Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
“Kultur Organ Tanaman (Pengembangan Tanaman Mini In Vitro)”

Disusun Oleh :

NAMA : DEDI SANTOSO


NIM : D1B116193
KELAS : AGT-A
KELOMPOK : IV (EMPAT)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI

UNIT IN VITRO

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian tanaman

sepertiprotoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkann

ya dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak

diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Teknik ini disebut teknik in

vitro karena bagian-bagian tanaman yang dikulturkan diletakkan dalam tabung

gelas.

Kultur organ merupakan salah satu cara perbanyakan dalam ilmu

Bioteknologi. Kultur organ yang disebut juga dengan perbanyakan mikro dimulai

dengan bagian yang terorganisir dari suatu tanaman, paling sering digunakan

adalah tunas dan proses pengkulturan ini menjaga keadaan terorganisir sambil

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kearah perbanyakan dan regenerasi

tanaman baru yang lengkap.

Arah perkembangan eksplan dalam kultur in-vitro dikontrol oleh ratio zat

pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Ratio auksin sitokinin yang relatif tinggi

akan menginduksi pembentukan akar, sementara ratio yang rendah akan memacu

pembentukan tunas. Pembentukan tunas yang di dahului dengan terbentuknya

kalus disebut organogenesis tak langsung. Sedangkan bila pembentukan tanpa

kalus disebut organogenesis langsung. Organogenesis dalam kalus diinisiasi

dengan pembentukan kelompok sel-sel meristematik yang mampu merespon

faktor-faktor yang dapat menghasilkan primordium. Tergantung pada sifat faktor

internal, stimulus dapat menginisiasi akar, tunas atau embrioid.


Aseptik dalam kultur organ merupakan salah satu tahap yang dilakukan

agar bahan terbebas dari mikroorganisme, sedangkan akseptik berarti bebas dari

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa

eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan

memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling

kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya.

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum ini yaitu untuk membuat tanaman mini in vitro unik

yang memiliki daya jual dan mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan

perbanyakan tanaman nilam.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Aseptik dalam kultur organ merupakan salah satu tahap yang dilakukan

agar bahan terbebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa

eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan

memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling

kuat, untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Yusnita,

2015).

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian tanaman

sepertiprotoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta

menumbuhkannya dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat

memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Teknik ini

disebut teknik in vitro karena bagian-bagian tanaman yang dikulturkan diletakkan

dalam tabung gelas (George, 2012).

Perbedaan komposisi media, komposisi zat pengatur tumbuh dan jenis

media yang digunakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan regenerasi

eksplan yang dikulturkan. Perbedaan komposisi media, seperti jenis dan

komposisi garam-garam anorganik, senyawa organik, zat pengatur tumbuh sangat

mempengaruhi respon eksplan saat dikulturkan (Levi, 2013).

Aseptik dalam kultur organ merupakan salah satu tahap yang dilakukan

agar bahan terbebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa

eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan


memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling

kuat, untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Yusnita,

2015).

Eksplan pada propagasi kultur organ dapat berupa tunas adventif ataupun

akar adventif, misalnya pucuk tanaman tebu, umbu wortel, tunas pucuk bawang

putih, daun muda dan tangkai daun. Bahan tanaman yang diperoleh dari kultur

jaringan disebut planlet. Perbanyakan melalui kultur jaringan ada 4 cara, yakni:

kultur embrio, kultur organ, kultur tangkai kepala sari atau polen, dan kultur

protoplast. Kultur organ merupakan pembiakan yang menggunakan organ pada

tanaman. organ yang digunakan adalah akar, batang, tangkai tandan, dan bunga

(Risza, 2014).

Perbanyakan dengan kultur organ dapat dilakukan pada waktu yang

singkat dibandingkan dengan perbanyakan tanaman dengan cara konvensional.

Tujuan dari kultur organ ini tentunya dapat menghasilkan tanaman baru dalam

jumlah yang besar yang memiliki sifat genetik yang sama dengan tanaman

induknya. Stress dapat dialami oleh tanaman hasil dari teknik kultur jaringan

akibat dari ketidak cocokan tempat penanamannya (Marco, 2009).

Pembentukan tunas dan akar pada perbanyakan tanaman dipengaruhi oleh

rasio konsentrasi auksin dan sitokinin. Rasio konsentrasi auksin dan sitokinin

yang tinggi akan mendorong pembentukan akar, sedangkan rasio konsentrasi

sitokinin dan auksin yang tinggi akan memacu pembentukan tunas (Setiari, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 09 Oktober 2018 pukul

08.00 WITA–selesai. Bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit In Vitro

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu laminar air flow cabinet,

pisau scalpel, pinset, botol kultur, lampu bunsen, gunting, petridish, hand sprayer,

tisu shealear toples dan label.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tunas pucuk tanaman

nilam, media padat dalam botol kultur ((MS+ZPT (2,4-D dan BAP)), alkohol 70

%, bayclin dan aquadest.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut.

 Sterilisasi Eksplan

1. Memotong eksplan (tunas pucuk nilam) yang masih muda.

2. Mencuci eksplan dengan sunlight.

3. Shaker selama 5 menit dengan kecepatan 150 rpm.

4. Membilas dengan aquadest steril.

5. Merendam dengan larutan bayclin 30%.

6. Shaker selama 10-15 menit dengan kecepatan 150 rpm.


7. Membilas dengan aquadest steril, kemudian shaker selama 5 menit dan

diulang sebanyak 3 kali.

 Penanaman eksplan

1. Menyalakan lampu ultraviolet (UV) selama 30 menit.

2. Mematikan lampu ultraviolet (UV).

3. Menghidupkan lampu dan blowerr.

4. Menarik penutup laminar air flow cabinet, kemudian lap dengan alkohol

70 %.

5. Sterilisasi alat (pinset, pisau scalpel) ke dalam alkohol 70 % dan dibakar di

lampu bunsen.

6. Memotong eksplan (tunas pucuk nilam) dengan menggunakan pisau

scalpel.

7. Eksplan yang telah disterilkan selanjutnya ditanam dalam botol yang berisi

media tanam.

8. Mengisi setiap botol kultur masing-masing 3 eksplan sebanyak 10 botol

kultur.

9. Melakukan penanaman dengan menggunakan pinset yang telah disterilkan.

10. Mengupayakan mulut botol kultur agar selalu dekat dengan lampu bunsen.

11. Menutup botol kultur apabila selesai penanaman dan diberi label.

12. Menyimpan eksplan dalam botol kultur di rak kultur di ruang inkubasi.

13. Melakukan pengamatan selama 1 minggu.


DAFTAR PUSTAKA

George, E. F. dan Sherrington P. D. 2012. Plant Propagation by Tissue Culture


Handbook and Directory of Commercial Laboratories. Inggris: Exegetics
Limited.
Levi. 2013. Pengaruh Beberapa Media Kultur Jaringan Terhadap Pertumbuhan
Planlet Anggrek Phalaenopsis bellina. Jurnal Akta Agrosia, 4(6): 25-3
Lita. 2016. Multiplikasi Tunas Tanaman Inggu (Ruta Angustifolia (L.) Pers.)
Secara In Vitro Dengan Penambahan Benzyl Adenin. Jurnal Widya
Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1): 6-12.

Marco. 2009. Kultur Jaringan. Jakarta:Agromedia, Pustaka.


Setiari. 2011. Induksi Kalus Binahong (Basella rubra L.) Secara In Vitro
Pada Media Murashige & Skoog Dengan Konsentrasi Sukrosa Yang
Berbeda. Jurnal Bioma, 13(1): 1-7.

Lita. 2016. Multiplikasi Tunas Tanaman Inggu (Ruta Angustifolia (L.) Pers.)
Secara In Vitro Dengan Penambahan Benzyl Adenin. Jurnal Widya
Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1): 6-12.

Risza. 2014. Inisiasi Kalus Embriogenik pada Kultur Jantung Pisang ‘Curup’
dengan Pemberian Sukrosa, Bap dan 2,4-D. Jurnal Agrivigor, 11(2): 275-
283.

Yusnita. 2015. Kultur Organ Tanaman Eksplan. Balai Pengakajian Ilmiah.


Universitas Sudirman. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai