Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

TIPE KEPRIBADIAN, PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL


DAN KEPUTUSAN AUDIT

Ika Kristianti
Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia
Email: ika.kristianti@staff.uksw.edu

Abstrak: Tipe Kepribadian, Penerimaan Perilaku Disfungsional dan Keputusan Audit.


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipe kepribadian, penerimaan perilaku
disfungsional dan pengambilan keputusan audit yang diambil oleh auditor. Penelitian
ini dilakukan di Propinsi Jawa Tengah dengan 63 responden dari auditor di Kantor
Akuntan Publik kota Semarang dan Solo. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menetapkan
keputusan audit berisiko, jumlah auditor dengan tipe kepribadian B lebih banyak jika
dibandingkan auditor dengan tipe kepribadian A. Begitu pula dalam menetapkan
keputusan audit tidak berisiko, tipe kepribadian B lebih banyak dibandingkan dengan
auditor yang memiliki tipe kepribadian A. Hasil pengolahan data penerimaan perilaku
disfungsional memberikan hasil bahwa auditor yang menerima perilaku disfungsional
membuat keputusan audit yang lebih berisiko dibandingkan dengan auditor yang
menolak perilaku disfungsional

Kata Kunci: Keputusan audit, tipe kepribadian dan penerimaan perilaku disfungsional.

Abstract: Type of Personality, Acceptance of Dysfunctional Behavior and Audit


Judgment. This study aimed to describe the type of personality, acceptance of
dysfunctional behavior toward audit judgment. This research was conducted in the
province of Central Java, with 63respondents from the auditor on Public Accounting
Firm city of Semarang and Solo. The sampling technique used purposive sampling. The
results showed that the decision establishes audit risk, the number of auditors with
the personality type B is more than that type A. Meanwhile, in setting the audit
decision is not at risk, personality type B more than that type A. The results of data
processing reception dysfunctional behaviors provide results that auditors receive
audit dysfunctional behaviors make decisions more risk than the auditor who refused
dysfunctional behavior.

Keywords: Audit judgment, personality type and acceptance of dysfunctional


behavior.

PENDAHULUAN teknis, faktor non teknis juga memengaruhi


Faktor teknis yang berpengaruh terhadap keputusan audit. Chung dan Monroe (2001),
keputusan audit antara lain pengetahuan, Davis (2006) memberi bukti empiris bahwa
pengalaman, perilaku auditor, tekanan dari gender, tekanan social akan berpengaruh
atasan maupun pihak eksternal, kognisi terhadap pengambilan keputusan oleh
pekerjaan serta kompleksitas tugas saat auditor.
melakukan pemeriksaan (Irwanti, 2011; Riset ini memfokuskan pada tipe
Davis et.al., 2006; Leung dan Trotman, 2005; kepribadian dan penerimaan atas perilaku
Setiawan dan Iswari, 2016). Selain secara disfungsional yang dikaitkan dengan

28
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)

keputusan audit yang berisiko. Pria dan antara konflik peran, ambiguitas peran, dan
wanita memiliki kepribadian yang berbeda, tumpang tindih peran terhadap burnout di
begitu pula dengan perbedaan reaksi antara auditor.
emosional dan kemampuan membaca orang Ada kalanya opini audit kurang
lain serta proses pengolahan informasi yang mendapatkan respon yang positif
berbeda (Robbins, 2006; Monroe, 2001). dikarenakan adanya kemungkinan terjadinya
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh penyimpangan perilaku oleh seorang auditor
Robbins dan Judge (2013) yang memberikan dalam proses audit (Donellyetal., 2003).
hasil bahwa tipe kepribadian berpengaruh AICPA melakukan pemeriksaan terhadap
terhadap pengambilan keputusan. Beberapa masalah kualitas audit, dan mengumpulkan
penelitian lain menunjukkan bahwa informasi dari survey auditor internal dan
karakteristik individu dari auditor merupakan auditor eksternal yang menunjukkan hasil
penentu yang signifikan dari kinerjanya, bahwa perilaku penyimpangan audit tetap
karakteristik inilah yang dianggap sebagai ada dan akan terus menjadi kekhawatiran
elemen yang penting daripada elemen lain untuk profesi auditor (Donelly et.al.,, 2011).
(Solomon dan Trotman, 2003; Brocheler Penelitian terdahulu, lebih banyak
et.al., 2004). Sedangkan penelitian Robbins mengungkapkan penyimpangan perilaku
dan Judge (2013) memberikan hasil bahwa terhadap lingkungan eksternal, seperti
kepribadian tidak berpengaruh terhadap penandatanganan terlalu cepat (premature
pengambilan keputusan oleh individu. signing off) (Otley& Pierce, 1995),
Menurut Friedman dan Rosenman (1974) pengumpulan bukti yang tidak cukup
yang memperkenalkan pembagian tipe (Donelly, et.al.,, 2011).
kepribadian menjadi Tipe A dan Tipe B, Penerimaan atas perilaku menyimpang
seseorang yang berkepribadian tipe akan mempengaruhi bagaimana proses audit
kepribadian A adalah seseorang yang akan dilakukan. Penyimpangan perilaku atas
cenderung ambisius, kompetitif, berorientasi pengambilan keputusan auditor, akan
pada prestasi, dan mempunyai mempengaruhi proses audit lainnya.
kecenderungan tidak sabar. Seseorang Pertimbangan audit mengacu pada penilaian
dengan tipe kepribadian B akan cenderung subjektif yang dibuat sebagai tindakan awal
lebih santai, tidak suka berkompetitif, dan dalam proses audit. Pertimbangan auditor
mempunyai tingkat stress yang lebih rendah. penting dalam proses audit karena
Hasil penelitian Yustino dan Iswari (2016) mencakup kompetensi auditor, efektivitas
menunjukkan bahwa dari perspektif tipe arsitektur sistem informasi bagi auditor, dan
kepribadian umumnya lebih berorientasi signifikansi (materialitas) dari unsur laporan
pada prestasi dan keinginan untuk menang, keuangan (Prachsriphum et.al., 2011).
sehingga lebih mungkin untuk menghasilkan Penelitian ini mendeskripsi tipe
penilaian audit yang lebih tinggi. Sejalan kepribadian A atau B serta penerimaan
dengan hasil penelitian tersebut, Utami dan perilaku yang menyimpang auditor serta
Nahartyo (2013) memprediksikan bahwa tipe pengambilan keputusan oleh auditor di Jawa
A akan meningkatkan hubungan positif Tengah. Pengambilan keputusan audit oleh

29
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

auditor akan berbeda-beda sesuai dengan akhir proses audit (Boynton dan Kell, 2001).
tipe kepribadian yang dimiliki oleh auditor. Auditor perlu melakukan berbagai tugas
Preferensi pengambilan risiko atas perilaku untuk membentuk opini atas atestasi. Untuk
menyimpang akan berbeda pula jika auditor melakukannya, banyak faktor pribadi auditor
mempunyai tipe kepribadian yang berbeda. (misal keterampilan dan kepribadian) yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi hasil akhir dari pengambilan
berkontribusi pada lembaga profesi akuntan keputusan (Nelson dan Tan, 2005).
public tentang dinamika yang terjadi di Pengambilan keputusan oleh auditor
dalam Kantor Akuntan Publik. Secara dianggap sebagai unsur yang paling penting
teoretis, hasil penelitian ini menambah dari seluruh proses audit dan akan langsung
pengetahuan di bidang akuntansi mempengaruhi kualitas audit (Wedemeyer
keperilakuan dan auditing untuk menjadi 2010). Kualitas penilaian auditor menjadi
acuan untuk penelitian selanjutnya. penting karena tidak hanya mempengaruhi
Dalam melaksanakan audit, auditor reputasi professional auditor, tetapi juga bisa
mengacu pada standar yang telah ditetapkan berdampak pada pemangku kepentingan
dalam standar auditing. Salah satu standar lainnya (Mala dan Chand, 2015). Penilaian
yang harus dipenuhi oleh auditor dalam professional auditor meliputi: (1) Penilaian
pekerjaan audit adalah perencanaan audit. risiko salah saji material laporan keuangan;
Di dalam perencanaan audit dikatakan (2) Identifikasi, kinerja dan penilaian
bahwa auditor antara lain harus prosedur audit untuk mengatasi resiko; serta
mempertimbangkan berbagai risiko audit (3) Evaluasi bukti audit untuk menentukan
dan tingkat materialitas awal untuk tujuan kualitas dan makna bukti (Wedemeyer,
audit. 2010). Hasil penilaian yang dibuat oleh
Dalam pelaksanaan prosedur audit yang auditor cukup bervariasi, meskipun auditor
mendetail, auditor membuat berbagai telah menggunakan fakta dan bukti yang
pengambilan keputusan yang akan sama (Martinov – Bennie dan Pflugrath,
mempengaruhi dokumentasi bukti dan 2009; Wedemeyer, 2010). Ini menunjukkan
keputusan pendapat auditor (DeZoort,2006). bahwa penilaian auditor mungkin
Pemahaman atas bisnis klien, penetapan dipengaruhi oleh banyak factor.
kesinambungan usaha, dan indikasi atas Penelitian Sanusi dan Iskdanar (2006)
potensi salah saji adalah salah satu dari memberikan hasil bahwa ada hubungan
prosedur awal dalam sebuah proses audit positif antara variable insentif kinerja dan
(Arens et.al., 2005). Kenyataan ini membuat penilaian audit. Penelitian lain juga
auditor harus mengenali risiko dan tingkat menunjukkan dukungan terhadap hubungan
materialitas mengenai saldo akun yang telah antara insentif keuangan dan penilaian
ditetapkan pada saat perencanaan audit. auditor (Arifuddin, 2014; Bonner dan Taburi
Pada tahap kesimpulan audit, untuk review 2002; Lee, 2012). Temuan lain berkaitan
akhir dalam menilai kewajaran penyajian dengan pengambilan keputusan auditor
laporan keuangan diperlukan pula menemukan bahwa data ringkasan
pengambilan keputusan auditor dalam tahap manajemen ataupun kesimpulan atas proses

