Proasal Hiv Aids Baru
Proasal Hiv Aids Baru
HIV/AIDS Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini penyakit AIDS ( Acquired Immunodeficiency
Syndrom) telah menjadi pandemik, yaitu telah menyebar keseluruh dunia
dengan tingkat penyebaran yang sangat mencemaskan. Pada tahun 2010,
menurut data World Health Organization (WHO), diperkirakan penyakit
ini telah diderita lebih dari 33,3 juta penduduk dunia kemudian
berdasarkan data statistik badan kesehatan dunia, diketahui dalam setiap
tahunnya terjadi pertambahan infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrom (AIDS) sebagai pasien
baru diatas 2,6 juta, serta 1,8 juta diantaranya mengalami kematian setiap
tahunnya dan secara global kelompok remaja diatas 15 tahun yang banyak
terinfeksi HIV/AIDS.
Kejadian HIV/AIDS masih menjadi masalah global. Pada tahun
2015, sebanyak 36,7 juta penduduk dunia terkena HIV dan 1,1 juta terkena
AIDS. Sekitar 5700 orang terkena HIV setiap harinya.1 Indonesia
merupakan negara dengan angka kejadian HIV/AIDS yang cukup tinggi.
Pada tahun 2015, kejadian HIV di Indonesia sebanyak 30.935 orang dan
AIDS sebanyak 7.185 orang.2 Prevalensi HIV/AIDS di Kalimantan
Selatan juga masih cukup tinggi yaitu 1.365 orang. Pada tahun 2015,
Provinsi Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke- 21 dari 33 provinsi
di Indonesia yaitu AIDS 505 kasus dan HIV 509 kasus.
Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) mencatat dari data Dinas
Kesehatan di Banjarmasin dari tahun 2002 hingga 2015, penderita HIV
dan AIDS mencapai 368 jiwa. Rinciannya, 163 pengidap HIV dan 205
jiwa penderita AIDS.
Bahkan Banjarmasin menduduki peringkat dua untuk HIV/AIDS
tertinggi di Kalimantan Selatan. Angka tersebut meningkat dari tahun lalu
yang hanya sebanyak 331 dengan rincian 136 pengidap HIV dan 195
penderita AIDS.
HIV/AIDS Page 2
Berdasarkan kelompok umur, kejadian HIV paling banyak pada
umur 20-49 tahun (sebesar 87%). Sedangkan, AIDS paling banyak pada
umur 20-49 tahun (sebesar 81%). Jika dilihat dari masa inkubasinya yang
memakan waktu sekitar 5-10 tahun, maka diperkirakan kontak pertama
dengan HIV telah terjadi pada usia remaja, sehingga usia remaja bisa
dikatakan usia yang rawan terkena HIV. Angka kejadian pada anak
sekolah atau mahasiswa sebanyak 1.086 orang dan HIV/AIDS terjadi pada
remaja yang berusia 15-29 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa usia
remaja merupakan kelompok rentan terkena HIV/AIDS. Beberapa faktor
risiko menyebabkan kejadian HIV/AIDS pada remaja yaitu hubungan
seksual tidak aman, penggunaan zat terlarang (alkohol, tembakau,
narkoba), dan kurangnya kesadaran remaja. Selain itu, faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan pandangan perilaku seksual pada
remaja karena pengawasan dan perhatian orang tua dan keluarga yang
longgar, pola pergaulan bebas, lingkungan permisif, semakin banyaknya
hal-hal yang memberikan rangsangan seksual sangat mudah dijumpai dan
fasilitas seringkali diberikan oleh keluarga tanpa disadari. Semakin
merebaknya kasus HIV/AIDS
Meningkatnya pemahaman, sikap, dan akhirnya akan berpengaruh
pada kecenderungan perilaku yang lebih baik dalam mencegah PMS, HIV
dan AIDS dikalangan orang-orang berpotensi mempunyai risiko tinggi
tertularnya HIV dan AIDS
Melihat dari faktor resiko penularan HIV/AIDS yang disebabkan
oleh faktor perilaku masyarakat, maka persoalan HIV/IDS tidak hanya
dikatakan sebagai masalah kesehatan semata, tetapi hal ini juga merupakan
masalah sosial. Oleh karena itu, permasalahan HIV/AIDS juga
memerlukan penanggulangan yang komprehensif dan melibatkan banyak
pihak.
Upaya untuk menurunkan angka HIV dan AIDS salah satunya
dengan memberikan pendidikan dan informasi yang jelas tentang HIV dan
AIDS, sehingga masyarakat waspada dan merubah perilakunya untuk
melakukan upaya pencegahan dari penyakit HIV/AIDS tersebut.
HIV/AIDS Page 3
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target
Target yang ingin dicapai melalui kegiatan bakti sosial ini adalah sebagai
berikut :
1. Setelah dilakukan penyuluhan mereka dapat memahami bahaya
HIV/AIDS
2. Setelah dilakukan penyuluhan mereka dapat memahami tentang
bagaimana cara menghindari dan penularan HIV/AIDS
B. Luaran
Luaran yang diharapkan melalui kegiatan baktisosialini adalah sebagai
berikut :
1. Menambah pengetahuan dalam memahami bahaya HIV/AIDS
2. Artikel ilmiah yang dapat diterbitkan dalam jurnal Nasional
3. Dapat menjadi ajang latihan mahasiswa dalam melakukan kegiatan
Bakti Sosial
HIV/AIDS Page 4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan berupa Penyuluhan HIV/AIDS kepada pelajar
SMA PGRI 2 Banjarmasin.
HIV/AIDS Page 5
BAB IV
BIAYA
A. Anggaran Dana
No Uraian Jumlah
1 Snack Rp. 250.000
2 Leatfleat Rp. 50.000
3 Souvenir / hadiah Rp. 100.000
4 Transportasi Rp. 30.000
5 ATK Rp. 70.000
JumlahBiaya Rp. 500.000
HIV/AIDS Page 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulandan Saran
1. Kesimpulan
Ada lima unsur yang perlu diperhatikan pada transmisi suatu penyakit
menular, yaitu sumber penyakit, agent penyakit, host yang rentan, adanya
tempat keluar, adanya tempat masuk (port d entrée). Transmisi tersebut
dapat melalui transmisi seksual yang berhubungan dengan semen dan cairan
vagina atau serviks, transmisi non seksual yang berhubungan dengan darah
yaitu transmisi parenteral dan yang belum terbukti seperti lewat air susu ibu
dll.
Pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi persebaran penyakit
tersebut. Bahkan pemerintah juga telah membuat kebijakan-kebijakan untuk
mengendalikan penyakit ini. Sedang untuk obatnya sampai saat ini belum
ditemukan, beberapa mesih dalam percobaan namun tetap memberikan
dampak lainnya pula.
2. Saran
Penyuluhan Kesehatan in perlu di selenggarakan secara terorganisir dan
berkelanjutan dengan kerjasama dari berbagai pihak yang berkaitan
sehingga dapat meningkatkan masyarakat pengetahuan masyarakat akan
hidup sehat sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat dan
mencapai target yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
HIV/AIDS Page 7
DAFTAR PUSTAKA
HIV/AIDS Page 8
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIV/AIDS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan sindroma menurunkan kekebalan tubuh
yang disebabkan virus HIV/AIDS. Seperti yang kita ketahui bersama,
HIV/AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada
vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV/AIDS, sehingga penyakit
ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya. Penyakit
HIV/AIDS memang sampai sekarang belum ada obatnya, namun
walaupun tidak ada obatnya bukan berarti para penderita ataupun kita
sebagai manusia tidak dapat melakukan usaha apapun.
Tidak hanya itu saja, sejauh ini penyakit HIV/AIDS terus
berkembang, masyarakat belum juga mengetahui apa itu sebenarnya
HIV/AIDS, gejala-gejala HIV/AIDS, cara penularannya, dan cara
mencegahnya. Sehingga sampai sekarang, penderita penyakit HIV/AIDS
semakin meningkat setiap tahunnya. Sesungguhnya, banyak yang harus
diketahui tentang HIV/AIDS, bukan hanya pengertian atau gejalanya saja,
tetapi masyarakat luas juga perlu mengetahui siapa saja yang
kemungkinan besar tertular HIV/AIDS, dan bagaimana keadaan
HIV/AIDS sejauh ini di Indonesia.
Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) mencatat dari data Dinas
Kesehatan di Banjarmasin dari tahun 2002 hingga 2015, penderita HIV
dan AIDS mencapai 368 jiwa. Rinciannya, 163 pengidap HIV dan 205
jiwa penderita AIDS.
Bahkan Banjarmasin menduduki peringkat dua untuk HIV/AIDS
tertinggi di Kalimantan Selatan. Angka tersebut meningkat dari tahun lalu
yang hanya sebanyak 331 dengan rincian 136 pengidap HIV dan 195
penderita AIDS.
