Anda di halaman 1dari 5

Triglyserida

Lipid dapat dikategorikan sebagai hidrolyzable atau non hidrolyzable.

[1] Lipid hidrolyzable dapat dipecah menjadi molekul yang lebih kecil apabila terhidrolisis dengan air.

Kebanyakan lipid yang terhidrolisis mengandung unit ester. Lipid hidrolyzable terjadi menjadi tiga
subkelompok: lilin, triasilgliserol(triglyserida), dan fosfolipid. Fosfolipid (gum), dan waxes(lilin), adalah non
tigliserida yang tidak dapat dimanfaatkan pada proses pembakaran. Gum dan lilin dapat menyebabkan
viskositas bahan bakar menjadi tinggi, dan menyebabkan penyumbatan pada saluran tubing bahan bakar
dan injector. Sedangkan bagian minyak yang dapat dimanfaatkan pada proses pembakaran adalah
trigleserida.

[2] Lipid non hidrolyzable tidak dapat dipecah menjadi unit yang lebih kecil apabila terhidrolisis dengan
air. Lipid nonhydrolyzable cenderung lebih bervariasi dalam struktur. Lipid non hidrolyzable terjadi
menjadi empat subkelompok: vitamin yang larut dalam lemak, eicosanoids, terpenes, dan steroid.

Triasilgliserol, atau trigliserida, adalah lipid yang paling melimpah. Trigliserida digunakan sebagai bahan
bakar nabati pada bahan bakar karena viskositasnya memenuhi syarat. Triasilgliserol adalah triester yang
apabila dilarutkan dengan air, akan terhidlorisis menjadi gliserol dan tiga molekul asam lemak. Oleh
karena itu pada proses penyimpanan perlu berhati-hati. Karena waktu penyimpanan yang terlalu lama
dapat menghasilkan asam lemak bebas, yang dapat menyebabkan korosi pada ruang bakar dan komponen
mesin lainnya, seperti pompa bahan bakar, injector/ nozzle. Serta pada proses pemurnian khususnya
penyabunan menyebabkan loss minyak meningkat karena meningkatnya kandungan asam lemak.
Berikut jenis jenis tryglyserida pada umumnya :
• Oksidasi pada asam lemak tak jenuh

Ikatan C-H Allylic lebih lemah daripada ikatan C-H, sehingga rentan terhadap oksidasi dengan oksigen
molekuler oleh proses radikal. Hidroperoksida yang terbentuk oleh proses ini tidak stabil, proses ini
mengalami oksidasi lebih lanjut, dan menghasilkan produk yang sering memiliki bau yang tidak sedap.
Oksidasi ini menghasilkan minyak yang tengik. Di dalam sel, fungsi utama trygliserida adalah penyimpanan
energi. Reaksi pembakaran dari trygliserida menghasilkan CO2 dan H2O, dan banyak energi. Proses
pembakaran dari trygliserida mengkonversi obligasi C - C dan C - H menjadi ikatan C - O, reaksi ini adalah
reaksi eksotermis, reaksi yang menghasilkan panas. Karena triasilgliserol melepaskan panas pada
pembakaran, mereka pada dasarnya dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
• Degumming
Degumming adalah suatu proses pemisahan fosfatida tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak.
Senyawa fosfatida dalam minyak terdiri dari dua macam yaitu fosfatida hydratable dan fosfatida non
hydratable. Fosfatida hydratable mudah dipisahkan dengan penambahan air pada suhu rendah sekitar 400C.
Fosfatida non hydratable sulit dipisahkan dengan air sehingga menggunakan Acid degumming (H3PO4) yang
berfungsi untuk mengkonversi phospatida non hydratable menjadi phospatyda hydratable. Kemudian
minyak dicuci dengan air, penambahan air ini mengakibatkan fosfolipid akan kehilangan sifat lipofiliknya dan
berubah sifat menjadi lipofobik sehingga mudah dipisahkan dari minyak.

O H2C O C R2

R1 C O CH O

H2C O P O

O
phosphatidate

• Penetralan Asam Lemak Bebas (Netralisasi)

Asam lemak bebas

O -
- + +
R – C – O H + Na OH

O
+
R-C-O-Na + H-O- H (H20)
sabun

Pada minyak nyamplung, asam lemak bebas dinetralisasi dengan menggunakan NaOH yang bersifat basa, proses
penetralan/ penyabunan asam lemak bebas menghasilkan sabun dan air, semakin banyak kandungan asam lemak
bebas maka semakin banyak sabun yang dihasilkan yang berarti loss minyak yang semakin besar, dan semakin kecilnya
kandungan trygliserida pada minyak.
+ - + -
H Cl + Na OH

+ -
Na Cl + H-O-H

Proses penyabunan juga menghasilkan garam asam lemak HCl, dimana HCL apabila direaksikan dengan NaOH akan
menghasilkan NACL(natrium klorida) dan air.

Anda mungkin juga menyukai