30
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)

audit tahun lalu berpengaruh terhadap selalu mendesak, sulit untuk bersantai dan
pengambilan keputusan (McDaniel dan menjadi tidak sabar dan marah jika
Kinney, 1995; Kennedy, 1995). berhadapan dengan keterlambatan atau
Keputusan yang diambil seseorang juga dengan orang yang dipandang tidak
dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kompeten. Sedangkan orang dengan tipe
kepribadian (Miller, 2009). Penelitian Khan kepribadian B lebih mampu bersantai tanpa
(2011) memberikan hasil bahwa perasaan merasa bersalah dan bekerja tanpa melihat
burnout tidak dapat dipisahkan dari tipe nafsu, tidak harus tergesa-gesa yang
kepribadian seseorang. Faktor yang menyebabkan ketidaksabaran dan tidak
dipertimbangkan dalam pengambilan mudah marah.
keputusan seseorang adalah ideologi dan Penelitian mengenai tipe kepribadian
kekuasaan, serta emosi dan objekitivitas. dan pengambilan keputusan memberikan
Bagi sebagian orang, dalam mengambil hasil bahwa kepribadian seseorang akan
keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi mempengaruhi pengambilan keputusan
atau prinsip tertentu. Sedangkan bagi (Robbins dan Judge, 2013). Sejumlah
sebagian yang lain, pengambilan keputusan penelitian perilaku menyelidiki apakah
didasarkan pada kekuasaan yang dimiliki. kepribadian auditor dan karakteristik
Berdasarkan teori kognitif, karakter individu mempengaruhi perilaku auditor.
personal mempunyai hubungan langsung Misalnya, penelitian oleh Iswari dan Kusuma
pada pengambilan keputusan individu dan (2013) menunjukkan hasil bahwa tipe
kepribadian (Chakraborty, et.al., 2008; Dutta kepribadian memiliki pengaruh pada konflik
dan Thornhill, 2008). Dalam hal ini, professional dalam sebuah organisasi. Utami
pengambilan pertimbangan secara tidak bias dan Nahartyo (2013) menemukan bukti
adalah inti dari peningkatan karakteristik bahwa kepribadian tipe A mengintensifkan
dalam pertimbangan auditor dan dapat konflik kepentingan dan tumpang tindih
mengurangi distorsi pertimbangan audit aturan terhadap kejenuhan auditor. Ini
yang akan mempengaruhi rencana mengindikasikan bahwa auditor dengan tipe
pengambilan keputusan audit dan kinerja kepribadian A, akan lebih rentan terhadap
audit (Lim-u-sanno, 2009) stress yang berhubungan dengan pekerjaan.
Dalam pengambilan keputusan yang akan Sementara itu, Ismail (2015) tidak
diambil oleh auditor menyangkut menemukan bukti bahwa kepribadian
pengambilan keputusan audit, akan auditor berpengaruh secara signifikan
dipengaruhi oleh kepribadian dari masing- terhadap keputusan audit.
masing auditor. Menurut Frieldman dan Rayburn dan Rayburn (1996)
Rosenman (1974) tipe kepribadian ada dua menemukan bukti bahwa tipe kepribadian A
jenis, yaitu tipe kepribadian A dan tipe lebih berorientasi etis dibandingkan dengan
kepribadian B. Mereka menyimpulkan tipe kepribadian B. Hasil ini juga didukung
bahwa orang yang mempunyai tipe oleh Chadegani et.al., (2015) bahwa ada
kepribadian A sangat kompetitif dan hubungan signifikan antara kepribadian
berorientasi pada pencapaian, merasa waktu auditor dan niat auditor dalam melaporkan

