I. Latar Belakang
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria,
terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan
karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan
hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormon tiroid. Adanya
kelainan ataupun gangguan yang terjadi pada kelenjar atau pusat penyekresi hormone ini
maka dapat mempengaruhi segala aktifitas kimia tubuh (metabolisme). Sehingga pada
klien dengan gangguan tiroid (hipertiroiditisme atau hipotiroidisme) yang mana
merupakan suatu penyakit yang menyerang kelenjar tiroid, akan merasa terganggu untuk
melakukan aktifitas dikarenakan efek dari kelainan tersebut yang sangat mempengaruhi
proses metabolisme dalam tubuh.
Hipertiroid menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes.
Posisi ini serupa dengan kasus di dunia. Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk
paling umum dari hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus tirotoksikosis akibat penyakit Graves.
Kejadian tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5 kasus per 1000 orang selama periode
20-tahun, dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40 tahun. Gondok multinodular (15-
20% dari tirotoksikosis) lebih banyak terjadi di daerah defisiensi yodium. Kebanyakan orang di
Amerika Serikat menerima yodium cukup, dan kejadian gondok multinodular kurang dari
kejadian di wilayah dunia dengan defisiensi yodium. Adenoma toksik merupakan penyebab 3-
5% kasus tirotoksikosis (Lee, et.al., 2011). Insidensi hipertiroid paling tinggi pada wanita
berusia antara 30 dan 60 tahun, khususnya wanita dengan riwayat kelainan tiroid dalam
keluarga; hanya 5% pasien berusia di bawah 15 tahun.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami dari Mahasiswa Ilmu Keperawatan
Stikes Wira Medika Bali bermaksud mengadakan acara penyuluhan penyakit Hipertiroid
kepada keluarga penunggu pasien di Ruang X RSUD Y. Dengan adanya kegiatan ini,
kami berharap masyarakat dapat lebih waspada dan mampu mengetahui gejala awal
penyakit Hipertiroid sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang menyebabkan
keadaa pasien bertambah buruk sehingga menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas
akibat penyakit ini.
IV. Materi
Terlampir
: Penyuluh
VIII. Strategi Penyuluhan :
Kegiatan
No. Tahap Waktu
Penyuluh Audiens
1. Pembukaan 1. Penyuluh membuka 1. Mendengarkan 5 menit
pembicaraan
2. Menyampaikan salam 2. Menjawab salam
3. Memperkenakan diri 3. Kooperatif
4. Menyampaikan tujuan. 4. Mendengarkan
5. Kontrak waktu 5. Kooperatif
2. Penjelasan 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan, 15 menit
Materi dari Hipertiroid memperhatika,
2. Menjelaskan penyebab menanyakan hal-
pada Hipertiroid hal yang belum
3. Menjelaskan tanda dan jelas
gejala dari Hipertiroid
4. Menjelaskan cara
penanganan pada
Hipertiroid
5. Menjelaskan komplikasi
Hipertiroid
3 Evaluasi Memberikan pertanyaan Menjawab 7 menit
lisan pertanyaan dengan
benar
4 Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Aktif bersama 3 menit
yang telah disampaikan menyimpulkan
2. Menutup pertemuan dan 2. Menjawab salam
mengucapkan salam
IX. PENGORGANISASIAN
Setting tempat : Ruang X RSUD Y
Moderator : Ni Nengah Juniarti
Penyaji : Ni Kadek Yopi Anita
Fasilitator : Ni Luh Sutamiyanti
Ni Made Sri Damayanti
Ni Putu Ita Martariani
Ni Putu Rita Laksmi
Ni Wayan Nia Arditya Sari
Observer : Ni Wayan Sumarni
X. RENCANA EVALUASI
Prosedur proses :
1. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan tepat waktu mulai pukul 12.00 WITA dan
berakhir pukul 13.00 WITA.
2. Audiens tertarik dengan materi
Kriteria evaluasi :
1. Mampu menyebutkan pengertian Hipertiroid
2. Mampu menyebutkan penyebab terjadinya Hipertiroid
3. Mampu menyebutkan tanda dan gejala Hipertiroid
4. Mampu menyebutkan penanganan Hipertiroid
5. Mampu menyebutkan komplikasi Hipertiroid
LAMPIRAN MATERI HIPERTIROID
I. Pengertian Hipertiroid
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroid
adalah ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormone
tiroid yang berlebihan. Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.
II. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Penyebab
utama penyakit hipertiroid adalah penyakit graves dan toxic nodular goiter, sedangkan
penyebab lainnya adalah mengonsumsi obat hormon tiroid secara berlebihan, produksi
TSH yang abormal, tiroiditis (radang kelenjar tiroid), konsumsi yodium yang berlebihan,
struma odusa, karsinoma tiroid.
V. Komplikasi Hipertiroid
1. Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tiroid
(thyroid storm) yang merupakan komplikasi serius, dengan angka kematian 20-60 %.
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan,
apabila tidak diobati, akan menyebabkan kematian.
2. Krisisi tiroid merupakan kejadian yang jarang, tidak biasa dan berat dari hipertiroid.
Krisis tiroid mengacu pada kejadian mendadak yang mengancam jiwa akibat
peningkatan dari hormon tiroid sehingga terjadi kemunduran fungsi organ dan
apabila tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, ed 3. Jakarta:
EGC
Price, S.A dan Wilson, LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, vol
2. Jakarta: EGC.
Semiardji, Gatut. 2003. Penyakit Kelenjar Tiroid. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Guyton, Arthur C. & John E. Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Editor:
Irawati Setiawan, EGC, Jakarta.