Ika Kristianti
Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia
Email: ika.kristianti@staff.uksw.edu
Kata Kunci: Keputusan audit, tipe kepribadian dan penerimaan perilaku disfungsional.
28
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)
keputusan audit yang berisiko. Pria dan antara konflik peran, ambiguitas peran, dan
wanita memiliki kepribadian yang berbeda, tumpang tindih peran terhadap burnout di
begitu pula dengan perbedaan reaksi antara auditor.
emosional dan kemampuan membaca orang Ada kalanya opini audit kurang
lain serta proses pengolahan informasi yang mendapatkan respon yang positif
berbeda (Robbins, 2006; Monroe, 2001). dikarenakan adanya kemungkinan terjadinya
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh penyimpangan perilaku oleh seorang auditor
Robbins dan Judge (2013) yang memberikan dalam proses audit (Donellyetal., 2003).
hasil bahwa tipe kepribadian berpengaruh AICPA melakukan pemeriksaan terhadap
terhadap pengambilan keputusan. Beberapa masalah kualitas audit, dan mengumpulkan
penelitian lain menunjukkan bahwa informasi dari survey auditor internal dan
karakteristik individu dari auditor merupakan auditor eksternal yang menunjukkan hasil
penentu yang signifikan dari kinerjanya, bahwa perilaku penyimpangan audit tetap
karakteristik inilah yang dianggap sebagai ada dan akan terus menjadi kekhawatiran
elemen yang penting daripada elemen lain untuk profesi auditor (Donelly et.al.,, 2011).
(Solomon dan Trotman, 2003; Brocheler Penelitian terdahulu, lebih banyak
et.al., 2004). Sedangkan penelitian Robbins mengungkapkan penyimpangan perilaku
dan Judge (2013) memberikan hasil bahwa terhadap lingkungan eksternal, seperti
kepribadian tidak berpengaruh terhadap penandatanganan terlalu cepat (premature
pengambilan keputusan oleh individu. signing off) (Otley& Pierce, 1995),
Menurut Friedman dan Rosenman (1974) pengumpulan bukti yang tidak cukup
yang memperkenalkan pembagian tipe (Donelly, et.al.,, 2011).
kepribadian menjadi Tipe A dan Tipe B, Penerimaan atas perilaku menyimpang
seseorang yang berkepribadian tipe akan mempengaruhi bagaimana proses audit
kepribadian A adalah seseorang yang akan dilakukan. Penyimpangan perilaku atas
cenderung ambisius, kompetitif, berorientasi pengambilan keputusan auditor, akan
pada prestasi, dan mempunyai mempengaruhi proses audit lainnya.
kecenderungan tidak sabar. Seseorang Pertimbangan audit mengacu pada penilaian
dengan tipe kepribadian B akan cenderung subjektif yang dibuat sebagai tindakan awal
lebih santai, tidak suka berkompetitif, dan dalam proses audit. Pertimbangan auditor
mempunyai tingkat stress yang lebih rendah. penting dalam proses audit karena
Hasil penelitian Yustino dan Iswari (2016) mencakup kompetensi auditor, efektivitas
menunjukkan bahwa dari perspektif tipe arsitektur sistem informasi bagi auditor, dan
kepribadian umumnya lebih berorientasi signifikansi (materialitas) dari unsur laporan
pada prestasi dan keinginan untuk menang, keuangan (Prachsriphum et.al., 2011).
sehingga lebih mungkin untuk menghasilkan Penelitian ini mendeskripsi tipe
penilaian audit yang lebih tinggi. Sejalan kepribadian A atau B serta penerimaan
dengan hasil penelitian tersebut, Utami dan perilaku yang menyimpang auditor serta
Nahartyo (2013) memprediksikan bahwa tipe pengambilan keputusan oleh auditor di Jawa
A akan meningkatkan hubungan positif Tengah. Pengambilan keputusan audit oleh
29
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017
auditor akan berbeda-beda sesuai dengan akhir proses audit (Boynton dan Kell, 2001).
tipe kepribadian yang dimiliki oleh auditor. Auditor perlu melakukan berbagai tugas
Preferensi pengambilan risiko atas perilaku untuk membentuk opini atas atestasi. Untuk
menyimpang akan berbeda pula jika auditor melakukannya, banyak faktor pribadi auditor
mempunyai tipe kepribadian yang berbeda. (misal keterampilan dan kepribadian) yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi hasil akhir dari pengambilan
berkontribusi pada lembaga profesi akuntan keputusan (Nelson dan Tan, 2005).
public tentang dinamika yang terjadi di Pengambilan keputusan oleh auditor
dalam Kantor Akuntan Publik. Secara dianggap sebagai unsur yang paling penting
teoretis, hasil penelitian ini menambah dari seluruh proses audit dan akan langsung
pengetahuan di bidang akuntansi mempengaruhi kualitas audit (Wedemeyer
keperilakuan dan auditing untuk menjadi 2010). Kualitas penilaian auditor menjadi
acuan untuk penelitian selanjutnya. penting karena tidak hanya mempengaruhi
Dalam melaksanakan audit, auditor reputasi professional auditor, tetapi juga bisa
mengacu pada standar yang telah ditetapkan berdampak pada pemangku kepentingan
dalam standar auditing. Salah satu standar lainnya (Mala dan Chand, 2015). Penilaian
yang harus dipenuhi oleh auditor dalam professional auditor meliputi: (1) Penilaian
pekerjaan audit adalah perencanaan audit. risiko salah saji material laporan keuangan;
Di dalam perencanaan audit dikatakan (2) Identifikasi, kinerja dan penilaian
bahwa auditor antara lain harus prosedur audit untuk mengatasi resiko; serta
mempertimbangkan berbagai risiko audit (3) Evaluasi bukti audit untuk menentukan
dan tingkat materialitas awal untuk tujuan kualitas dan makna bukti (Wedemeyer,
audit. 2010). Hasil penilaian yang dibuat oleh
Dalam pelaksanaan prosedur audit yang auditor cukup bervariasi, meskipun auditor
mendetail, auditor membuat berbagai telah menggunakan fakta dan bukti yang
pengambilan keputusan yang akan sama (Martinov – Bennie dan Pflugrath,
mempengaruhi dokumentasi bukti dan 2009; Wedemeyer, 2010). Ini menunjukkan
keputusan pendapat auditor (DeZoort,2006). bahwa penilaian auditor mungkin
Pemahaman atas bisnis klien, penetapan dipengaruhi oleh banyak factor.
kesinambungan usaha, dan indikasi atas Penelitian Sanusi dan Iskdanar (2006)
potensi salah saji adalah salah satu dari memberikan hasil bahwa ada hubungan
prosedur awal dalam sebuah proses audit positif antara variable insentif kinerja dan
(Arens et.al., 2005). Kenyataan ini membuat penilaian audit. Penelitian lain juga
auditor harus mengenali risiko dan tingkat menunjukkan dukungan terhadap hubungan
materialitas mengenai saldo akun yang telah antara insentif keuangan dan penilaian
ditetapkan pada saat perencanaan audit. auditor (Arifuddin, 2014; Bonner dan Taburi
Pada tahap kesimpulan audit, untuk review 2002; Lee, 2012). Temuan lain berkaitan
akhir dalam menilai kewajaran penyajian dengan pengambilan keputusan auditor
laporan keuangan diperlukan pula menemukan bahwa data ringkasan
pengambilan keputusan auditor dalam tahap manajemen ataupun kesimpulan atas proses
30
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)
audit tahun lalu berpengaruh terhadap selalu mendesak, sulit untuk bersantai dan
pengambilan keputusan (McDaniel dan menjadi tidak sabar dan marah jika
Kinney, 1995; Kennedy, 1995). berhadapan dengan keterlambatan atau
Keputusan yang diambil seseorang juga dengan orang yang dipandang tidak
dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kompeten. Sedangkan orang dengan tipe
kepribadian (Miller, 2009). Penelitian Khan kepribadian B lebih mampu bersantai tanpa
(2011) memberikan hasil bahwa perasaan merasa bersalah dan bekerja tanpa melihat
burnout tidak dapat dipisahkan dari tipe nafsu, tidak harus tergesa-gesa yang
kepribadian seseorang. Faktor yang menyebabkan ketidaksabaran dan tidak
dipertimbangkan dalam pengambilan mudah marah.
keputusan seseorang adalah ideologi dan Penelitian mengenai tipe kepribadian
kekuasaan, serta emosi dan objekitivitas. dan pengambilan keputusan memberikan
Bagi sebagian orang, dalam mengambil hasil bahwa kepribadian seseorang akan
keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi mempengaruhi pengambilan keputusan
atau prinsip tertentu. Sedangkan bagi (Robbins dan Judge, 2013). Sejumlah
sebagian yang lain, pengambilan keputusan penelitian perilaku menyelidiki apakah
didasarkan pada kekuasaan yang dimiliki. kepribadian auditor dan karakteristik
Berdasarkan teori kognitif, karakter individu mempengaruhi perilaku auditor.
personal mempunyai hubungan langsung Misalnya, penelitian oleh Iswari dan Kusuma
pada pengambilan keputusan individu dan (2013) menunjukkan hasil bahwa tipe
kepribadian (Chakraborty, et.al., 2008; Dutta kepribadian memiliki pengaruh pada konflik
dan Thornhill, 2008). Dalam hal ini, professional dalam sebuah organisasi. Utami
pengambilan pertimbangan secara tidak bias dan Nahartyo (2013) menemukan bukti
adalah inti dari peningkatan karakteristik bahwa kepribadian tipe A mengintensifkan
dalam pertimbangan auditor dan dapat konflik kepentingan dan tumpang tindih
mengurangi distorsi pertimbangan audit aturan terhadap kejenuhan auditor. Ini
yang akan mempengaruhi rencana mengindikasikan bahwa auditor dengan tipe
pengambilan keputusan audit dan kinerja kepribadian A, akan lebih rentan terhadap
audit (Lim-u-sanno, 2009) stress yang berhubungan dengan pekerjaan.
Dalam pengambilan keputusan yang akan Sementara itu, Ismail (2015) tidak
diambil oleh auditor menyangkut menemukan bukti bahwa kepribadian
pengambilan keputusan audit, akan auditor berpengaruh secara signifikan
dipengaruhi oleh kepribadian dari masing- terhadap keputusan audit.
masing auditor. Menurut Frieldman dan Rayburn dan Rayburn (1996)
Rosenman (1974) tipe kepribadian ada dua menemukan bukti bahwa tipe kepribadian A
jenis, yaitu tipe kepribadian A dan tipe lebih berorientasi etis dibandingkan dengan
kepribadian B. Mereka menyimpulkan tipe kepribadian B. Hasil ini juga didukung
bahwa orang yang mempunyai tipe oleh Chadegani et.al., (2015) bahwa ada
kepribadian A sangat kompetitif dan hubungan signifikan antara kepribadian
berorientasi pada pencapaian, merasa waktu auditor dan niat auditor dalam melaporkan
31
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017
32
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)
33
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017
34
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan berisiko sebanyak 39%, sedangkan auditor
data, diketahui bahwa 71,28% auditor yang menerima perilaku disfungsional
cenderung mengambil risiko dalam sebuah namun tidak mengambil keputusan berisiko
pengambilan keputusan. Auditor dengan tipe sebanyak 16,95%. Auditor yang menolak
kepribadian A dan B, masing-masing juga perilaku disfungsional dan mengambil
mempunyai kecenderungan yang sama keputusan berisiko sebanyak 11,85%; serta
dalam pengambilan keputusan berisiko. auditor yang menolak perilaku disfungsional
Berdasarkan data tersebut dapat terlihat dan mengambil keputusan audit tidak
bahwa kecenderungan auditor yang memiliki berisiko sebanyak 32,20%.
