1
C. Audit Efektivitas
Tujuan audit efektifitas adalah untuk menentukan tingkat pencapaian hasil atau
manfaat yang diinginkan, menentukan kesesuaian hasil dengan tujuan, dan
mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya
terendah.
Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara langsung, ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu program
yaitu: 1) Proksi untuk mengukur dampak/ pengaruh, 2) Evaluasi oleh konsumen, 3)
Evaluasi yang menitikberatkan pada proses bukan pada hasil. Evaluasi terhadap
pelaksanaan program hendaknya mempertimbangkan: 1) Apakah program tersebut relevan
atau realistic, 2) Apakah ada pengaruh dari program tersebut, 3) Apakah program telah
mencapai tujuan yang telah diciptakan, 4) Apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam
mencapai hasil.
Value for money audit secara umum mempunyai tiga kategori kegiatan yaitu :
1) By-product VFM work
Tipe pekerjaan ini biasanya berupaya untuk mencari penghematan-penghematan dengan
jalan sedikit perubahan dalam praktik kerja.
2) An’Arrangement Review’
Arrangement review akan memberikan gambaran bagi ouditor untuk mereview kinerja
dan mereview jasa-jasa khusus/tertentu.
3) Performance Review
Pekerjaan yang dilakukan untuk menilai secara objektif value for money yang telah
dicapai oleh klien dan mem bandingkanya dengan kriteria (pembanding ) yang valid.
2
D. Standar Audit Pemerintahan ( SAP ) Tahun 1995
Sampai saat ini,audit kinerja terhadap Lembaga-lembaga pemerintahan di
Indonesia dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang
dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 1995. SAP tersebut merupakan
buku standar untuk melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah yang meliputi
pelaksanaan APBN,APBD,pelaksanaan anggaran tahunan BUMN dan BUMD,serta
kegiatan Yayasan yang didirikan oleh pemerintah,BUMN dan BUMD atau badan hokum
lain yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan negara atau yang menerima bantuan
pemerintah.
1. Standar Umum
a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus seara kolektif memiliki kecakapan
professional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit,organisasi/Lembaga audit dan
auditor,baik pemerintah maupun akuntan publik harus independent,bebas dari gangguan
indepedensi yang bersifat pribadi dan yang diluar pribadinya,yang dapat mempengaruhi
indepedensinya,serta harus dapat mempertahankan sikap dan penampilan yang
independent.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama
d. Setiap organisasi/Lembaga audit yang melaksanakan audit yang berdasarkan SAP ini
harus memiliki system pengendalian intern yang memadai,dan system pengendalian
mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
a. Perencanaan
b. Supervisi
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
d. Pengendalian manajemen
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Bentuk d. Penyajian laporan
b. Ketepatan waktu e. Distribusi laporan
c. Isi laporan
3
E. Audit Kinerja Pemerintah Daerah dalam Konteks Otonomi Daerah
Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik
yaitu pengawasan,pengendalian dan pemeriksaan. Ketiga hal itu pada dasarnya berbeda
baik konsepsi maupun aplikasinya. Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif untuk turut mengawasi kinerja pemerintahan.
Pengendalian dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin dilaksanaknnya system dan
kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasinya tercapai. Pemerikasaan dilakukan
oleh pihak yang memiliki indepedensi dan memiliki kompetensi untuk memeriksa hasil
kinerja pemerintah apakah sudah sesuai dengan standar kinerja yang
ditetapkan.Pengawasan dilakukan pada tahap awal oleh DPR/DPRD lalu pengendalian
dilakukan pada tahap menengah dan pada tahap terakhir dilakukan pemeriksaan
4
II. PROSES AUDIT KERJA
A. Struktur Audit Kinerja
Tahap beserta Elemen – elemen nya :
1. Tahap Pengenalan dan Perencanaan : survey pendahuluan, review sistem pengendalian
manajemen
2. Tahap Audit : review hasil – hasil program, review ekonomi, review kepatuhan
3. Tahap pelaporan : persiapan laporan, review dan revisi , pengiriman dan penyajian
laporan
4. Tahap Follow – up : desain follow – up, investigasi, pelaporan
Sebelumnya melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus memperoleh informasi
umum organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai tentang lingkungan
organisasi yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses kerja, serta sistem
informasi dan pelaporan.
1) Proses Pengumpulan, Penghitungan dan pelaporan data : Prosedur yang ada didisain
untuk memastikan fairness, dependability, dan reliability data , Terdapat
pengendalian dalam proses pengumpulan dan penghitungan data.
2) Kecakupan Pelaporan Data : Data yang dikumpulkan dan dihitung, dibuat dengan
dasar yang konsisten dengan tahun sebelumnya.
5
Kriteria Audit
1. Penetapan
2. Penetapan Strategi
3. Kelengkapan dan keseimbangan Pengendalian
4. Kualifikasi Manajemen
5. Job Descriptions.
6. Perencanaan
7. Evaluasi Kinerja Karyawan
8. Sistem Pengendalian Manajemen untuk Produktivitas
9. Garis Wewenang dan Tanggung Jawab
10. Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan
C. Tahap Audit
Komponen audit terdiri dari : 1) Identifikasi lingkungan manajemen, 2)
Perencanaan dan tujuan, 3) Struktur organisasi, 4) Kebijakan dan praktik, 5) Sistem dan
prosedur, 6) Pengendalian dan metode pengendalian, 7) Sumber daya manusia dan
lingkungan fisik, 8) Praktik pengelolaan staf (staffing practice), 9) Analisi fiscal, 10) Area
khusus investigasi (special areas of investigation).
D. TAHAPAN PELAPORAN
Laporan tertulis bersifat permanen dan sangat penting untuk akuntabilitas publik.
Hal terpenting bahwa laporan tersebut dapat dipahami oleh pihak-pihak yang menerima
dan membutuhkan. Tiga langkah pengembangan laporan audit, yaitu: 1. Preparation,
2. Review, 3. Transmission.
Hal terpenting dalam sebuah laporan adalah bahwa laporan tersebut dapat dipahami
oleh pihak pihak yang menerima dan membutuhkan laporan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan laporan adalah:
1. laporan audit kinerja harus ditulis secara objektif
2. auditor tidak boleh overstate
3. informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang kompeten
6
4. auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberikan pengakuan
terhadap kinerja yang baik maupun yang buruk.
Keahlian yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh auditor agar menghasilkan
laporan yang efektif adalah Keahlian Teknis, Keahlian Manajerial, Keahlian Interpersonal.
Kekhususan laporan audit kinerja terletak pada rekomendasi untuk perbaikan, sistematika
laporan audit kinerja, terdiri atas:
I. Pendahuluan
a. Umum
b. Surat pengiriman atau memorandum
c. Laporan ringkasan
d. Daftar isi laporan secara keseluruhan
e. Daftar tabel dan gambar
II. Teks
a. Pendahuluan
b. Body atau badan, mencakup:
1) Pengantar masalah (jika perlu)
2) Temuan-temuan
3) Kesimpulan dan rekomendasi
c. Komentar auditee
III. Referensi Masalah
a. Footnotes
b. Lampiran
c. Bibliografi
d. Komentar auditee (jika tidak dimasukkan ke dalam teks)
e. Bahan referensi
Langkah-langkah dalam mengembangkan sebuah laporan audit adalah:
1. Menyiapkan temuan-temuan secara individual
2. Mengumpulkan semua referensi yang diperlukan untuk mendukung teks
3. Menyiapkan teks
4. menyiapkan laporan inti
5. menyiapkan memorandum pengiriman laporan
7
E. TAHAP PENINDAK LANJUTAN (FOLLOW-UP )
Tindak lanjut didisain untuk memastikan/memberikan pendapat apakah rekomendasi
auditor sudah diimplementasikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan dari sisi auditor
adalah:
1. Dasar untuk melakukan follow up adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen
2. Pelaksanaan review follow up
3. Batasan review follow up
4. Implementasi rekomendasi
a. Implementasi oleh unit kerja
b. Implementasi oleh eksekutif
c. Peranan auditor dalam implementasi rekomendasi audit
d. Peranan legislatif dalam implementasi rekomendasi audit
Beberapa pendekatan implementasi rekomendasi oleh legislatif yaitu:
1. Tindakan legislatif secara formal
2. Tindakan legislatif secara informal
3. Tindakan legislatif melalui anggaran
5. Pemeriksaan kembali secara periodik