31
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

kesalahan. Auditor yang berkepribadian tipe perilaku audit disfungsional dapat


A akan lebih berniat melaporkan kesalahan dipengaruhi oleh opini individu auditor.
dibandingkan dengan kepribadian tipe B. Kemampuan auditor untuk melakukan
Kreitner (2005) memberikan penjelasan program audit sesuai dengan prosedur audit
mengenai pola perilaku tipe A yang merupakan faktor yang sangat penting.
merupakan suatu kompleks tindakan emosi Auditor yang mampu melaksanakan audit
yang dapat diamati dalam setiap orang yang sesuai dengan program audit akan memilih
terlibat secara agresif untuk mencapai hal untuk bertindak fungsional, sedangkan
yang lebih baik, dan lebih dalam waktu auditor yang tidak mampu melaksanakan
singkat. Individu dengan jenis kepribadian audit sesuai dengan program audit akan
tipe A adalah manusia yang tak henti- termotivasi untuk menerima perilaku audit
hentinya ingin mencapai sesuatu yang lebih disfungsional (Gable dan Dangello, 1994).
tinggi (tinggi dan banyak). Sedangkan lawan Dalam melaksanakan tugasnya, auditor
dari jenis kepribadian tipe A adalah jenis harus mengikuti standar audit yang terdiri
kepribadian B. Individu dengan jenis dari standar umum, standar pekerjaan
kepribadian tipe B jarang berperilaku untuk lapangan dan standar pelaporan serta kode
saling bersaing atau bersikap agresif dalam etik auditor. Dalam kenyataan, auditor
keadaan-keadaan di mana perilaku banyak melakukan penyimpangan terhadap
berkompetisi dianggap tidak wajar dan tidak standar audit dan kode etik. Perilaku ini
penting. Dengan kepribadian dasar tipe A diperkirakan sebagai akibat dari adanya tipe
yang cenderung untuk berani mengambil kepribadian auditor di samping adanya
risiko, maka pengambilan keputusan audit kemungkinan lainnya. Dampak negatif dari
yang dihasilkan akan lebih berisiko jika perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas
dibandingkan dengan auditor dengan tipe audit secara negatif dari segi keakuratan dan
kepribadian B. reliabilitas. Penyimpangan yang dilakukan
Penelitian yang berkaitan dengan auditor dalam audit dapat dikategorikan
penerimaan perilaku disfungsional telah sebagai sebuah perilaku disfungsional dalam
menunjukkan korelasi yang kuat antara locus audit (Donelly et.al., 2003).
of control dan kemauan individu untuk Penerimaan perilaku disfungsional
kemampuannya memanipulasi dan menipu merupakan suatu bentuk reaksi terhadap
(Gable dan Dangello 1994; Comer 1985; Solar lingkungan atau semisal sistem pengendalian
dan Bruehl 1971). Perilaku yang paling (Otley dan Pierce, 1995; Lightner et.al., 1983;
mungkin untuk mewujudkan situasi Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donelly
keamanan dan kenyamanan karyawan et.al., 2003). Sistem pengendalian yang
adalah dengan cara memanipulasi keadaan. berlebihan akan menyebabkan terjadinya
Dalam berbagai situasi untuk konflik dan mengarah pada perilaku
mempertahankan pekerjaan, perilaku disfungsional. Donellyet.al., (2003)
individu untuk memilih atau melakukan menyatakan bahwa sikap auditor yang
sesuatu ditentukan oleh opini mereka. menerima perilaku disfungsional merupakan
Pilihan seorang auditor untuk menerima indikator perilaku disfungsional aktual.

