Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
KELOMPOK 8
(KELAS B11-A)
i
ii
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia Beliaulah kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Program-
Program Kesehatan atau Kebijakan dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan
Utama di Indonesia” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan
beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud. Oleh karena itu, melalui
media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pembangunan Kesehatan di Indonesia.................................................
2.2 Sistem Pelayanan & Kebijakan Era Otonomi Daerah.......................................
2.3 Pencegahan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman...........
2.4 Program Pembinaan Kesehatan Komunitas.......................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui konsep pembangunan kesehatan di Indonesia
b. Untuk mengetahui sistem pencegahan kesehatan & kebijakan era otonomi
daerah
c. Untuk mengetahui pemberantasan penyakit menular & penyehatan
lingkungan pemukiman
d. Untuk mengetahui program pembinaan kesehatan komunitas
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu menjelaskan konsep pembangunan kesehatan di Indonesia
b. Mampu menjelaskan sistem pencegahan kesehatan & kebijakan era otonomi
daerah
c. Mampu menjelaskan pemberantasan penyakit menular & penyehatan
lingkungan pemukiman
d. Mampu menjelaskan program pembinaan kesehatan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
4
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang akan diselenggarakan
harus memiliki wawasan kesehatan. Artinya program pembangunan nasional
harus memberikan konstribusi yang positif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya
terdapat dua hal, di antaranya:
1) Pembentukan lingkungan sehat
2) Pembentukan perilaku sehat;
Untuk terselenggarakannya pembangunan berwawasan kesehatan perlu
dilaksanakan kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye, dan pelatihan. Sehingga
semua pihak terkait memahami dan mampu melaksanakan pembangunan
berwawwasan Internasional.
b) Determinan yang berpengarah dalan perencanaan tenaga kesehatan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Perkembangan penduduk.
2) Pertumbuhan ekonomi.
3) Kebjaksanaan di bidang kesehatan antara lain: upaya peningkatan kelas
rumah sakit dan deregulasi bidang rumah sakit upaya peninhkatan mutu unit-
unit pelayanan kesehatan, swadaya unit pelayanan kesehatan, serta
pengembangan sector swasta (nasional dan asing).
Status kesehatan ;
a) Status gizi dan perkembangan Psikososial anak
b) Angka kematian bayi, angka kematian anak, umur harapan hidup waktu
lahir dan angka kematian ibu.
7
Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang
disediakan oleh pemerintah. Puskesmas bersama unit penunjangnya seperti
posyandu, pustu, pusling dan polides sangan penting peranannya karena
merupakan pelayanan kesehatan utama yang dapat menyebar samapai
kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relative dapat dijangkau oleh kantong
masyarakat miskin.
1) Pelayanan Puskesmas
Sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar tingkat kecamatan umumnya setiap
puskesmas mempunyai seorang dokter yang merangkap sebagai kepala
puskesmas namun tugas administrasi seorang kepala puskesmas acapkali menyita
waktu pelayanannya bagimasyarakat akibatnya penanganan pasien lebih banyak
diserahkan kepada tenaga perawat dan bidan.
2) Keuangan Puskesmas
Puskesmas di beberapa daerah mengeluhkan minimnya dana operasional
yangditerima di era otonomi daerah keluhan lain berkenaan dengan monopoli
pengelolaan dana oleh kabupaten saat ini, meskipun usulan program dan rencana
keuangan tahunan disusun oleh puskesmas, namun puskesmas hanya menerima
dana dalam bentuk program yang telah ditentukan oleh kabupaten.
8
melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya)
agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Suatu penyakit
dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3 faktor
tersebut diatas, yakni :
1) Agen (penyebab penyakit)
2) Host (induk semang)
3) Route of transmission (jalannya penularan)
Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat
diumpamakan sebagai biji (agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).
10
2.3.3 Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit
Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau
binatang yang dapat melewatkan/menyebabkan penyakit pada orang. Sumber
penyakit ini mencakup juga reservoir seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Macam-macam penularan (mode of transmission):
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen/penyebab penyakit
tersebut ditularkan dari orang ke orng lain atau dari reservoir kepada induk
semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain:
a) Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang
hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi dikota dari pada di
desa yang penduduknya masih jarang.
b) Inhalasi (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara/pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah
yang kurang, berjejelan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah
factor yang sangat penting didalam epidemologi penyakit ini. Penyakit yang
ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang
ditularkan melalui udara).
c) Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan, dan minuman.
d) Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit
misalnya cacing tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau
melalui luka, misalnya tetanus
e) Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit
pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
11
Tujuan program: menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular
yang akan ditanggulangi adalah malaria, demam berdarah dengue, diare, polio,
filaria, kusta, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang
ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus,
dan kanker.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1) Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko:
a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
dan diseminasinya
b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan untuk
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
c) Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
sebagai stimulan
d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melakukan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
f) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pencegahan
dan penanggulangan faktor risiko
g) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja
informasi dan konsultasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko
h) Melakukan kajian program pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko
i) Membina dan mengembangkan UPT dalam pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko
j) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
2) Peningkatan imunisasi:
a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan imunisasi, dan diseminasinya
b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
imunisasi
12
c) Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulan yang
ditujukan terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai
dengan skala prioritas
d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/protap
program imunisasi
e) Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi
f) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program imunisasi
g) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi
h) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja
informasi dan konsultasi teknis peningkatan imunisasi
i) Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi
j) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan imunisasi
k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
imunisasi.
3) Penemuan dan tatalaksana penderita:
a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan
perundangundangan, dan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita
dan diseminasinya
b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan dan
tatalaksana penderita
c) Menyediakan kebutuhanpenemuan dan tatalaksana penderita sebagai
stimula
d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program penemuan dan tatalaksana penderita
e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program penemuan dan tatalaksana penderita
f) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan
tatalaksana penderita
g) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis penemuan dan tatalaksana penderita
h) Melakukan kajian upaya penemuan dan tatalaksana penderita
i) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya penemuan dan
tatalaksana penderita
j) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
penemuan dan tatalaksana penderita.
4) Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah:
a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah dan diseminasinya
13
b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
c) Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulan
d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
e) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB/Wabah,
termasuk dampak bencana
f) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/wabah
g) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
h) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah
i) Melakukan kajian upaya peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah
j) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.
k) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.
5) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit:
a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit dan diseminasinya
b) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit
c) Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai stimulan
d) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit
e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit
14
f) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
g) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit
h) Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
i) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit
j) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
15
2.3.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
a) Pengertian Kesehatan Lingkungan
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang
mempelajari diinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk
atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan
hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan
lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang
sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan)
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan
manusia melalui pengelolahan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor
lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, kesehatan
lingkungan adalah ilmu seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan
dan keserasian lingkungan hisup melalui upaya pengembangan budaya
perilaku sehat dan pengelolahan lingkungan sehingga dicapi kondisi yang
bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan
penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat
manusia.
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah
pengganggu, menanggulangi kerusakan dan meningkatkan atau
memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolahan unsur-unsur/factor-
faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara
identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, shingga tersedianya
lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara
optimal.
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak
factor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu ataupun
kesehatan masyarakat. Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha
untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hisup manusia agar
dapat menyediakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang
optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.
b) Dasar Hukum
16
Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan terdapat dalam UU No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan, BAB XI Kesehatan Lingkungan.
Pasal 162 “Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya”.
Pasal 163
1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan
lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi
kesehatan.
2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat
dan fasilitas umum.
3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain :
- Limbah cair
- Limbah padat
- Limbah gas
- Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratanyang
ditetapkan pemerintah
- Binatang pembawa penyakit
- Zat kimia yang berbahaya
- Kebisingan yang melebihi ambang batas
- Radiasi sinar pengion dan non pengion
- Air yang tercemar
- Udara yang tercemar
- Makanan yang terkontaminasi
4) Ketentuan Mengenai Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
proses pengelolahan limbah sebagaimana dimkasud pada ayat (2), dan
ayat (3), ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
21
yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara
langsung atau tidak langsung.