HIV/AIDS Page 9
Meningkatnya pemahaman, sikap, dan akhirnya akan berpengaruh
pada kecenderungan perilaku yang lebih baik dalam mencegah PMS, HIV
dan AIDS dikalangan orang-orang berpotensi mempunyai risiko tinggi
tertularnya HIV dan AIDS
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Tujuan kami mengadakan penyuluhan untuk memberikan
informasi dan berbagi ilmu pengetahuan kepada siswa SMA PGRI 2
Banjarmasin dapat mengetahui tentang bahaya HIV/AIDS
2. Tujuan instruksional khusus
a. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS
b. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS
c. Hal apa saja yang tidak menularkan penyakit HIV/AIDS.
d. Bagaimana tanda dan gejala HIV/AIDS
e. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan kepada Siswa kelas XI dan
XII SMA PGRI 2 Banjarmasin
HIV/AIDS Page 10
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
G. Susunan kepanitiaan
Ketua : Angga Irawan, S.Kep.,Ners. M.Kep
Anggota : Eirene Eunike Mediana Gaghauna, S.Kep., Ners. MSN
Dewi Wulandari, S.Kep.,Ners
Arsani
Desy Meldawati
Mellysa
Muji Palhadad
Neky Mawaddah
Siti Naly Maimunah
Syiva Hermawida
H. Skema Kegiatan
: LCD/Proyektor
: Moderator
: Penyuluh
: Peserta
: Fasilitator
: Humdok
HIV/AIDS Page 11
I. Tugas
1. Penyaji : Syiva Hermawinda
Tugas :
- Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
- Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
- Menjawab pertanyaan peserta
2. Moderator : Mellysa
Tugas :
- Membuka dan menutup acara penyuluhan
- Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
- Mengarahkan jalannya penyuluhan
3. Fasilitator : Siti Naly Maimunah
Tugas :
- Memotivasi peserta untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan peserta
4. Humas dan Dokumentasi: Muji Palhadad
Tugas :
- Mendokumentasikan kegiatan
- Menjalin hubungan yang baik dengan sasaran
5. Konsumsi : Neky Mawaddah
Tugas :
- Menyiapkan konsumsi untuk peserta dan pelaksana
- Mendistribusikan konsumsi
6. Bendahara : Desy Meldawati
Tugas :
- Mengelola keuangan kegiatan
7. Perlengkapan : Arsani
Tugas :
- Menyiapkan dan menyediakan perlengkapan untuk kegiatan
HIV/AIDS Page 12
J. AlurKegiatan
Tanya Jawab
3. Penutup Penutup : Mendengarkan
( 5 menit ) Menyimpulkan materi Menjawab
Mengevaluasi Peserta salam
tentang materi yang
telah diberikan
Mengakhiri pertemuan
HIV/AIDS Page 13
Lampiran 2
MATERI/TEORI
A. Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi.
B. Cara Penularan
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang
berpotensial mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan
air susu ibu.
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak
seksual, kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama
masa kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu).
1. Seksual
Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling
dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual
dapat terjadi selama senggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki
dengan laki-laki. Senggama berarti kontak seksual dengan penetrasi
vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi
adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang
terinfeksi HIV.
2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan
virus HIV.
HIV/AIDS Page 14
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau
tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti
jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga
terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai
kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya
dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda
tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
5. Melalui transplantasi organ pengidap HIV
6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat
dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
7. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas
laboratorium.
HIV/AIDS Page 15
D. Gejala Klinis
Gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi)
dan gejala minor (tidak umum terjadi):
1. Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati
2. Gejala Minor
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofaringeal
HIV/AIDS Page 16
3. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi
tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.
E. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV, antara lain :
1. Mencegah penularan melalui hubungan seks. Jangan berganti-ganti
pasangan guna meminimalkan kemungkinan terinfeksi HIV lewat
pasangan dan yakinkan pasangan kita untuk melakukan hal yang sama.
Jika kita tidak mengetahui pasti bahwa pasangan kita terinfeksi HIV atau
tidak, sebaiknya memakai kondom yang baik dengan benar ketika
berhubungan seks.
2. Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar. Bila hendak
menggunakan alat-alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik,
jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya), pastikan bahwa alat-alat
tersebut benar-benar steril. Jangan sekali-kali menggunakan jarum suntik
atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
3. Mencegah penularan lewat darah. Bila hendak menjalani transfusi darah,
pastikan darah tersebut telah diskrining dan dinyatakan bebas HIV oleh
Palang Merah Indonesia (PMI).
HIV/AIDS Page 17
Lampiran 3
POWER POINT
HIV/AIDS Page 18
HIV/AIDS Page 19
HIV/AIDS Page 20
Lampiran 4
LEAFLET
Lampiran 5
PRESENSI KEHADIRAN
HIV/AIDS Page 21
Lampiran 5
PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN
HIV/AIDS Page 22
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
HIV/AIDS Page 23
ABSENSI KEHADIRAN PANITIA PENYULUHAN KESEHATAN
STIKES SARI MULIA BANJARMASIN
7 Arsani 16.IK.461
9 Mellysa 16.IK.482
HIV/AIDS Page 24
Lampiran 6
Foto Dokumentasi
HIV/AIDS Page 25
Lampiran7
Surat Izin
HIV/AIDS Page 26