32
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)

Berbagai situasi dan kondisi yang audit, sedangkan variabel independen


dihadapi oleh auditor sering kali akan adalah tipe kepribadian dan penerimaan
membuat bimbang auditor dalam perilaku disfungsional.
menentukan sikap. Semakin auditor merasa Berikut ini akan dijelaskan mengenai
tertekan dengan pekerjaan yang dilakukan, indicator setiap variabel yang terkait dengan
akan semakin mudah auditor tersebut penelitian. Keputusan audit merupakan
melakukan perilaku disfungsional. Penelitian kebijakan auditor dalam menentukan
oleh DeZoort dan Lord (1994) pendapat mengenai hasil audit yang
mengindikasikan bahwa adanya pengaruh mengacu pada penentuan suatu gagasan,
dari tekanan atasan pada judgment yang pendapat atau perkiraan tentang suatu
diambil oleh auditor pemula. Jika auditor objek, status, atau peristiwa lainnya. Variabel
melakukan perilaku disfungsional maka ini diukur dengan menggunakan instrumen
dalam pengambilan keputusan audit akan yang mengacu pada penelitian Jamilah
lebih tidak etis, jika dibandingkan dengan (2007). Instrumen ini diukur dengan dua
auditor yang tidak menerima perilaku kasus sederhana dengan tiga item
disfungsional pertanyaan untuk setiap kasus. Kasus
tersebut meliputi kasus tingkat materialitas
METODE dan rekayasa transaksi atas entitas yang
Penelitian ini merupakan studi deskriptif diperiksa. Berdasarkan masing-masing kasus
yang menyajikan data dari auditor yang tersebut, keputusan yang diminta adalah
bekerja di Kantor Auditor Publik (KAP) di mengikuti atau tidak permintaan entitas
Jawa Tengah. Pengambilan sampel pada yang diperiksa. Skala pengukuran yang
penelitian ini dengan menggunakan teknik digunakan adalah skala likertlima poin, yaitu
purposive sampling, yang didasarkan pada 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral, 4 =
criteria: (1) auditor yang bekerja pada Kantor tinggi, dan 5 = sangat tinggi.
Akuntan Publik di kota Semarang dan Solo; Tipe kepribadian merupakan organisasi
(2) minimal level responden auditor adalah dinamis dalam system psikologis individu
senior; (3) lama bekerja pada Kantor Akuntan yang menentukan caranya untuk
Publik tersebut minimal 2 tahun; (4) auditor menyesuaikan diri secara unik terhadap
yang bekerja pada KAP Jawa Tengah yang lingkungannya (Robbins, 2007). Variabel ini
terdaftar pada Directory Kantor Akuntan diukur dengan memberikan pernyataan
Publik yang dikeluarkan IAI pada tahun 2011. sebanyak tiga puluh dua item. Pernyataan
Data yang disajikan meliputi tabulasi silang terbagi menjadi dua bagian yang bertolak
data demografi responden dengan variabel belakang, yang akan mengindikasikan tipe
tipe kepribadian, keputusan audit dan kepribadian dari masing-masing auditor.
penerimaan perilaku disfungsional auditor. Bagian pertama mempunyai kecenderungan
Dalam penelitian ini meneliti tentang untuk tipe kepribadian A, sedangkan bagian
keputusan audit, tipe kepribadian dan berikutnya memiliki kecenderungan jawaban
penerimaan perilaku disfungsional. Variabel tipe kepribadian B. Skala pengukuran yang
dependen yang digunakan adalah keputusan digunakan adalah skala Likert lima point,

33
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

Tabel 1. Data Demografi Responden


Keterangan Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
- Wanita 19 30.16%
- Pria 44 69.84%
Jumlah 63 100%
Jabatan
- Senior Auditor 50 79.37%
- Supervisor 13 20.63%
Jumlah 63 100%

yaitu 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral, kepribadian A valid, dan 11 instrumen