(d) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
organic dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili
warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan
dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan
dan warnaair tergantung pada warna buangan yang memasui
badan air.
(e) TDS atau jumlah zat padat terlarut
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105°C , dalam
portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam
bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu
juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada
portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan
1000 mg/l dan sebgai satu pedoman kekerasan dari air akan
meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan
cair jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang
tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran.
(2) Syarat Bakteriologis
Syarat air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri pathogen.
(3) Syarat Kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak
mengandung zat beracun.
(a) pH (derajat keasaaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaaman air
pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air
terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air
minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar
dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa
kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu
kesehatan.
(b) Kesadahan
22
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara
akibat keberadaan kalsium dan magnesium bikarbonat yang
dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau
menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, chloride
dan nitrat dari magnesium dan kalsium disamping Besi dan
Aluminuium.
(c) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning
dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta
menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari mental.
Besi merupakan salah satu unsure yang merupakan hasil
pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan
umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah
1,0 mg/l.
(d) Alumunium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut
Peraturan Menteri Kesehatan No 82/2001 yaitu 0,2mg/l. Air
yang mengandung banyak alumunium menyebabkan rasa
yang tidak enak apabila dikonsumsi.
(e) Zat organic
Larutan zat organic yang bersifat kompleks ini dapat berupa
unsure hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi
flora dan fauna yang hidup diperairan.
(f) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat
mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air
(panic/ketel) selain mengakibatkan baud an korosi pada pipa.
Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengelolahan
air bekas.
(g) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah
dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer
maupun dari pupuk-pupuk yang digunankan dan dari
oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah
nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah
23
menjadi nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan
hemoglobin dalam daerah membentuk methaemoglobin yang
dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
(h) Chloride
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi
manusia. Chloride dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk
desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi
dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi
pada pipa air.
(i) Zink atau Zn
Batas maksimal zink yang terkandung dalam air adalah 15
mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini
menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah
kecil, zink merupakan unsure yang penting untuk
metabolisme, karena kekurangan zink dapat menyebabkan
hambatan pada pertumbuhan anak.
26
tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas
dapat langsung terlepas diudara bebas.
b) Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan
pada lubang hawanya diberi kawat kasa.
2) Dinding Septic Tank
a) Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran
semen.
b) Dinding septic tank harus dibuat rapat air.
c) Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang
sama.
3) Pipa Penguhubung
a) Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.
b) Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15
cm.
4) Tutup Septic Tank
a) Tepi atas dari septic tank harus terletak paling sedikit 0,3 meter
dibawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperature di
dalam septic tank selalu hangat dan konstan shingga kelangsungan
hidup bakteri dapat lebih terjamin.
b) Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).
4) Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat
dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi
dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
a) Sumber-Sumber Sampah
(1) Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (domestic
wastes)
(2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
(3) Sampah dari perkantoran.
(4) Sampah yang berasal dari jalan raya.
(5) Sampah yang berasal dari industri.
(6) Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan.
(7) Sampah yang berasal dari pertambangan.
(8) Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan.
b) Jenis-jenis Sampah
Meliputi 3 jenis sampah, yaitu : Sampah padat, sampah padat
dapat dibagi menjadi berbagai jenis, antara lain :
(1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
(a) Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk. Misalnya : logam/besi, pecahan gelas,
plastic dan sebagainya.
27
(b) Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya
dapat membusuk. Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-
daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
(2) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
(a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet,
kayu, plastik, kain bekas, dan lain-lain.
(b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng
bekas, logam/besi, kaca, dan lain-lain.
(3) Berdasarkan karakteristik sampah
(a) Garbage yaitu jenis sampah hasil pengelolahan atau
pembuatan makanan yang umumnya mudah membusuk
dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dan
sebagainya.
(b) Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran,
perdagangan baik yang mudah terbakar maupun yang
tidak mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastic,
kaleng bekas, klip, gelas dan lain-lain.
(c) Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan
yang mudah terbakar, termasuk abu rokok.
(d) Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang
berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari
campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan,
kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu, dan lain
sebagainya.
(e) Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari
industry atau pabrik-pabrik.
(f) Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang
yang telah mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau
dibuang oleh orang.
(g) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai
mobil, sepeda, sepeda motor.
(h) Sampah pembangunan (construction waste), yaitu
sampah dari proses pembangunan gedung, rumah dan
sebagainya, yang berupa puing-puing, potongan kayu,
besi beton, bambu, dan sebagainya.
c) Pengelolahan Sampah
28
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari
sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab
penyakit (bakteri pathogen) , dan binatang serangga sebagai penyebar
penyakit (vector). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik
sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan
masyarakat. Cara-cara pengelolahan sampah antara lain :
Pengumpulan dan pengelolahan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari
masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan
sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau
mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah.
Mekanisme, system atau cara pengangkutan sampah diperkotaan
merupakan tanggung jawab pemerintah daerah setepat yang didukung
oleh partisipasi masyarakat setempat. Sedangkan pada daerah
pedesaan pada umumnya sampah telah dikelola oleh masing-masing
keluarga tanpa memerlukan TPA maupun TPS.
d) Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana
(1) Pengenceran
Air limbah direncanakan sampai mencapai konsentrasi yng
cukup rendah, kemudian baru dibuang kebadan-badan air.
Dengan makin bertambahnya penduduk yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang
harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran
terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan
lagi. Disamping itu, cara ini meimbulkan kerugian lain yaitu :
bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap
ada., pengendapan akhrnya menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagianya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
(2) Kolam oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini dalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam
besar berbeentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2
meter.
(3) Irigasi
29
Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali,
dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar
dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian
atau perkebunan dan sekaligus untuk pemupukan. Hal ini
terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,
perusahaan, susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya
dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi
yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
30
(i) Peningkatan prasarana trasportasi sangat membantu kelancaran masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
(j) Peningkatan riset dan teknologi akan sangat membantu riset dan teknologi
kesehatan.
2) Sektor Kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,langkah-langkah yang
khusus berhubungan dengan sektor kesehatan adalah sebagai berikut:
(a) Pengembangan peningkatan swadaya masyarakat dalam pembangunan
kesehatan dengan pendedakat edukatif.
(b) Pengembangan puskesmas agar dapat mengatasi masalah kesehatan dan
membina peran serta masyarakat dalam wilayah kerjanya.
(c) Pengembangan sistem rujukan agar dapat menampung permasalahan
kesehatan yang ada.
(d) Peningkatkan upaya kesehatan,,perbaikan gizi pelayanan keluarga
berencanaa di utamakan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan
rendah,kususnya kelompok bayi,anak-anak dan ibu serta angkatan kerja.
(e) Peningakatan kesehatan lingkungan khususnya peningkatan pengawasan
kwalitas lingkungan yang berhubungan dengan manusia.
(f) Penggadaan obat-obatan dan alat kesehatan di tingkatkan agar dapat
tersedia secara merata dengan harta yng terjangkau oleh masyarakat
luas.kemampuan bangsa indonesia untuk memproduksi bahan bku obat-
obatan dan alat kesehatan yang bermutu di tingkatkan secara bertahap.
(g) Pengembangan tenaga kerja kesehatan yang mencangkup
perencanaan,pendidikan dan latihan secara pembinaan di arahkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat serta menunjang pelaksanaan
pembangunan kesehatan sepenuhnya.
(h) Peningkatan kemampuan manajemen kesehatan dan penyempurnaan
peraturan perundang-undangan untuk menunjang pembangunan kesehatan
dan memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat
(i) Pengembangan cara-cara pembiayaan kesehatan atas adasar upaya
bersama,kekeluargaan dan gotong royongan.penyediaan anggaran untuk
pembangunan kesehatan dari pemerintah akan lebih di tingkatkan secara
memadai sedangkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta di
harapkan akan meningkatakan pula.
(j) Penelitian dan pengembangan di arahkan untuk pemecahan masalah
kesehatan evaluasi program kesehatan dan peningkatan daya guna serta
hasil guna upaya kesehatan.
31
b) Pokok-Pokok Upaya Kesehatan
Berdasarkan permasalahan yang di hadapi serta kebjaksanaan dan langkah-
langkah pembangunan kesehatan seperti yang di kemukakan di atas, maka di
susun pokok-pokok upaya kesehatan yang meliputi peningkatan upaya
kesehatan,perbaikan gizi,peningakatan kesehatan lingkungan,pencegahan dan
pembrantasan penyakit, pengendalian pengadaan,pengaturan dan pengawasan
obat,makanan dan sebagaiannya peningkatan kesehatan kerja, peningkatan
manajemen hukum,pengembangan tenaga serta penelitian dan pengembangan
kesehatan.
Upaya kesehatan ini dapat di selenggarakan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah,atau oleh sektor kesehatan maupun sektor-sektor lainya yang
berkaitan dengan kesehatan. Upaya kesehatan tersebut dapat bersifat langsung
maupun menunjang. Upaya kesehatan langsung mencangkup peningkatan
upaya kesehatan,perbaikan gizi, peningkatan kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit, pengendalian pengadaan, pengaturan
dan pengawasan obat, makanan dan sebagaian serta peningkatan kesehatan
kerja upaya kesehatan penunjang mencangkup peningakatan manajemen dan
hukum,pengembangan tenag kesehatan serta penelitian dan pengembangan
kesehatan. Perlu di tekankan bahwa dalam semua upaya kesehatan tersebut
telah mencangkup kegiatan penyuluhan kesehatan yang di selenggarakan
sesuai keperluannya.
Upaya tersebut merupakan inti dari rencana pembangunan jangka panjang
bidang kesehatan, seangkan pelaksanaanya secara bertahap dapat di ubah dan
di sesuaikan dengan perkembangan setiap repelita selanjutnya. Seluruh upaya
kesehatan di laksanakan dan di kembangkan secara serasi dan
menyeluruh.upaya kesehatan tersebut di selengarakan melalui upya kesehatan
puskesmas peran serta masyarakat serta rujukan upaya kesehatan.
1) Peningkatan Upaya Kesehatan
Tujuan peningakatan upaya kesehatan adalah untuk menyelenggarakan
upayakesehatan yang bermutu,mereta dan terjangkau oleh masyarakat
terutama yang berpenghasiln rendah dengan peran serta masyarakat secara
aktif.
Peningakatan upaya kesehatan ini di selenggarakan melalui pendekatan dan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan pembinaan dan
pelaaksanaan upaya kesehatan wilayah kerjanya. Secara bertahap
32
puskesmas mengembangkan kesejahteraan ibu dan anak,keluarga
berencana,perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan
pembrantasan penyakit khususnya imunisasi penyuluhan kesehatan
masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan karena kecelakaan, kesehatan
sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi, kesehatan jiwa,
laboraturium sederhana serta pencatatan dan laporan dalam rangka sistem
informasi kesehatan.
b) Untuk pemerataan upaya kesehatan sampai desa secara bertahap di bangun
puskesmas termasuk puskesmas keliling puskesmas pembantu dan pos
kesehatan atau bentuk sarana kesehatan lainya serta di kembangankan
peran serta masyarakat dengan upaya pembangunan kesehatan masyarakat
pada tingkat desa.
c) Fungsi pelayanan rumah sakit dan laboraturium secara bertahap di
tingkatkan supaya menjadi lebih efisien sehinga dapat menampung rujukan
dari puskesmas sarana kesehatan lainnya.
d) Pengobatan tradisional yang terbukti berhasilguna dan berdayaguna
dibina,dibimbing dan di manfaatkan untuk pelayanan kesehatan.
Sedangkan pengawasan dan ketertiban terhadap penyimpangan dan
penyalahgunaan yang merugikan masyarakat,secara terhadap di
tingkatkan.
e) Penyuluhan kesehatana di tujukan kepada masyarakat melalui kegiatan-
kegitan di puskesmas dan sarana kesehatan lainnya,juga melalui
pemanfaatan media masa baik yang moderen maupun tradisional untuk
mengarahkan dan pengendalikan penyuluhan kesehatan tersebut prlu di
adakan pembinaan yang seksama.sasaran penyuluhan adalah masyarakat
dan tenaga kesehatan.
33
1) Peningkatan pendidikan gizi;
a) Menyiapkan kerangka kebijakan dan menyusun strategi pendidikan gizi
masyarakat
b) Mengembangkan materi KIE gizi
c) Menyebarluaskan materi pendidikan melalui institusi pendidikan formal,
non formal, dan institusi masyarakat
d) Menyelenggarakan promosi secara berkelanjutan
e) Meningkatkan kemampuan melalui pelatihan teknis dan manajemen
f) Pembinaan dan peningkatan kemampuan petugas dalam program
perbaikan gizi.
2) Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi
mikro lainnya;
a) Pemantauan dan promosi pertumbuhan
b) Intervensi gizi yang meliputi pemberian makanan tambahan, suplementasi
obat program, dan fortifikasi bahan makanan
c) Tatalaksana kasus kelainan gizi
d) Pengembangan teknologi pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
kurang
e) Melakukan pendampingan.
3) Penanggulangan gizi lebih;
a) Penyusunan kebijakan penanggulangan gizi lebih
b) Konseling gizi
c) Pengembangan teknologi pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
lebih.
4) Peningkatan surveilens gizi;
a) Melaksanakan dan mengembangkan PSG, PKG, serta pemantauan status
gizi lainnya
b) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB]
c) Meningkatkan SKPG secara lintas sektor
d) Pemantauan dan evaluasi program gizi
e) Mengembangkan jejaring informasi gizi.
5) Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian
keluarga sadar gizi;
a) Fasilitasi upaya pemberdayaan keluarga antara lain melalui kader keluarga,
positif deviant (pos gizi), kelas ibu
b) Menjalin kemitraan dengan lintas sektor, LSM, dunia usaha dan
masyarakat;
c) Mengembangkan upayaupaya pemberdayaan ekonomi kader dan keluarga
d) Fasilitasi revitalisasi Posyandu
e) Advokasi program gizi
f) Mengembangkan pemberdayaan masyarakat di bidang gizi
35
c) Penyelenggaraan upaya kesehatan tenaga kerja dan keluarganya secara
menyeluruh.
d) Pembinaan tenaga kesehatan untuk upaya peningkatan kesehatan kerja.
e) Penyusunan,pembakuan dan peraturan syarat-syarat kesehatan bagi tenaga
kerja.
36
a) Peningkatan penerapan konsepsi daftar obat esensial nsional dan
peningkatan produksi obat esensial oleh pemerintah.
b) Penyempurnaan sistem distribusi obat sektor pemerintah antara lain
dengan pembangunan gudang obat dan alat kesehatan tingkat
regionl,kabupaten dan rumah sakit.
c) Peningkat produksi bahan baku obat dan simplisia di dalam negeri.
d) Peningkatan peran serta sektor swasta dalam pengadaan obat.
e) Peningkatan kemampuan di pusat dan daerah untuk melakukan
pemeriksaan dan pengujin terhadap semua obat, makanan, dan minuman,
kosmetik dan alat kesehatan obat tradisional, narkotika dan bahan
berbahaya lainnya yang beredar dalam masyarakat.
f) Penyuluhan yang memadahi tentang obat, makanan, dan minuman,
kosmetik, dan alat kesehatan, nakrotika serta bahan berbhaya lainya bagi
tenaga kesehatan dan masyarakat.
g) Pengembangan sistem pengendalian akibat sampingan, keracunan, dan
akibat-akibat lain yang di sebabkan oleh obat makanan dan minuman
kosmetik, alat kesehatan, narkotika dan bahan berbahya lainnya.
h) Pengendalian, pembinaan, pengaturan dan pengawasan mutu produksi,
distribusi, lalu lintas dan penggunan obat, makanan dan minuman
konsmetik dan alat kesehatan obat tradisional, nakrotika dan bahan
berbahaya lainnya.
