Anda di halaman 1dari 5

STATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN :

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

NAMA MAHASISWA : Syara Noor Liza


NAMA PASIEN/ RUANGAN : Tn. R/ Merak
NO MEDREK : 054944
HARI/ TANGGAL : Rabu, 18 Juli 2018 s/d Jumat, 20 Juli 2018

A. Kondisi Klien
Do:
- Klien tampak berbaring diatas kasur di kamar
- Klien pernah terlihat berbicara sendiri dengan ucapan yang pelan saat berada dikamar
Ds:
- Klien pernah mengatakan bisa melihat dan memanggil raja jin paling besar

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

C. Tujuan
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
- Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, respon
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara
pertama: menghardik halusinasi
ORIENTASI:
”Assalamualaikum bapak, saya Mahasiswa Keperawatan UNPAD yang akan merawat bapak.
Nama saya Syara Noor Liza, biasa dipanggil Syara. Nama bapak siapa? Bapak senang
dipanggil apa?”
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini?”
”Baiklah, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang hal yang dilihat bapak selama ini tapi
tak tampak oleh orang lain? Di mana kita duduk? Di ruang konseling? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA:
”Apakah bapak melihat sesuatu yang tidak dapat terlihat oleh orang lain? Kalau boleh tau,
yang dilihat bapak itu seperti apa?”
”Apakah terus-menerus terlihat atau sewaktu-waktu? Kalau boleh tau, kapan waktu sosok itu
bisa terlihat oleh bapak? Berapa kali sehari bapak melihat sosok tersebut? Biasanya sosok
tersebut terlihat jika bapak sedang apa? Apakah pada waktu bapak sendiri atau saat bersama
dengan orang lain? Apakah bapak pernah bertanya kepada orang lain mengenai sosok yang
bapak lihat itu ada atau tidak?”
”Apa yang bapak rasakan pada saat melihat sosok tersebut? Apakah bapak merasa terganggu,
takut, atau justru senang?”
”Apa yang bapak lakukan saat melihat sosok tersebut? Apakah dengan cara itu sosok tersebut
hilang?”
“Bapak, jika bapak melihat sosok tersebut tetapi orang lain tidak melihatnya, itu dinamakan
halusinasi. Halusinasi itu merasakan sensasi palsu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi itu
bisa berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan”
“Bapak, bagaimana kalau sekarang kita belajar cara-cara untuk mencegah sosok tersebut
muncul?”
”Bapak, ada empat cara untuk mencegah sosok itu muncul. Pertama, dengan menghardik atau
membentak sosok tersebut. Kedua, dengan minum obat dengan teratur. Ketiga, dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain. Keempat, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara menghardik”.
”Caranya, pertama jika bapak melihat sosok itu bapak tanyakan ke orang lain apakah benar
ada sosok itu. Jika orang lain tidak melihat sosok tersebut, bapak bisa menutup mata bapak
lalu yakini dalam diri hati bapak bahwa sosok tersebut tidak ada”
“Baiklah, sekarang coba bapak praktekan cara menghardik halusinasi yang tadi saya ajarkan”
“Ya, begitu diulang-ulang sampai sosok tersebut tidak terlihat lagi. Nah begitu, … bagus!
Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”

TERMINASI
”Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menghardik halusinasi tadi? Jadi nanti jika sosok
itu muncul lagi, bapak bisa lakukan cara menghardik halusinasi tersebut! bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (masukkan kegiatan latihan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien).
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan halusinasi
dengan cara yang kedua? Jam berapa bapak maunya? Berapa lama kita akan berlatih? Dimana
tempatnya”
”Baiklah, sampai jumpa, assalamu’alaikum”

SP 2 Pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: menggunakan


obat secara teratur
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, Apakah bapak masih ingat dengan nama saya? Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Apakah sosok tersebut masih muncul? Apakah bapak sudah melakukan cara
menghardik halusinasi yang telah saya ajarkan? Apakah jadwal kegiatannya sudah
dilaksanakan? Apakah hari ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan
tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu
makan siang. Di sini saja ya pak?”

KERJA
“Bapak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah sosok tersebut
berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya sosok yang bapak lihat dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum? (Perawat
menyiapkan obat pasien)
Ini yang warna hijau namanya Clozapine untuk menghilangkan halusinasi, diminumnya 3 kali
sehari, pagi ¼ tablet, siang ¼ tablet, malam ½ tablet.
Ini yang warna orange namanya Depakote untuk mencegah kejang, diminumnya 2 kali sehari,
pagi 1 tablet, sore 1 tablet.
Ini yang putih namanya Trihexyphenidil (THF) untuk mengatasi kaku dan tegang,
diminumnya 2 kali sehari, pagi 1 tablet, sore 1 tablet.
Ini yang warna kuning namanya Lorezepam untuk mengatasi kecemasan, diminumnya 1 kali
sehari, siang hari 1 tablet.
(obat sesuai pasien)
Kalau halusinasinya sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan
dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula. Kalau obatnya habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat
lagi. Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak dan jangan
keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak
juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas air
putih per hari”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol-ngobrol tentang obat? Sudah berapa cara
yang kita latih untuk mencegah halusinasi? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari
kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada
waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah
datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 2 cara mengontrol halusinasi yang telah
kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: bercakap-


cakap dengan orang lain
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, Apakah bapak masih ingat dengan nama saya? Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Apakah halusinasinya masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang telah
kita latih? Bagus! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit.
Mau di mana? Di sini saja?
KERJA
Cara ketiga untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Jadi kalau bapak mulai berhalusinasi, bapak langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.
Minta teman untuk ngobrol dengan bapak.
Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus!”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak
pelajari untuk mengontrol halusinasi? Bagus, cobalah ketiga cara itu jika bapak mengalami
halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu
halusinasi itu muncul.
Besok pagi saya akan kesini lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang keempat yaitu
melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 08.00? Mau dimana?
Di sini lagi? Baiklah, kalu begitu sampai besok ya pak. Assalamu’alaikum”

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara keempat: melakukan


aktivitas terjadwal
ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, Apakah bapak masih ingat dengan nama saya? Bagaimana perasaan
bapak hari ini? Apakah halusinasinya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang
telah kita latih? Bagaimana hasilnya? Bagus! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara
yang keempat untuk mengontrol halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana
kita bicara? Baik kita duduk di ruang konseling. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30
menit? Baiklah.”

KERJA
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi kegiatan bapak apa saja? Terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak
bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah halusinasi muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam bapak ada kegiatan.

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita mengobrol tentang cara yang keempat untuk
mengontrol halusinasi? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih untuk
mengontrol halusinasi! Bagus sekali! Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak
Coba lakukan sesuai jadwal ya! (Perawat dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan
berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam). Bagaimana kalau besok
kita mengevaluasi mengenai halusinasi bapak? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 08.00?
Mau dimana? Di sini lagi? Baiklah, kalu begitu sampai besok ya pak. Assalamu’alaikum.”

Anda mungkin juga menyukai