Anda di halaman 1dari 2

Gangguan belajar merupakan perkembangan yang memburuk dalam kemampuan membaca,

matematika atau menulis hingga menghambat prestasi sekolah atau fungsi sehari-hari. Gangguan belajar
cenderung menjadi gangguan kronis yang selanjutnya mempengaruhi perkembangan samai masa
dewasa. Anak-anak dengan ganguan belajar cenderung berprestasi buruk di sekolah. Tidak
mengherankan bahwa sebagian besar dari mereka mengembangkanekspetasi yang rendah dan
bermasalah dengan self-esteem.

Macam-macam gangguan belajar

1. Disleksia

Disleksia adalah ketidakmampuan mengeja dan menulis. Disleksia juga dikenal sebagai specific learning
difficulty (SPLD). Kesulitan belajar ini terfapat di semua tingkat kemampuan dan menyebabkan yang
terus menerus dalam memperoleh kemapuan membaca dan menulis.

Masalah yang dihadapi mencakup penyusunan urutan, pengorganisasian ucapan dan tulisan,
pengendalian motorik halus dan kesulitan mengarahkan gerakan. Anak disleksia juga mengalami dengan
bunyi yang membentuk kata-kata serta kesulitan dalam menginterpretasikan kata, persepsi, penyusunan
urutan, menulis dan mengeja. Anak disleksia memiliki ciri pemprosesan informasi yang tidak efisien,
kesulitan dalam mengingat, juga kesulitan mengurutkan dan mengorganisasikan sesuatu. Misalnya
mengeja huruf /b/ menjadi /d/, membaca susu menjadi usus.

2. Disgrafia

Disgrafia adalah kesulitan menulis dan berbicara. Kelainan neurologis ini menghambat kemampuan
menukis secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap ataupun memproduksi tulisan
tangan dengan baik. Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam
mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya saat menulis huruf dan angka. Misalnya
menulis nama menjadi mana dan menulis angka 6 menjadi 9.

Ciri-ciri anak disgrafia adalah sebagai berikut.

a. Tidak konsisten menulis huruf

b. Menggunakan huruf besar dan kecil secara bercampur

c. Menulis dengan ukuran dan bentuk huruf yang tidak proporsional

d. Tampak berusaha keras saat mengkomunikasikan pengetahuan melalui tulisan

e. Sulit memegang pena ataupun ensil dengan mantap

3. Diskalkulia

Diskalkulia adalah ketidakmampuan berpikir secara kuantitatif. Masalah yang dihadapi mencakup
kesulitan untuk mengerti dan mengingat konsep angka dan hubungan angka, kesulitan dalam belajar dan
kesulitan dalam menerapkan pemahaman kata, misalnya saat belajar matematika. Diskalkulia membuat
anak sulit menyamakan fungsi dari tanda + (tambah) dan x (kali). Diskalkulia bersifat berkembang,
artinya akan selalu mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tersebut. Dengan kata lain, kemampuan
aritmatika anak sebelumnya berada pada tingkat yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai