Teknik Reservoir
1
2
a. Batuan Pasir
Batuan pasir termasuk golongan batuan klastik yang pada umumnya berkisar
dari lanau sampai konglomerat. Batuan pasir merupakan reservoir yang paling
penting dan paling banyak dijumpai, 60 % daripada semua batuan reservoar adalah
batupasir. Pori-pori terdapat diantara butir-butir dan khususnya terjadi secara
primer, jadi rongga-rongga terjadi pada waktu pengendapan.
b. Batuan Karbonat
Batuan karbonat yang dimaksud dalam bahasan ini adalah limestone,
dolomite, dan yang bersifat diantara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa
dipakai untuk kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80 % calcium
carbonate. Istilah limestone juga dipakai untuk batuan yang mempunyai fraksi
karbonat melebihi unsur non-karbonatnya. Sedangkat dolomite adalah batuan
calcium carbonate yang mengandung banyak magnesium dan mengalami
dolomitisasi.
c. Batuan Shale
Batuan shale mempunyai butir yang halus dan mempunyai permeabilitas
kurang baik. Batuan ini dapat menjadi batuan reservoir bila mengalami peretakan
dan pelarutan. Fraksi yang kasar banyak mengandung silika, sedangkan fraksi yang
halus umumnya mengandung aluminium, besi, potash dan air. Komposisi dasar
shale adalah mineral clay. Tipe clay yang sering terdapat dalam formasi
hidrokarbon, yaitu : Montmorillonite, Illite dan Kaolinite.
Connected or
Effective
Porosity
Total
Porosity
Isolated or
Non-Effec tive
Porosity
Gambar 1.1. Skema Perbandingan Porositas Efektif, Non-Efektif dan Porositas Absolut
Batuan
4
Tipe batuan sedimen atau reservoir yang mempunyai porositas primer adalah
batuan konglomerat, batupasir, dan batu gamping. Porositas sekunder dapat
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu :
Porositas larutan, adalah ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya
proses pelarutan batuan.
Rekahan, celah, kekar, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya
kerusakan struktur batuan sebagai akibat dari variasi beban, seperti : lipatan,
sesar, atau patahan. Porositas tipe ini sulit untuk dievaluasi atau ditentukan
secara kuantitatip karena bentuknya tidak teratur.
Dolomitisasi, dalam proses ini batu gamping (CaCO3) ditransformasikan
menjadi dolomite (CaMg(CO3)2) atau berdasarkan reaksi kimia berikut :
2CaCO3 + MgCl3 CaMg(CO3)2 + CaCl2
tersebut diendapkan oleh arus kuat maka besar butir akan sama besar.
Sedangkan susunan adalah pengaturan butir saat batuan diendapkan.
90 o
o
90
90 o
90 o
90 o
o
90
Gambar 1.3. Distribusi Kumulatif Ukuran Butiran dari Graywacke a). Batu pasir b).
Shalysand
6
Berikut ini adalah ukuran porositas yang sering digunakan sebagai pegangan
di lapangan:
Tabel 1.1. Ukuran Porositas di Lapangan
Porositas (%) Kualitas
0–5 Jelek sekali
5 – 10 Jelek
10 – 15 Sedang
15 – 20 Baik
> 20 Sangat bagus
b. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran suatu ruang pori batuan yang
dapat dialiri atau dilewati fluida. Definisi kuantitatif permeabilitas pertama-tama
dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk
differensial sebagai berikut :
k dP
v x
dL
Keterangan :
v = kecepatan aliran, cm/sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori.
1 1
Effective Permeab ility to Water, k w
0 0
0 Oil Saturation, So 1
1 Water Sa turation, Sw 0
Gambar 1.5. Kurva Permeabilitas Efektif Untuk Sistem Minyak dan Air
c. Saturasi Fluida
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-
pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori total
pada suatu batuan berpori. Dalam batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih
dari satu macam fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang tersebar
ke seluruh bagian reservoir. Secara matematis, besarnya saturasi untuk masing-
masing fluida dituliskan dalam persamaan berikut :
d. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi
oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur (immisible). Pada
bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi gaya tarik-menarik antara
cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang merupakan faktor dari tegangan
permukaan antara fluida dan batuan. Pada umumnya reservoir bersifat water wet,
sehingga air cenderung untuk melekat pada permukaan batuan sedangkan minyak
akan terletak diantara fasa air.
e. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai
akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan kedua fluida
tersebut. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida
“non-wetting fasa” (Pnw) dengan fluida “wetting fasa” (Pw).
Pc = Pnw - Pw
Dimana:
Pc = Tekanan kapiler
Pnw = Tekanan non wetting fasa
Pw = Tekanan wetting fasa
Reservoir minyak yang mepunyai API gravity rendah maka kontak minyak-
air akan mempunyai zona transisi yang panjang (fluida yang berbeda). Dapat dilihat
pada Gambar 1.9. di bawah ini.
f. Kompressibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang bekerja
padanya, yaitu gaya akibat beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yang
timbul akibat adanya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan tersebut. Pada
keadaan statik, kedua gaya berada dalam keadaan setimbang. Bila tekanan
reservoir berkurang akibat pengosongan fluida, maka kesetimbangan gaya ini
terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-pori, dan
perubahan batuan.
1. Densitas Minyak
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan berat masa suatu substansi
dengan volume dari unit tersebut, sehingga densitas minyak (o) merupakan
perbandingan antara berat minyak (lb) terhadap volume minyak (cuft). Densitas
13
minyak biasanya dinyatakan dalam specific gravity minyak (o), yang didefinisikan
sebagai perbandingan densitas minyak terhadap densitas air, yang secara
matematis, dituliskan :
o
o
w
Keterangan :
o = specific gravity minyak
o = densitas minyak, lb/cuft
w = densitas air, lb/cuft
g
F R s . 1.25 T
o
Keterangan :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
o = specific gravity minyak, lb/cuft
g = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
14
Bob
Pb
1
0 Reservoir pressure, psia
Gambar 1.10. Hubungan antara Tekanan dan Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
Pada grafik hubungan antara tekanan dan kelarutan gas dalam minyak (Rs),
bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanan naik, kecuali jika
15
tekanan gelembung telah terlewati, maka harga Rs akan konstan untuk minyak tidak
jenuh.
Gambar 1.11. Hubungan antara Tekanan dan Kelarutan Gas dalam Minyak
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan gas dalam minyak,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Tekanan Reservoir
Bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanan naik, kecuali
jika tekanan gelembung telah terlewati, maka harga Rs akan konstan untuk
minyak tidak jenuh.
Temperatur Reservoir
Jika tekanan dianggap tetap maka Rs akan turun jika temperatur naik.
Komposisi Minyak
Pada temperatur dan tekanan tertentu Rs akan naik dengan turunnya berat
jenis minyak atau naiknya 0API.
4. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak
akibat adanya perubahan tekanan, secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:
1 V
Co
V P
16
dimana :
Co = kompressibilitas minyak, psi-1
Cpr = pseudo reduced compressibility
Ppc = pseudo critical pressure, psi
Untuk menentukan harga Cpr dilakukan dengan menggunakan grafik pada gambar
2.17. Sebelumnya menentukan harga Tpr dan Ppr dahulu, yaitu :
T
T pr
T pc
P
Ppr
Ppc
dimana :
P = tekanan waktu pengukuran, psia
Ppc = tekanan kritik semu, psia
T = temperatur waktu pengukuran, oF
Tpc = temperatur kritik semu, oF
Gambar 1.12. Grafik Hubungan Cpr vs Ppr dan Tpr untuk Minyak
5. Viskositas Minyak
Viskositas didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida untuk
mengalir. Bila tekanan reservoir mula-mula lebih besar dari tekanan gelembung
(bubble point pressure), maka penurunan tekanan akan memperkecil viscositas
minyak (μo). Setelah mencapai Pb, penurunan tekanan selanjutnya akan menaikkan
harga viscositas minyak (μo) dan dengan semakin naiknya temperatur reservoir
akan menurunkan harga viscositas minyak (μo). Hubungan antara tekanan dan
viscositas minyak dapat dilihat dibawah ini.
1. Densitas Gas
Densitas atau berat jenis gas didefinisikan sebagai perbandingan antara
rapatan gas tersebut dengan rapatan suatu gas standar. Biasanya yang digunakan
sebagai gas standar adalah udara kering. Secara matematis berat jenis gas
o
dirumuskan sebagai berikut : BJ gas
u
2. Faktor Volume Formasi Gas
Faktor volume formasi gas (Bg) didefinisikan sebagai besarnya perbandingan
volume gas pada kondisi tekanan dan temperatur reservoir dengan volume gas pada
kondisi standar (60 F, 14,7 psia). Pada faktor volume formasi ini berlaku hukum
Boyle - Gay Lussac. Bila satu standar cubic feet ditempatkan dalam reservoir
dengan tekanan Pr dan temperatur Tr, maka rumus - rumus gas dapat digunakan
untuk mendapatkan hubungan antara kedua keadaan dari gas tersebut, yaitu :
P1 V1 P V
r r
Z r Tr Z r Tr
Untuk harga P1 dan T1 dalam keadaan standar, maka diperoleh :
Z r Tr
Vr 0.0283 cuft
Pr
19
Untuk keadaan standar, maka Vr (cuft) harus dibagi dengan 1 scf untuk
mendapatkan volume standar. Jadi faktor volume formasi gas (Bg) adalah :
Z r Tr
Bg 0.0283 cuft / scf
Pr
Dalam satuan bbl / scf, besarnya Bg adalah :
Z r Tr
Bg 0.00504 bbl / scf
Pr
3. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
Kompresibilitas gas didapat dengan persamaan :
C pr
Cg
Ppc
Keterangan :
Cg = kompresibilitas gas, psia-1
Cpr = pseudo reduced kompresibilitas, psia-1 ,
Cpc = pseudocritical pressure, psia
4. Viscositas Gas
Viscositas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran. Viscositas gas
hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada viscositas gas non hidrokarbon.
Viscositas gas akan berbanding lurus dengan temperatur dan berbanding terbalik
dengan berat molekulnya. Jadi bila berat molekulnya bertambah besar, maka
viscositasnya akan mengecil, sedangkan bila temperaturnya naik, maka
viscositasnya akan semakin besar.
Dalam viscositas sifat-sifat gas akan berlawanan dengan cairan. Untuk gas
sempurna, viscositasnya tidak tergantung pada tekanan. Bila tekanannya dinaikkan,
maka gas sempurna akan berubah menjadi gas tidak sempurna dan sifat-sifatnya
akan mendekati sifat-sifat cairan. Bila komposisi campuran gas alam diketahui,
maka viscositasnya dapat diketahui dengan menggunakan persamaan :
20
g YM
gi i i
0, 5
Y M i i
0,5
Keterangan :
g = viscositas gas campuran pada tekanan atmosfer
gi = viscositas gas murni
Yi = fraksi mpl gas murni
Mi = berat molekul gas murni
Penentuan harga z dari suatu gas alam dapat dilakukan melalui pengukuran
langsung, menggunakan korelasi Standing dan Katz, dan menggunakan “equation
of state”. Dengan diketahuinya harga Ppc dan Tpc, maka harga Pr dan Tr dapat
dihitung. Untuk menentukan harga z (deviation faktor), Katz dan Standing telah
membuat korelasi berupa grafik : z = f (Pr,Tr) dapat dilihat pada gambar 2.33. Grafik
tersebut memberikan hasil yang memuaskan bila gas tidak mengandung CO2 dan
H2S. Untuk gas yang mengandung kedua unsur tersebut perlu dilakukan korelasi
untuk harga Ppc dan Tpc dahulu sebelum menghitung Pr dan Tr.
Keterangan :
w = specific gravity air formasi
w = density, lb/cuft
vw = specific volume, cuft/lb
62,3 = densitas air murni pada kondisi standart
formasi produktif serta metode produksi yang akan digunakan, sehingga dapat
diperoleh recovery hidrokarbon yang optimum tanpa mengakibatkan kerusakan
fonnasi.
Tekanan awal reservoir adalah tekanan reservoir pada saat pertama kali
ditemukan. Tekanan dasar sumur pada sumur yang sedang berproduksi disebut
tekanan aliran (flowing) sumur. Kemudian jika sumur tersebut ditutup maka selang
waktu tertentu akan didapat tekanan statik sumur.
Gmb Gfl
P0 = D1 ma fl
A
Keterangan :
Po = Tekanan overburden, psi
Go = Gradien tekaanan overburden, psi/ft (umumnya sebesar 1 psi/ft)
D = Kedalaman vertikal formasi, ft
Gmb = Berat matrik batuan formasi, lb
Gfl = Berat fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan, lb
A = Luas lapisan, in2
= Porositas, fraksi
ma = Densitas matriks batuan, lb/cuft
fl = Densitas fluida, lb/cuft
tekanan rekah dipengaruhi oleh tekanan overburden, tekanan formasi, dan kondisi
kekuatan batuan. Selain hasil log gradien tekanan rekah dapat ditentukan dengan
memakai prinsip “leak of test” yaitu memberikan tekanan sedikit-sedikit
sedemikian rupa sampai terlihat tanda-tanda formasi akan pecah, dengan
ditunjukkan kenaikan tekanan terus-menerus dan tiba-tiba menurun drastis.
Penentuan tekanan rekah dapat digunakan perhitungan diantaranya :
Pf 1 Pob 2 P
D 3 D D
Keterangan :
Pf = tekanan rekah, psi
Pob = tekanan overburden, psi
P = tekanan formasi, psi
D = kedalaman, ft
Tformasi - Tstandard
Gradien geothermal =
Kedalalama n Formasi
Harga gradien geotermal berkisar antara 1.11° sampai 2"F/100 ft. Seperti
diketahui temperatur sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik fluida reservoir
Hubungan temperatur terhadap kedalaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
Td= Ta + Gt x D
Keterangan :
Td = Temperatur reservoir pada kedalaman D ft, °F
Ta = Temperatur pada permukaan, °F
Gt = Gradien temperatur, °F
D = Kedalaman, ratusan ft.
1.4.1.1.Perangkap Struktur
Unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dalam lapisan reservoir
sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan gejala tektonik atau struktur,
misalnya pelipatan dan patahan. Sebetulnya kedua unsur ini merupakan unsur
30
1. Perangkap Lipatan
Perangkap yang disebabkan perlipatan merupakan perangkap utama.
Perangkap lipatan disebabkan oleh struktur perlipatan (folding) dan biasanya
berbentuk antiklin. Dalam menilai suatu perangkap lipatan, yang perlu diperhatikan
adalah volume tutupan (closure) pada perangkap bersangkutan. Volume tutupan
suatu perangkap adalah volume maksimum tempat atau wadah yang bisa diisi oleh
fluida hidrokarbon.
2. Perangkap Patahan
Perangkap patahan adalah perangkap yang terbentuk oleh peristiwa patahan
pada batuan porous dan permeabel yang berada di bawah lapisan tidak permeabel.
Suatu patahan (faulting) dapat berfungsi sebagai unsur penyekat akumulasi
hidrokarban agar tidak bermigrasi ke mana-mana dan dapat juga sebagai media bagi
minyak untuk bermigrasi.
1.4.1.2.Perangkap Stratigrafi
Prinsip perangkap stratigrafi ialah minyak dan gas terjebak dalam
perjalanannya ke atas, terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan
pinggir, karena batuan reservoir menghilang atau berubah fasies menjadi batuan
lain atau batuan yang karakteristik reservoir menghilang sehingga merupakan
penghalang permeabilitasnya, contoh dari perangkap stratigrafi adalah pinch out,
unconformity, sand lens, dll.
1.4.1.3.Perangkap Kombinasi
Perangkap reservoir kebanyakan merupakan kombinasi perangkap struktur
dan perangkap stratigrafi dimana setiap unsur struktur merupakan faktor bersama
dalam membatasi bergeraknya minyak dan gas.
31
Daerah di dalam lengkungan garis bubble point (Pb) dan garis dew point (titik
embun) adalah merupakan daerah dua fasa dan grafik-grafik lengkung di dalamnya
menunjukkan volume total cairan hidrokarbon. Daerah di luar lengkungan garis
titik embun (pada temperatur di atas temperatur embun) sistem berada dalam
keadaan satu fasa (fasa gas), sedangkan daerah di atas lengkungan garis titik
gelembung (pada tekanan di atas Pb) sistem terdiri dari satu fasa yaitu fasa cair
(minyak).
Diagram P – T tersebut dapat menunjukkan suatu perubahan fasa, apabila
tekanan dan temperatur berubah / salah satunya yang berubah. Pada awalnya setiap
akumulasi hidrokarbon mempunyai diagram fasa sendiri-sendiri sesuai dengan
32
oleh titik D (Gambar 1.15.), fasa-fasa dalam reservoir terdiri dari fasa cair (minyak)
yang berada di bawah fasa gas yang umumnya disebut tudung gas atau gas cap.
Berdasarkan gambar tersebut di atas kondisi awal, reservoir dapat berupa :
Reservoir minyak
Reservoir gas
Reservoir gas mempunyai temperatur awal di atas cricondentherm. Pada
kondisi awal ini reservoir hanya terdiri dari satu fasa. Apabila gas tersebut
diproduksikan dari reservoir ke permukaan pada tekanan dan temperatur yang
semakin berkurang sepanjang A-A1, maka fluidanya tetap satu fasa yaitu fasa gas,
baik di reservoir maupun di permukaan. Gas ini biasanya disebut gas kering atau
dry gas.
c. Volatil oil
Volatile oil mengandung relatif lebih sedikit molekul-molekul berat dan lebih
banyak intermediates (yaitu etana sampai heksana) dibanding black oil. Diagram
fasa dari volatile oil secara umum ditunjukkan pada Gambar 1.18.
37
Rentang harga temperatur yang tercakup lebih kecil daripada black oil.
Temperatur kritik-nya jauh lebih kecil daripada black oil, bahkan mendekati
temperatur reservoir. Iso-vol-nya juga tidak seragam jaraknya, tetapi cenderung
melengkung ke atas di depan garis titik gelembung. Garis vertikal menunjukkan
jalur penurunan tekanan pada temperatur konstan selama produksi. Harap
diperhatikan bahwa penurunan yang kecil pada tekanan di bawah titik gelembung,
titik-2, menyebabkan bebasnya sejumlah besar gas di reservoir. Suatu volatile oil
dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir pada tekanan hanya beberapa ratus psi
di bawah tekanan gelembung. Iso-vol dengan persentase cairan jauh lebih kecil
melintasi kondisi separator. Oleh karena itu disebut volatile oil (minyak yang
mudah menguap). Apabila diproduksikan maka minyak ringan ini biasanya
menghasilkan gas oil ratio permukaan sebesar kurang lebih 2000 - 3200 scf/stb
dengan gravity sekitar 50oAPI. Cairan produksi biasanya berwarna hijau ke orange.
Perlu diperhatikan bahwa didalam reservoir gas basah tidak akan terjadi
kondensasi retrograde isothermal selama proses penurunan tekanan, cairan yang
terbentuk dalam separator dalam jumlah yang sedikit dan komponen berat yang
terdapat dalam campuran relatif kecil. Dalam reservoir gas basah biasanya
ditunjukkan oleh GOR antara 60000 sampai 100000 cuft/bbl dengan derajat gravity
lebih besar dari 60 API.
hidrokarbon berat daripada minyak. Diagram fasa dari retrograde gas memiliki
temperatur kritik lebih kecil dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih
besar daripada temperatur reservoir.
Seperti terlihat pada Gambar 1.22., awalnya retrograde gas merupakan fasa
gas di reservoir, titik - 1. Bersamaan dengan menurunnya tekanan reservoir,
retrograde gas memberikan titik embun, titik-2. Dengan menurunnya tekanan,
cairan mengembun dari gas untuk membentuk cairan bebas di reservoir. Cairan ini
sebagian tidak mengalir dan tidak dapat diproduksi. Jalur tekanan reservoir pada
diagram fasa (Gambar 1.22.) menunjukkan bahwa pada beberapa tekanan yang
rendah cairan mulai mengembun. Hal ini terjadi di laboratorium; walaupun
demikian, ada kemungkinan hal ini tidak terjadi secara luas di reservoir karena
selama produksi keseluruhan komposisi dari fluida reservoir berubah.
vertikal dari kolom produktifnya, energi penekanan akibat dari pembebasan gas
yang terlarut dalam minyak atau air, energi sebagai akibat kompresi dari minyak
dan air dalam daerah produksi dari reservoirnya, energi kompresi air yang berada
di sekeliling zona produksi, energi yang berasal dari pengaruh tekanan kapiler serta
energi yang berasal dari kompresi batuannya sendiri. Berdasarkan pengaruh yang
paling dominan dari setiap sumber energi diatas, maka mekanisme pendorong
reservoir yang utama adalah water drive, gas cap drive, solution gas drive,
segregation drive, dan combination drive.
Produksi air pada awal produksi sedikit, tetapi apabila permukaan air telah
mencapai lubang bor maka mulai mengalami kenaikan produksi yang semakin lama
semakin besar secara kontinyu sampai sumur tersebut di tinggalkan karena produksi
minyaknya tidak ekonomis lagi (Gambar 1.23.).
Untuk reservoir dengan jenis pendesakan water drive maka bagian minyak
yang terproduksi akan lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pendesakan
lainnya, yaitu antara 35 - 75% dari volume minyak yang ada. Sehingga minyak sisa
(residual oil) yang masih tertinggal didalam reservoir akan lebih sedikit.
Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga pendorong air ini
mempunyai kelakuan seperti dibawah ini :
Penurunan tekanan reservoir terlihat agak lambat.
GOR rendah dan relatif konstan
WOR naik dengan cepat dan kontinyu
Recovery-nya cukup tinggi yaitu sekitar 35 - 75%
43
Gambar 1.24. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR Pada Water Drive Reservoir
Kenaikan gas oil ratio juga sejalan dengan pergerakan permukaan ke bawah,
air hampir-hampir tidak diproduksikan sama sekali. Karena tekanan reservoir
relatip kecil penurunannya, juga minyak berada di dalam reservoirnya akan terus
semakin ringan dan mengalir dengan baik, maka untuk reservoir jenis ini akan
mempunyai umur dan recovery sekitar 20 - 40 %, yang lebih besar jika
dibandingkan dengan jenis solution gas drive. Sehingga residu oil yang masih
tertinggal di dalam reservoir ketika lapangan ini ditutup adalah lebih kecil jika
dibandingkan dengan jenis solution gas drive.
Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga pendorong gas ini
mempunyai kelakuan seperti dibawah ini :
Tekanan reservoir akan turun dengan lambat dan berlangsung secara kontinyu
GOR akan meningkat terus
Produksi air diabaikan
Perolehan minyak dapat mencapai 20 - 40 % dari total cadangan awal dalam
reservoir (initial oil in place).
45
Gambar 1.26. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR Pada Gas Cap Drive Reservoir
banyak. Hal ini mengakibatkan gas oil ratio (GOR) naik sampai pada suatu tekanan
tertentu dimana minyak dan gas sudah tidak mengalir lagi.
Gambar 1.28. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR Pada Solution Gas Drive Reservoir
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebih kecil
jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir, hal
ini terus-menerus berlangsung hingga tekanan reservoir menjadi rendah. Bila
tekanan telah cukup rendah maka gas oil ratio akan menjadi berkurang sebab
47
volume gas di dalam reservoir tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil produksi dan
gas oil ratio reservoir harganya hampir sama.
Air yang diproduksikan dari reservoir ini sangat sedikit bahkan hampir-
hampir tidak ada. Hal ini karena reservoir jenis ini sifatnya terisolir, sehingga
meskipun terdapat connate water tetapi hampir-hampir tidak dapat diproduksi atau
ikut terproduksi bersama minyak.
Recovery yang mungkin diperoleh sekitar 5 - 30 %. Dengan demikian untuk
reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi primernya akan meninggalkan
residual oil yang cukup besar. Sehingga bila sisa minyak ini akan diproduksikan
juga, maka perlu dipergunakan suatu energi tertentu ke dalam suatu reservoir untuk
mempengaruhi tekanan atau sifat fisik sistem fluida reservoirnya, sehingga dengan
demikian diharapkan sisa minyak yang tertinggi dapat diperkecil.
Dapat disimpulkan suatu reservoir solution gas drive mempunyai kelakuan
seperti dibawah ini :
Tekanan reservoir turun dengan cepat dan berlangsung secara kontinyu.
Perbandingan gas-minyak (GOR) mula-mula cukup rendah, kemudian naik
sampai maksimum dan turun dengan tajam.
Efisiensi perolehan minyak berkisar 5 - 30 %
Produksi air dianggap tidak ada.
Reservoir yang tidak mempunyai tudung gas primer segera akan mengadakan
penentuan tudung gas sekunder (secondary gas cap).
Pada awal dari reservoir ini, gas oil ratio dari sumur-sumur yang terletak pada
struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu program
penutupan sumur-sumur tersebut. Diharapkan dengan adanya program ini
perolehannya minyaknya dapat mencapai maksimum.
Besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak, permeabilitas
zona produktif, dan juga dari kemiringan dari formasinya. Faktor-faktor kombinasi
seperti misalnya, viskositas rendah, specific gravity rendah, mengalir pada atau
sepanjang zona dengan permeabilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup
curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam pergerakan minyak
dalam struktur lapisannya.
Dalam reservoir gravity drainage perembesan airnya kecil atau hampir tidak
ada produksi air. Laju penurunan tekanan tergantung pada jumlah gas yang ada.
Jika produksi semata-mata hanya karena gas gravitasi, maka penurunan tekanan
dengan berjalannya produksi akan cepat. Hal ini disebabkan karena gas yang
terbebaskan dari larutannya terproduksi pada sumur struktur sehingga tekanan cepat
akan habis.
Recovery yang mungkin diperoleh dari jenis reservoir gravity drainage ini
sangat bervariasi. Bila gravity drainage baik, atau bila laju produksi dibatasi untuk
mendapatkan keuntungan maksimal dari gaya gravity drainage ini maka recovery
49
yang didapat akan tinggi. Pernah tercatat bahwa recovery dari gravity drainage ini
melebihi 80% dari cadangan awal (IOIP). Pada reservoir dimana bekerja juga
solution gas drive ternyata recovery-nya menjadi lebih kecil.
Dapat disimpulkan suatu reservoir jenis ini mempunyai kelakuan :
Penurunan tekanan relatif cepat
GOR naik dengan cepat hingga maksimum kemudian turun secara kontinyu
Produksi air sangat kecil bahkan diabaikan
Recovery sekitar 20 - 60 %
Gambar 1.30. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR Pada Gravitational Segregation Drive
Reservoir
bagian bawah dari reservoir tersebut. Pada saat produksi minyak tidak sempat
berubah fasa menjadi gas sebab tekanan reservoir masih cukup tinggi karena
dikontrol oleh tekanan gas dari atas dan air dari bawah. Dengan demikian peristiwa
depletion untuk reservoir jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak yang masih
tersisa di dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya tinggi dan
efesiensi produksinya lebih tinggi.
Gambar 1.31. merupakan salah satu contoh kelakuan dari combination drive
dengan water drive yang lemah dan tidak ada tudung gas pada reservoirnya. Gas oil
ratio yang konstan pada awal produksi dimungkinkan bahwa tekanan reservoir
masih di atas tekanan jenuh. Di bawah tekanan jenuh, gas akan bebas sehingga gas
oil ratio akan naik.
Dapat disimpulkan suatu reservoir jenis ini mempunyai kelakuan seperti
dibawah ini :
Penurunan tekanan relatif cukup cepat
WOR akan naik secara perlahan
Jika ada gas cap maka sumur-sumur yang terletak di struktur atas dari reservoir
tersebut akan mengalami peningkatan GOR dengan cepat.
51
Gambar 1.32. Karakteristik Tekanan, PI, WOR, dan GOR Pada Combination Drive
Reservoir
sebagai “Initial Oil In Place” (IOIP), hanya sebagian IOIP yang bisa diproduksikan
sehingga menjadi cadangan terbukti.
Sebelum memasuki pokok materi yang akan dibahas, untuk lebih memudahkan
dalam pemahamannya, maka perlu mengetahui beberapa istilah yang sering
digunakan dalam menentukan cadangan atau pada umumnya dipakai dalam Teknik
Reservoir. Istilah tersebut meliputi pengertian cadangan, remaining recoverable
reserve, serta recovery factor.
Cadangan atau reserve, merupakan jumlah hidrokarbon yang ditemukan
dalam batuan reservoir dan hidrokarbon yang diproduksikan. Jumlah minyak
yang dapat diproduksi sampai batas ekonominya disebut Ultimate Recovery.
Jumlah minyak yang ada dalam reservoir pada keadaan awal sebelum reservoir
tersebut diproduksi disebut Original Oil In Place (OOIP).
Remaining Recoverable Reserve, yaitu jumlah hidrokarbon yang tersisa,
yang masih memungkinkan untuk dapat diproduksikan sampai batas
ekonominya.
Recovery Factor, merupakan angka perbandingan antara hidrokarbon yang
dapat diproduksikan dengan jumlah minyak mula-mula dalam reservoir.
Recovery factor dipengaruhi oleh mekanisme pendorong, sifat fisik batuan dan
fluida reservoir tersebut.
53
Pada bagian ini akan dibahas dua hal pokok yang berhubungan dengan
cadangan, yaitu metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya cadangan.
Berdasarkan pada urutan proses eksplorasi reservoir dan untuk memudahkan
pemahaman, metode yang dapat digunakan dalam perhitungan cadangan reservoir
adalah sebagai berikut:
Metode Volumetrik
Metode Material Balance
Metode Decline Curve
Simulasi Reservoir
Untuk menghitung bulk volume, harus dibuat peta isopach terlebih dahulu.
Peta isopach yaitu suatu peta yang menggambarkan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketebalan yang sama dari lapisan
produktif, seperti pada gambar dibawah ini.
a. Metoda Trapezoidal
Persyaratan utama dalam melakukan perhitungan dengan metoda ini adalah
perbandingan antara luas garis kontur yang berurutan harus lebih besar dari 0.5.
Secara matematik, persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
ℎ
Vb = 2 (An + An+1)
(Vb = volume batuan, acre-ft; An = luas yang dibatasi garis kontur isopach terendah,
acre; An+1 = luas yang dibatasi garis kontur isopach diatasnya, acre; h = interval
antara garis kontur isopach, ft).
55
b. Metoda Pyramidal
Persyaratan utama metoda ini adalah perbandingan antara luas garis kontur
yang berurutan harus kurang atau sama dengan 0.5. Persamaannya adalah :
ℎ
Vb = 3 (An + An+1 + √𝐴𝑛 + 𝐴𝑛+1)
(Np = kumulatif produksi; B = faktor volume formasi; Rp = gas oil ratio, SCF/STB;
Rsi = kelarutan gas dalam minyak pada tekanan awal, SCF/STB; We = water influx;
WpBw = produksi air; subscript: t = total, i = pada tekanan awal).
Bentuk kurva penurunan laju produksi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
o Exponential decline,
o Hyperbolic decline dan
o Harmonic decline.
(a = decline rate; b = konstanta yang merupakan selisih antara decline rate pada
selang periode).
57
b. Tujuan Simulasi
Secara umum simulasi reservoir digunakan sebagai acuan dalam perencanaan
manajemen reservoir, antara lain sebagai berikut:
Memperkirakan kinerja reservoir pada berbagai tahapan dan metode produksi
yang diterapkan:
o Sembur alam
o Pressure maintenance
o Reservoir energy maintenance (secondary recovery)
o Enhanced oil recovery (EOR)
Mempelajari pengaruh laju alir terhadap perolehan minyak dengan
menentukan laju alir maksimum (maximum efficient rate, MER).
Menentukan jumlah dan lokasi sumur untuk mendapatkan perolehan minyak
Menentukan pola sumur injeksi dan produksi untuk mengoptimalkan pola
penyapuan.
Memperhitungkan adanya indikasi coning dalam menentukan interval
komplesi yang optimum serta pemilihan jenis sumur, vertikal, atau
horizontal.
c. Jenis Simulasi
Jenis simulasi secara garis besar dibedakan menjadi 3, antara lain:
air ikut diperhitungkan. Hasil studi ini biasanya digunakan untuk studi injeksi air
dan juga untuk peramalan.
Thermal Simulasi
Simulasi jenis ini digunakan untuk studi aliran fluida, perpindahan panas
maupun reaksi kimia. Biasanya digunakan untuk studi injeksi uap panas dan pada
proses perolehan minyak tahap lanjut (in situ combution).
Compotional Simulasi
Simulasi reservoir ini digunakan untuk berbagai komposisi fasa hidrokarbon
yang berubah terhadap tekanan. Biasanya simulasi ini digunakan untuk studi
perilaku reservoir yang berisi volatile oil dan gas condensat.
d. Tahapan Simulasi
Persiapan Data
Persiapan data bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai
kebutuhan didasarkan pada tujuan dan prioritas simulasi. Data yang digunakan
dalam proses simulasi dapat dibedakan menjadi dua kategori pokok, yaitu:
1. Data Statis
Data jenis ini merupakan data yang sifatnya tetap, dimana data tersebut tidak
mengalami perubahan selama proses simulasi dijalankan.
2. Data Dinamis
Data jenis ini merupakan data yang akan mengalami perubahan pada setiap
timestep yang telah ditentukan, selama proses simulasi dijalankan. Untuk data jenis
ini, yang digunakan adalah data pada kondisi awal simulasi akan dijalankan. Selain
itu juga digunakan data penyeimbang untuk menjaga harga suatu data dinamis tetap
pada range yang telah ditentukan.
g. Validasi Data
Tingkat validitas model menggambarkan kemampuan model serta data data
yang dimasukkan mewakili kinerja dan kelakuan reservoir. Validasi model
dimaksudkan untuk menyamakan model dengan reservoir yang dimodelkan. Proses
validasi Mode yaitu:
1. Inisialisasi Data
Merupakan proses analisa model untuk memastikan konstruksi model
dan pemasukan data – data sudah dilakukan secara benar. Validitas
pemasukan data dilakukan dengan memeriksa parameter reservoir pada
kondisi mula – mula (initial condition), yaitu kondisi sebelum simulasi
dilakukan.
2. Ekuilibrasi Data
Merupakan proses pemeriksaan kesetimbangan dan kestabilan model.
Hal ini mengacu pada prinsip kesetimbangan massa, yang menyatakan bahwa
kondisi sistem akan selalu dalam keadaan setimbang tanpa adanya
perpindahan atau perubahan massa dalam sistem tersebut.
3. History Matching
Merupakan proses perubahan parameter model dan data reservoir yang
digunakan dalam konstruksi, agar tercipta kesesuaian antara model dengan
kondisi nyata, yang didasarkan pada data-data terukur selama periode waktu.
tertentu. Proses history matching akan menghasilkan model yang lebih valid,
62