37
e) Pengembangan sisitem informasi kesehatan untuk perbaikan manajemen
kesehatan di semua tingakat
f) Peningkatan prasarana fisik dan fasilitas kerja.
g) Pembinaan,pengembangan hukum di bidang kesehatan untuk menciptakan
ketertiban dan kepastian hukum dan mempelancar pembangunan di bidang
kesehatan.
38
Tujuan upaya penelitian dan pengembangan kesehatan adalah memberikan
sarana cipta ilmiah dan teknologi yang diperlukan dalam pembanguan kesehatan.
Oleh karena itu upaya ini di susun untuk membantu memecahkan masalah-
masalah kesehatan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan program-program kesehatan.
Langkah-langkah yang diambil antara lain :
a) Pengembangan iklim yang mengggairahkan penelitian dan pengembangan
b) Peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan institusional
lembaga penelitian.
c) Peningktan kerja sama antara lembaga ilmiah, baik di dalam maupun luar
negeri serta kerja sama antara para peneliti dan penyelenggara upaya
kesehatan baik di pusat maupun daerah.
d) Pengembangan sistem dokumentasi dan informasi ilmiah kesehatan dan
penyebarluasan hasil penelitian.
e) Mengembangkan metodologi penelitian dan pendekatan interdisiplin yang
sesuai dengankebutuhan.
39
peningkatan, pencegahan, penyembuhan maupun pemulihan seacara
tersendiri maupun menyeluruh
Cara-cara peran serta masyarakat ini di cerminkan dalam tiga bentuk
yaitu:
- Ikut dalm penelaahan situasi masalah.
- Ikut terlibat dalam menyusun perencanaan pelaksanaan
termasuk penentuan prioritas
- Menjalankan kebiasaan hidup sehat dan atau berperan serta
secara aktif dalam megembangkan ketenagaan dana dan sarana.
Dengan demikian masyarakat makin mampu untuk menyelenggarakan
berbagai bentuk upaya kesehatan, baik yang di lakukan di antara masyarakat
sendiri maupun dalam rangkah membantu pemerintah.
(a) Upaya melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa.
Kegiatan upaya kesehatan dalam ruang lingkup PKMD di
selenggarakan oleh kader atau tenga kerja yang di pilih dan di biaya
oleh masyarakat serta diberi latihan-latihan yang memadai agar
mampu melakukan hal-hal yang sederhana tapi bermanfaan seperti
proritas dan kondisi masyarakat. Upaya kesehatan tersebut antara lain
adalah upaya kesehatan sederhana kesehatan perorangan dan keluarga
serta kegiatan-kegiatan lain seperti yang di sebut sebagai kegiatan
minimal dalam pengertian primary health care. Kegiatan-kegiatan ini
di selenggarakan melalui kader pembangunan bidang kesehatan
wadah dari PKMD adalah lembaga kesehatan masyarakat desa.
(b) Upaya kesehatan swasta
Upaya kesehatan swasta dalam bentuk
- Usaha penghimpunan dana gotong royong yang di pergunakan
baik untuk upaya kesehatan oleh masyarakat mau pun pemerintah.
- Penyelenggaraan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan
- Balai pengobatan (BP), balai kesejahteran ibu dan anak (BKIA)
dan klinik swasta lainnya.
- Praktek dokter umum, spesialis dan praktek kelompok terutama di
tujukan untuk pelayanan kesehatan perorangan dan keluarga.
- Rumah bersalin terutama untuk rawat tinggal ibu melahirkan
normal.
