Pengeluaran para wisatawan baik wisatawan domestik maupun internasional di suatu daerah
tujuan wisata suatu bukti nyata bahwa keberadaan pariwisata memberi kontribusi yang sangat
bagus kepada tuan rumah.
Keberadaan pariwisata secara politik memberikan nilai yang baik yaitu timbulnya rasa saling
menghargai dalam latar belakang budaya yang berbeda, menciptakan kedamaian bagi setiap
warga negara yang datang sebagai wisatawan memberikan rasa bangga terhadap budaya yang
dimiliki oleh masing-masing karena dapat ditampilkan dihadapan budaya lain bahkan dari
negara yang berbeda sehingga dapat menciptakan kreasi budaya untuk mendukung aktivitas
pariwisata.
Tak bisa dipungkiri lagi kemajuan teknologi yang seluruhnya hampir menyentuh segala
bidang aspek kehidupan seperti transportasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi
berpengaruh pada minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah karena cakupan
informasi yang dibutuhkan sangat mudah didapatkan ditambah aksesibilitas menuju destinasi
wisata juga sudah memadai.
Isu-isu keamanan dan politik di suatu negara tak hanya berimbas pada sektor perekonomian
tetapi juga terhadap sektor pariwisata. Setiap wisatawan yang berkunjung tentu sangat
memperhitungkan faktor keamanan oleh karena itu pula fenomena seperti terrorisme, carut-
marut politik akan menjadi bahawan pertimbangan bagi setiap wisatawan. Tidak hanya itu
saja, faktor kesehatan di suatu tempat seperti adanya penyakit menular mempengaruhi minat
wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.
Pariwisata Mempengaruhi Ekonomi
Pengaruh positifnya :
1. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti : tour
guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.
2. Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh
penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
3. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing
(foreign exchange).
4. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan,
penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
6. Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya, wisatawan
yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan
makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh
pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan
bertambah.
Pengaruh negatifnya :
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam artian
bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok dalam
melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam masyarakat. Dengan
berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari
lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali berbeda bangsa dan agama.
Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata tersebut akan saling berhubungan
langsung dengan orang-orang yang berkebangsaan dan lingkungan lain ditempat tujuannya,
dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang kebiasaan, tingkah
laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan tata cara hidup (the
way of life) masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi
suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan antar bangsa.
1. Perubahan dibawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sistem sosial
budaya yang super ordinat terhadap budaya penerima yang lebih lemah.
2. Perubahan tersebut umumnya destruktif bagi budaya indigenous.
3. Perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya, dimana identitas etnik
lokal akan tenggelam dalam bayangan sitem industri dengan teknologi barat, birokrasi
nasional dan multi nasional.
4. Terjadi pula adanya golongan yang mampu meniru tingkah laku wisatawan yang
sebenarnya tidak cocok dengan masyarakat setempat.
5. Golongan ini menjadi kelompok elit masyarakat dan menambah kesenjangan antar
golongan.
6. Apabila wisatawan berbaur dengan masyarakat setempat, masyarakat meniru perilaku
wisatawan.
7. Penduduk setempat tertular oleh kecanduan alkohol, narkotika, sabu-sabu bahkan
pelecehan terhadap moral seksual.
Dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak terlepas dari pola
interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif. Dinamika tersebut
berkembang, karena kebudayaan memegang peranan yang penting bagi pembangunan
berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata memberikan peranan dalam merevitalisasi
kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan dengan pola kebudayaan mampu
meningkatkan pariwisata dan pariwisata juga mampu memajukan kebudayaan. (Geriya, 1996:
49).
Dampak positif pariwisata terhadap kebudayaan seperti disebutkan di atas sejalan dengan
pemikiran Sihite (2000: 76) yang menyebutkan secara garis besar dampak positif pariwisata
terhadap kebudayaan dapat dilihat pada hal-hal berikut :
Dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap budaya masyarakat lokal antara lain :
munculnya kreativitas dan inovasi budaya, akulturasi budaya, dan revitalisasi budaya.
Sedangkan dampak negatif yang sering dikawatirkan terdapat budaya masyarakat lokal antara
lain : proses komodifikasi, peniruan, dan profanisasi.
Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik. Lingkungan
alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat lingkungan fisik
tersebut yang rapuh (fragile), dan tak terpisahkan (Inseparability). Bersifat rapuh karena
lingkungan alam merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum tentu akan tumbuh atau
kembali seperti sediakala. Bersifat tidak terpisahkan karena manusia harus mendatangi
lingkungan alam untuk dapat menikmatinya.
Secara teori, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan bermanfaat.
Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan
digunakan untuk melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata.
Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan
menguntungkan sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan pendidikan dilakukan agar
hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi kenyataan yang ada hubungan keduanya justru
memunculkan konflik. Pariwisata lebih sering mengeksploitasi lingkungan alam.
Dampak pariwisata terhadap lingkungan fisik merupakan dampak yang mudah diidentifikasi
karena nyata. Pariwisata memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut :
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel) dan
limbah padat(sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air
juga mendapatkan polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari
kapal pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan terkontaminasi, kesehatan
masyarakat terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika perairan
berkurang (seperti warna laut berubah dari warnabiru menjadi warna hitam) dan badan air
beracun sehingga makanan laut (seafood) menjadi berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat
mandi dan berenang karena air di laut, danau dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan
saling menjaga kebersihan perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang
digunakan, yakni angkutan yang ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan
kano.
2. Atmosfir
Perjalanan menggunakan alat transportasi udadra sangat nyaman dan cepat. Namun, angkutan
udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di udara yang
menyebabkan atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan polusi suara.
Selain itu, udara tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan bunyi deru mesin
kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara, maka nilai wisata
berkurang, pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan memberikandampak negatif bagi
vegetasi dan hewan.Inovasi kendaraan ramah lingkungan dan angkutan udara berpenumpang
massal (seperti pesawat Airbus380 dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna
menekan polusi udara dan suara. Anjuran untukmengurangi kendaraan bermotor juga
dilakukan dan kampanye berwisata sepeda ditingkatkan.
Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun, pantai dan pulau
sering menjaditempat yang mendapatkan dampak negatif dari pariwisata. Pembangunan
fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan
infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau.Lingkungan
tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi tepi
pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai tradisional dan erosi pantai
menjadi beberapaakibat pembangunan pariwisata.Preservasi dan konservasi pantai dan laut
menjadi pilihan untuk memperpanjang usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan
kawasan konservasi menjadi pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang
bersifat ramah lingkungan. Beberapa pengelola pulau (contoh pengelola Taman Nasional
Kepulauan Seribu) menawarkan paket perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan
aktivitas menanam lamun dan menanam bakau di laut.
5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api unggun di
perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan merupakan
beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan (berpotensi
erosi lahan), perubahan struktur tanaman(misalnya pohon yang seharusnya berbuah setiap
tiga bulan berubah menjadi setiap enam bulan, bahkanmenjadi tidak berbuah), hilangnya
spesies tanaman langka dan kerusakan habitat tumbuhan. Ekosistemvegetasi menjadi
terganggu dan tidak seimbang.
Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona dengan
pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa tersebut.
Komposisi fauna berubahakibat:pemburuan hewan sebagai cinderamata, pelecehan satwa liar
untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan reproduksi hewan
(berkembang biak), perubahan insting hewan (contohhewan komodo yang dahulunya hewan
ganas menjadi hewan jinak yang dilindungi), migrasi hewan (ketempat yang lebih baik).
Jumlah hewan liar berkurang, akibatnya ketika wisatawan mengunjungi daerah wisata, ia
tidak lagi mudah menemukan satwa-satwa tersebut
Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah, budaya dan
keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal situs,
komersialisasi daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan wisata
terhadap lingkungan fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan sehingga
mengganggu fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya digunakan secara
komersial sehingga dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi menampung jumlah
wisatawan yang melebihi kapasitas). Kapasitas daya tampung situs sejarah, budaya dan
keagamaan dpat diperkirakan dan dikendalikan melalui manajemen pengunjung sebagai
upaya mengurangi kerusakan pada situs sejarah, budaya dan keagamaan. Upaya konservasi
dan preservasi serta renovasi dapat dilakukan untuk memperpanjang usia situs-situs tersebut.
Dalam industri pariwisata keamanan adalah hal yang sangat penting dimana para wisatawan
datang berlibur dan berkunjung untuk menikmati destinasi yang mereka kunjungi. Sehingga
jika daerah wisata aman maka para wisatawan akan tenang menikmati daerah tujuan
wisatanya dan ini tentu mengangkat pamor dari daerah wisata itu sendiri. Banyak kegiatan
multinasional dilakukan di daerah tujuan wisata seperti Bali. Karena bali dianggap aman,
dengaan keramah tamahan penduduknya. Sehingga mengangkat pamor bali dimata dunia.
Dan dari pariwisata akan dapat meningkatkan devisa Negara sehingga baik untuk
perekonomian.
Pengaruh positifnya :
Pengaruh negatif :
NPM : 1633121015
KELAS : D1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR