Anda di halaman 1dari 18

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulunya yaitu “Peranan struktur organisasi dalam

meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

Airlines Perwakilan Medan”, oleh Liza Handayani (2006). Dari hasil pembahasan

diketahui bahwa struktur organisasi yang diterapkan pada PT. Mandala Airlines

Perwakilan Medan berperan dalam mendukung terciptanya efektivitas kerja.

Hal ini dapat terlihat dari pelaksanaaan koordinasi kerja adalah untuk

menyelaraskan gerak langkah antar bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

Dimana dengan koordinasi diharapkan adanya kesatuan pandangan tentang suatu

tujuan bersama yang merupakan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal

pendelegasian wewenang dilakukan untuk mengimbangi pembagian kerja yang

telah dilakukan.

B. Konsep Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu yang hanya dapat

dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama, apakah tujuan itu

berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain. Namun, ciri organisasi itu

tetap sama yaitu perilakunya terarah pada tujuan. Maksudnya organisasi itu

mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif

dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama.

7
8

Ditinjau dari asal usul katanya, maka perkataan organisasi berasal dari

istilah Yunani yaitu organom, dan istilah Latin yaitu organum yang berarti alat,

bagan, anggota, badan, atau komponen-komponen. Dalam lilteratur dewasa ini,

arti organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam memberikan

pengertian atau definisi organisasi oleh beberapa ahli manajemen., tetapi

perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai elemen dasar yang sama yaitu adanya

sekelompok orang, kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan

tujuan yang hendak dicapai.

Adapun pengertian organisasi menurut beberapa ahli, antara lain:

1. Trewatha dan Newport (Winardi, 2004: 53) mendefinisikan bahwa sebuah

organisasi dapat kita nyatakan sebagai sebuah struktur sosial yang didesain

guna mengkoordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu pembagian

kerja dan hirarki otoritas guna melaksanakan pencapaian tujuan umum

tertentu.

2. Stoner (Sudarsono, 2002: 65) mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu

pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah

pengarahan manajer, mengejar tujuan bersama.

3. John M. Gaus (Supardi, 2002: 4) mendefinisikan organisasi adalah tata

hubungan antara orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan

bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Organisasi merupakan suatu wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen

untuk mencapai tujuan bersama.


9

2. Organisasi merupakan suatu wadah dalam proses kerja sama dari sejumlah

kegiatan manajemen yang disusun dengan ketentuan-ketentuan secara

rasional. Maksudnya apa yang harus dilakukan seseorang dan kepada orang

tersebut harus memberi pertanggung jawaban yang kesemuanya diatur dalam

prosedur kerja.

3. Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam

melakukan tugas-tugasnya.

2. Prinsip-prinsip Organisasi

Agar organisasi dapat berjalan dengan baik, diperlukan pedoman atau

prinsip dalam melaksanakan kegiatannya. Prinsip-prinsip organisasi itu (Fuad,

2000: 107) antara lain:

a. Perumusan tujuan dengan jelas

Bila akan melakukan suatu aktivitas, hal pertama yang dilakukan adalah harus

menjelaskan tujuan dari aktivitas tersebut. Bagi suatu organisasi, tujuan

aktivitas itu akan berperan sebagai pedoman kearah mana organisasi itu akan

dibawa, landasan bagi organisasi, menentukan jenis aktivitas yang akan

dilakukan, serta menentukan serangkaian program, prosedur, koordinasi,

integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi.

b. Pembagian tugas

Dalam organisasi, pembagian tugas merupakan suatu keharusan mutlak untuk

menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan. Dengan pembagian

tugas sekaligus ditetapkan struktur organisasi, tugas dan fungsi masing-

masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan, serta wewenang masing-

masing unit organisasi.


10

c. Delegasi kekuasaan

Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan.

Kepada setiap karyawan yang menduduki jabatan tertentu harus didelegasikan

kekuasaan, atau wewenang yang diperlukan agar yang bersangkutan dapat

melaksanakan tugas sebaik-baiknya.

d. Rentang kekuasaan

Rentang kekuasaan adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi bawahan

seorang pemimpin, agar dia mampu memimpin, membimbing, dan mengawasi

secara efektif.

e. Tingkat-tingkat pengawasan

Tingkat pengawasan hendaknya diusahakan sesedikit mungkin. Harus

diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin. Selain memudahkan

komunikasi, juga agar ada motivasi bagi orang dalam organisasi agar

mencapai tingkat-tingkat tertinggi pada struktur organisasinya.

f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang

memberinya perintah dan menerima pertanggung jawaban terhadap

pelaksanaan tugasnya.

g. Koordinasi

Adanya pembagian tugas dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil didalam

organisasi menimbulkan kekuatan untuk memisahkan diri dari organisasi

sebagai suatu keseluruhan. Untuk mencegah hal ini, harus ada usaha

membalikkan gerak yang cenderung memisahkan diri yaitu dengan usaha

koordinasi, artinya dengan mengarahkan kegiatan unsur-unsur organisasi agar


11

memberikan sumbangan semaksimal mungkin bagi tercapainya tujuan

keseluruhan organisasi. Usaha ini disebut prinsip koordinasi.

3. Struktur Organisasi

Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan

sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan

suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja organisasi tersebut

disebut sebagai desain organisasi (organizational design). Bentuk spesifik dari

kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi (organizational

structure).

Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan

pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka

ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat

spesialisasi aktivitas kerja.

Pengertian lain dari struktur organisasi adalah suatu bagan khusus dari

hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada didalam organisasi

disertai dengan tugas-tugas yang mereka jalankan (Sadono, et. al, 2006: 129).

Didalam manajemen, persoalan menyusun organisasi yang sesuai dapat

mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha. Dengan

adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap

bertahan.

Struktur organisasi mengindikasikan alur perintah yang mengidentifikasi

jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe

karyawan. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing kearah


12

efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang dibutuhkan

dalam meraih tujuan organisasi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Menurut Ernie dan Kurniawan (2006: 159), ada empat faktor yang

mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

a. Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh

karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian

tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi

organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan

berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

b. Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya

adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja.

Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki

berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas,

dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi

walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga

kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil

produk-produk konveksi.

Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas

maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam

mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai

faktor yang terkait dengan aktivitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi
13

berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena

pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi

yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur

organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian

wewenang dan pekerjaan.

c. Teknologi

Faktor teknologi yang dimakudkan disini adalah terkait dengan cara

bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait

dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

d. Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri

secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga

termasuk dalam penentuan struktur organisasinya.

Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu

menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa

berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu

banyak mengubah struktur organisasi.

5. Bentuk Struktur Organisasi

Menurut pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung

jawab, maka bentuk-bentuk organisasi itu (Manullang, 2002: 61) dapat dibedakan

sebagai berikut:
14

a. Bentuk Organisasi Garis

Organisasi garis adalah bentuk organisasi tertua dan paling sederhana.

Penciptanya adalah Henry Fayol dari Prancis. Organisasi ini disebut juga

bentuk organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu dikalangan

militer.

Ciri-ciri bentuk organisasi garis adalah organisasi masih kecil, jumlah

karyawan sedikit dan saling kenal, serta spesialisasi kerja belum begitu tinggi.

Kebaikannya:

1. Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada diatas satu

tangan.

2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang

yang diajak berkonsultasi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.

3. Rasa solidaritas diantara karyawan umumnya tinggi karena saling

mengenal.

Keburukannya:

1. Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau

orang tersebut tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam

kehancuran.

2. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.

3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.


15

DIREKTUR

PRODUKSI KEUANGAN PERDAGANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 2.1 Bentuk Organisasi Garis


Sumber: Manullang (2002: 65)

b. Bentuk Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W. Fayol, dimana segelintir pimpinan

tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi

komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi

atasan tersebut.

Kebaikannya:

1. Pembidangan tugas-tugas jelas.

2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal

mungkin.

3. Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai dengan

fungsi-fungsinya.

Keburukannya:

1. Karena adanya spesialisasi, sukar mengadakan tour of duty.


16

2. Para karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar

melaksanakan koordinasi.

DIREKTUR

PERDAGANGAN TEKNIK PERENCANAAN KEPEGAWAIAN

PROYEK A PROYEK B PROYEK C

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Fungsional


Sumber: Manullang (2002: 65)

c. Bentuk Organisasi Garis dan Staf

Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut organisasi besar, daerah kerjanya

luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit,

serta jumlah karyawannya banyak. Penciptanya Harrington Emerson. Pada

bentuk organisasi ini terdapat satu atau lebih tenaga staf. Staf adalah orang

yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan saran

dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin didalam organisasi tersebut.

Kebaikannya:

1. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apa pun tujuannya, betapa

pun luas tugasnya, dan betapa pun kompleks susunan organisasinya.

2. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil karena

adanya staf ahli.


17

3. Perwujudan “the right man on the right place” lebih mudah dilaksanakan.

Keburukannya:

1. Karena karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan.

2. Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi kadang-

kadang sukar diterapkan.

DIREKTUR

PENASIHAT PENASIHAT
PRODUKSI HUKUM

PRODUKSI PERDAGANGAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN

Gambar 2.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf


Sumber: Manullang (2002: 66)

d. Bentuk Organisasi Staf dan Fungsional

Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk

organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan

keburukan dari bentuk organisasi ini adalah kebaikan dan keburukan dari

bentuk organisasi yang dikombinasikan.


18

C. Koordinasi

1. Pengertian Koordinasi

Adanya pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian serta unit-unit

terkecil dalam suatu organisasi maka akan timbul kekuatan untuk memisahkan

diri dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk mencegah

hal yang demikian maka harus ada usaha untuk mengembalikan gerak yang

memisahkan diri melalui kegiatan koordinasi.

G. R. Terry (Sutarto, 2002: 144) mendefinisikan koordinasi adalah

sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan kepantasan

kuantitas, waktu, pengarahan, pelaksanaan yang menghasilkan keselarasan dan

kesatuan tindakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Manullang (2002: 72) menyatakan bahwa koordinasi adalah usaha

mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan

sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara

keseluruhan.

Dengan adanya koordinasi akan didapat keselarasan aktivitas diantara

unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan koordinasi ini

diharapkan akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan, kesatuan usaha,

penyesuaian antar bagian, keseimbangan antar bagian maupun kesatuan tujuan

akhir yang bersasaran keselarasan. Untuk itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa

didalam organisasi harus ada keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau

keselarasan tugas antar anggota organisasi.


19

2. Bentuk Koordinasi

Koordinasi itu penting agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan

serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu dengan adanya

koordinasi maka semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan dapat terintegrasi

berdasarkan sasaran yang diinginkan.

Bentuk-bentuk koordinasi (Manullang, 2003: 114) dapat dibedakan atas 2

(dua) yaitu:

a. Koordinasi Vertikal adalah tindakan penyatuan atau pengarahan yang

dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan unit atau kesatuan kerja

dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

b. Koordinasi Horizontal adalah kegiatan mengkoordinasi tindakan-tindakan atau

penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam

tingkat yang sama dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Karena tugas dari setiap bagian didalam organisasi berbeda maka

diperlukanlah koordinasi agar setiap bagian tidak saling merugikan satu sama lain

tetapi diusahakan untuk saling mengisi. Pada prakteknya, koordinasi horizontal

relatif lebih sulit untuk dilaksanakan dibandingkan dengan koordinasi vertikal

karena menyangkut beberapa bagian yang mempunyai fungsi berbeda. Sedangkan

koordinasi vertikal dijalankan didalam bagian yang sama.

3. Syarat Koordinasi

Koordinasi merupakan tugas yang penting yang harus dilakukan oleh

seorang manajer dan tugas ini sangat sulit. Karena tanpa koordinasi, tugas dan

pekerjaan dari setiap individu karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan

tercapai.
20

Koordinasi (Malayu, 2001: 138) merupakan suatu proses penciptaan

hubungan yang baik dan harmonis diantara bagian-bagian, maka agar proses

tersebut dapat berjalan dengan lancar diperlukanlah beberapa syarat, antara lain:

a. Authority merupakan wewenang atau kekuasaan didalam suatu organisasi.

Fungsinya adalah mempersatukan atau memimpin atau memberi arah pada

usaha bersama. Dengan adanya authority maka pelaksanaan koordinasi akan

menjadi lebih baik. Karena itu, koordinasi dapat tercapai dengan adanya

authority.

b. Mutual Service merupakan kesediaan untuk saling membantu antar para

anggota. Dengan demikian, harus ada kesadaran dari masing-masing anggota

bahwa mereka sedang mengejar tujuan bersama dan tujuan tersebut hanya

dapat dicapai dengan adanya kerja sama dan saling membantu. Jadi, kesadaran

tersebut merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya koordinasi dan sebaliknya

dengan koordinasi akan dapat dipelihara dan dipupuk kerja sama dan saling

membantu.

c. Doctrine merupakan suatu ajaran dimana termuat tujuan yang jelas dan

diyakini oleh setiap anggota organisasi disamping memuat pula jalan atau cara

bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.

Setiap anggota organisasi merasakan dan mengakui adanya authority,

demikian pula agar mereka bersedia mengadakan mutual service maka setiap

anggota organisasi perlu memperoleh pengertian yang jelas tentang doctrine.

Dengan demikian, mereka mempunyai pengertian yang sama tentang tujuan dan

jalan yang akan dilalui untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Ketiga syarat
21

tersebut diatas diharapkan dapat menjadi suatu sistem koordinasi yang dapat

membangun kerja sama yang harmonis antar sesama anggota organisasi.

4. Peranan Komunikasi dalam Koordinasi Kerja

Seperti diketahui, bahwa memimpin itu adalah mengusahakan melalui

orang lain agar segala sesuatu terlaksana seperti yang diharapkan. Kegiatan ini

memerlukan komunikasi, tentu saja komunikasi yang baik. Orang harus dapat

mengirimkan tanda yang jelas dan dimengerti oleh orang lain. Selanjutnya tanda

tersebut diterima dengan baik dan diikuti untuk dilaksanakan oleh orang lain.

Dengan demikian kegiatan mencapai tujuan dapat lebih efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaan koordinasi diperlukan komunikasi karena komunikasi adalah

alat penghubung antar individu, antar bagian, antara atasan dengan bawahan, baik

yang merupakan perintah dari atasan ke bawahan maupun dari laporan dari

bawahan ke atasan.

Menurut Edward Depari (Suranto, 2005: 15), komunikasi adalah proses

penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang

tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada

penerima pesan.

Menurut Himstreet dan Baty (Djoko, 2006: 3), komunikasi adalah suatu

proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa

(lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku dan tindakan.

Komunikasi bertujuan agar ide yang disampaikan berupa tugas dapat

diselesaikan denagn baik. Hal ini dapat berlangsung bila komunikasi dapat

berfungsi secara lancar atau tersedianya informasi dan keterangan yang

dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan itu dapat berupa data-data yang tersedia
22

dimasing-masing bagian. Dengan adanya data itu, maka pelaksanaan tugas akan

lebih cepat dan efisien serta dapat membina kesatuan arah tindakan dari seluruh

bagian.

Dengan kata lain, komunikasi sebagai suatu proses dimana orang-orang

bermaksud memberi pengertian-pengertian melalui pengiriman berita secara

simbolis, dapat menghubungkan para anggota dari berbagai satuan organisasi

yang berbeda dan bidang yang berbeda pula sehingga sering disebut sebagai rantai

pertukaran informasi. Selain itu, dengan adanya komunikasi diharapkan diperoleh

titik kesamaan saling pengertian.

Dalam desain atau struktur sebuah organisasi memungkinkan komunikasi

4 (empat) arah atau aliran yang berbeda (Djoko, 2006: 23), yaitu:

a. Komunikasi dari Atas ke Bawah

Aliran komunikasi ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan

wewenang seseorang dalam suatu organisasi. Seorang manajer menggunakan

jalur komunikasi ke bawah dengan tujuan mengarahkan, mengkoordinasikan,

dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada dilevel bawah. Komunikasi ini

berbentuk perintah, instruksi dan prosedur yang harus dijalankan oleh para

bawahan.

Komunikasi ini dapat menggunakan bentuk komunikasi lisan dan tulisan.

Komunikasi lisan berupa percakapan biasa, wawancara formal antara

supervisor dengan karyawan, atau pertemuan kelompok. Komunikasi dalam

bentuk tulisan berupa memo, kotak informasi, surat kabar, majalah, papan

pengumuman, buku petunjuk karyawan, dan lain-lain.


23

Tujuan komunikasi ke bawah yaitu memberi pengarahan atau instruksi kerja,

memberi informasi mengapa pekerjaan harus dilakukan, memberi informasi

tentang prosedur dan praktek organisasional, memberi umpan balik

pelaksanaan kerja kepada para bawahan. Salah satu kelemahan dari

komunikasi ke bawah adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor

informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan. Dengan kata

lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.

b. Komunikasi dari Bawah ke Atas

Dalam strukur organisasi, komunikasi ke atas berarti alur informasinya berasal

dari bawah menuju ke atas. Partisipasi bawahan dalam proses pengambilan

keputusan akan sangat membantu pencapaian tujuan organisasi. Agar

komunikasi ke atas dapat berhasil, maka para manajer harus memiliki rasa

percaya kepada para bawahannya.

Salah satu kelemahan dari komunikasi ini adalah ada kemungkinan bawahan

hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja, sedangkan

informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh

manajer cenderung tidak disampaikan. Hal ini terjadi karena para bawahan

beranggapan bahwa dengan hanya melaporkan hal-hal yang baik saja, ia dapat

menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman.

c. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal disebut juga dengan komunikasi lateral merupakan

komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar

dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal adalah untuk


24

melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi kepada bagian

atau departemen yang memiliki kedudukan yang sejajar atau sederajat.

Komunikasi horizontal bersifat koordinatif diantara mereka yang memiliki

posisi yang sejajar atau sederajat. Komunikasi horizontal menjadi penting

artinya manakala masing-masing bagian atau departemen dalam suatu

organsasi memiliki tingkat ketergantungan yang cukup besar.

d. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level)

organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer

produksi dengan bagian promosi.

Keuntungan dari komunikasi diagonal adalah penyebaran informasi bisa

menjadi lebih cepat serta memungkinkan individu dari berbagai bagian atau

departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Salah

satu kelemahan dari komunikasi diagonal adalah bahwa dapat mengganggu

jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal dalam suatu organisasi.

Anda mungkin juga menyukai