Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan dan Tahapan Motorik

Kasar Anak Usia Dini


Artikel Ini Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Gasal Mata Kuliah
Pengembangan Fisik dan Motorik AUD

Dosen Pengampu: Yudha Febrianta, S.Pd Jas, M.Or.

Disusun Oleh:

Khusnurrizki Imtinan Aksari

(NIM: 16430004/ 04)

Program Studi: PIAUD A

Semester: Gasal

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, serta Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan
para pengikutnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah


membimbing kami dalam mata kuliah ini hingga tiba pada akhir semester gasal.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan artikel ini terdapat banyak


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini. Artikel
ini masih jauh dari sempurna, namun kami berharap semoga artikel ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
mengajarkan kami tentang hal-hal baru. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Yogyakarta, 20 Desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. 2

Daftar Isi....................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

A. . Latar Belakang ................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4


Bab II Kajian Teori

A. Motorik Kasar .................................................................................................. 5

B. Perkembangan Anak Usia Dini ........................................................................ 8

Bab III Pembahasan

A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini ................................................ 9


B. Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini .................................
C. Stimulasi untuk Perkembangan Motorik Kasar Anak ......................................

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan....................................................................................................... 12

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak usia dini merupakan awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat di lepaskan kaitannya dengan
perkembangan struktur otak. Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan
pendidikan masa usia dini merupakan masa peletakkan dasar atau fondasi awal
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak serta pembentukan karakter yang
menentukan pegalaman selanjutnya. Apa yang diterima anak pada masa usia dini,
seperti makanan, minuman, serta stimulasi darilingkungannya yang sangat
memberi kontribusi besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa
selanjutnya.

Anak usia 0-6 tahun yang dikatan dengan masa emas (golden age) mengalami
tumbuh kembang yang luar biasa pesat, baik dari segi fisik-motorik, emosi,
kognitif, maupun psikososial. Proses perkembangan yang paling menonjol adalah
perkembangan aspek fisik motoriknya. Adapun 6 aspek perkembangan anak usia
dini lainnya yang penting diketahui adalah; perkembangan fisik-motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional, perkembangan bahasa,
perkembangan seni, perkembangan nilai moral dan agama.

Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar


menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek: gerakan, berpikir, perasaan,
dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya. Begitu pula perkembangan fisik motorik, yaitu proses perubahan
kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan kemampuan gerak
tubuh. Motorik merupakan pengendalian gerakan tubuh melalui aktivitas yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan urat saraf tulang belakang (spinal
cord), sedangkan aktivitas motorik kasar keterampilan gerak atau gerakan tubuh
yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Gerakan motorik
kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh

4
tubuh anak yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan apabila
aktivitas motorik bermasalah, maka akan memberikan pengaruh yang kurang baik
pula pada perkembangan fisik anak pada tahap selanjutnya. Untuk mengantisipasi
hal yang tidak diinginkan, adapun tahap perkembangan motorik kasar anak dan
penggunaan stimulasi yang tepat seperti apa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan motorik kasar anak usia dini?
2. Bagaimana tahapan perkembangan motorik kasar anak usia dini?
3. Bagaimana stimulasi untuk mengembangkan motorik kasar anak usia dini?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perkembangan motorik kasar anak usia dini
2. Mengetahui tahapan perkembangan motorik kasar anak usia dini
3. Mengetahui stimulasi yang tepat untuk mengembangkan motorik kasar anak
usia dini.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motorik kasar

Motorik adalah terjemahan dari kata ‘motor’ yaitu suatu dasar biologi atau
mekanika yang menyebabkan suatu gerak. Dengan kata lain gerak (movement)
adalah suatu tindakan yag didasari oleh proses motorik. Hurlock menjelaskan
bahwa perkembangan motorik berarti pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang dikoordinasikan. Perkembangan
motorik adalah perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak
tubuh,yang memperlihatkan interaksi kematangan makhluk dan lingkungan yang
erat kaitanya dengan perkembangan pusat motorik di otak.

Motorik merupakan pengendalian gerakan tubuh melalui aktivitas yang


terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan urat saraf tulang belakang (spinal
cord), sedangkan aktivitas motorik kasar keterampilan gerak atau gerakan tubuh
yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya.

Menurut Laukkanen, dkk “A major contributor to the enhancement of motor


performance, fitness, as well as proficiency of gross motor skills, is the ongoing
neuromuscular development. Neuromuscular development refers to the
maturation of both neural and muscular systems and includes the integration of
these systems” teori tersebut pun menjelaskan bahwa kemampuan keterampilan
motorik kasar berasal dari neuromuskuler yaitu yang mengaju pada pematangan
keduanya neuro (sistem saraf) dan moscular (otot).

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot


besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar
anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi
dan Sunaryo, 2007: 113-114). Bambang Sujiono (2007: 13) berpendapat bahwa
gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi
sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas

6
otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Sedangkan
menurut Endang Rini Sukamti (2007: 72) bahwa aktivitas yang menggunakan
otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan
lokomotor, dan gerakan manipulatif.

Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke


tempat lain. Contoh, mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan
lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain.
Contohnya, berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang
manipulatif adalah aktivitas gerak 10 manipulasi benda. Contohnya, melempar,
menggiring, menangkap, dan menendang.

Kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas


perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari
luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena
digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Perkembangan motorik kasar
anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu
memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil.

Seperti yang dikatakan Parsla, dkk. “.....the concept of self-instruction can be


defined as a verbal response that directs other responses of the speaker, such as
(a)object sorting (b) on-task behavior, and (c) other motor behavior.” Bahwa
perilaku motorik atau keterampilan motorik sangat diperlukan pula dalam konsep
self-instruction (interuksi diri) yang mana berguna untuk mengarahkan respons
suatu tanggapan verbal kepada lawan bicara, dengan kata lain dapat disebut body
language atau bahasa tubuh yang sangat membantu dalam berinteraksi.

Bambang Sujiono (2007: 3-6) mengemukakan bahwa unsur-unsur kesegaran


jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan,
koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Gerakan yang timbul dan terjadi pada
motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari
bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Barrow Harold M., dan
Mc Gee, Rosemary (1976: 120) menyatakan bahwa unsur-unsur keterampilan

7
motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan,
keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi.

Beberapa karakteristik perkembangan motorik kasar menurut Ahmad


Rudiyanto antara lain:

1. Gerak motorik kasar melibatkan seluruh bagian anggota tubuh terutama


otot-otot besar, misalnya berlari, melompat, melempar, menangkap, dll.
2. Pertumbuhan relative stabil, anggota badan terus tumbuh dengan cepat
dalam proporsi yang seimbang, keseimbangan perkembangan jadi lebih
baik.
3. Gerakan motorik kasar membutuhkan tenaga yang banyak karena seluruh
anggota tubuh ikut bergerak.
B. Perkembangan anak usia dini

Masa anak usai dini adalah masa emas (golden age) dalam perkembangan
suatu individu. Anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi
fisik-motorik, emosi, kognitif, maupun psikososial. Proses perkembangan yang
paling menonjol adalah perkembangan aspek fisik motoriknya. Adapun 6 aspek
perkembangan anak usia dini yang penting diketahui adalah; perkembangan fisik-
motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional, perkembangan
bahasa, perkembangan seni, perkembangan nilai moral dan agama.

Menurut Libert, Paulus, dan Strauss perkembangan adalah proses perubahan


dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkungan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik dan psikis (Idad S, 2016: 86).
Sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan yang bersifat saling
ketergantungan atau mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik fisik dan
psikis. Sedangkan berkesinambungan berarti perubahan berlangsung secara
bertahap dan berurutan.

8
Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar
menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek: gerakan, berpikir, perasaan,
dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya. Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasikan
dalam beberapa hal. Menurut Rini Sukamti sifat-sifat perkembangan fisik yang
dapat diamati adalah sebagai berikut:

1. Terjadi perkembangan otot-otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir


masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan
yang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam
ketrampilan gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya: berlari,
meloncat, berjengket, melempar, menangkap, dan memukul berkembang
secara bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Ada
yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.
2. Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perkembangan
kekuatan yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Antara usia 3 sampai 6 tahun terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai
lebih kurang 65%.
3. Pertumbuhan kaki dan tangan secara proporsional lebih cepat dibanding
pertumbuhan bagian tubuh yang lain, menghasilkan peningkatan daya
ungkit yang lebih besar di dalam melakukan gerakan yang melibatkan
tangan dan kaki. Daya ungkit yang makin besar akan meningkatkan
kecepatan dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya
bermacam-macam ketrampilan gerak dasar.
4. Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup
cepat. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit
kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu
menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan
meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pula keleluasaan
rentangan gerak dalam melakukan gerakan ketrampilan.

9
5. Meningkatnya kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam
aktivitas gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsep-
konsep dasar objek, ruang, gaya, waktu dan sebab-akibat. Melalui gerakan
fisik anak kecil mulai mengenali konsep dasar objek yang berada di luar
dirinya.

Bagi anak kecil aktivitas gerak fisik dan pengalaman yang diperoleh di
dalamnya bukan hanya bermanfaat untuk perkembangan fisik, perkembangan
fungsi organ-organ tubuh, perkembangan kemampun gerak, melainkan juga
bermanfaat untuk perkembangan intelektualnya. Sebelum mampu membaca,
menulis, dan berhitung anak kecil akan lebih banyak mengekspresikan pikirannya
melalui aktivitas fisik.

Menurut Developmental Medicine & Child Neurology yang mengatakan bahwa


” Children in all three categories (emotional, behavioural, and pervasive
developmental disorders) exhibit poor gross motor performance and problematic
self-perception of motor competence, with certain indications of disorder specific
characteristics. In particular, children with emotional disorders have balance
problems and self perceived motor incompetence; children with behavioural
disorders show poor ball skills and tend to overestimate their motor performance;
children with pervasive developmental disorders demonstrate poor gross mo tor
performance and self-perceived motor in competence. As a result, children with
developmental and emotional disorders are res tricted in participating in games
and play, which may lead to inactive lifestyles and further disruption of their
psychosocial and physical development.” Dari teori yang disebutkan, bahwa anak
yang mengalami gangguan perkembangan emosional, perilaku dan perkembangan
luas atau lebih cepat memiliki masalah pada perkembangan motorik kasar
yangmana menyebabkan perkembangan psokososial dan fisik pada kehidupan
selanjutnya.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perkembangan motorik kasar anak usia dini

Perkembangan dalam konteks manusia merupakan perubahan kemampuan


gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan
kemampuan gerak yang saling mempengaruhi. Perkembangan anak usia dini
sifatnya holistik, yaitu dapat berkemban optimal apabila sehat badannya atau
fisiknya, sukup gizinya, dan di didik secara baik dan benar. Perkembangan
motorik anak usia dini perlu adanya bantuan dari pendidik, dari segi apa yang
harus dibantu, bagaimana membantu yang tepat, bagaimana jenis latihan yang
aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia serta bagaimana kegiatan fisik
motorik kasar.

“Motor skill competence is an important determinant of children’s general


development. It is a prerequisite for everyday activities as well as an essential
aspect underlying engagement in physical activities.” Begitu pula dijelaskan
bahwasannya keterampilan motorik merupakan hal penting bagi perkembangan
umum anak, serta sebagai syarat untuk aktivitas sehari-hari sekaligus aspek
penting yang mendasari keterlibatan dalam aktivitas fisik.

Tujuan perkembangan motorik kasar pada anak usia dini antara lain peserta
didik mampu meningkatkan keterampilan gerak seperti gerakan sederhana
melompat, meloncat, berjalan, berlari, melempar, dan keterampilan gerak lainnya,
selain itu peserta didik mampu memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani
yaitu dengan perkembangan yang optimal pada motorik kasar maka fisiknya akan
sehat dan prima sehingga tidak mudah sakit. Tujuan selanjutnya adalah anak
mampu menanamkan sikap perrcaya diri artinya dengan perkembangan fisik yang
sempurna dan perkembangan yang optimal maka tidak ada yang menghambat
perkembangannya. Dengan kata lain, apabila motorik kasar tidak berkembang
secara optimal maka akan mengganggu perkembangan yang lainnya.

11
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang
mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan
system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya
kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi
menjadi dua:

1. Keterampilan atau gerakan motorik kasar seperti berjalan, berlari,


melompat, naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan
benda-benda atau alat-alat mainan

Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang


perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak
seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh
dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman yang menyatakan bahwa anak
perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik
dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan
melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.

Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah
Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori
tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak
harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk
melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.
Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak
melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya
bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk
melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut,
anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang
menarik baginya.

12
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the
environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their
movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”

Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk


melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru,
kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu
perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk
bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan
yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai
berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang
tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya

Stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik


anak adalah:

1. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah


raga.
2. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari. Baris-
berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan
ketertiban.
3. Gerakan-gerakan ibadah shalat
Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat
tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar
ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi
perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan,
pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak
yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya
dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di
luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan
pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah.

13
Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar.
Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-
lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat
yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.

Fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK (Depdiknas, 2008: 2),


sebagai berikut:

1. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.


2. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan
kesehatan anak.
3. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.
4. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak.
5. Meningkatkan perkembangan emosional anak.
6. Meningkatkan perkembangan sosial anak.
7. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan
pribadi.

Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia batita, yaitu


diawali dengan kemampuan berjalan, berlari, lompat kemudian melempar. Modal
dasar untuk perkembangan ini ada tiga dan berkaitan dengan sensoris utama, yaitu
keseimbangan (vestibuler), rasa sendi (propriosepsi), dan raba (taktil).

Menurut Endang Rini Sukamti, anak usia dini adalah anak usia 0 – 8 tahun,
dimana pada usia ini anak mengalami lompatan perkembangan, kecepatan
perkembangan yang luar biasa dibanding usia sesudahnya. Pada usia tersebut
merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk
sepanjang hidupnya. Perkembangan fisik dan mental pada usia 0 – 8 tahun
mengalami kecepatan yang luar biasa. Pada masa anak kecil pertumbuhan tinggi
dan berat badan relatif menurun kecepatannya dibanding masa sebelumnya.
Tinggi badan dan berat badan samasama meningkat, tetapi presentase
peningkatannya berbeda. Presentase peningkatan tinggi badan bisa mencapai dua
kali lipat. Karena itu anak kecil pada umumnya cenderung tampak langsing atau

14
tampak kurus Di dalam membentuk peningkatan tinggi badan presentase
pertumbuhan panjang kaki lebih besar dibanding pertumbuhan togok.

B. Tahap perkembangan motorik kasar anak usia dini

Untuk meningkatkan kemampuan gerak, diperlukan suatu proses pembelajaran


agama guna mencapai tingkat keterampilan. Dalam proses pembelajaran motorik,
latihan yang berulang-ulang merupakan prosedur utama untuk menguasai
keterampilan gerak. Dalam pembelajaran motorik terdapat tiga tahap atau fase
yang harus dilewati dan dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Tahap formasi rencana
Merupakan tahap dimana seseorang sedang menerima rangsangan pada alat-
alat reseptornya sebagai masukan bagi sistem memorinya. Pada fase ini anak
dalam tahap mempelajari suatu tugas karena itu dibutuhkan suatu informasi
tentang tugas yang diberikan.
2. Tahap latihan
Pada tahap ini pola gerak yang telah dibentuk dalam sistem memori
mencoba diekspresikan yang pada awalnya dilakukan dengan tingkat
koordinasi yang rendah, namun seiring pengulangan dan proses yang dijalani
semakin efektif. Anak mulai mampu menyesuaikan diri dengan pola
pembelajaran motorik yang diberikan.
3. Tahap otonomi

Merupakan tahap terakhir dari pembelajaran motorik yang dapat disebut


tahap otomatis karena anak sudah bisa melakukan gerak secara otomatis dan
gerakya tidak terpengaruh oleh aktivitas lain.

Adapun tahapan-tahapan perkembangan motorik kasar anak usia dini yang di


uraikan sesuai tahap usianya adalah sebagai berikut.
1. Tahapan motorik kasar pada usia 0-4 Bulan:

15
a. Usia 0-3 bulan Hingga memasuki usia 1 bulan, bayi hanya bisa
melakukan gerak refleks (gerakan alami diluar kesadaran bayi). Seperti
refleks hisas, refleks gengam, refleks leher, rooting reflex.
b. Pada bayi bulan ke 2 dan ke 3, gerakan refleks mulai menghilang.
Hilangnya gerakan refles ini akan di ganti tahap demi tahap munculnya
gerak motorik kasar. Bayi bisa menatap,tersenyum,dan bersuara, juga
bayi mulai berusaha mengangkat kepala jika bayi tengkurap.
c. Menolehkan kepala ke satu sisi dalam keadaan tengkurap
d. Menegakkan kepala selama 2 detik atau lebih ketika didudukkan
e. Mengangkat dan mempertahankan kepala dalam posisi 45° dalam
keadaan tengurap
f. Refleks menggenggam benda yang menyentuh telapak tangan
g. Menegakkan kepala saat ditelungkupkan
h. Berguling ke kanan dan ke kiri
i. Mengangkat kepala dan dada dalam posisi 90°
j. Terlentang dari posisi terlentang
2. Tahapan motorik kasar pada usia 5-16 Bulan:

a. Duduk tanpa pegangan (5 bulan 1 minggu - 7 bulan), anak mulai bisa


duduk dengan bantuan.
b. Berdiri dengan pegangan (6,5 Bulan – 8 Bulan), anak mulai mencoba
berdiri sambil perpegangan pada tiang-tinag ataupun benda-benda yang
ada di sekitarnya.
c. Bangkit untuk berdiri (7,5 bulan – 10 bulan), anak mulai berusaha
mencoba bangkit untuk berdiri yang semula masih mengandalkan
pegangan sebagai tumpuan.
d. Bangkit lalu duduk (7 bulan 1 minggu-10 bulan), anak yang dalam posisi
terlungkup atau terlentang, kemudian akan bangkit mencoba merangkak,
dan mengangkat lengannya agar bisa tegak, serta merangkak duduk
sendiri.

16
e. Berdiri 2 detik (9 bulan 1 minggu-12 bulan), bayi sudah bisa lepas
pegangan dan berdiri selama 2 detik, karena keseimbangannya belum
begitu baik.
f. Berdiri sendiri (10 bulan 1 minggu- 13 bulan 3 minggu), anak sudah
mempunyai kestabilan dan bisa berdiri tanpa pegangan.
g. Membungkuk kemudian berdiri (11 bulan-15 bulan), anak bisa berdiri
dan membungkuk menuju posisi jongkok dan berjalan dengan bantuan
penatih dari orang tua, serta mendorong dan menarik benda berat.
h. Berjalan mundur (12 bulan-16 bulan), setelah mulai bisa berjalan dengan
baik, dengan sendirinya anakk mulai belajar berjalan mundur dan ke arah
lainnya.

3. Tahapan Perkembangan motorik kasar pada usia Tiga tahun:

a. Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik


b. Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
c. Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpegangan
pada pegangan tangga
d. Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
e. Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
f. Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
g. Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
h. Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
i. Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
j. Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
k. Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
l. Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda
tiga
4. Tahapan Perkembangan motorik kasar anak usia 4 - 6 tahun:
a. Memanjat tangga-tangga di lapangan bermain
b. Menangkap bola pada tangan dengan siku menekuk
c. Menikung pada belokan tajam dengan sepeda roda tiga

17
d. Melempar bola melebihi 3,5 meter
e. Tetap seimbang ketika berjalan mundur
f. Menuruni tangga langkah demi langkah
g. Membawa gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya
h. Berjalan mundur pada garis yang ditentukan
i. Berjinjit dengan tangan di pinggul
j. Melompat-lompat dengan kaki bergantian
k. Berlari dan langsung menendang bola
l. Mengayunkan satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan
Keseimbangan
m. Melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan
dua tangan
C. Stimulasi untuk perkembangan motorik kasar anak usia dini
Ada 4 macam stimulasi motorik kasar pada anak diantaranya adalah:
1. Jalan
Kemampuan berjalan yang harus dikuatkan adalah keseimbangan dalam
berdiri. Anak tida hanya dituntut sekedar berdiri, tetapi juga berdiri dalam
waktu yang lebih lama, dan ini berkaitan dengan lamanya otot kaki bekerja.
Apabila perkembangan ini tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
mengalami gangguan keseimbangan. Anak akan cenderung kurang percaya diri
dan selalu menghindari aktivitas yang melibatkan keseimbangan, seperti
mainan ayunan, seluncur, dll. Maka anak lebih memilih aktivitas pasif saja.
Stimulasi yang tepat adalah orangtua berdiri sambil memegangmainan
untuk menarik perhatian anak agar mengikuti dan perlahan berjalanmenuju
arah perhatian terhadap permainan.
2. Lari
Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan lompat, lempar, dan
kemampuan konsentrasi anak. Pada lari, dibutuhkan keseimbangan tubuh,
kecepatan getak kaki, ketrepatan empat pola kaki (heel strike/bertumpu pada
tumit, toe off/telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-