- Rumah sakit umum dan rumah sakit khusus terutama untuk rawat
tinggal.jumlahnya dapat di ukur menrut rasio dan kebutuhan di
daerah-daerah di mana masyarakat mampu menyelenggarakan.
- Laboraturium klinik dan mikrobiologi.
40
- Apotek dan saran distribusi obat,alt kesehatan dan kosmetika.
- Upaya yang memberikan jasa konsultasi dan bantuan dalam
rangka pelaksanaan upaya kesehatan.
- Pengobatan tradisional.
- Uasaha-usaha lain berhubungan dengan kesehatan.
c) Rujukan Upaya Kesehatan
Rujukan upaya kesehatan ini pada dasarnya meliputi rujukan kesehatan
(health referral) serta rujukan medik (medical referral) yang dapat bersifat
vertikal atau horizontal atau timbal balik untuk dapat terlaksanakannnya
rujukan ini di perlukan adanya peningkatan etik petugas kesehatan yang
bersangkutan.
(1) Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan terutama terkaitan dengan upaya peningkatan dan
pencegahan. Permintaan bantuan dapat di ajukan dari tingkat bawah
termasuk masyarakat kepada puskesmas pembantu. Jika puskesmas
pembantu tidak dapat memenuhinya, maka ia akan melanjutkan kepada
puskesmas dan seterusnya. Untuk rujukan tertentu yang berkaitan dengan
kesehatan permintaan bantuan juga di ajukan oleh puskesmas kepada
sektor-sektor teknis lain diluar kesehatan, seperti pekerjaan umum,
pembangunan desa, pertanian, pertekankan dan swasta. Rujukan
horizontal dapat di lakukan melalui wadah-wadah koordinasi yang ada
pada tiap tingkatan upaya kesehatan seperti lembaga kesehatan
masyarakat desa di tingkat desa baha-bahan kosdinasi lintas sektroral yang
ada di tingkatan kecamatan, kabupaten, dan kotamadya propinsi atau
tingkat nasional.
(1) Rujuk Medik.
Yang di maksud adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi
upaya penyembuhan dan pemulihan.dalam kaitan ini rumah sakit
mempunyai fungsi utama menyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Pelayanan rumah sakit perlu
di atur sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan sumber-sumber
yang ada dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna karna itu prlu di
hindari adanya tumpah tindih antara berbagai upaya yang di
selenggarakan oleh pemerintah atau swasta. Diwaktu yang akan datang
secara bertahap telah di tentukan bahwa pelayanan rumah sakit baik untuk
rawat jalan maupun rawat tinggal, hanya bersifat spesoalistik atau sub
41
spesialistik atau pelayanan dasar harus dapat di lakukan di puskesmas
ditempat praktek dokter dan unit upaya yang setingkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada
45
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.
Dalam upaya meningkatkan status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia
di masa sekarang ini, perlu upaya untuk mengenal masalah kesehatan, mengenal
program-program kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan
bagaimana pula strategi pemecahan masalah tersebut yang berlaku.
Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara pemberantasannya harus
dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di Indonesia.
Penyehatan lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula
peran serta masyarakat sangatlah penting.
3.2 Saran
Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna
penyempurna makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan
kepada rekan-rekan perawat untuk memahami peran dan fungsi perawat sehingga kita
dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di tentukan
dan dapat memberikan pendidikan pada masyarakat dalam menghadapi masalah
kesehatan yang dihadapi.
Serta diharapakan juga agar semua pihak harus bersinergi dalam menjalankan
dan pengawasan terhadap program-program atau kebijakan pemberantasan penyakit
menular dan penyehatan lingkungan pemukiman serta program-program pembinaan
kesehatan komunitas demi terwujudnya Indonesia Sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. 2001. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.
EGC : Jakarta
Dermawan, Carl O. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Gosyeng Publishing.
Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
46
Western, J.1994. Pengelolaan Sumber Daya manusia. Bumi Aksara : Jakarta.
47