tipe kepribadian B mengambil keputusan
yang lebih berisiko dibandingkan dengan Tabel 3. Persentase Skor Penerimaan
keputusan yang diambil oleh tipe Perilaku Disfungsional dan Keputusan Audit
kepribadian A. Kemungkinan yang bisa Keputusan Audit
Berisiko Tidak
terjadi adalah bahwa secara independen Beresiko
variabel tipe kepribadian tidak memengaruhi Penerimaan 39% 16,95%
secara langsung pengambilan keputusan Perilaku
Disfungsional
audit. Dalam penelitian Mala dan Chand
Penolakan Perilaku 11,85% 32,20%
(2015) menyatakan bahwa factor yang Disfungsional
memengaruhi pengambilan keputusan audit Total 50,85% 49,15%
ada 3 bagian besar, yaitu variabel pribadi
(pengetahuan, keahlian, pengolahan Auditor yang menerima perilaku
informasi, dan keyakinan); variabel tugas disfungsional mayoritas memiliki tipe
(kompleksitas tugas dan resiko); serta kepribadian A (sebanyak 23 auditor).
variabel lingkungan (tekanan waktu, Keputusan yang dibuat oleh auditor yang
pengendalian internal, dan akuntabilitas). menerima perilaku disfungsional memiliki
Tipe kepribadian dapat diklasifikasikan kecenderungan untuk mengambil keputusan
sebagai salah satu variabel pribadi, yang secara lebih berisiko dibanding dengan
hanya menjadi satu dari banyak factor yang auditor dengan yang menolak perilaku
memengaruhi pengambilan keputusan audit. disfungsional. Sedangkan untuk auditor yang
menerima perilaku disfungsional dan
Hubungan Perilaku Disfungsional dengan mempunyai tipe kepribadian B sebanyak 10
Keputusan Audit orang.
Dari hasil pengolahan data, didapatkan Auditor dengan tipe kepribadian A
persentase skor penerimaan dan penolakan maupun B cenderung mempertimbangkan
perilaku disfungsional terhadap keputusan sikap profesionalnya saat melakukan proses
audit yang diambil oleh auditor. Hasil audit. Kemungkinan yang terjadi adalah
tersebut tercantum dalam tabel 3. auditor mengedepankan sikap
Berdasarkan output deskriptif diperoleh profesionalitas dalam pekerjaannya. Karena
auditor yang menerima perilaku profesi auditor dibatasi oleh kode etik dan
disfungsional dan mengambil keputusan standar professional. Hasil penelitian ini
35
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017
36
Tipe Kepribadian, Penerimaan …. (Ika Kristianti)
37
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017
Rayburn, J.M. & Rayburn, L.G. (1996). Wedemeyer, (2010). A Discussion Of Auditor
Relationship Between Machiavellianism Judgment as The Critical Component in
and Type A Personality and Ethical Audit Quality – A practitioner's
Orientation. Journal of Business Ethics. Perspective. International Journal of
15(11), 1209-1219. Disclosure dan Governance 7, 320–333.
Robbins, SP & Judge, TA. (2013). Yendrawati, R. (2008). Analisis Hubungan
Organizational Behavior (15th Edition). Antara Profesionalisme Auditor dengan
Pearson Education Limited. Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam Proses Pengauditan Laporan
Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis
Keuangan. Jurnal Penelitian dan
(pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
Pengabdian, 6(1), 193.
R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Yustino, Wimpie & Iswari, T.I. (2016). The
Utami, I & Nahartyo, E. (2013). The effect of
Effects of Job Cognition and Personality
Type A Personality on Auditor Burnout:
Type On Auditor Judgment. Jurnal Siasat
Evidence from Indonesia. Accounting &
Bisnis. 20(1). 14-23.
Taxation. 5(2). 89-102.
38