18
ujung jari kaki, swing/kaki berayun, dan landing/ setelah mengayun kaki
menapak pada alas, serta motor planning/perencanaan gerak).
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan
bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam beraktivitas
fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas yang melibatkan
konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan mental seperti bermain
puzzle dan mendengarkan cerita. Stimulasi yang tepat untuk perkembangan lari
anak dengan memberikan aktivitas berupa menendang bola, main sepeda, serta
naik turun tangga.
3. Lompat
Kemampuan dasar pada fase lompat adalah keseimbangan yang baik,
kemampuan koordinasi motorik, dan motor planning (perncanaan gerak). Jika
anak tidak kuat dalam perkembangan melompat,biasanya anak akan
mengalami kesilitan dalam sebuah perencanaan tugas yang terorganisasi (tugas
yang membutuhkan kemampuan motor plannig).
Stimulasi yang tepat dalam fase lompat ada 2, yaitu: 1) lompat di tempat
atau di trampoline, hindarkan melompat di tempat tidur karena bukan
tempatnya untuk melompat atau bermain melainkan untuk tidur. 2) lompatan
berjalan. Mengajak anak untuk melonpati lingkaran yang sudah digambarkan
atau menggunakan hulahop yang diatur letaknya, dengan menggunakan dua
kaki atau satu kaki secara bergantian.
4. Lempar
Peran pada fase ini adalah keseimbangan, raasa sendi,serta visual. Peran
yang pali g utama adalah rasa sendi, yaitu bagaimana sendi merasakan suatu
gerakan atau aktivitasnya. Misal saat anak melemparkan bola ke dalam
keranjang, seberapa kuat atau lemparannya agar masuk ke dalam sasaran. Jika
fase ini tidak dikembangkan maka anak bermasalah pada aktivitas anak yang
melibatkan gerak ekstremitas atas (bahu, lengan bawah, tangan, dan jari-jari
tangan), dengan kata lain keteramilan motorik halus akan bermasalah.
Stimulasi yang tepat pada fase ini adalah bermain darthboard atau main lempar
panahyang khusus untuk anak-anak.

19
Adapun model stimulasi pengembangan motorik kasar anak usia dini antara
lain adalah:
a. Membawa anak ke sebuah lapangan yang memiliki gundukan tanah yang
menyerupai bukit, diharapkan anak akan menaiki dan menuruninya
secara berkesinambungan.
b. Meminta anak berdiri sambil memegang bola, bola dilemparkan ke atas
dan anak itu berusaha menangkap kembali bola tersebut
c. Membuat sebuah garis di atas tanah atau lantai berukuran 20 cm panjang
4 meter atau bentuk papan titian, diharapkan anak berjalan maju dan
mundur di atas garis tersebut
d. Menyediakan tambang berukuran 2 meter yang menggantung pada
sebuah penyangga, diharapkan anak memanjat dan menggelantung
beberapa saat pada tali tersebut
e. Membuat dua garis yang lebarnya 50 cm ibarat sebuah parit, diharapkan
anak melintasi garis tersebut dengan cara melompatinya.

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat


tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas yang merupakan
perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan
makhluk dan lingkungan. Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan
di usia batita, yaitu diawali dengan kemampuan berjalan, berlari, lompat
kemudian melempar.

Dalam proses pembelajaran motorik, latihan yang berulang-ulang merupakan


prosedur utama untuk menguasai keterampilan gerak. Dalam pembelajaran
motorik terdapat tiga tahap atau fase yang harus dilewati dan dilakukan dalam
proses pembelajaran, yaitu tahap formasi rencana, latihan dan otonomi. Adapun
tahapan-tahapan perkembangan motorik kasar anak usia dini dari usia 0-6 tahun.

Ada 4 macam stimulasi motorik kasar pada anak diantaranya Jalan, Lari,
Lompat, Lempar. Penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong
anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas
dan juga bagian bawah. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak
untuk membangun semua keterampilan ini. Stimulasi-stimulasi akan membantu
pengoptimalan motorik kasar untuk mengembangkan kekuatan fisik, koordinasi,
keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan
sehari-hari.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Suhada, Idad. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hasan, Maimunah. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: DIVA Press.
Suyadi dan Ulfah Maulidya. 2016. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rudiyanto, Ahmad. 2016. Perkembangan Motorik kasar dan halus anak usia dini.
Lampung: Darussalam Press Lampung.
Rahman, S. Hibana. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
PGTKI Press. 2002.

Jurnal Nasional:
Jurnal Ilmiah Keolahragaan. Februari 2013. Lismadiana. Tersedia pada
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132313280/penelitian/Jurnal+Ilmiah+Keolah
ragaan+Lismadiana.pdf (diunduh pada 13 Desember 2017)
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 11, Nomor 2, November 2015
tersediahttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=417137&val=46
8&title=KEMAMPUAN-MOTORIK-KASAR-DAN-HALUS-ANAK-USIA-
4-6-TAHUN (diunduh pada 11 Desember 2017)
Budiarti, Tias. 2015. Makalah uapaya meningkatkan kemampuan motorik kasar.
Tersediahttp://repository.ump.ac.id/1014/3/TIAS-BUDIARTI-BAB-II.pdf
(diunduh pada 13 Desember 2017)
Zahratullina, Dyan. Makalah peta konsep kemampuan fisik motorik AUD. Pada
https://www.google.co.id/deanwe.files.wordpress.com-2012-10-makalah-
peta-konsep-lk-3-0-6-tahun-dyanzahratullinaputri.doc (diunduh pada 13
Desember 2017)
Sukamti, Endang Rini. Makalah Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini
Sebagai Dasar Menuju Prestasi Olah Raga. Tersedia pada
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131568302/penelitian/PERKEMBANGAN+
MOTORIK+KASAR+ANAK+USIA+DINI.pdf (diunduh pada 11 Desember
2017)
http://eprints.uny.ac.id/7873/3/bab2%20-%200911124700.pdf (diunduh pada 13
Desember 2017)
http://digilib.unila.ac.id1076123BAB%20II.pdf (diunduh pada 13 Desember
2017)

22
Jurnal Internasional:
Gross motor coordination in relation to weight status and age in 5- to 12-year-old
boys and girls: A cross-sectional study. International Journal of Pediatric
Obesity. Volume 6, Issue 2Part2, EVA D’ HONDT, BENEDICTE
DEFORCHE, dkk. Version of Record online: 24 AUG 2012. tersedia pada
(http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/(ISSN)1747-7174) diunduh
pada 15 Desember 2017
Relationship between habitual physical activity and gross motor skills is
multifaceted in 5- to 8-year-old children. Scandinavian Journal of Medicine
& Science in Sports. Volume 24, Issue 2. Laukkanen, dkk.Version of Record
online: 30 SEP 2013. Tersedia pada
(http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/(ISSN)1600-0838) diunduh
pada 16 Desember 2017
Gross-Motor Skill Acquisition By Preschool Dance Students Under Self-
Instruction Procedures.. Journal of Applied Behavior Analysis. Volume 37,
Issue 3, Parsla Vintere, Nancys, dkk Version of Record online: 27 FEB 2013.
Tersedia pada (http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1002/(ISSN)1938-
3703) diunduh pada 16 Desember 2017
Gross motor performance and self-perceived motor competence in children with
emotional, behavioural, and pervasive developmental disorders: a review.
Developmental Medicine & Child Neurology, Volume 51, Issue 7, July 2009,
Pages: 501–517, CLAUDIA EMCK, RUUD BOSSCHER, PETER BEEK
and THEO DORELEIJERS. Version of Record online : 5 JUN 2009
(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1469-8749.2009.03337.x/full)
diunduh pada 16 Desember 2017
Weight Loss and Improved Gross Motor Coordination in Children as a Result of
Multidisciplinary Residential Obesity Treatment. Obesity, Volume 19, Issue
10, October 2011, Pages: 1999–2005, Eva D'Hondt, Ilse Gentier, Benedicte
Deforche, Ann Tanghe, Ilse De Bourdeaudhuij and Matthieu Lenoir. Version
of Record online: 6 SEP 2012. Tersedia pada
(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1038/oby.2011.150/epdf) diunduh pada
15 Desember 2017
Relationship between gross motor capacity and daily-life mobility in children with
cerebral palsy. Developmental Medicine & Child Neurology, Volume 52,
Issue 3, March 2010, Pages: e60–e66, DIRK-WOUTER SMITS, JAN
WILLEM GORTER, MARJOLIJN KETELAAR, PETRA EM VAN SCHIE,
ANNET J DALLMEIJER, ELINE LINDEMAN and MARIAN J
JONGMANS. Version of Record online : 1 DEC 2009. Tersedia pada
(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1469-8749.2009.03525.x/epdf)
diunduh pada 15 Desember 2017

23

Anda mungkin juga menyukai