Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan
yang kuat dan jelas satu dengan yang lainnya serta berpola yang bersifat deduktif dan
konsisten.Matematika yang merupakan simbol-simbol dan kumpulan angka-angka,
mengharuskan kita untuk lebih serius dan berkonsentrasi dalam setiap
pemikirannya.Matematika juga merupakan suatu konsep-konsep yang bersifat abstrak,
sehingga karena sifatnya yang abstrak dibutuhkan pemahaman yang tekun dan teliti.Hampir
semua bidang tidak lepas dengan penerapan ilmu matematika, sehingga matematika dianggap
mata pelajaran yang penting untuk dipelajari.
1
Dengan demikian pembelajaran akan menjadi lebih hidup dan akan ada timbal balik antara
guru dan siswa. Sehingga rasa senang terhadap matematika dapatmulai ditanamkan.
B. Fokus Penelitian
Siswa yang menyenangi matematika, akan berdampak positif pada hasil belajarnya.
Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain faktor internal dan faktor eksternal.
Adapun faktor internal antara lain meliputi kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan
kognitif. Sedang faktor eksternal meliputi metode pembelajaran/model pembelajaran yang
dipakai guru dalam mengajar, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan.Dengan hasil
belajar dapat menggambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan dapat berhasil atau tidak.
Dari hasil observasi peneliti di kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar, menunjukkan bahwa guru masih menggunakan model pembelajaran
konvensional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Kegiatan pembelajaran
lebih didomonasi oleh guru dan sedikit melibatkan siswa.Guru mendominasi kegiatan
pembelajaran, penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru, contoh-
2
contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti
dengan teliti oleh peserta didik. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang
dilakukan oleh guru.Akibatnya interaksi antara siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung sangat minim dan dalam situasi seperti ini siswa merasa bosan karena kurangnya
dinamika inovasi, kekreatifan, dan siswa belum dilibatkan secara aktif sehingga siswa sulit
mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran agar benar-benar berkualitas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru matematika kelas VIII SMP Islam
Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar, mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal matematika masih sangat rendah.Hal ini mungkin dikarenakan
penyajian materi masih bersifat monoton dan membosankan, sehingga siswa kurang tertarik
untuk belajar matematika. Untuk itu diperlukan solusi agar seluruh siswa merasa menjadi
bagian dalam proses belajar mengajar. Mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan,
maka perlu dicari jalan penyelesaian yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar
matematika sehingga matematika dapat dicerna dengan baik oleh siswa.
Untuk menghadapi masalah tersebut di atas, maka diperlukan model dan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok (Group Investigation).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan sosl-soal matematika sehingga
hasil belajarnya pun rendah. Hal ini dikarenakan penyajian materi yang masih bersifat
monoton dan membosankan sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar
matematika.adapunpertanyaanpenelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran investigasi
kelompok?
2. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar yang diajar dengan model pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana aktivitas siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar
dengan pembelajaran Investigasi Kelompok?
4. Bagaimana aktivitas siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar
dengan pembelajaran konvensional?
5. Bagaimana respon siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar
dengan pembelajaran Investigasi Kelompok dan pembelajaran konvensional?
6. Apakah hasil belajar matematika yang diajar dengan model pembelajaran investigasi
kelompok lebih baik daripada yang diajar dengan model pembelajaran konvensional pada
siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar?
3
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1.Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran investigasi
kelompok.
2.Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah
Makassar dengan pembelajaran Investigasi Kelompok
4. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah
Makassar dengan pembelajaran konvensional
5. Untuk mengetahui respon siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah
Makassar dengan pembelajaran Investigasi Kelompok dan pembelajaran konvensional
6.Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika yang diajar dengan model
pembelajaran investigasi kelompok dengan yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
4
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan model
pembelajaran yang dianggap efektif dan efisien.
Hasil peneltian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Pustaka
A. Pembelajaran
Istilah “pembelajaran” digunakan karena istilah ini lebih tepat untuk menggambarkan
upaya untuk membangkitkan inisiatif dan peran siswadalam belajar. Pembelajaran lebih
menekankan bagaimana upaya guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa untuk belajar,
bukan pada apa yang dipelajari siswa. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan bahwa
siswa lebih banyak beperan dalam mengkonstruksikan pengetahuan bagi dirinya, dan bahwa
pengetahuan itu bukan hasil proses transformasi dari guru.
Belajar matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika serta
hubungan antara konsep dan struktur matematika.Matematika berkenaan dengan ide atau
konsep abstrak yang diberi symbol-simbol dan tersusun secara hirarki.
Hasil belajar merupakan suatu ukuran berhasil atau tidaknya seseorang siswa dalam
proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam belajar, diperlukan
suatu alat ukur.Dengan mengukur hasil belajar seseorang dapat diketahui batas kemampuan,
6
kesanggupan, penguasaan seseorang tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Hasil belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan
belajar. Kenyataan menunjukkan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik tidak
semudah yang dibayangkan tetapi harus didukung oleh sebuah kemauan dan minat dalam
belajar serta program pengajaran yang baik.
Hasil belajar matematika adalah prestasi yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar yang berkenaan dengan materi suatu mata pelajaran. Hasil belajar ini
dapat diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Belajar merupakan suatu proses yang
diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan. Sehingga kualitas belajar matematika adalah mutu
atau tingkat prestasi yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar matematika.
Hasil belajar yang dikemukakan oleh Sudjana (kristiawati 2009 :9) bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar.
C. Pembelajaran Kooperatif
Pada hakikatnya, cooperative learningsama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu,
banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative
learning karena mereka beranggapan telah terbiasa melakukan pembelajaran cooperative
7
learning dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar
kelompok dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhalik (2001 : 19-20)
bahwa “pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar,
sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.”
8
7) Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Roger dan David Johnson dalam (Lie, 2008) mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Kelima unsur tersebut yaitu :
9
Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Para siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan mengategorisasi saran-
saran; para siswa bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama;
komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; guru
membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
3) Melaksanakan investigasi
Siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; setiap anggota
kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar pikiran,
mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide.
10
5) Mempresentasikan laporan akhir
Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagi macam bentuk; bagan-bagian
presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya); pendengar
mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan oleh keseluruhan
kelas.
6) Evaluasi
Para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah
dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya; guru dan siswa berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan
keterampilan berpikir kritis.
F. Pembelajaran Konvensional
11
guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh peserta didik. Mereka meniru cara
kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
1. Pelajaran berjalan membosankan, peserta didik hanya aktif membuat catatan saja.
2. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat peserta didik tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
3. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
4. Ceramah menyebabkan belajar peserta didik menjadi benar menghafal yang tidak
menimbulkan pengertian.
G. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran investigasi kelompok dapat memotivasi siswa dalam proses belajar
mengajar. Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang kompleks, dimana
siswa terlibat dalam perencanaan baik pada topik yang yang dipelajari dan bagaimana
jalannya penyelidikan mereka.
Pada penerapan model investigasi kelompok, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang heterogen. Kemudian siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari. Selanjutnya
siswa melaksanakan investigasi dengan mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan.Setiap anggota kelompok harus memberikan kontribusinya dalam
penyelesaian tugas, saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi, dan menyintesis
semua gagasan.Tugas yang telah dikerjakan selanjutnya dipresentasikan. Anggota kelompok
yang lain diharapkan mendengar dengan seksama dan mengevaluasi kejelasan dan
penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh
kelompok.
Selain model pembelajaran yang dilakukan oleh guru, faktor lain yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa
merupakan faktor psikis dari dalam diri siswa, yang dapat menumbuhkan semangat untuk
belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi yang
12
tinggi pula pada siswa. Model pembelajaran yang sesuai dan adanya motivasi belajar pada
diri siswa, akan membantu anak memperoleh suatu prestasi belajar yang diharapkan.
“ Terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran
investigasi kelompok dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP
Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar”.
H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1> µ2
“H0 : µ1 = µ2 (rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam terpadu
wahdah Islamiyah untuk model pembelajaran Investigasi kelompok dan model pembelajaran
konvensional sama saja) melawan H1 : µ1 > µ2 (hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Investigasi kelompok lebih baik daripada model pembelajaran
konvensional)
Keterangan :
µ1= Rata – rata hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran investigasi kelompok
µ2= Rata – rata hasil belajar yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Dalam penelitian ini melibatkan 2 kelompok, yaitu satu kelompok sebagai
kelompok eksperimen (percobaan) dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol
(pembanding).
C. Instrumen Penelitian
Tes hasil belajar ini disusun untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa.Tes hasil
belajar siswa terdiri dari 5 soal essay.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe investigasi kelompok
diterapkan.
3. Pemberian Angket
14
D. Satuan Eksperimen dan Perlakuan
1. Satuan Eksperimen
Satuan eksperimen dalam penelitian ini menggunakan 2 kelas. Yaitu, kelas eksperimen dan
kelas control
2. Perlakuan
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya adalah hasil belajar siswa.Perlakuan yang
diberikan adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok dan pembelajaran konvensional
2. Desain Penelitian
(R) Eksperimen Y1 T Y2
(R) Kontrol Y1 - Y2
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
15
K : Kelas Kontrol
R : Random
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam peneliatian ini adalah rancangan
dengan jenis Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The Pretest-Posttest Control Group
Design). Rancangan penelitian ini melibatkan dua kelompok belajar yang diambil secara
acak. Dimana satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas kontrol, kemudian diberi
pretes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajar dengan model
pembelajaran investigasi kelompok, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang
diajar dengan model pembelajaran konvensional.
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara antara lain:
1. Metode Tes
Data yang diperoleh dengan metode tes adalah ketuntasan belajar siswa. Data ini
diperoleh dari tes yang dilakukan oleh guru setelah proses pembelajaran berakhir. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk esay.