4 = tinggi, dan 5 = sangat tinggi. kepribadian B dinyatakan valid. Hasil ini
Penerimaan perilaku disfungsional disajikan pada tabel 2.
adalah pandangan auditor tentang perilaku Instrumen penelitian umumnya dianggap
disfungsional audit. Variabel penerimaan reliabel jika Cronbach Alpha lebih besar dari
perilaku disfungsional dalam kuesioner 0,6 (Sugiyono, 2010). Dalam uji reliabilitas
terdiri dari tiga tipe perilaku, yaitu premature penelitian ini, menunjukkan bahwa
sign off, perubahan dalam prosedur audit, instrumen untuk tipe kepribadian A sebesar
dan percepatan pelaporan audit. Variabel ini 0,762 (lebih besar dari 0,6) dan untuk
diukur dengan menggunakan dua belas instrument tipe kepribadian B sebesar 0,764
indicator pertanyaan yang dikembangkan (lebih besar dari 0,6). Sehingga bisa diambil
oleh Donelly et.al. (2003). Setiap jawaban kesimpulan bahwa instrument tipe
diproyeksikan dengan skala likertlima point, kepribadian reliabel dalam penelitian ini.
yaitu 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral,
4 = tinggi, dan 5 = sangat tinggi. Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan
Keputusan Audit
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah diolah berkaitan
Dari total 63 responden, 44 (69,84%), adalah dengan variabel tipe kepribadian dan
auditor pria dan 19 (30,16%) lainnya adalah keputusan audit, maka dapat diperoleh
auditor wanita. Jabatan responden Persentase skor masing-masing indikator
mayoritas adalah senior auditor yang yang disajikan dalam tabel 2.
memiliki lama bekerja lebih dari 2 tahun di
bidang yang sama. Tabel 1 menyajikan data Tabel 2. Persentase Skor Tipe Kepribadian
demografi auditor yang diperoleh. dan Keputusan Audit
Instrumen validitas diuji dengan Keputusan Audit
Berisiko TidakBeresiko
menggunakan korelasi Pearson produk –
Tipe Kepribadian
moment. Koefisien akan dianggap valid Tipe A 32,3% 11,86%
apabila nilai korelasi Pearson lebih besar dari Tipe B 38,98% 16,95%
0,3 (Arifudin, 2014). Hasil dari pengujian Total 71,28% 28,81%
Pearson, menghasilkan 9 instrumen tipe

34
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan berisiko sebanyak 39%, sedangkan auditor
data, diketahui bahwa 71,28% auditor yang menerima perilaku disfungsional
cenderung mengambil risiko dalam sebuah namun tidak mengambil keputusan berisiko
pengambilan keputusan. Auditor dengan tipe sebanyak 16,95%. Auditor yang menolak
kepribadian A dan B, masing-masing juga perilaku disfungsional dan mengambil
mempunyai kecenderungan yang sama keputusan berisiko sebanyak 11,85%; serta
dalam pengambilan keputusan berisiko. auditor yang menolak perilaku disfungsional
Berdasarkan data tersebut dapat terlihat dan mengambil keputusan audit tidak
bahwa kecenderungan auditor yang memiliki berisiko sebanyak 32,20%.
tipe kepribadian B mengambil keputusan
yang lebih berisiko dibandingkan dengan Tabel 3. Persentase Skor Penerimaan
keputusan yang diambil oleh tipe Perilaku Disfungsional dan Keputusan Audit
kepribadian A. Kemungkinan yang bisa Keputusan Audit
Berisiko Tidak
terjadi adalah bahwa secara independen Beresiko
variabel tipe kepribadian tidak memengaruhi Penerimaan 39% 16,95%
secara langsung pengambilan keputusan Perilaku
Disfungsional
audit. Dalam penelitian Mala dan Chand
Penolakan Perilaku 11,85% 32,20%
(2015) menyatakan bahwa factor yang Disfungsional
memengaruhi pengambilan keputusan audit Total 50,85% 49,15%
ada 3 bagian besar, yaitu variabel pribadi
(pengetahuan, keahlian, pengolahan Auditor yang menerima perilaku
informasi, dan keyakinan); variabel tugas disfungsional mayoritas memiliki tipe
(kompleksitas tugas dan resiko); serta kepribadian A (sebanyak 23 auditor).
variabel lingkungan (tekanan waktu, Keputusan yang dibuat oleh auditor yang
pengendalian internal, dan akuntabilitas). menerima perilaku disfungsional memiliki
Tipe kepribadian dapat diklasifikasikan kecenderungan untuk mengambil keputusan
sebagai salah satu variabel pribadi, yang secara lebih berisiko dibanding dengan
hanya menjadi satu dari banyak factor yang auditor dengan yang menolak perilaku
memengaruhi pengambilan keputusan audit. disfungsional. Sedangkan untuk auditor yang
menerima perilaku disfungsional dan
Hubungan Perilaku Disfungsional dengan mempunyai tipe kepribadian B sebanyak 10
Keputusan Audit orang.
Dari hasil pengolahan data, didapatkan Auditor dengan tipe kepribadian A
persentase skor penerimaan dan penolakan maupun B cenderung mempertimbangkan
perilaku disfungsional terhadap keputusan sikap profesionalnya saat melakukan proses
audit yang diambil oleh auditor. Hasil audit. Kemungkinan yang terjadi adalah
tersebut tercantum dalam tabel 3. auditor mengedepankan sikap
Berdasarkan output deskriptif diperoleh profesionalitas dalam pekerjaannya. Karena
auditor yang menerima perilaku profesi auditor dibatasi oleh kode etik dan
disfungsional dan mengambil keputusan standar professional. Hasil penelitian ini

35
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

mendukung penelitian yang dilakukan oleh kemampuan dalam mempertimbangkan


Ismail (2015) yang menyebutkan bahwa tipe tingkat materialitas suatu laporan keuangan
kepribadian tidak memberikan pengaruh akan semakin baik pula (Yendrawati, 2008 ).
terhadap keputusan audit
Hasil penelitian ini mengindikasikan SIMPULAN
bahwa jumlah auditor yang menerima Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
perilaku disfungsional maka pengambilan menetapkan keputusan audit berisiko,
keputusan yang berkaitan dengan proses jumlah auditor dengan tipe kepribadian B
audit akan semakin berisiko, jika lebih banyak jika dibandingkan auditor
dibandingkan dengan jumlah auditor yang dengan tipe kepribadian A. Sementara itu,
menolak perilaku disfungsional. Teori kognisi dalam menetapkan keputusan audit tidak
memberikan pendapat bahwa seseorang berisiko, tipe kepribadian B lebih banyak
akan mengambil keputusan sesuai dengan dibandingkan dengan auditor yang memiliki
opini yang mereka anut. Auditor yang tipe kepribadian A. Hasil pengolahan data
mampu untuk mempertahankan prosedur penerimaan perilaku disfungsional
audit dengan benar dan mampu untuk memberikan hasil bahwa auditor yang
mengerjakan setiap proses audit dengan menerima perilaku disfungsional membuat
benar, maka dia akan cenderung untuk keputusan audit yang lebih berisiko
menolak perilaku disfungsional. Auditor yang dibandingkan dengan auditor yang menolak
menolak perilaku disfungsional akan perilaku disfungsional
menghasilkan audit judgment yang lebih etis Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
jika dibandingkan dengan auditor yang dalam pengambilan sampel, yaitu terbatas
menerima perilaku disfungsional. pada KAP yang berada dalam wilayah Jawa
Auditor mengerjakan setiap proses audit Tengah (khususnya Kota Semarang dan Kota
secara terprogram dan sesuai dengan Solo), tidak mencakup keseluruhan KAP.
prosedur, serta melakukan penolakan Indikator penelitian hanya terbatas pada
terhadap perilaku yang menyimpang. Ini pengambilan keputusan audit, tipe
dimungkinkan karena auditor terikat dengan kepribadian dan penerimaan perilaku
etika profesi dalam setiap penugasan audit disfungsional. Demikian pula pengisian
(Ismail, 2015). Dengan profesionalisme yang kuesioner tidak diawasi secara langsung oleh
baik, seseorang akan mampu melaksanakan peneliti, sehingga ada kekhawatiran
tugasnya meskipun imbalan ekstrinsiknya perbedaan penafsiran pemahaman oleh
berkurang, selain itu dengan profesionalisme responden.
seorang akan mampu untuk membuat Berdasarkan hasil penelitian dan
keputusan tanpa tekanan pihak lain, akan keterbatasan, dapat dikemukakan beberapa
selalu bertukar pikiran dengan rekan sesama pertimbangan untuk penelitian lanjutan.
profesi, dan selalu beranggapan bahwa yang Populasi dan sampel bisa diperluas, tidak
paling berwenang untuk menilai hanya di Kantor Akuntan Publik di Jawa
pekerjaannya adalah rekan sesama profesi Tengah. Penelitian lebih lanjut disarankan
sehingga dengan profesionalisme yang tinggi untuk menggunakan variabel lain yang

36
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)

berpengaruh terhadap pengambilan Integrative Business & Economics


keputusan audit. Penelitian juga dapat Research, 2(2), 434-448.
menggunakan dengan metoda lain misalnya Jamilah, S., Fanani, Z., & Chandrarin, G.
metoda eksperimen yang menguji hubungan (2007). Pengaruh Gender, Tekanan
kausalitas suatu variabel dependen dengan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas
Terhadap Audit Judgment. Jurnal SNA X
independen. Pengembangan juga dapat Makassar.
diteliti keputusan audit dalam kondisi
Kennedy, J. (1993). Debiasing Audit
keputusan kelompok.
Judgment with Accountability: A
Framework dan Experimental Results.
DAFTAR PUSTAKA Journal of Accounting Research, 31(2),
231-245.
Chakraborty, I., Hu, P. J. & Cui, D. (2008).
Examining the Effects of Cognitive Style in Kreitner & Kinicki. (2005). Perilaku
Individuals’ Technology Use Decision Organisasi, buku 1. Jakarta: PT Salemba
Making, Decision Support Systems, 45, Empat.
228-241. Lim-u-sanno, Kulwadee. (2009). Audit Risk
DeZoort, T, Harrison, P., & Taylor, M. (2006). Judgment dan Performance of Thai
Accountability & Auditors’ Materiality Auditors: An Empirical Investigation of
Judgements: The Effects of Differential Their Antecedents dan Consequences.
Pressure Strength on Conservatism, Journal of Academy of Business dan
Variability, dan Effect. Accounting, Economics, 9(3).
Organization and Society, 31(1), 373– Mala, R & Chand , P. (2015). Judgment dan
390. Decision-Making Research in Auditing
Dutta, D. K. & Thornhill, S. (2008). The dan Accounting: Future Research
Evaluation of Growth Inventions: Toward Implications of Person, Task, and
a Cognition-Based Model, Journal of Environment Perspective. Accounting
Business Venturing, 23, 307-332. Perspective. 14(1). 1-50.
Friedman & Rosenman, (1974). Type A Miller, J.D., (2009). Teori-teori Pengambilan
Behavior dan Your Heart. New York: Keputusan. Diakses dari
Afred A. Knop. http://hendriansdiamond.blogspot.com/
2012/01/choice-menurut-terry-1989-
IAI-Kompartemen Akuntan Publik, (2001). faktor-faktor.html pada tanggal 23
Standar Profesional Akuntan Publik. Februari 2012.
Jakarta: PT Salemba Empat.
Mohd-Sanusi, Z. & Mohd-Iskdanar T. (2006).
Ismail, F. (2015). Pengaruh Tipe Kepribadian, Audit Judgment Performance: Assessing
Pengalaman dan Penerimaan Perilaku The Effect of Performance Incentives,
Disfungsional terhadap Audit Judgment. Effort and Task Complexity. Managerial
Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(2), 263- Auditing Journal. 22 (1). 34 – 52.
278.
Prachsriphum, Suttinee, Chuchuea, &
Iswari, T.I & Kusuma, I.W. (2013). The Effect Sunisa., (2011). Audit judgment
of Organizational-Professional Conflict competency dan audit reporting quality:
towards Professional Judgment by Public an empirical research of tax-auditors in
Accountant Using Personality Type, Thailand. Journal of Academy of Business
Gender, dan Locus of Control as dan Economics.
Moderating Variables. Review of

37
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

Rayburn, J.M. & Rayburn, L.G. (1996). Wedemeyer, (2010). A Discussion Of Auditor
Relationship Between Machiavellianism Judgment as The Critical Component in
and Type A Personality and Ethical Audit Quality – A practitioner's
Orientation. Journal of Business Ethics. Perspective. International Journal of
15(11), 1209-1219. Disclosure dan Governance 7, 320–333.
Robbins, SP & Judge, TA. (2013). Yendrawati, R. (2008). Analisis Hubungan
Organizational Behavior (15th Edition). Antara Profesionalisme Auditor dengan
Pearson Education Limited. Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam Proses Pengauditan Laporan
Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis
Keuangan. Jurnal Penelitian dan
(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
Pengabdian, 6(1), 193.
R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Yustino, Wimpie & Iswari, T.I. (2016). The
Utami, I & Nahartyo, E. (2013). The effect of
Effects of Job Cognition and Personality
Type A Personality on Auditor Burnout:
Type On Auditor Judgment. Jurnal Siasat
Evidence from Indonesia. Accounting &
Bisnis. 20(1). 14-23.
Taxation. 5(2). 89-102.

38

Anda mungkin juga menyukai