatan
e) Advokasi

2.5.1 Standar Kualifikasi Tenaga Keperawatan Yang Dapat Memberikan Asuhan


Keperawatan Kesehatan Di Rumah :
a) Ners Generalis bertugas mendidik dan memberikan asuhan langsung, mengelola
sumber-sumber untuk asuhan keperawatan, bekerja sama dengan disiplin yang lain,
dan menyelia tenaga pembantu keperawatan. Ners generalis yang dimaksud yakni
perawat dengan latar belakang pendidikan ners dan diploma III dengan pengalaman
klinik.
b) Ners spesialis bertugas memberikan asuhan keperawatan langsung dengan
ketrampilan spesialistik, melakukan konseling, menyusun kebijakan terkait dengan
keperawatan dirumah, mengembangkan staf, menunjang atau mengembangkan sistem
keperawatan kesehatan di rumah, menerima konsultasi dari ners generalis dan tenaga
kesehatan lain terkait keperawatan di rumah.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan keluarga adalah upaya untuk menjalankan peran sesuai dengan
fungsinya dalam keluarga dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anggota
keluarga secara maksimal sehingga terbentuk ketahanan keluarga. Tujuan dari
pemberdayaan keluarga adalah untuk meningkatkan pengetahuan seluruh anggota
keluarga dalam bidang kesehatan dan meningkatkan kemampuan seluruh keluarga dalam
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri, serta mampu mengenali,
memelihara, melindungi, meningkatkan kualitas kesehatannya.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan
di tempat tinggal klien dan keluarga, sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan
keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga
untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada
lembaga yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan
yang diberikan di rumah-rumah, khususnya oleh perawat-perawat komunitas masih
bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan jasa yang diberikan.

3.2 Saran
Diharapkan perawat mampu mengaplikasikan ilmunya dalam upaya pemberdayaan
keluarga. Selain itu masyarakat sendiri juga harus aktif dalam mengikuti program-program
pemberdayaan keluarga.

17
DAFTAR PUSTAKA

Farida, Nurlia. 2009. Ilmu Kesejahteraan Keluarga. Available on :


http://nurliafarida.blogspot.com/2009/10/ilmu-kesejahteraan-keluarga.html?m=1.
Diakses tanggal 24 November 2018.

Indah. 2013. Program Pemberdayaan Keluarga. Available on :


http://www.damandiri/2013or.id/file/indahunair bab2.pdf. Diakses tanggal 24
November 2018.

Riniz.2012. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Available on :


http://riniz.blogspot.com/2012/5/pembinaan-kesejahteraan-keluarga.html?m=1.
Diakses tanggal 24 November 2018.

Sumarwan, Ujang. 2010. Pemberdayaan Keluarga. Available on :


http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/ECONOMIC-
EMPOWERMENT-OF-FAMILY-CONSUMERS.pdf. Diakses tanggal 13
September 2014.

Sunarti, Euis. 2012. Program Pemberdayaan dan Konseling Keluarga. Available on :


http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/Dr.-Euis-Sunarti-IPB-PROGRAM-
PEMBERDAYAAN-DAN-KONSELING-KELUARGA.pdf. Diakses tanggal 24
November 2018.

18

Anda mungkin juga menyukai