2. Metode Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
3. Metode Angket
Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah respon siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakanmodel pembelajarankooperatif tipe investigasi kelompok, dengan cara
membagikan angket yang diberikan pada setiap siswa untuk diisi sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
16
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki prosedur tertentu. Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
b. Meminta izin kepada kepala SMP Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar.
c. Melakukan kesepakatan dengan guru bidang studi matematika tentang materi yang akan
diteliti dan lamanya waktu penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam empat kali pertemuan pada setiap kelompok, baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tes hasil belajar dilaksanakan pada akhir pertemuan. Tes hasil belajar ini dilakukan
untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok diterapkan.
Data yang terkumpul berupa skor hasil belajar dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dan statistik inferensial.Statistik deskriptif yang digunakan adalah tabel frekuensi,
presentase, rata – rata dan standar deviasi.
17
a. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2008:207). Statistik
deskriptif digunakan untuk mengungkapkan keadaan atau mendeskripsikan karakteristik
responden.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar adalah berdasarkan
teknik kategorisasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Mardia dalam
Gafur 2010:29) adalah sebagai berikut:
1 0 ≤ x ≤ 54 Sangat rendah
2 54 < x ≤ 64 Rendah
3 64 < x ≤ 79 Sedang
4 79 < x ≤ 89 Tinggi
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.Teknik statistik ini dimaksudkan untuk
menguji hipotesis penelitian.Sebelum menguji hipotesis penelitian, dilakukan uji normalitas
dan uji homogenitas.
18
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan lanhkah awal dalam menganalisis data secara spesifik.Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian
ini digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan
5% atau 0,05.
Keterangan :
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki variansi kedua sampel sama atau tidak.
Uji yang digunakan adalah uji Levene’s Test for Equalityof Variances.Uji ini dilakukan
sebagai prasyarat dalam analisis t-Test. Jika sampel tersebut memiliki varians yang sama,
maka keduanya dikatakan homogen pada Levene’s Test for Equality of Variancesdigunakan
taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Keterangan :
Untuk menguji hipotesis penelitian yang dirumuskan, digunakan t-Test untuk sampel
independen atau independent samples t-test. Pada independent sample t-test digunakan taraf
signifikansi 5% atau 0,05
H0 = Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar untuk model pembelajaran Investigasi Kelompok dan Pembelajaran
konvensionalsama saja.
19
H1 = Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Investigasi Kelompok lebih baik dari pada Pembelajaran konvensional.
Keterangan :
Data hasil pengamatan aktivitas siswa yang muncul dari setiap sintaks pembelajaran
atau langkah-langkah pembelajaran kedua kelompok penelitian dideskripsikan dalam bentuk
rata-rata banyaknya presentaasi siswa yang melakukan aktivitas untuk setiap kategori
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Untuk menentukan data mengenai aktivitas siswa yang dilakukan secara kualitatif.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
1 86-100% Aktif
Untuk menghitung kategori besar presentase untuk setiap kategori yaitu menggunakan
persamaan berikut:
Data respon siswa pada kelompok eksperimen dihitung presentase banyaknya siswa
yang memberikan respon positif terhadap model pembelajaran Investigasi Kelompok pada
20
pembelajaran matematika.Adapun kriteria yanng digunakan untuk menyatakan bahwa siswa-
siswa telah memberikan repon positif adalah sesuai dengan ketetapan Nurdin. Menurut
Nurdin (Syarif Hidayatullah dalam Riang Anggraeni, 2012:35) kriteria yang ditetapkan untuk
menyatakan bahwa siswa-siswa memiliki respon positif adalah 50% dari mereka yang tidak
memberikan respon.
Untuk menghitung kategori besar presentase untuk setiap kategori yaitu menggunakan
persamaan berikut:
Keterangan:
- Skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Terpadu Wahdah
Islamiyah Makassar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi
Kelompok lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional dan berada di atas rata-rata SKKM (Standar Kriteria Ketuntasan Minimal) SMP
IT Wahdah Islamiyah Makassar, yaitu 70
- Aktivitas siswa terlihat antusias dan aktif mengikuti proses pembelajaran di atas 85%
(Syarif Hidayatullah dalam Riang Anggraeni 2012:36)
21
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Riang. 2012. Keefektifan Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining
dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Askari Pallangga Kabupaten
Gowa. Skripsi.FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Fitriana, Laila. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation
(GI) dan STAD terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar
Siswa. Tesis.FKIP Universitas Sebelas Maret.
Degeng,I Nyoman Sudana. 1987. Ilmu Pengajaran, Taksonomi Variabel. Jakarta : Ditjen Dikti
Depdikbud.
Gafur, Abdul. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X6 Pada Pokok Bahasan Pengendalian Sosial Di SMA Negeri 1
Pallangga, kabupaten Gowa. Skripsi.FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Miftah, Efi, dan Taniredja, Tukiran. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta
22