Abstrak
Diare merupakan salah satu masalah utama pada anak balita di Kota Banda Aceh. Penyuluhan diare telah sering
dilakukan, namun kejadian diare masih tetap tinggi setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan perilaku pencegahan diare dengan pendekatan perilaku kesehatan terencana (health planned behavior)
pada keluarga dengan anak balita di Kota Banda Aceh. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah survey
analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh ibu dengan balita yang menderita
diare yang berobat di salah satu Puskesmas di Kota Banda Aceh. Jumlah sampel penelitian adalah 93 ibu balita yang
dipilih dengan teknik convinience sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk
likert scale dan dianalisa dengan menggunakan statistik univariat, bivariat dan mulitivariat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keyakinan perilaku (behavioral belief) terhadap
pencegahan diare pada balita (p-Value = 0,000); keyakinan normatif (normative belief) terhadap pencegahan diare
pada balita (p-Value = 0,003), dan; keyakinan pengontrolan (control belief) terhadap pencegahan diare pada balita (p-
Value = 0,000). Secara simultan variabel keyakinan perilaku (behavioral beliefs) dan keyakinan pengontrolan (control
beliefs) berpengaruh terhadap pencegahan diare pada balita (p-value = 0,002 dan 0,000), sedangkan variabel
keyakinan normatif (normative beliefs) tidak pengaruh terhadap pencegahan diare pada balita (p-value = 0,316).
Abstract
Diarrhea is one of the main problems among children under five in Banda Aceh. Prevention efforts has been
implemented, but the incidency of diarrhea remains high each year. This study aims to identify the relationship
between behavioral prevention of diarrhea with health planned behavior in families with children under five in Banda
Aceh. This analytic survey used cross sectional approach. The participants comprised 93 mothers with children under
five and were selected using convinience sampling technique. Data were collected by a Likert scale instrument and
analyzed by univariate, bivariate and mulitivariat analysis. Results shows that there was a significant influence of
behavioral belief on the prevention of diarrhea in infants (p-value = 0,000); the normative belief on the prevention of
diarrhea in infants (p-Value = 0,003), and; the control belief on the prevention of diarrhea in infants (p-Value = 0,000).
Simultaneously behavioral belief variables and control beliefs influenced the prevention of diarrhea in infants (p-value
= 0.002 and p-value = 0.000, respectively). While normative beliefs variable did not influence the prevention of diarrhea
in infants (p-value = 0.316).
Korespondensi:
* Rospita, Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh, Email: rospita26@ymail.com
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
51
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
52
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
tentang keamanan pangan pada ibu-ibu di pendidikan formal yang tinggi cenderung
Baroda, India. Hasil penelitian tersebut untuk memberikan solusi rehidrasi oral (AOR
menunjukkan bahwa terjadi penurunan 52% = 3,01, CI = 1,41-6,42) dan mengunjungi
dalam kejadian diare setelah dilakukan fasilitas kesehatan (AOR = 3.32, CI = 1,56-
pendidikan tentang keamanan pangan pada 7,07) untuk mengatasi diare pada anak.
ibu-ibu yang memiliki anak balita. Skor
Hounsa, Godin, Alihonou, Valois dan Girard
sanitasi lingkungan dan kebersihan pribadi
(2003) melakukan penelitian tentang health
sebagian besar rumah tangga dan ibu
planned behavior yang berjudul An
membaik. Juga terlihat adanya peningkatan
application of Ajzen's theory of planned
dalam praktik mencuci tangan pada keluarga.
