Anda di halaman 1dari 52

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan

Perancangan pada dasarnya telah dideskripsikan sebagai proses banyak langkah

dimana representasi - representasi data dan struktur program, karakteristik antar muka,

dan rincian prosedural diikhtisarkan dari hal - hal yang berkaitan dengan kebutuhan –

kebutuhan informasi.

O’Brien dan Marakas (2013: 639) Mendefinisikan bahwa : “perancangan adalah

cara mengolah sistem informasi dari hasil analisa sistem sehingga dapat memenuhi

kebutuhan dari pengguna termasuk diantaranya perancangan user interface, data dan

aktivitas proses.”

Sedangkan menurut Wahyu Hidayat dkk dalam jurnal CERITA (2016:49),

“Perancangan adalah proses merencanakan segala sesuatu terlebih dahulu. Perancangan

merupakan wujud visual yang dihasilkan dari bentuk-bentuk kreatif yang telah

direncanakan. Langkah awal dalam perancangan desain bermula dari hal-hal yang tidak

teratur berupa gagasan atau ide-ide kemudian melalui proses penggarapan dan

pengelolaan akan menghasilkan hal-hal yang teratur, sehingga hal-hal yang sudah teratur

bisa memenuhi fungsi dan kegunaan secara baik. Perancangan merupakan

penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah

kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.


Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah :

1. kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan

yang lain untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan suatu kegiatan

pokok perusahaan.

2. Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang melibatkatkan deskripsi

mengenai arsitektur serta komponen.

3. Merupakan suatu aktivitas rekayasa perangkat lunak.

4. Membuat keputusan-keputusan utama yang bersifat struktural.

5. Merupakan penggabungan antara kebutuhan dan implementasi.

2.2 Pengertian Aplikasi

Aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk

melaksanakan suatu funsi bagi penguna jasa aplikasi serta bagi pengunaan aplikasi lain

yang dapat digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju.

Menurut Syamsu Rizal, Eko Retnadi dan Andri Ikhwana (Vol. 10 No. 1 2013),

aplikasi adalah penggunaan dalam suatu perangkat komputer, instruksi (instruction) atau

pernyataan (statement) yang disusun hingga sedemikian rupa komputer dapat memproses

masukan (input) menjadi keluaran (output).

Dan menurut Joni Supriyono Arif Pramadya (2013), perangkat lunak aplikasi

yaitu perangkat lunak yang digunakan untuk membantu pemakai komputer untuk

melaksanakan pekerjaannya.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah sebuah

program atau perangkat lunak yang dirancang siap pakai atau dibuat untuk tujuan tertentu

dengan melakukan aktifitas tertentu melalui proses dan prosedur aliran data dalam

infrastruktur teknologi informasi yang sesuai dengan jenjang dan kebutuhan yang dibuat

untuk para pemakai yang telah dirancang untuk membuat pengguna lebih produktif.

2.3 Pengertian Agenda Kerja

Dalam dunia kerja, setiap perusahaan atau bisnis pasti memiliki sistem

administrasinya masing-masing. Dalam setiap administrasi, kehadiran buku agenda kerja

adalah satu yang selalu ada. Buku agenda merupakan buku khusus yang digunakan untuk

mencatat surat-surat yang masuk dalam perusahaan, bisnis, atau organisasi selama

periode satu tahun.

Buku agenda memiliki banyak fungsi yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan

perusahaan, bisnis, atau organisasi. Secara garis besar, fungsi-fungsi tersebut meliputi

beberapa poin seperti tersebut di bawah ini:

1. Bukti surat masuk dan keluar.

Dengan adanya buku agenda kerja, detail dari setiap yang masuk atau bahkan

keluar dapat diidenti_kasi dengan mudah. Pencarian berkas-berkas terkait pun

akan terbantu dengan adanya buku agenda kerja.

2. Mengetahui jumlah surat masuk dan keluar dalam kurun waktu tertentu.

Terkadang ada keadaan di mana perusahaan, bisnis, atau organisasi perlu

menengok kembali berapa jumlah surat masuk ataupun surat keluar dalam periode
tertentu. Dengan membuat rincian dalam buku agenda kerja, situasi seperti ini pun

akan dapat dilewati dengan mudah.

3. Mengetahui penomoran surat keluar

Untuk mengeluarkan sebuah surat, perusahaan, bisnis, atau organisasi perlu

membuat penomoran yang runtut dari satu surat ke surat yang lain. Apabila daftar

surat yang dikeluarkan sebelum-sebelumnya telah terangkum dalam buku agenda

kerja, maka pemberian nomor akan semakin cepat dilakukan.

4. Membantu pencarian surat

Dalam keadaan tertentu, perusahaan, bisnis, atau organisasi mungkin perlu

menilik surat-surat terdahulu yang telah tersimpan. Dengan menuliskan

identitasnya secara urut pada buku agenda kerja, maka pencarian tidak akan

memakan waktu lama.

2.3.1 Macam – Macam Buku Agenda Kerja

Buku agenda kerja memiliki beragam jenis yang dapat disesuaikan dengan

kebutuhan perusahaan, bisnis, atau organisasi. Untuk mengetahui jenis mana yang sesuai

dengan yang Anda butuhkan, berikut kami sajikan penjelasannya.

1. Buku Agenda Tunggal

Jenis buku agenda kerja ini cocok digunakan untuk pencatatan surat masuk serta

surat keluar dengan penomoran sekaligus secara berurutan pada setiap halaman untuk

perhalaman. Format dari buku agenda jenis ini biasanya terdiri dari nomor, tanggal
penerimaan surat, nama instansi/ perusahaan/ organisasi pengirim, tanggal dan nomor

surat, perihal, lampiran, diteruskan kepada, keterangan, serta kode arsip.

2. Buku Agenda Berpasangan

Buku agenda jenis ini terdiri dari buku agenda surat masuk serta buku agenda

surat keluar yang kolomnya dibedakan, atau dibuat secara terpisah. Penomoran dalam

jenis buku agenda ini pun juga turut dipisah. Format dari buku agenda jenis ini pada tabel

surat masuk biasanya terdiri dari nomor, tanggal penerimaan surat, nama instansi /

perusahaan / organisasi pengirim, tanggal dan nomor surat, perihal, lampiran, diteruskan

kepada, keterangan, serta kode arsip. Di sisi lain, Format dari buku agenda jenis ini pada

tabel surat keluar biasanya terdiri dari nomor, nomor surat, tanggal surat, nama instansi/

perusahaan/ organisasi pengirim, tujuan pengiriman surat, lampiran, keterangan, serta

file.

2.4 Sejarah Barcode

Barcode pertama kali muncul dan diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa

Drexel Institute of Technology yang bernama Bernard Silver dan Norman Joseph

Woodland pada tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi barcode tersebut pada tahun

1949 dan permohonan tersebut baru dikabulkan pada tahun 1952. Namun baru pada tahun

1996, penemuan mereka mulai digunakan dalam dunia komersial.

Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan

ketebalan yang berbeda, sangat sederhana namun sangat berguna, dengan kegunaannya
untuk menyimpan datadata spesifik misalnya seperti kode produksi, tanggal kadaluwarsa,

serta nomor identitas lingkaran konsentris atau tersembunyi dalam sebuah gambar.

Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner.

Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya

memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan

kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada mengetikkan data dan barcode scanner

memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.

2.4.1 Kode Baris (barcode)

Berdasarkan kamus komputer dan teknologi informasi, Barcode memiliki arti

kode batang. Sejenis kode yang mewakili data atau informasi tertentu (biasanya jenis dan

harga barang seperti makanan dan buku). Kode berbentuk batangan balok dan berwarna

hitam putih, mengandung satu kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran dan

disusun sedemikian rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang.

Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan

ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna. Dengan kegunaan untuk

menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, nomor

identitas dengan mudah dan murah, walaupun teknologi semacam itu terus berkembang

dengan ditemukannya media magnetik, RFID RFID, electronic tags, serial EEPROM

(seperti pada smart card), barcode terus bertahan dan masih memiliki kelebihan-kelebihan

tertentu yaitu mudah dan murah, sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta,

sedangkan untuk membaca barcode ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan harga

yang relative murah. Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode
scanner.Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya

memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan

kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada mengetikkan data dan barcode scanner

memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Bentuk barcode dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.1 Anatomi Barcode


(Sumber: www.abarcodebusiness.com)

Keterangan gambar barcode diatas:

1. Number System Character

Angka ini merupakan sebuah bilangan barcode UPC yang mengkarakteristikkan

jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, NSC ini biasanya terletak

disebelah kiri barcode. Kode kode yang tertera adalah sebagai berikut:

0-standard UPC number

1-reserved

2-random weight items like fruits,vegetables,and meats

3-Pharmaceuticals.

4-in-store code for retailers


5-Coupons

6-Standard UPC number

7-Standard UPC number

8-reserved

9-reserved

2. Guard Bars

Ada tiga guard bars yang ditempatkan diawal, ditengah, dan akhir barcode.

Guards bars bagian awal dan akhir di encode kan sebagai “bar-space-bar” atau“101”.

Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space-bar-space” atau“01010”.

3. Manufacturer code

Kode perusahaan ini ada lima digit bilangan yang secara khusus menetukan

manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan

oleh Uniform Code Council.

4. Product Code

Kode Produk ini terdiri dari 5 digit bilangan yang ditetapkan oleh

perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkanya. Setiap produk yang

berbeda dan setiap ukuran yang berbeda memiliki kode produk yang unik
5. Check Digit

Disebut sebagai digit shelf check. Check digit ini terletak dibagian luar sebelah

kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu olds Programmer’s trick untuk

memvalidasi digit digit lainya yang dibaca secara teliti. Selanjutnya, masing-masing

batang pada barcode memiliki ketebalan yang berbeda. Ketebalan inilah yang akan

diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian, karena ketebalan batang barcode menentukan

waktu lintasan bagi titik sinar pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca. Oleh sebab

itu, batang-batang barcode harus dibuat demikian sehingga memilki kontras yang tinggi

terhadap celah antara yang menentukan cahaya. Sisi- sisi batang barcode harus tegak dan

lurus, serta tidak ada lubang atau noda titik tengah permukaannya. Sementara itu, ukuran

titik sinar pembaca juga tidak boleh melebihi celah antara batang barcode. Saat ini, ukuran

titik sinar yang umum digunakan adalah 4 kali titik yang dihasilkan printer pada resolusi

300dpi.

2.4.2 Tipe – Tipe Barcode


A. Barcode Satu Dimensi (Linear Code)

Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk

baris). Barcode ini dinamakan satu dimensi atau ada yang menyebut linear bar codes

karena kodenya hanya terdiri dari baris-baris. Contoh barcode satu dimensi adalah

sebagai berikut :

1. Code 39 (code 3 of 9)

Code 39 merupakan barcode alphanumerik (full ASCII) yang dapat mewakili

abjad (A-Z) dan angka (0-9), serta beberapa karakter lain, seperti $,/,+,% titik

dan spasi. Satu Karakter dalam kode 39 terdiri dari 9 elemen,yaitu 5 bar(garis

vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian

antara bar dan spasi. Tiga dari dari 9 elemen tersebut lebih tebal dari yang lain.

Oleh karenana nya kode ini biasa disebut code 3 of 9. Tiga elemen yang lebih

tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi.Elemen yang lebar mewakili digit

biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0. Struktur Barcode code

39 adalah sebagai berikut :

Dimana :

X : Ketebalan elemen yang sempit (minimum 0.19 mm).

QZ : Quiet Zone atau Start – Stop margin dengan ketebalan minimum 6 mm atau

10 kali X.
SC : Start Character (karakter *).

ICG : Inter Character Gap dengan ketebalan 1 kali X.

C1 : CN : Karakter ke 1 sampai dengan karakter ke N.

CC: Check Karakter.

PC : Stop Character (Karakter *).

Untuk dapat membedakan garis vertikal lebar dan sempit maka perbandingan

ketebalan antara garis vertikal lebar dan sempit minimum 2:1 dimana perbandingan 3:1

akan lebih baik. Lebar keseluruhan barcode dapat di rumuskan sebagai berikut:

L= N(3RX+7X)+(6RX+13X)+(3RX+7X)+(M1+M2) (2.1)

I II III IV

Dimana :

L : Lebar Keseluruhan Barcode.

N : Jumlah Character.

R : Perbandingan garis vertikal dan lebar dan sempit.

X : Ketebalan garis vertikal sempit.

I. Lebar N karakter plus inter character gap.

II. Lebar start dan stop character plus 1 inter character gap antara start character

dan character pertama.


III. Lebar Check character plus 1 inter character gap.

IV. Lebar 2 kali quiet zone (M1(start margin)+M2(Stop Margin))

Check Character adalah sisa dari jumlah seluruh nilai karakter di bagi dengan 43. sebagai

contoh:

1. Message : CODE 39

2. Karakter : C O D E SPACE 3 9

3. Nilai karakter : 12 24 13 14 38 3 9

4. Jumlah : 12+24+13+14+38+3+9=113

5. 113/43= 2 sisa 27

27 adalah nilai dari character R.Oleh karena itu Message + check character:

CODE39R. Berikut ini contoh gambar barcode code 39 :

Gambar 2.2 Barcode jenis Code 39


(Sumber: http://worldbarcodes.com)

Kode seperti ini biasanya cocok digunakan untuk barcode buku maupun untuk

barcode anggota perpustakaan. Aplikasi lain misalnya untuk inventory, assettracking dan

digunakan pada tanda pengenal identitas. Barcode tersebut memiliki panjang baris yang

bervariasi. (Wahyono 2010, hal : 8)


2. Code 128

Seperti halnya Code 39, Code 128 juga merupakan suatu barcode alpha

numerik (full ASCII), tetapi memiliki kerapatan yang lebih tinggi, Dapat

mengkodekan keseluruhan simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan yang

paling minim dibanding barcode jenis lain. Hal ini karena kode 128

menggunakan ketebalan elemen (bar atau spasi) yang berbeda. Setiap karakter

pada code 128 di kodekan oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan

ketabalan masing-masing elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum

(module). Jika di hitung dengan satuan module maka tiap karakter code 128

terdiri dari 11 module, kecuali untuk stop character yang terdiri dari 4 bar 3

spasi (13 module). Jumlah total module untuk bar selalu genap sedangkan

untuk spasi selalu ganjil. Selain itu, Code 128 memiliki 3 start character yang

berbeda sehingga kode 128 memiliki 3 subset karakter yang ber sesuaian

dengan start character nya. Code 128 memiliki fitur untuk dapat bergeser dari

subset yang satu ke subset yang lain dengan menggunakan karakter CODE

dan SHIFT. CODE X menyebabkan seluruh message bergeser menjadi subset

X (misalnya CODE A pada subset B membuat message menjadi subset A),

Sedangkan SHIFT menyebabkan satu karakter di depannya bergeser subset.

Dimana tinggi barcode minimum 0.15 kali lebar barcode. Struktur code 128

dapat dilihat seperti di bawah ini:

Gambar 2.3 Barcode jenis Code 128


(Sumber: http://worldbarcodes.com)
3. Interleaved 2 of 5 (ITF)

Merupakan kode barcode yang hanya untuk angka (0-9), maksimum 32 digit.

Jadi barcode ini berbentuk numerik. Hal ini dikarenakan cara pengkodean ITF

yang tergolong unik. Setiap karakter pada kode baris ITF dikodekan dengan 5

elemen,yaitu 2 elemen tebal dan 3 elemen sempit. Elemen tebal mewakili digit

biner 1,sedangkan yang sempit mewakili digit biner 0. Perbandingan

ketebalan antara yang tebal dengan yang sempit adalah 2:1 s/d 3:1

Gambar 2.4 Barcode jenis Code Interleaved 2 of 5


(Sumber: http://www.computalabel.com)

4. UPC (Universal Product Code)

Universal Product Code Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan

memiliki panjangbaris yang tetap (fixed). Barcode UPC ini hanya terdiri dari

angka (0-9) namun barcode harus mempunyai panjang tepat 11 atau 12 digit.

Kurang atau lebih dari angka itu, tidak bisa digunakan. Jadi barcode ini

berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap. UPC biasanya

digunakan untuk pertebalan pada produk-produk kecil atau eceran. Simbol ini

dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-

bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council.

(Wahyono 2010, hal : 10)


Gambar 2.5 Barcode jenis UPC
(Sumber: http://worldbarcodes.com)

B. Barcode Dua Dimensi (Matrix Code)

Matrix code (barcode 2 Demensi), lebih canggih dibandingkan dengan Linear

Code (barcode 1 dimensi) hal ini karena matrix code dapat memuat ratusan digit karakter

dan tampilannya juga berbeda dengan Linear Code. Pada matrix code (barcode 2

Demensi), informasi atau data yang besar bisa disimpan dalam ruang (space) yang kecil.

Contoh dari matrix code (barcode 2 Demensi) antara lain yaikni PDF417 yang bisa

menyimpan lebih dari 2000 karakter dalam sebuah space 4.

Adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru

sekarang ini mulai populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan

barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang

(space) yang lebih kecil. Berikut beberapa contoh barcode dua dimensi yaitu:

1. QR Code

QR Code merupakan suatu jenis matriks kode atau barcode dua dimensi.

Barcode ini tidak hanya satu sisinya saja yang mengandung data, QR Code

mempunyai dua sisi yang berisi data. Hal ini membuat QR Code dapat lebih
banyak memuat informasi dibandingkan barcode. QR Code, misalnya dapat

menampung informasi berupa URL suatu website yang nantinya dapat

digunakan pada majalah iklan atau media lainya, Sehinnga ketika seorang

pengguna handphone berkamera dan mempunyai aplikasi pembaca, QR Code

dapat langsung men scan dan masuk ke website yang dimaksud tanpa perlu

mengetikkan alamatnya. Kegunaan lainya misalnya, QR Code digunakan

untuk meyimpan data teks mengenai informasi produk atau hal lain, SMS,

atau informasi kontak yang mengandung nama, nomor telepon dan alamat.

Kapasitas data untuk QR Code dibandingkan matriks kode yang yang lain

dapat dikatakan cukup besar yaitu dapat menampung 7.089 data numerik,

4.296 data alfanumerik, 2.953 data biner,atau 1.817 karakter kanji, dengan

dukungan kecepatan pendekodean dan ukuran cetak yang kecil. Hasil cetakan

QR Code juga tahan terhadap kerusakan sampai dengan 30% agar tetap dapat

dibaca. Selain itu QR Code dapat dibaca dari segala arah dengan hasil yang

sama sehingga meminimalkan kesalahan baca akibat salah posisi QR Code.

2. PDF 417

Contoh barcode dua dimensi adalah “symbology PDF 417” yang dapat

menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang

berukuran 4 inch persegi (in2).

Gambar 2.6 Barcode jenis PDF417


(Sumber: http://worldbarcodes.com)
2.4.3 Model Barcode Scanner

Barcode scanner memiliki bentuk yang berbeda. Berbagai bentuk tersebut antara

lain mulai dari model pena, handheld, stationary, posisi fixed, sampai pada bentuk

scanner yang menempel pada PDA atau handphone.

1. Scanner Berbentuk Pena

Gambar 2.7 Scanner Pen


(Sumber: http://www.gizmag.com)

Barcode scanner model ini berbentuk pena dihubungkan dengan kabel dan

memiliki konektor langsung pada komputer, baik USB, PS2 maupun konektorserial pada

model lama. (Wahyono 2010, hal : 57).


2. Slot Reader

Gambar 2.8 Slot Reader


(Sumber: http://www.jmprime.co)

Mesin pembaca barcode jenis ini digunakan untuk membaca label barcode yang

dipasang pada kartu-kartu tertentu. Contoh kartu yang banyak menggunakan slot reader

ini adalah kartu pegawai yang diimplementasikan pada sistem absensi. Jadi untuk

melakukan absensi, pegawai yang bersangkutan cukup menggosokkan kartunya (yang

telah ditempel label barcode) pada mesin ini. Contoh penerapan lain model ini adalah

penggunaan barcode pada kartu mahasiswa untuk melakukan log ketika proses registrasi

mata kuliah, peminjaman buku di perpustakaan dan sebagainya. Beberapa karakteristik

model ini antara lain adalah slot reading (mampu membaca dengan mode gesek), shock

proffing (mampu melewati test ketahanan jatuh pada ketinggian 1 meter), futuristic design

(desain lebih kokoh) dan optional interface yang tersedia baik dalam interface PS2/KBW

maupun USB. (Wahyono 2010, hal : 57-58).

3. Scanner Genggam (Handheld)

Seperti namanya, barcode scanner model ini memiliki gagang untuk pegangan

tangan seperti pada gambar di bawah ini. Dalam pemakaiannya, operator yang ingin

membaca sebuah label barcode harus memegang barcode scanner, kemudian


mengarahkannya ke kode barcode pada produk yang bersangkutan. (Wahyono 2010, hal

: 58).

Gambar 2.9 Barcode Scanner Handheld


(Sumber: http:// shinekeypos.en)

Di samping harus mengarahkannya ke kode barcode produk bersangkutan,

pengguna harus menekan sebuah tombol pada barcode scanner untuk menembakkan

laser. Penembakan laser tersebut akan membuat mesin melakukan proses scanning dan

menterjemahkan kode ke dalam teks yang diinginkan. (Wahyono 2010,hal : 59).

4. Stationary Scanner

Gambar 2.10 Stationary Scanner


(Sumber: shinekeypos.en )

Scanner model ini dilengkapi dengan stand ”dudukan” yang dapat diletakkan

secara tetap pada tempat sesuai kebutuhan. Pengguna stand ini tentu akan membuat
tatanan lebih rapi. Selain itu pengguna tidak perlu repot-repot memegang scanner pada

saat membaca barcode, tetapi cukup melewatkan barang yang ada label barcode di depan

scanner. (Wahyono2010, hal : 59).

5. Fixed Position Scanner

Gambar 2.11 Fixed Positio Scanner in Industry


( Sumber: http://www.fixedmountscanner.com/)

Barcode jenis ini dipasang tetap pada posisi tertentu agar dapat membaca barcode

scanner secara tepat. Biasanya digunakan untuk industri, karena scanner akan

mengidentifikasi produk selama proses manufacture. Pemasangan barcode model ini

mirip dengan pemasangan kamera CCTV yang diletakkan pada tempattempat strategis

dengan maksud mengontrol barang-barang yang lewat di depannya. (Wahyono 2010, hal

: 60).
6. Mobile Barcode Scanner

Gambar 2.12 Mobile Scanner in Smartphone


( Sumber: www.smartmobilefactory.com)

Barcode scanner model ini merupakan scanner yang built-in pada perangkat

mobile (pada awalnya untuk PDA).Tetapi pada perkembangannya, scanner model ini

juga dipasang untuk beberapa merek handphone.

7. Barcode Reader

Barcode reader/scanner adalah perangkat untuk membaca kode-kode garis visual

barcode. Hanya dengan menyapukan segaris sinar laser, ia dengan cepat membaca

fragmen terang gelap pada barcode yang tercetak di kertas dengan sangat cepat dan

akurat. Pada perkembangan selanjutnya, sinar laser yang dipancarkan tidak hanya

sebentuk garis saja tapi berupa kombinasi pola yang rumit sehingga mampu membaca

barcode dari sudut manapun.


Gambar 2.13 Barcode Reader
(Sumber:http://www.keyence.co.id)

Ada beberapa standar verifikasi untuk barcode reader, antara lain: ANSI X3.182.

UPC Code yang digunakan di US ANSI/UCC5. merupakan standar Amerika ISO/IEC

15416 (barcode linear) dan ISO/IEC 15415 (2D bar codes) adalah standar Internasional

Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan dengan ISO/IEC 15416ISO 15426-1

(linear bar code verifier compliance standard) atau ISO 15426-2 (2d bar code verifier

compliance standard) Sebuah perangkat Barcode scanner genggam biasanya

menggunakan port serial. Sama seperti perangkat keyboard anda. Untuk menginstall

barcode reader tidak sulit. Sebagai perangkat plug and play, ia akan segera dikenali

sebagai sebuah hardware baru oleh MS Windows. Bila drivers nya belum tersedia pada

operating system komputer anda, anda tinggal memasukkan installation CD yang

diberikan oleh vendor hardware anda.


2.4.4 Jenis Barcode Reader

Terdapat setidaknya 4 jenis barcode reader yang umum dan tersedia di pasaran,

antara lain sebagai berikut:

1. Pen Type Readers atau Barcode Wands

Tipe ini memiliki photo diode yang berada disamping ujung pena. Untuk

membaca barcode, cukum menempatkan kode tersebut di ujung pena lalu digeser ke

semua bar secara stabil, lalu kemudian diode tersebut akan mengukur intensitas cahaya

yang dipantulkan dari sumber cahaya dan menghasilkan gelombang yang sesuai dengan

lebar dari bar serta spasi dalam kode tersebut. Sesudah itu barcode reader akan

mengirimkan gelombang ke decoder lalu kemudian menterjemahkannya dan

mengirimkannya ke komputer dalam format data yang sederhana.

2. Laser Barcode Scanner

Intinya tipe barcode reader ini cara kerjanya sama dengan tipe pena akan tetapi

barcode reader ini memakai sinar laser sebagai sumber cahayanya. Biasanya

menggunakan cermin prisma atau kaca bolak-balik untuk memindai laser yang melintasi

kode bar.

3. Camera Based Barcode Readers

Barcode scanner tipe ini berbasis kamera video kecil untuk dapat menangkap

gambar ke kode bar, kemudian memakai teknik pengolahan citra digital untuk dapat

memecahkan kode bar tersebut.


4. CCD Barcode Scanners

Barcode scanner tipe ini memakai aray sensor cahaya berbentuk kecil yang

berbaris sejajar pada ujung barcode scanner. Tegangannya berbentuk seperti gelombang

yang sesuai dengan bar dan ruang dari barcode yang dihasilkan dan dikirim ke komputer.

Perbedaan utama dari scanner barcode CCD dengan tipe scanner barcode pena dan

scanner laser barcode ialah bahwa barcode scanner CCD akan mengukur bentuk cahaya

yang dipancarkan dari kode bar sementara pena atau laser scanner barcode mengukur dari

pantulan cahaya dari frekuensi tertentu yang berasal dari scanner itu sendiri.

2.4.5 Manfaat Barcode

Ada beberapa manfaat dari adanya barcode, yaitu sebagai berikut:

1. Proses Input Data lebih cepat, hal ini karena barcode scanner dapat membaca

atau merekam data lebih cepat daripada melakukan proses input data secara

manual.

2. Proses Input Data lebih tepat, hal ini karena teknologi barcode memiliki

ketepatan yang tinggi dalam melakukan pencarian data.

3. Proses Input lebih akurat mencari data, hal ini karena teknologi barcode

memiliki akurasi serta ketelitian yang sangat tinggi.

4. Mengurangi Biaya, hal ini karena bisa mengindari kerugian dari kesalahan-

kesalahan pencatatan data, serta dapat mengurangi pekerjaan yang dilakukan

secara manual dan secara berulang-ulang.

5. Peningkatan Kinerja Manajemen, hal ini dikarenakan dengan data yang lebih

cepat, tepat serta akurat maka pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang pada akhirnya akan sangat

berpengaruh dalam menetapkan kebijakan perusahaan.

6. Kemampuan bersaing dengan perusahaan saingan atau kompetitor akan lebih

terjaga.

2.5 Pengertian Android

Android adalah sistem berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak

layar sentuh seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet (tablet computer).

Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari

Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara

resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance,

konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan

telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler.

Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.

Antarmuka pengguna Android umumnya berupa manipulasi langsung,

menggunakan gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan nyata, misalnya menggeser,

mengetuk, dan mencubit untuk memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual

untuk menulis teks. Selain perangkat layar sentuh, Google juga telah mengembangkan

Android TV untuk televisi, Android Auto untuk mobil, dan Android Wear untuk jam

tangan, masing-masingnya memiliki antarmuka pengguna yang berbeda. Varian Android

juga digunakan pada komputer jinjing, konsol permainan, kamera digital, dan peralatan

elektronik lainnya.
Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache, kode dengan sumber terbuka

dan lisensi perizinan pada android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi

secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan

pengembang aplikasi. Selain itu, android memiliki sejumlah besar komunitas

pengembang aplikasi yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam

versi kustomisasi bahasa pemrograman Java.

Pada bulan Oktober 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk

Android, dan sekitar 50 miliar aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi

utama Android. Sebuah survei pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android

adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71%

pengembang aplikasi bergerak. Di Google I/O 2014, Google melaporkan terdapat lebih

dari satu miliar pengguna aktif bulanan Android, meningkat dari 583 juta pada bulan

Juni 2013.

Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan

Android, menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak

digunakan di dunia, mengalahkan Symbian pada tahun 2010. Android juga menjadi

pilihan bagi perusahaan teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah,

bisa dikustomisasi, dan ringan untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus

mengembangkannya dari awal. Sifat Android yang terbuka juga telah mendorong

munculnya sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan kode

sumber terbuka sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan menambahkan fitur-

fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut atau mengoperasikan Android pada perangkat

yang secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain. Pada November 2013,
Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang dipimpin oleh produk-

produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013. Pada Juli 2013,

terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi. Keberhasilan sistem

operasi ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi paten "perang telepon pintar" antar

perusahaan-perusahaan teknologi. Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta perangkat

Android telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari

Google Play.

2.5.1 Sejarah Sistem Operasi Android

Telepon seluler menggunakan berbagai macam sistem operasi seperti Symbian

OS®, Microsoft’s Windows Mobile®, Mobile Linux®, iPhone OS® (berdasarkan Mac OS

X), Moblin® (dari Intel), dan berbagai macam sistem operasi lainnya. API yang tersedia

untuk mengembangkan aplikasi mobile terbatas dan oleh karena itulah Google mulai

mengembangkan dirinya. Platform Android menjanjikan keterbukaan, kemudahan untuk

menjangkau, source code yang terbuka, dan pengembangan framework yang high end.

Google membeli perusahaan Android Inc., yang merupakan sebuah perusahaan

kecil berbasis pengembangan perangkat lunak untuk ponsel, pada tahun 2005 untuk

memulai pengembangan pada platform Android. Tokoh utama pada Android Inc.

meliputi Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Pada tanggal 5

November 2007, kelompok pemimpin industri bersama-sama membentuk Open Handset

Alliance (OHA) yang diciptakan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat

mobile. OHA terdiri dari 34 anggota besar dan beberapa anggota yang terkemuka
diantaranya sebagai berikut: Sprint Nextel®, Tmobile ®, Motorola®, Samsung®, Sony

Ericsson®, Toshiba®, Vodafone®, Google, Intel® dan Texas Instruments.

Android SDK dirilis pertama kali pada 12 November 2007 dan para pengembang

memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik dari pengembangan SDK tersebut.

Pada bulan September 2008, T-Mobile memperkenalkan ketersediaan T-Mobile G1 yang

merupakan smart phone pertama berbasiskan platform Android. Beberapa hari kemudian,

Google merilis Android SDK 1.0. Google membuat source code dari platform Android

menjadi tersedia di bawah lisensi Apache’s open source.

Google merilis perangkat genggam (disebut Android Dev Phone 1) yang dapat

menjalankan aplikasi Android tanpa terikat oleh berbagai jaringan provider telepon

seluler pada akhir 2008. Tujuan dari perangkat ini adalah memungkinkan pengembang

untuk melakukan percobaan dengan perangkat sebenarnya yang dapat menjalankan

Android OS tanpa berbagai kontrak. Google juga merilis versi 1.1 dari sistem operasi

Android pada waktu yang tidak lama. Versi 1.1 dari Android tidak mendukung adanya

soft keyboards dan membutuhkan perangkat yang memiliki keyboard secara fisik.

Android menyelesaikan masalah ini dengan merilis versi 1.5 pada bulan April 2009

dengan sejumlah tambahan fitur seperti kemampuan perekaman media,widgets, dan live

folders.

Versi 1.6 dari Android OS dirilis pada bulan September 2009 dan hanya dalam

waktu satu bulan versi Android 2.0 dirilis dan membanjiri seluruh perangkat Android.

Versi ini memiliki kemampuan advanced search, text to speech, gestures, dan multi

touch. Android 2.0 memperkenalkan kemampuan untuk menggunakan HTML karena


didukung oleh HTML 5. Semakin banyak aplikasi berbasiskan Android setiap harinya

yang terdapat pada application store secara online atau dikenal sebagai Android Market.

Gambar 2.14 Gambar Sejarah Sistem Operasi Android

2.5.2 Pengembangan Android

Android adalah sebuah kumpulan perangkat lunak untuk perangkat mobile yang

mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi utama mobile. Android memiliki

empat karakteristik sebagai berikut:

1. Terbuka

Android dibangun untuk benar-benar terbuka sehingga sebuahaplikasi dapat

memanggil salah satu fungsi inti ponsel seperti membuatpanggilan, mengirim pesan teks,

menggunakan kamera, dan lain-lain. Androidmenggunakan sebuah mesin virtual yang

dirancang khusus untukmengoptimalkan sumber daya memori dan perangkat keras yang

terdapat didalam perangkat. Android merupakan open source, dapat secara

bebasdiperluas untuk memasukkan teknologi baru yang lebih maju pada saatteknologi

tersebut muncul. Platform ini akan terus berkembang untuk membangun aplikasi mobile

yang inovatif.
2. Semua Aplikasi Dibuat Sama

Android tidak memberikan perbedaan terhadap aplikasi utama dari telepon dan

aplikasi pihak ketiga (third-party application). Semua aplikasi dapat dibangun untuk

memiliki akses yang sama terhadap kemampuan sebuah telepon dalam menyediakan

layanan dan aplikasi yang luas terhadap para pengguna.

3. Memecahkan Hambatan Pada Aplikasi

Android memecah hambatan untuk membangun aplikasi yang baru dan inovatif.

Misalnya, pengembang dapat menggabungkan informasi yang diperoleh dari web dengan

data pada ponsel seseorang seperti kontak pengguna, kalender, atau lokasi geografis.

4. Pengembangan Aplikasi Yang Cepat Dan Mudah

Android menyediakan akses yang sangat luas kepada pengguna untuk

menggunakan library yang diperlukan dan tools yang dapat digunakan untuk membangun

aplikasi yang semakin baik. Android memiliki sekumpulan tools yang dapat digunakan

sehingga membantu para pengembang dalam meningkatkan produktivitas pada saat

membangun aplikasi yang dibuat. (Sumber : http://www.android.com/about/ )

Google Inc. sepenuhnya membangun Android dan menjadikannya bersifat

terbuka (open source) sehingga para pengembang dapat menggunakan Android tanpa

mengeluarkan biaya untuk lisensi dari Google dan dapat membangun Android tanpa

adanya batasan-batasan. Android Software Development Kit (SDK) menyediakan alat dan

Application Programming Interface (API) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan

aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java.


Android, Inc. didirikan di Palo Alto, California, pada bulan Oktober 2003 oleh

Andy Rubin (pendiri Danger), Rich Miner (pendiri Wildfire Communications, Inc.), Nick

Sears (mantan VP T-Mobile), dan Chris White (kepala desain dan pengembangan

antarmuka WebTV) untuk mengembangkan "perangkat seluler pintar yang lebih sadar

akan lokasi dan preferensi penggunanya". Tujuan awal pengembangan Android adalah

untuk mengembangkan sebuah sistem operasi canggih yang diperuntukkan bagi kamera

digital, namun kemudian disadari bahwa pasar untuk perangkat tersebut tidak cukup

besar, dan pengembangan Android lalu dialihkan bagi pasar telepon pintar untuk

menyaingi Symbian dan Windows Mobile (iPhone Apple belum dirilis pada saat itu).

Meskipun para pengembang Android adalah pakar-pakar teknologi yang berpengalaman,

Android Inc. Dioperasikan secara diam-diam, hanya diungkapkan bahwa para

pengembang sedang menciptakan sebuah perangkat lunak yang diperuntukkan bagi

telepon seluler. Masih pada tahun yang sama, Rubin kehabisan uang. Steve Perlman,

seorang teman dekat Rubin, meminjaminya $10.000 tunai dan menolak tawaran saham di

perusahaan.

Google mengakuisisi Android Inc. pada tanggal 17 Agustus 2005, menjadikannya

sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Google. Pendiri Android Inc.

seperti Rubin, Miner dan White tetap bekerja di perusahaan setelah diakuisisi oleh

Google.Setelah itu, tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan Android Inc.,

namun banyak anggapan yang menyatakan bahwa Google berencana untuk memasuki

pasar telepon seluler dengan tindakannya ini. Di Google, tim yang dipimpin oleh Rubin

mulai mengembangkan platform perangkat seluler dengan menggunakan kernel Linux.

Google memasarkan platform tersebut kepada produsen perangkat seluler dan operator

nirkabel, dengan janji bahwa mereka menyediakan sistem yang fleksibel dan bisa
diperbarui. Google telah memilih beberapa mitra perusahaan perangkat lunak dan

perangkat keras, serta mengisyaratkan kepada operator seluler bahwa kerja sama ini

terbuka bagi siapapun yang ingin berpartisipasi.

Spekulasi tentang niat Google untuk memasuki pasar komunikasi seluler terus

berkembang hingga bulan Desember 2006. BBC dan Wall Street Journal melaporkan

bahwa Google sedang bekerja keras untuk menyertakan aplikasi dan mesin pencarinya di

perangkat seluler. Berbagai media cetak dan media daring mengabarkan bahwa Google

sedang mengembangkan perangkat seluler dengan merek Google. Beberapa di antaranya

berspekulasi bahwa Google telah menentukan spesifikasi teknisnya, termasuk produsen

telepon seluler dan operator jaringan. Pada bulan Desember 2007, InformationWeek

melaporkan bahwa Google telah mengajukan beberapa aplikasi paten di bidang telepon

seluler. Pada tanggal 5 November 2007, Open Handset Alliance (OHA) didirikan. OHA

adalah konsorsium dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Google, produsen

perangkat seluler seperti HTC, Sony dan Samsung, operator nirkabel seperti Sprint Nextel

dan T-Mobile, serta produsen chipset seperti Qualcomm dan Texas Instruments. OHA

sendiri bertujuan untuk mengembangkan standar terbuka bagi perangkat seluler. Saat itu,

Android diresmikan sebagai produk pertamanya; sebuah platform perangkat seluler yang

menggunakan kernel Linux versi 2.6. Telepon seluler komersial pertama yang

menggunakan sistem operasi Android adalah HTC Dream, yang diluncurkan pada 22

Oktober 2008.

Pada tahun 2010, Google merilis seri Nexus; perangkat telepon pintar dan tablet

dengan sistem operasi Android yang diproduksi oleh mitra produsen telepon seluler

seperti HTC, LG, dan Samsung. HTC bekerja sama dengan Google dalam merilis produk
telepon pintar Nexus pertama, yakni Nexus One. Seri ini telah diperbarui dengan

perangkat yang lebih baru, misalnya telepon pintar Nexus 4 dan tablet Nexus 10 yang

diproduksi oleh LG dan Samsung. Pada 15 Oktober 2014, Google mengumumkan Nexus

6 dan Nexus 9 yang diproduksi oleh Motorola dan HTC. Pada 13 Maret 2013, Larry Page

mengumumkan dalam postingan blognya bahwa Andy Rubin telah pindah dari divisi

Android untuk mengerjakan proyek-proyek baru di Google. Ia digantikan oleh Sundar

Pichai, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi Google Chrome, yang

mengembangkan Chrome OS.

Android dikembangkan secara pribadi oleh Google sampai perubahan terbaru dan

pembaruan siap untuk dirilis, dan informasi mengenai kode sumber juga mulai

diungkapkan kepada publik. Kode sumber ini hanya akan berjalan tanpa modifikasi pada

perangkat tertentu, biasanya pada seri Nexus. Ada binari tersendiri yang disediakan oleh

produsen agar Android bisa beroperasi. Logo Android yang berwarna hijau awalnya

dirancang untuk Google pada tahun 2007 oleh desainer grafis Irina Blok. Tim desain

ditugaskan dengan sebuah proyek untuk membuat sebuah ikon universal yang mudah

dikenali dengan menyertakan ikon robot secara spesifik dalam desain akhir. Setelah

sejumlah perkembangan desain yang didasarkan pada tema-tema fiksi ilmiah dan film

luar angkasa, tim akhirnya mendapat inspirasi dari simbol manusia yang terdapat di pintu

toilet, dan memodifikasi bentuknya menjadi bentuk robot. Karena Android adalah

perangkat lunak sumber terbuka, disepakati bahwa logo tersebut juga harus terbuka, dan

sejak diluncurkan, logo hijau tersebut telah didesain ulang kembali dalam berbagai variasi

yang tak terhitung jumlahnya.


2.5.3 Versi Sistem Operasi Android

Sejak tahun 2008, Android secara bertahap telah melakukan sejumlah pembaruan

untuk meningkatkan kinerja sistem operasi, menambahkan fitur baru, dan memperbaiki

bug yang terdapat pada versi sebelumnya. Setiap versi utama yang dirilis dinamakan

secara alfabetis berdasarkan nama-nama makanan pencuci mulut atau camilan bergula.

Android ini juga mempunyai berbagai versi dari awal mula terbentuknya Android

sampai sekarang, berikut daftar nama versi android dari awal :

1. Apple Pie / Alpha v1.0

Untuk OS pertama yang dimiliki oleh Android adlah Apple Pie, OS ini dirilis pada

tanggal 23 September 2008.

2. Banana Bread v1.1

Dan untuk OS Android yang selanjutnya adalah Banana Bread yang dirilis pada

bulan Februari 2009 yang digunakan oleh Smartphone pengadopsi Android, HTC dengan

merk Dream.

3. CupCake v1.5

Untuk OS yang selanjutnya adalah Cupcake, nah mulai dari sini versi Android

CupCake mulai menunjukkan kecanggihannya sebagai Sistem Operasi Android, dan ini

kali pertama Google menjadikan nama makanan.


4. Donut v1.6

Versi Donut ini dirilis pada bulan September 2009, di versi ini Google mulai

memperbaiki Bug yang membuat Android ini lebih sempurna ditambah lagi dengan fitur

nafigasi turn-by-turn.

5. Eclair v2.0-2.1

Dirilis pada Oktober 2009 diversi 2.0 dengan nama Echair yang menjadi awal

diaplikasikan Bluetooth 2.1 di Android. Setelah versi 2.0 diupdate lagi ke versi 2.1 yang

mendapat fitur tambahan multi-touch, Live Wallpaper dan juga Blitz kamera.

6. Froyo/Forzen Yogurt v2.2

Pada bulan Mei 2010 Paduan antara Google Chroome dengan Android mulai

nampak dengan ditambahkanya script Chroome dengan upaya untuk meningkatkan

kecepatan kinerja. Forzen Yogurt sendiri yakni memiliki makna Yogurt yang dibekukan,

jadi seperti Ice Cream.

7. Gingerbread v2.3

Bulan Desember 2010 seiring dirilisnya Gingerbread, Android kedatangan salah

satu merk Platform raksasa Smartphone yakni Samsung yang meluncurkan Samsung

Nexus. Di android versi 2.3 ini Google menambahkan fitur baru yakni NFC, internet

Calling, Download Manager.


8. Honeycomb v3.0-3.2

Lanjutan dari Huruf berabjad H adalah Honeycomb yang dirilis pada Februari

2014 , untuk versi ini Android diperuntukkan dan spesialis Tablet dimana era Tablet

sedang menjadi-jadi di tahun ini, Update tak hanya di versi 3.0 saja namun juga

dilanjutkan ke versi 3.1 dan 3.2.

9. Ice Cream Sandwich v4.0

Revormasi Android mulai terlihat dengan adanya Ice Cream Sandwich dimana

OS versi ini mulai bekerja disemua jenis platform dan smartphone seperti tablet , fiturnya

juga menjadi bertambah diantaranya adalah ekstra multitasking dan notifikasi yang lebih

banyak.

10. Jelly bean v4.1.2

Android versi Jelly Bean ini dirilis pada 27 Juni 2014 lewat konferensi I/O

Google. Jelly Bean menjadi versi Android yang juga banyak mendapatkan update,

tercatat 2 kali sudah update dilakukan di Jelly Bean yakni versi 4.1.2 dimana perbedaan

dibanding versi sebelumnya adalah segi User Interface yang lebih elegan seta

penambahan fitur Google Search.

11. KitKat v4.4.2

Android Versi KitKat ini paling banyak dipakai pada smartphone masa kini.

Android 4.4 KitKat pada dasarnya adalah versi update (pembaruan) dari Android versi

4.3 Jelly Bean. Dengan begitu, di dalam sistem operasi Android KitKat pastinya sudah
terdapat sejumlah pembaruan dan penyempurnaan dari sistem operasi Android generasi

sebelumnya.

12. Lolipop v5.0

Android Lolipop adalah Android versi terbaru yang diluncurkan Google pada

tahun 2014. Versi Lollipop ini pertama kali ditanamkan di Smartphone Google Nexus 6.

13. Marsmelow v6.0

Rilis Terbaru Android 6.0 Bernama Marshmallow | Pasti sobat sudah pada tahu

nih OS Smartphone terlaris jaman ini selalu menghadirkan nama nama unik setiap versi

yang dirilisnya untuk versi lengkap dari awal sudah pernah saya bahas di Urutan Nama

Nama Versi Android Dari Banyak yang mengira bahwa versi android seteleah versi 5.0

Lollipop adalah Milkshake, namun google membantah akan dugaan itu. Google secara

resmi mengeluarkan Android versi 6.0 yang diberi nama Marshmallow. Selain itu

Android Marshmallow juga akan menambah fitur fitur terbarunya.

14. Nougat v7.0

Nougat adalah versi Android termutakhir yang baru diperkenalkan pada ajang

kumpul developer Google I/O, pertengahan 2016 ini. Beberapa lama setelahnya, Google

menghadirkan Nougat secara resmi untuk publik.Pembaruan paling mendasar pada versi

Nougat adalah kehadiran Google Assistant yang menggantikan Google Now. Asisten

digital tersebut lebih bisa diandalkan untuk menjalankan berbagai fungsi. Fitur-fitur baru

lainnya mencakup layar split-screen saat dipakai multitasking, serta fitur Doze yang telah

dikenalkan di versi Android Marshmallow namun telah ditingkatkan. Android Nougat

juga memiliki dukungan terhadap platform virtual reality terbaru Google.


15. Oreo v8.0

untuk pengguna android sekarang lagi booming booming nya nih tentang OS

terbarunya, ya itu adalah OS android versi 8.0 atau yang sering juga disebut sebagai

Android O atau Android Oreo. Versi android ini resmi diperkenalkan ole Google pada

tanggal 22 Agustus 2017 yang lalu dan juga sudah secara resmi bisa diluncurkan langsung

ke lapangan, tapi sebelum versi android ini diresmikan oleh google, nama “Oreo” sendiri

sudah terendus sejak Android O pertama kali diperkenalkan di ajang Google I/O 2017

pada Mei 2017 lalu.

2.5.4 Fitur Sistem Operasi Android

Sistem operasi Android memiliki fitur-fitur sebagai berikut :

1. Kerangka Kerja Aplikasi (application framework)

Digunakan untuk menulis aplikasi di Android sehingga memungkinkan

penggunaan kembali dan penggantian komponen. Kerangka kerja ini didukung oleh

berbagai open source libraries seperti openssl, sqlite,dan libc serta didukung oleh libraries

utama Android. Kerangka kerja sistem operasi Android didasarkan pada UNIX file

system permission yang menjamin bahwa aplikasi-aplikasi tersebut hanya memiliki

kemampuan yang diberikan oleh pemilik ponsel pada waktu penginstalan.

2. Dalvik Virtual Machine (DVM)

Dalvik Virtual Machine (DVM) adalah sebuah mesin virtual yang menggunakan

memori yang sangat rendah dan secara khusus dirancang untuk Android untuk dijalankan

pada embedded system. DVM bekerja dengan baik pada situasi dengan tenaga yang
rendah dan mengoptimalkan perangkat mobile. DVM juga mengatur atribut dari Central

Processing Unit (CPU) serta membuat sebuah format file yang spesial (.DEX) yang

dibuat selama build time post processing. DVM mengambil file yang dihasilkan oleh

class Java dan menggabungkannya ke dalam satu atau lebih Dalvik Executable (.dex).

DVM dapat menggunakan kembali salinan informasi dari beberapa class file dan secara

efektif mengurangi kebutuhan penyimpanan oleh setengah dari Java Archive (.jar) file

tradisional. Konversi antara kelas Java dan format (.dex) dilakukan dengan memasukkan

“dx tool”. DVM menggunakan assembly-code yang berbeda dimana DVM menggunakan

register sebagai unit utama dari penyimpanan data dari pada menggunakan stack. Hasil

akhir dari executable-code pada Android, merupakan hasil dari DVM yang didasarkan

bukan pada Java byte-code melainkan pada file (.dex). Hal ini berarti bahwa Java byte-

code tidak dieksekusi secara langsung melainkan dimulai dari Java classfile terlebih

dahulu dan kemudian mengkonversikannya ke dalam file (.dex) yang berhubungan.

A. Browser yang terintegrasi

B. Grafik yang teroptimasi

C. SQLite

D. Dukungan media untuk suara, video dan format

E. GSM Telephony (bergantung dari perangkat keras yang digunakan)

F. Bluetooth, Enhanced Data rates for GSM Evolution (EDGE), 3rd Generation

(3G), dan WiFi™ (bergantung dari perangkat keras yang digunakan)

G. Kamera, Global Postioning System (GPS), kompas dan accelerometer

(bergantung dari perangkat keras yang digunakan).

H. Lingkungan pengembangan yang lengkap, seperti emulator, peralatan untuk

debugging, memori dan performance profiling, serta plug-in untuk Eclipse IDE.
(Sumber : http://www.scribd.com/doc/7577184/Android)

Android bagi komunitas sumber terbuka (open source) Android memiliki

berbagai keunggulan sebagai software yang memakai basis kode komputer yang bisa di

distribusikan secara terbuka (open source) sehingga pengguna bisa membuat aplikasi baru

di dalamnya. Android memiliki aplikasi native Google yang terintegrasi seperti pushmail

Gmail, Google Maps dan Google Calendar.

Para penggemar open source kemudian membangun yang membangun dan

berbagi Android berbasis firmware dan sejumlah penyesuaian dan fiur-fitur tambahan

seperti FLAC lossless audio dan kemampuan untuk menyimpan download aplikasi pada

microSD card. Mereka sering memperbaharui paket-paket firmware dan menggabungkan

elemen-elemen fungsi Android yang belum resmi diluncurkan dalam suatu carrier-

sanction firmware.

2.5.5 Arsitektur Sistem Operasi Android

Sistem Operasi Android memiliki komponen utama sebagai berikut :

1. Aplikasi

Android berisi sekumpulan aplikasi utama seperti : email client, program Short

Message Service (SMS), kalender, peta, browser, daftar kontak, dan lain-lain. Semua

aplikasi ditulis dengan menggunakan bahasa pemgrograman Java.


2. Kerangka Kerja Aplikasi

Kerangka kerja aplikasi yang ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman

Java merupakan peralatan yang digunakan oleh semua aplikasi, baik aplikasi bawaan dari

ponsel seperti daftar kontak, dan kotak SMS, maupun aplikasi yang ditulis oleh Google

ataupun pengembang Android. Android menawarkan para pengembang kemampuan

untuk membangun aplikasi yang inovatif. Pengembang bebas untuk mengambil

keuntungan dari perangkat keras, akses lokasi informasi, menjalankan background

services, mengatur alarm, menambahkan peringatan ke status bar, dan masih banyak lagi.

Pengembang memiliki akses yang penuh ke dalam kerangka kerja API yang sama yang

digunakan oleh aplikasi utama. Pada dasarnya, kerangka kerja aplikasi memiliki beberapa

komponen sebagai berikut:

a. Activity Manager

Mengatur siklus dari aplikasi dan menyediakan navigasi backstack untuk aplikasi

yang berjalan pada proses yang berbeda.

b. Package Manager

Untuk melacak aplikasi yang di-instal pada perangkat.

c. Windows Manager

Merupakan abstraksi dari bahasa pemrograman Java pada bagian atas dari level

services (pada level yang lebih rendah) yang disediakan oleh Surface Manager.

d. Telephony Manager

Berisi sekumpulan API yang diperlukan untuk memanggil aplikasi.


e. Content Providers

Digunakan untuk memungkinkan aplikasi mengakses data dari aplikasi lain

(seperti contacts) atau untuk membagikan data mereka sendiri.

f. Resource Manager

Digunakan untuk menagkses sumber daya yang bersifat bukan code seperti string

lokal, bitmap, deskripsi dari layout file dan bagian eksternal lain dari aplikasi.

g. View System

Digunakan untuk mengambil sekumpulan button, list, grid, dan text box yang

digunakan di dalam antarmuka pengguna.

h. Notification Manager

Digunakan untuk mengatur tampilan peringatan dan fungsi-fungsi lain.

3. Libraries

Android memiliki sekumpulan library C/C++ yang digunakan oleh berbagai

komponen dalam sistem Android. Kemampuan-kemampuan ini dilihat oleh para

pengembang melalui kerangka kerja aplikasi. Beberapa dari library utama dijelaskan

sebagai berikut:

a. System C Library

Merupakan implementasi turunan dari standar system library C (libc) yang diatur

untuk peralatan berbasis embedded Linux.


b. Media Libraries

Disediakan oleh PacketVideo (salah satu anggota dari OHA) yang memberikan

library untuk memutar ulang dan menyimpan format suara dan video, serta static image

file seperti MPEG4, MP3, AAC, AMR, JPG, and PNG.

c. Surface Manager

Mengatur akses ke dalam subsistem tampilan dan susunan grafis layer 2D dan 3D

secara mulus dari beberapa aplikasi dan menyusun permukaan gambar yang berbeda pada

layar ponsel.

d. LibWebCore

Merupakan web browser modern yang menjadi kekuatan bagi browser Android

dan sebuah embeddable web view.

e. Scalable Graphics Library (SGL)

SGL mendasari mesin grafis 2D dan bekerja bersama-sama dengan lapisan pada

level yang lebih tinggi dari kerangka kerja (seperti Windows Manager dan Surface

Manager) untuk mengimplementasikan keseluruhan graphics pipeline dari Android.

f. 3D Libraries

Implementasi yang didasarkan pada OpenGL ES 1.0 APIs dimana library

menggunakan baik akselerasi perangkat keras 3D (jika tersedia) ataupun yang disertakan,

dengan rasterisasi perangkat lunak 3D yang sangat optimal.


g. FreeType Library

Digunakan untuk menghaluskan semua tulisan bitmap dan vektor.

h. SQLite

Merupakan relational database yang kuat dan ringan serta tersedia untuk semua

aplikasi.

4. Android Runtime

Merupakan lokasi dimana komponen utama dari DVM ditempatkan. DVM

dirancang secara khusus untuk Android pada saat dijalankan pada lingkungan yang

terbatas, dimana baterai yang terbatas, CPU, memori, dan penyimpanan data menjadi

fokus utama. Android memiliki sebuah tool yang terintegrasi yaitu “dx” yang

mengkonversi generated byte code dari (.JAR) ke dalam file (.DEX) sehingga byte code

menjadi lebih efisien untuk dijalankan pada prosesor yang kecil. Hal ini memungkinkan

untuk memiliki beberapa jenis dari DVM berjalan pada suatu peralatan tunggal pada

waktu yang sama. Core libraries ditulis dalam bahasa Java dan berisi kumpulan class,

I/O dan peralatan lain.

5. Linux Kernel

Arsitektur Android berdasarkan pada Linux 2.6 kernel yang dapat digunakan

untuk mengatur keamanan, manajemen memori, manajemen proses, network stack, dan

driver model. Kernel juga bertindak sebagai lapisan abstrak antara perangkat keras dan

seluruh software stack. Diagram di bawah ini menunjukkan komponen utama dari sistem

operasi Android:
Gambar 2.15 Komponen Utama Sistem Operasi Android
(Sumber : http://developer.android.com/guide/basics/what-is-android.html)

2.5.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Android

Kelebihan Android :

1. User Friendly, yang dimaksudkan disini adalah sistem Android sangat

mudah untuk dijalankan. Sama halnya pada sistem operasi Windows yang

ada pada komputer. Bagi anda yang belum terlalu terbiasa dengan

smartphone, anda hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk bisa

mempelajari sistem Android.

2. Anda akan sangat mudah mendapat beragam notifikasi dari smartphone

anda . Untuk mendapatkannya, anda bisa mengatur beberapa akun yang

anda miliki seperti SMS, Email, Voice Dial, dan lainnya.

3. Keunggulan lainnya terdapat dari segi tampilan sistem Android yang

menarik dan tidak kalah baiknya dengan iOS (Apple). Hal ini dikarenakan
dari awal, Android memang mengusung konsep dan teknologi iOS hanya

saja Android merupakan versi murah dari iOS.

4. Sistem operasi ini memang memiliki konsep open source yang mana

pengguna dapat bebas mengembangkan sistem android versi milikinya

sendiri. Sehingga akan banyak sekali Custom ROM yang bisa anda

gunakan.

5. Tersedia beragam pilihan aplikasi menarik, bahkan hingga jutaan aplikasi.

Dari mulai aplikasi gratis hingga aplikasi berbayar. Anda dapat

mendownloadnya langsung di Google Playstore yang tersedia pada

smartphone anda.

Kekurangan Android :

1. Update system yang kurang efektif. Sistem Android memang seringkali

mengalami peningkatan versi yang ditawarkan kepada penggunanya.

Namun untuk mengupdate system Android ini bukanlah hal yang mudah.

Anda diharuskan untuk menunggu masing-masing vendor merilis resmi

update terbaru dari sistem android tersebut. Dan bagi beberapa pengguna,

hal ini kurang begitu menyenangkan.

2. Baterai yang cepat habis, mungkin hal ini sering dialami oleh pengguna

sistem Android saat ini. Apalagi jika anda sering menyalakan paket data

serta menggunakan widget dan aplikasi yang berjalan terlalu berlebihan

sehingga menyebabkan daya baterai berkurang dengan cepat. Untuk


mengatasi hal tersebut, anda bisa mengurangi aktivitas yang ada pada

smartphone anda.

3. Sering mengalami lemot atau lag, hal ini biasanya berkaitan dengan

spesifikasi dari masing-masing perangkat seluler. Namun meskipun

begitu, jika sistem android memang tidak bersahabat dengan aplikasi-

aplikasi yang anda miliki tentu saja akan berdampak pada leletnya

penggunaan smartphone anda. Hal ini dikaitkan dengan RAM atau

prosesor yang memang kurang memadai. Sehingga akan lebih baik jika

menyimpan aplikasi yang memang sesuai dengan smartphone yang anda

miliki.

2.6 Pengertian Android Studio

Android Studio adalah Lingkungan Pengembangan Terpadu – Integrated

Development Environment (IDE) untuk pengembangan sistem operasi aplikasi Android,

berdasarkan IntelliJ IDEA (https://www.jetbrains.com/idea/). Yang dibangun diatas

perangkat lunak JetBrains IntelliJ IDEA dan didesain khusus untuk pengembangan

Android. IDE ini merupakan pengganti dari Eclipse Android Development Tools (ADT)

yang sebelumnya merupakan IDE utama untuk pengembangan aplikasi android.

Selain merupakan editor kode IntelliJ dan alat pengembang yang berdaya guna,

Android Studio menawarkan fitur lebih banyak untuk meningkatkan produktivitas saat

membuat aplikasi Android, misalnya :


1. Sistem versi berbasis Gradle yang fleksibel.

2. Emulator yang cepat dan kaya fitur

3. Lingkungan yang menyatu untuk pengembangan bagi semua perangkat

Android.

4. Instant Run untuk mendorong perubahan ke aplikasi yang berjalan tanpa

membuat APK baru.

5. Template kode dan integrasi GitHub untuk membuat �tur aplikasi yang

sama dan mengimpor kode contoh.

6. Alat pengujian dan kerangka kerja yang ekstensif.

7. Alat Lint untuk meningkatkan kinerja, kegunaan, kompatibilitas versi, dan

masalahmasalah lain.

8. Dukungan C++ dan NDK.

9. Dukungan bawaan untuk Google Cloud Platform.

2.6.1 Fitur-Fitur Yang Tersedia

Android studio sendiri pertama kali diumumkan di Google I/O conference pada

tanggal 16 Mei 2013. Ini merupakan tahap preview dari versi 0.1 pada Mei 2013, dan

memasuki tahap beta sejak versi 0.8 dan mulai dirilis pada Juni 2014. Versi rilis stabil

yang pertama di rilis pada Desember 2014, mulai sejak versi 1.0. Sedangkan versi stabil

yang sekarang adalah versi 3.13 yang dirilis pada Juni 2018.

Didukungnya Google Cloud Platform, sehingga memungkinkan berintegrasi

dengan Google Cloud Messaing dan App Engine mendukung pengembangan berbasis

Gradle Refactoring yang cepat serta perbaikan yang lebih spesifik. Lint Tools untuk
meningkatkan kinerja, kegunaan, dan kompatibilatas versi dan masalah lainnya. Integrasi

ProGuard dan kemampuan. Tersedianya beberapa template untuk menciptakan desain

Android. Layout Editor yang kaya akan fungsi, sehingg memungkinkan pengguna tinggal

meng-drag and drop komponen yang tersedia. Sudah mendukung pembuatan aplikasi

Android Wear tersedianya Emulator Android untuk digunakan sebagai Testing dan

Debug.

Fitur Fitur yang tersedia saat ini dalam stable version :

1. Dukungan Gradle-based build

2. Android-specific refactoring dan perbaikan cepat

3. Lint tools untuk menangkap kinerja, kegunaan, kompatibilitas versi, dan masalah

lainnya

4. Integrasi Proguard dan kemampuan penananda tanganan aplikasi

5. Template-based wizards untuk membuat template design umum seperti drawer

atau empty activity

6. Mendukung untuk pengembangan aplikasi Android Wear.

7. Editor tata letak yang memungkinkan pengguna untuk menyeret dan menjatuhkan

(drag-and-drop) komponen UI, opsi untuk melihat tata letak pada beberapa

konfigurasi layar

8. Dukungan bawaan untuk Google Cloud Platform, memungkinkan integrasi

dengan Firebase Cloud Messaging (‘Perpesanan Google Cloud’ Sebelumnya) dan

Google App Engine

9. Android Virtual Device (Emulator) untuk menjalankan dan men-debug aplikasi

di studio Android.
2.6.2 Anotasi Di Android Studio

Android Studio mendukung anotasi untuk variabel, parameter, dan

mengembalikan nilai untuk membantu Anda menangkap bug, misalnya pengecualian

pointer nol dan konfik tipe sumber daya. Android SDK Manager memaketkan

perpustakaan di Android Support Repository untuk digunakan dengan Android Studio.

Android Studio akan memvalidasi anotasi yang dikonfigurasi selama pemeriksaan kode.

Memperbaiki Pemeriksaan kode dengan Anotasi Penggunaan alat pemeriksaan

kode seperti Lint dapat membantu menemukan masalah dan memperbaiki kode, namun

alat pemeriksaan hanya dapat menyimpulkan sejauh itu. ID sumber daya Android,

contohnya menggunakan Lint untuk mengidentifikasi string, grafik, warna, dan tipe

sumber daya lainnya sehingga alat pemeriksaan tidak dapat membedakan kapan telah

menetapkan sumber daya string apabila seharusnya telah menetapkan warna. Situasi ini

berarti bahwa aplikasi mungkin salah merender atau sama sekali gagal berjalan, bahkan

jika menggunakan pemeriksaan kode.

Anotasi memungkinkan untuk menyediakan petunjuk untuk alat pemeriksaan

kode seperti Lint, guna membantu mendeteksi masalah kode yang lebih samar. Anotasi

ditambahkan sebagai tag metadata yang dilampirkan ke variabel, parameter, dan nilai

kembalian untuk memeriksa nilai kembalian metode, meneruskan parameter, variabel

lokal, dan bidang. Saat digunakan dengan alat pemeriksaan kode, anotasi dapat membantu

dalam mendeteksi masalah, seperti pengecualian pointer kosong dan konflik tipe sumber

daya.
2.6.3 User Interfacer (antarmuka pengguna)

Toolbar dapat memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai jenis

tindikan, termasuk mejalankan aplikasi dan mendebug. Navigation Bar dapat membantu

pengguna menavigasi di antara proyek dan file yang dibuka untuk pengeditan. Layout

Editor merupakan tempat kerja sobat untuk membuat dan mengubah kode. Layout Bar

mampu memberikan pengguna untuk mengakses tugas-tugas yang spesifik seperti

pengelolaan proyek, penelusuran, kontrol versi, dan banyak lagi. Status Bar ini

menampilkan status proyek pengguna dan IDE itu sendiri, serta setiap peringatan atau

pesan.

Keunggulan dari User Interface ini ialah pengguna dapat menata jendela utama

sehingga dapat memberikan ruang layar yang lebih luas dengan menyembunyikan atau

memindahkan tata letak dari bar-bar yang ada. Selain itu pengguna juga dapat

menggunakan pintasan keyboard untuk mengaksesnya. Android Studio sendiri

menggunakan Gradle sebagai landasan sistem versinya, dengan menyediakan Android

Plugin for Gradle sehingga kemampuan Android lebih spesifik. Berikut fitur-fitur yang

dapat digunakan dalam Gradle System: Menyesuaikan, mengkonfigurasi, dan

memperluas proses pengembangan. Membuat file APK untuk aplikasi Android.

Menggunakan kode dan sumber daya pada seluruh rangkaian sumber. Dengan

menerapkannya fleksibilitas dari Gradle, pengguna dapat mencapai hasil yang sempurna

tanpa mengubah file sumber inti aplikasi. File versi Android Studio ini diberi nama

build.gradle. File ini yakni teks biasa yang menggunakan Groovy untuk mengkonfigurasi

versi dengan elemen yang disediakan oleh Plugin Android untuk Gradle.
Android Studio juga membantu pengguna dalam melakukan proses debugging

dan meningkatkan kinerja kode termasuk Debug Tool Inline dan Performance Analysis.

Dengan menggunakan Debug Tool Inline ini berfungsi untuk meningkatkan langkah-

langkah kode pengguna dalam tampilan debugger dengan verifikasi inline dari nilai

referensi, ekspresi, dan variabel. Informasi Debug Tool Inline meliputi: nilai variabel

inline objek perujuk objek terpilih nilai yang dikembalikan method (metode) Lambda dan

ekspresi operator nilai keterangan tools.

Anda mungkin juga menyukai