Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah “Baik dan Benar” dalam
bahasa indonesia. pastinya banyak orang yang bertanya “bagaimana menggunakan bahasa
yang baik dan benar itu?”. Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa yang baik
dan benar, oleh karena itu saya akan memberikan sedikit penjelasan. Bahasa Indonesia
yang baik tentunya yaitu bahasa yang sesuai dengan konteks, sedangkan bahasa Indonesia
yang benar yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan EYD. Tetapi dalam
suatu penulisan bahasa, bahasa yang baik dan benar itu bahasa yang mempunyai
keterkaitan dalam 9 aspek penting yaitu:
1. Ragam Bahasa
2. Ejaan Yang Disempurnakan
3. Diksi
4. Kalimat Efektif
5. Alinea / Paragraf
6. Perencanaan penulisan karangan ilmiah
7. Kerangka karangan
8. Kutipan dan Sistem Rujukan
9. Abstrak dan Daftar pustaka
Salah satu aspek di dalam penulisan bahasa adalah tentang kutipan dan sistem rujukan.
Kutipan dan sistem rujukan sangat berperan penting dalam sebuah penulisan bahasa
terutama dalam pembuatan karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu
bentuk pengabdian seseorang kepada keabadian perubahan. Melalui tulisan
karyailmiah,seseorang sedang menginformasikan ide, argumentasi ataupun temuan dari
hasil kegiatan ilmiah kepada pembaca. Dengan membaca tulisan karya ilmiah, pembaca
memperolehsejumlah informasi untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari.
Untuk itu, penulisan karya ilmiah mempunyai fungsi transformasi dan kreasi ilmiah untuk
merubah perilaku individu maupun masyarakat.
Penulisan karya ilmiah harus diawali oleh serangkaian kegiatan ilmiah, sehingga isi
tulisan karya ilmiah merupakan pengetahuan yang “sahih” (valid). Kegiatan ilmiah
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh fakta,konsep, generalisasi dan teori
yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan menyolusikan masalah
yangdihadapinya. Oleh karena itu, karya ilmiah berisikan akumulasi pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, generalisasi.
Sangat beralasan apabila penulisan karya ilmiah dipandang sulit, selain kesulitan dari
aspek isi yang harus dituliskan, kesulitan lain berkaitan dengan aspek proses penulisan.
Dalam proses penulisan karya ilmiah, penulis harus memiliki kiat-kiat atau strategi
meracik isi tulisan dalam norma-norma kaidah kebahasaan serta mekanisme psikofisik
untuk mengendalikan produktivitas yang kontekstual oleh karena itu, isi karya ilmiah
dipengaruhi juga keterampilan penulis dalam meracik bahasa tulis melalui proses
pengendalian psikofisik sesuai dengan konteks.
Diluar kesulitan tersebut, masih ada kesulitan yang berkaitan dengan pengutipan
dalam tulisan karya ilmiah. Akibat kesalahan dalam pengutipan dapat menjadi plagiat
sehingga karya tulis itu tidak dapat dipandang ilmiah lagi. Harus diakui bahwa perbedaan
kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh seseorang merupakan realitas yang harus dijaga
namun karya ilmiah yang sama dihasilkan oleh orang yang berbeda itu harus ada dalam
realitas. Untuk menjaga perbedaan kualitas karya ilmiah, seseorang harus memiliki
keterampilan meracik kutipan, sama dengan keterampilan seseorang dalam meracik
bumbu masakan.
Keterampilan meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah diperoleh melalui proses
belajar dan berlatih. Dimiliki apabila seseorang belajar dan berlatih meracik kutipan
dalam penulisan karya ilmiah dan teori yang telah dihasilkan dari berbagai kegiatan ilmiah
untuk memahami fenomena dan menyolusikan masalah saat ini dan masa datang.
PEMBAHASAN
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang
atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket, laporan,
majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal
media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai
pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau
belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat
seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak
perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.
Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya
dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.
Menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis
berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar,
bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks
atau menjadi bagian catatan kaki. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya
dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan
mengganggu keruntutan uraian pada teks.
1) Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau
pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip).
Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis
nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
Ditulis menyatu dengan teks, diapit tanda petik, jarak tulisan antara baris dengan baris
2 spasi, Pada akhir kutipan diberi nomor penunjukan setengah spasi ke atas, dan diberi
catatan kaki.( Catatan kaki ialah catatan pada kaki halaman untuk menerangkan sumber
kutipan yaitu nama pengarang, judul buku, jilid berapa, cetakan keberapa, halaman
berapa, nama penerbit, kota tempat buku sumber diterbitkan dan tahun penerbitan).
Sumber kutipan ditulis di antara tanda kurung.
Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi, jarak antara baris dengan baris
kutipan satu spasi, kutipan itu boleh diapit tanda kutip boleh juga tidak, pada akhir kutipan
dibubuhi nomor penunjukan, seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan.
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil
karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya,
melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan
ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor
halaman. Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam
mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau
merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.
2. Fungsi Sistem Rujukan
1.Informasi
2.Bimbingan
Petugas rujukan memberikan pengarahan kepada pemakai perpustakaan dengan baik dan
efisien.
4.Supervisi
Petugas rujukan mengamati pemakai perpustakaan baik dalam hal kebutuhan informasi yang
diperlukan maupun latar belakang social dan tingkat pendidikan pemakai serta bidang
pendidian yang ditekuninya.
4. Bibiorgafi
Petugas rujukan membuat bibiografi untuk keentingan penelitian atau mengenalkan
bacaan yang menarik dan baik.
Sedangkan fungsi utama Sistem Rujukan dalam suatu karya ilmiah adalah Sebagai sumber
untuk mendapatkan keterangan dari mana penulis itu mengutip sebuah kutipan, agar kutipan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan pada karya tulisnya.
Yang dimaksud Sistem Rujukan di sini adalah dalam konteks penulisan karya
ilmiah,yaitu sebuah sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber dari seorang
penulis untuk menyatakan sesuatu dalam karya tulisannya.
Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau
catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka (blibiography). Cara ini
direkomendasikan oleh The University of Chicago Press dan dikenal dengan sebutan
format Chicago. jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada
sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk
sumber pertama. Singkatan itu ialah :
a. Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada tempat yang
sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung pada karya
yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama,
tidak perlu dicantumkan nomor halaman.
b. Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti ‘pada karya
yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan
pertama yang berasal dari buku namun diselingi perujukan lain. Teknik penulisannya:
nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman
pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
c. Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti ‘pada tempat
yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan
pertama yang berasal dari artikel dalam majalah, ensiklopedi, surat kabar, namun
diselingi perujukan lain.
Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus
‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’. Teknik penulisannya: nama
belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman
pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format yang akan
diuraikan dalam modul ini, yakni format MLA(The Modern Language Association)
danformat APA(American Psychological Association). Kedua format itu adalah format
yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora. Akan tetapi, sebenarnya, ada
berbagai format daftar pustaka yang berlaku di selingkung bidang ilmu. Misalnya, format
daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.
Berikut adalah cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan APA.
SATU PENULIS
DUA PENULIS
Widyamartaya, Al., dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
TIGA PENULIS
Akhadiah, S., Arsyad, M.G., dan Ridwan, S. H. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1993.
Atau
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1993.
Alwi, H., et al. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Atau
Alwi, H., dkk. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Gibaldi, Joseph. MLA Handbook for Writers of Research Papers. Ed. ke-5. New York:
The Modern Language Association of America, 1999.
Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002.
Gibaldi, J. (1999). MLA Handbook for Writers of Research Papers. (Ed. ke-5). New York:
The Modern Language Association of America.
Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Ed. Rev.) Jakarta: Puspa Swara.
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit
Nusa Indah, 1997.
Atau
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
Keraf, G. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
BUKU Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Ihromi, T.O. (peny.). (1981). Pokok-
DENGAN Antropologi Budaya. Jakarta: PT pokok Antropologi Budaya. Jakarta:
PENYUNTING/ Gramedia, 1981. PT Gramedia.
EDITOR
Atau Atau
Atau Atau
Sadie, Stanley, ed. The New Sadie, S. (ed.). (1980) The New
Grove Dictionary of Music and Grove Dictionary of Music and
Musicians. Vol. 15. London: Musicians (Vol. 15, hlm. 3—66).
Macmillan, 1980. London: Macmillan.
SURAT KABAR
“Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar.”
Kompas, 23 Des. 1995, 13.
DOKUMEN PEMERINTAH
Biro Pusat Statistik. Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990. Jakarta: BPS,
1993.
Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija
1990. Jakarta: BPS.
Selain mengutip sumber-sumber tercetak, sekarang ini, penulis juga dapat mengumpulkan
data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web, Jaringan Jagad Jembar).
Aturan penulisan referensi sama saja dengan rujukan buku, hanya tempat, nama, dan
tanggal terbitan ditulis berbeda. Artinya, unsur-unsur itu mengikuti tata cara penulisan di
Internet. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi Internet adalah
c. Judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring (italics).
d. data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu akses
dilakukan.
Contoh pengutipan rujukan dari internet.
1. Dari WWW
2. Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui FTP)
Di dalam penulisan karya tulis ilmiah terkadang penulis memerlukan beberapa kutipan
yang perlu dibahas, ditelaah, dikritik, dan dipertentangkan atau diperkuat. Kutipan itu bisa
berbentuk pendapat, konsep, atau hasil penelitian. Namun demikian, sebaiknya penulis
mengutip kalau diperlukan saja supaya tulisan itu tidak dipenuhi dengan banyak kutipan.
Di samping itu, seorang penulis harus mampu mempertanggungjawabkan ketelitian dan
kecermatan kutipan yang diambil, khususnya kutipan tidak langsung.
Gagasan yang dituangkan penulis dalam sebuah karya tulis ilmiah perlu dibedakan antara
gagasan orisinal penulis dengan gagasan penulis lain yang dijadikan rujukan. Ini perlu
dilakukan agar terhindar dari kesan bahwa penulis menganggap pendapat, konsep, dan
hasil penelitian yang dirujuknya itu sebagai miliknya.
Oleh sebab itu, fungsi kutipan dalam tulisan ilmiah itu antara lain:
(1) sebagai landasan teori, (2) penjelas pembahasan, dan (3) pendapat-pendapat yang
dikemukakan oleh penulis lain (Akhadiyah dkk., 1997: 182).
Selain itu, fungsi kutipan dalam tulisan antara lain:
(1) untuk menunjukkan kepada pembaca sumber informasi bagi pernyataan ilmiah pada
tulisan yang dibuat penulis, (2) untuk memenuhi kode etik yang berlaku sebagai
penghargaan atas tulisan pakar, tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi
tidak relevan jika dimasukkan ke dalam teks, dan (3) untuk rujukan silang, yaitu untuk
menunjukkan bagian/ halaman mana yang dibahas sama pada tulisan tersebut. Sedangkan
rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca untuk mencari sumber
informasi dalam daftar rujukan.
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan
sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah
yang dibukukan, dan buku ilmiah.
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya
jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu
pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-
pokok saja dan tanpa daftar isi.
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi,
atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang
menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya
dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi
untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh
sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat
berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Bahasa
Jumlah
1. Universitas berhak menerima dua eksemplar dari setiap laporan penelitian atau
skripsi/tesis yang disusun oleh dosen atau mahasiswa Universitas Lampung
Kertas
2. Jenis kertas:
2. Untuk laporan penelitian dan makalah ilmiah digunakan kertas HVS dengan
bobot 80 gram atau duplikator.
4. Warna kertas:
1. Selain kulit (sampul), seluruh kertas berwarna
4. Untuk laporan penelitian antarbidang ilmu, kulit laporan berwarna biru lang
Pengetikan
2. Bila diperlukan, ukuran huruf 10 atau 11 dapat digunakan untuk isian (bukan
judul) dalam tabel atau gambar;
3. Huruf miring (italic) digunakan untuk kata asing, dan nama buku serta majalah
atau publikasi ilmiah pada catatan kaki (tidak dalam daftar pustaka);
2. Penggandaan dapat dilakukan dengan fotokopi dengan kertas dan tinta yang
berkualitas tinggi, atau dicetak.
2. Judul subbab pada bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh
di bawahny
3. Jika tempat tidak memungkinkan, judul subbab harus dimulai pada halaman
berikutny
4. Kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipenggal ke halaman berikutnya,
seluruh kata harus diketik pada halaman berikutny
5. Alinea
Sembir (Margin)
1. Sembir bawah, atas, dan kanan berjarak 3 cm (1,2 inci) dari pinggir k
Spasi
2. Spasi tunggal digunakan untuk judul, judul bab, judul subbab, kutipan, tabel, judul
tabel, judul gambar, entri bibliografi, dan naskah pada abstrak makalah ilm
3. Spasi tripel digunakan untuk antartabel, antargambar, antara tabel dan naskah, dan
antara gambar dan nask
1. Antara nama penulis dan baris pertama naskah pada halaman abstrak.
2. Antara “Daftar Tabel” dan baris pertama judul tabel pada halaman daftar
3. Antara “Daftar Gambar” dan baris pertama judul gambar pada halaman daftar
gambar
1. Jarak satu ketukan digunakan antarkata dan setelah semua tanda baca kecuali
setelah titik pada akhir kalimat, titik dua, titik koma, tanda tanya, dan tanda
2. Jarak satu ketukan digunakan sesudah titik untuk singkatan gelar dan nam
3. Jarak dua ketukan digunakan setelah tanda baca titik pada akhir kalimat, titik
dua, titik koma, tanda tanya, dan tanda se
4. Antara titik dan singkatan lain dalam suatu gelar (misalnya Ph.D., S.H.),
dengan angka lain untuk menunjukkan waktu, dan dengan angka lain yang
menunjukkan bilangan ribuan tidak mempunyai
Penomoran Halaman
2. Nomor halaman ditempatkan di samping kanan, satu spasi di atas sembir (margin) atas
dan berjarak 3 cm ( l ,2 inci) dari pinggir kanan k
3. Pada halaman yang memuat judul utama (bab), nomor halaman tidak dicantumkan
tetapi dihitung.
4. Semua halaman dinomori, kecuali halaman pertama yang kosong, halaman judul,
halaman muka, dan halaman pertama suatu
5. Halaman “Pendahuluan” sampai “Daftar Pustaka” dan lampiran diberi angka Arab
dimulai dengan angka l .
1. Laporan/skripsi/tesis yang tebal mungkin memerlukan dua atau lebih volume (jilid).
2. Halaman judul harus diulang pada setiap volume dan serupa, kecuali untuk kata-kata
“Volume I” (“Jilid I”), “Volume II” (“Jilid II”), dan seterusnya yang diletakkan tepat
di bawah
4. Penomoran halaman berurutan dari “Volume I” (“Jilid I”) sampai volume (jilid)
terakhir.
Enumerasi
2. Huruf atau nomor yang sudah digunakan untuk suatu bab tidak dapat digunakan untuk
subbab dan seterusny
3. Jika hendak mengikuti pola enumerasi dengan penomoran hendaknya digunakan pola
berikut:
4. 1.
…………………………………………………………………………………………
….
1.1 ……………………………………………………………………………………….
1.1.1 ……………………………………………………………………………….
1.1.1.1 …………………………………………………………………….
1.1.1.2 …………………………………………………………………….
Pembagian yang lebih bawah lagi (lebih dari empat) hendaknya menggunakan huruf Latin
kecil seperti berikut:
1. …………………………………………………………………………………..
1.1 ……………………………………………………………………………..
1.1.1 ……………………………………………………………………..
1.1.1.1 …………………………………………………………..
1.1.1.2 …………………………………………………………..
a. ……………………………………………………….
b. ………………………………………………………
Catatan Kaki
3. Pengetikan
1. Jika menggunakan cara indentasi, untuk setiap entri catatan kaki, indentasi
dimulai pada baris pertama dan berjarak lima ketukan dari sembir (margin).
2. Catatan kaki dipisahkan dari naskah oleh garis tidak terputus sepanjang 10
ketukan dan berjarak dua spasi dari nask
3. Spasi tunggal digunakan dalam catatan kaki, spasi ganda digunakan pada
antarcatatan kak
4. Kutipan dalam naskah diikuti dengan angka Arab yang diketik sedikit di atas
garis (tik atas/superscript).
5. Nomor yang sama (juga tik atas) diketik pada awal catatan kaki pada bagian
bawah halaman tempat terdapatnya kutipan tersebut.
6. Nomor-nomor tik atas diketik langsung setelah tanda baca dalam naskah dan
tanpa jarak.
8. Catatan kaki penjelas dan rujukan silang dinomori dengan urutan yang sama
4. Penulisan
2. Nama penulis ditulis mulai dengan nama kecil/nama pertama diikuti dengan
huruf besar pertama nama tengah (jika ada) dan nama akhir/keluarga (Contoh:
Agus Karyanto, Soesiladi Widodo, Jerry M. Bennett).
1. Kata “Tabel” menyatakan data yang sudah ditabulasikan dan digunakan dalam
skripsi/tesis/laporan penelitian/makalah ilmiah, baik dalam tubuh tulisan
maupun dalam lam
1. Untuk membuat tabel dan gambar dapat digunakan tinta cina dengan hasil
yang sama baiknya dengan hasil komputer.
2. Jika lebih dari satu warna digunakan dalam pembuatan gambar, pewarnaan
harus ajeg untuk seluruh tulisan dan untuk setiap kopi
4. Tabel dan gambar sedapatnya menggunakan kertas dengan mutu yang sama
dengan kertas yang digunakan untuk seluruh tulisan.
3. Foto yang lebih kecil dari halaman tulisan harus dipasang dengan rapat pada kertas
dengan kualitas yang sama dengan kertas untuk seluruh
4. Tabel atau gambar yang ukurannya kurang atau sama dengan setengah
halaman dapat diletakkan di antara uraian laporan dan dipisahkan dari
kalimat sebelah atas dan bawah dengan satu spasi
5. Tabel atau gambar yang lebih besar dari pada setengah halaman
diletakkan pada halaman
6. Dua atau tiga tabel/gambar yang kecil dapat diletakkan pada satu
halaman dengan pemisahan seperti pada Contoh
2. Setiap seri diberi nomor urut dengan angka Arab: Tabel 16 Gambar 16.
batas tabel.
Ragam Bahasa
Adalah sebuah varian dari bahasa yang menurut dari pemakaian. Berbeda dengan dialek
yaitu varian yang menurut dari pemakai.
Ejaan
adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf)
yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek
yaitu:
Diksi
Adalah pemilihan kata dan gaya ekspresi yang dilakukan oleh penulis atau pembicara
dengan tujuan agar mudah didengar dan dipahami.
Kalimat
Adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonansi akhir.
Alinea (paragraph) adalah sebagai suatu bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri
atas beberapa kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya. Pengembangan dari alinea atau paragraf biasa digunakan oleh penulis
harus memberikan fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus
diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut ini adalah pembahasan
mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah karangan ilmiah :
1. Pemilihan Topik
2. Pembahasan Topik
3. Pemilihan Judul
Kerangka Karangan
Adalah sebuah rencana kerja yang membuat garis-garis besar suatu karangan yang
memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana kita akan menyusun karangan-karangan
tertentu. Dalam pemuatan kerangka karangan.. kita hadrus menyiapkan dalam bentuk
catatan-catatan sederhana, tapi juga dapat berbentuk mendetail dan digarap sangat cermat.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat
pada buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang
tokoh dan kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi dari penulis.
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu
pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk
me¬mahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau
artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide permasalahannya. Dari abstrak,
pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan
mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di
awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu
relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya
ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama
pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili
isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil
penelitian.
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai
untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar pustaka biasanya berisi judul buku-
buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan (contohnya : thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada
akhir tulisan para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat baik
tulisan maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun tidak langsung untuk
dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya.
2. Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data informasi atau
sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil sehingga dapat disesuaikan atau
dipertanggungjawabkan.
3. Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai landasan
teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang telah disesuaikan
dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah karya ilmiah.
3.2 SARAN
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memotivasi saya dalam
membuat makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA
Suparni,Dra. 2009. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pt. Aditya MW.
Sumber:
http://belajarpsikologi.com/format-penulisan-karya-ilmiah/
http://feb.unila.ac.id/d3pms/wp-
content/uploads/2015/06/panduan_penulisan_laporan_akhir.pdf
http://akbarusan.blogspot.co.id/2013/10/9-unsur-tata-cara-penulisan-karya-ilmiah.html