behaviour to predict mothers' intention to use
Penelitian lainnya adalah yang dilakukan oleh oral rehydration therapy in a rural area of
Richard Omore, Ciara E. O'Reilly dan John Benin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Williamson (2010) yang berjudul Health Care mengidentifikasi faktor-faktor psikologis yang
Utilization and Attitudes Surveys of mempengaruhi niat ibu untuk menggunakan
Caretakers in Western Kenya, dari tahun terapi rehidrasi oral (ORT) untuk pengobatan
2007 sampai tahun 2010. Penelitian ini diare anak-anak di daerah pedesaan di South
melakukan mwawancara pada pengasuh dari Benin. Subyek penelitian 128 ibu yang buta
1.043 anak-anak berumur kurang dari 5 huruf dan animis, yang dipilih secara acak di
tahun dalam survei cross-sectional dasar bidang Pahou dan Avlekete. Variabel yang
untuk menilai pola perilaku mencari diukur adalah niat, sikap, norma sosial
kesehatan untuk penanganan diare pada subjektif, kontrol perilaku yang dirasakan dan
balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator sosio-demografis berdasarkan
prevalensi diare berkisar antara 26% pada Theory of Planned Behavior. Hasil penelitian
awal penelitian dan turun menjadi 4-11% ini menunjukkan bahwa nilai regresi pada
selama periode 2009 sampai 2010. Pengasuh niat untuk semua variabel adalah 0,40 (P <
anak berumur kurang dari 5 tahun masih 0,0001) dengan konsekuensi yang dirasakan
meiliki perilaku yang kurang dalam mencari dalam menggunakan ORT, hambatan untuk
perawatan kesehatan di luar rumah untuk penggunaannya, dan zona huni menjadi
bayi dengan diare (odds ratio yang prediktor signifikan. Hasil penelitian
disesuaikan [AOR] = 0,33, confidence interval menunjukkan bahwa promosi penggunaan
[CI] = 0,12-0,87). Pengasuh dengan tingkat ORT untuk pengobatan diare di daerah-
53
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
daerah harus difasilitasi jika persepsi ibu yang dipilih dengan cara non-acak
tentang keuntungan atau manfaat menggunakan teknik convinience sampling.
menggunakan ORT diperkuat dan jika mereka Instrumen penelitian yang digunakan adalah
memiliki akses yang lebih mudah ke layanan kuesioner dalam bentuk Likert scale dan
kesehatan yang ditawarkan oleh petugas dianalisa dengan statistik univariat, bivariat
kesehatan. dan mulitivariat. Ijin etik penelitian
didapatkan dari Komisi Etik Penelitian
Hasil penelitian di atas memberikan
Keperawatan Fakultas Keperawatan
gambaran bahwa penyakit diare terjadi pada
Universitas Syiah Kuala.
balita disebabkan perilaku keluarga dalam
menjalankan PHBS yang masih sangat kurang. Hasil
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti
Pengaruh Keyakinan Perilaku terhadap
tentang pengaruh perilaku kesehatan yang
pencegahan Diare pada keluarga dengan
terencana (health planned behavior)
anak balita.
terhadap pencegahan diare pada keluarga
dengan anak balita di Kota Banda Aceh.
Pengaruh keyakinan perilaku terhadap
pencegahan diare keluarga dengan anak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
balita digambarkan pada Tabel 1.
mengetahui hubungan perilaku pencegahan
diare dengan pendekatan perilaku kesehatan Tabel 1. Pengaruh Keyakinan Perilaku Terhadap
Pencegahan Diare Pada Keluarga Dengan
terencana (health planned behavior) pada
Anak Balita.
Keyakinan Pencegahan Diare p- Odd
keluarga dengan anak balita di Puskesmas Perilaku Total
Baik Kurang Value Ratio
(Behavioral f % f % f %
Batoh Kota Banda Aceh. Beliefs)
Baik 48 87,9 7 18,7 55 100
0,000 11,384
Kurang 13 39,0 25 61,0 38 100
Metode Total 61 67,7 32 32,3 93 100
Desain yang digunakan pada penelitian ini Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat
adalah survey analitik dengan pendekatan pengaruh yang signifikan dari keyakinan
cross sectional study. Populasi penelitian perilaku terhadap perilaku pencegahan diare
adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai anak pada keluarga dengan anak balita (OR = 11,
54
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
55
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
56
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Asare (2015) dalam penelitiannya juga
keyakinan normatif (normative beliefs) secara memberikan hasil yang berbeda, dengan
terpisah (parsial) dari variabel independen penelitian ini, yaitu norma subyektif dan
lainnya memberikan pengaruh yang keyakinan normatif adalah prediktor
signifikan terhadap pencegahan diare pada signifikan dari niat keluarga untuk melakukan
keluarga dengan anak balita. Akan tetapi tindakan pencegahan diare. Sekitar 51% dari
secara simultan atau bersama-sama dengan keluarga menyatakan bahwa tindakan
variabel lainnya, pencegahan diare pada pencegahan diare merupakan hal yang
keluarga dengan anak balita tidak penting karena masyarakat disekitar keluarga
memberikan pengaruh yang bermakna juga melakukan hal yang sama. Akan tetapi
dibandingkan dengan variabel independen 49% dari responden melaporkan bahwa
lainnya yaitu keyakinan perilaku (behavioral tindakan pencegahan diare yang dilakukan
belief) dan keyakinan pengontrolan (control oleh masyarakat disekitar bukan merupakan
belief) terhadap pencegahan diare pada hal yang penting bagi keluarga. Mayoritas
keluarga dengan anak balita. Berdasarkan responden (61%), melaporkan bahwa
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persetujuan dari anggota keluarga lainya
keluarga menganggap norma-norma atau yang mempengaruhi tindakan pencegahan
keyakinan yang ada pada masyarakat sekitar diare yang dilakukan.
tempat keluarga tinggal tidak memberikan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
pengaruh yang positif bagi keluarga untuk
disimpulkan bahwa niat (intensi) keluarga
melakukan pencegahan diare pada balita.
dalam melakukan pencegahan diare pada
Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk balita tidak dipengaruhi oleh keyakinan
dalam norma-norma subjektif disebut juga normatif (normative belief) dari masyarakat
kepercayaan normatif (normative beliefs). sekitar, sehingga tindakan pencegahan yang
Seorang individu akan berniat menampilkan dilakukan bukan berdasarkan atas pendapat
suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi orang lain disekitar keluarga.
bahwa orang-orang lain yang penting berfikir
Hasil penelitian seperti yang ditunjukkan
bahwa ia seharusnya melakukan hal itu.
pada tabel 3 diketahui bahwa keyakinan
Orang lain yang penting tersebut bisa
pengontrolan (control beliefs) pada keluarga
pasangan, sahabat, dokter, dsb.
memberikan pengaruh yang bermakna
57
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
terhadap tindakan pencegahan diare pada individu tersebut atau suatu tingkah laku
balita. Keluarga yang memiliki kontrol tinggi tidak hanya bergantung pada intensi
terhadap dirinya, maka akan berusaha untuk seseorang, melainkan juga pada faktor lain
melakukan tindakan pencegahan terjadunya yang tidak ada dibawah kontrol dari individu,
diare pada balita. misalnya ketersediaan sumber dan
kesempatan untuk menampilkan tingkah laku
Menurut Ajzen dan Fishbein (2005),
tersebut (Ajzen, 2005).
keyakinan (beliefs) individu dipengaruhi oleh
estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
punya kemampuan atau tidak memiliki
penelitian yang dilakukan oleh Asare (2015),
kemampuan untuk melaksanakan perilaku
yaitu perilaku pengontrolan secara signifikan
tersebut. Ajzen (2005) menamakan kondisi
(p <0,01) mempengaruhi niat keluarga dalam
ini dengan persepsi kemampuan mengontrol
melakukan pencegahan diare. Sebanyak 75%
(perceived behavioral control). Niat untuk
dari peserta melaporkan bahwa tidak sulit
melakukan perilaku (intention) adalah
untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam
kecenderungan seseorang untuk memilih
pencegahan terjadinya diare, tetapi 25%
melakukan atau tidak melakukan sesuatu
menunjukkan bahwa melakukan tindakan
pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh
pencegahan diare merupakan hal yang sulit
mana individu memiliki sikap positif pada
bagi keluarga. Mayoritas (81,3%) dari
perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau dia
keluarga melaporkan bahwa mereka memiliki
memilih untuk melakukan perilaku tertentu
kontrol atas keputusan mereka untuk
itu dia mendapat dukungan dari orang-orang
melakukan atau tidak melakukan tindakan
lain yang berpengaruh dalam kehidupannya.
pencegahan diare.
58
Rospita, Tahlil, Mulyadi/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1
Referensi
59