Anda di halaman 1dari 7

Edu Science ISSN : 2303-355X

Vol. 4, No. 2, Juli 2017


Hal : 1– 7

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR


MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI
DI KELAS VII SMP NEGERI 1 AEK NATAS
RAHMA MUTI’AH DAN NELA ANGGRAINI
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Labuhan Batu, Jalan SM Raja No 126 A, Aek Tapa, Rantauprapat
E-mail : r.muthea@yahoo.co.id

Diterima April 2017 dan Disetujui Juni 2017

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMP. Kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan
orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang
dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang
akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Hipotesis alternatif (Ha)
dalam penelitian ini adalah ada pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
pada siswa kelas VII SMP dan Hipotesis nihil (Ho) adalah tidak ada Pengaruh antara
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMP. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah kecerdasan emosional sedangkan Hasil belajar sebagai variable terikat.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Aek Natas yang seluruhnya
berjumlah 249 orang. Sampel penelitian adalah 71 siswa, menggunakan metode teknik random
sampling. Dalam pengumpulan data digunalan metode skala untuk kecerdasan emosional
berdasarkan teori Daniel Goleman yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan
(kerjasama) dengan orang lain; dan untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan Pretest dan
Postest. Nilai korelasi yang diperoleh pada analisis validitas instrumen dengan rumus korelasi
Product Moment dari Pearson berkisar antara 0,74 - 0,85. Berdasarkan pada taraf signifikan
0,05 diperoleh 20 item valid dan 5 item gugur dari 25 item yang ada pada skala kecerdasan
emosional. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh 0,818 dihitung dengan rumus Alpha
Cronbach. Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai uji t sebesar 7,33 dengan ttabel
0,203 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada Pengaruh
antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode
Diskusi di Kelas VII SMP NEGERI 1 Aek Natas di Desa Perkebunan Aek Pamingke Kec. Aek
Natas Kab. Labuhanbatu Utara Tahun Pelajaran 2015/2016.

Keyword; kecerdasan emosional, hasil belajar, metode diskusi

PENDAHULUAN akan didapat keterampilan, kecakapan dan


Pendidikan adalah suatu usaha atau pengetahuan baru.
kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, Belajar akan menyebabkan perubahan-
teratur dan berencana dengan maksud perubahan pada diri seseorang. Untuk
mengubah atau mengembangkan perilaku mengetahui seberapa jauh perubahan itu
yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga terjadi, perlu di lakukan penilaian. Begitu
formal merupakan sarana dalam rangka juga dengan seorang siswa yang mengikuti
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. pendidikan selalu diadakan pengukuran
Melalui sekolah, siswa belajar berbagai terhadap apa yang telah di peroleh.
macam hal,dalam pendidikan formal, belajar Pengukuran terhadap sejauh mana materi
menunjukan adanya perubahan yang yang telah diperoleh selama belajar ini lah
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir yang disebut sebagai Hasil belajar.

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 1


Edu Science ISSN : 2303-355X
Vol. 4, No. 2, Juli 2017
Hal : 1– 7

Proses belajar di sekolah adalah proses Siswa SMP sedang dalam masa
yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. pubertas dan cenderung mencari jati diri
Banyak orang yang berpendapat bahwa mereka menuju keremajaan, sehingga
untuk meraih prestasi yang tinggi dalam mudah terpengaruh oleh hal-hal yang
belajar seseorang harus memiliki negatif. Keadaan seseorang dimasa remaja
Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, masih labil dan belum mampu menunggu
karena inteligensi merupakan bekal saat yang tepat untuk mengungkap emosi
potensial yang akan memudahkan dalam dengan cara yang dapat diterima
belajar dan pada gilirannya akan masyarakat.
menghasilkan hasil belajar yang optimal. Belum memiliki kemampuan menilai
Kenyataannya, dalam proses belajar situasi secara kritis sebelum bereaksi
mengajar disekolah sering di temukan siswa secara emosional, cenderung memberi
yang tidak dapat meraih hasil belajar yang reaksi emosional yang tidak stabil, mudah
setara dengan kemampuan intelligence melampiaskan tekanan batinnya, serta
quotient ( IQ )-nya. Ada siswa yang belum memiliki kematangan emosi. Itulah
mempunyai kemampuan intelegence gambaran yang terjadi pada siswa SMP N 1
quotient ( IQ ) tinggi tetapi memperoleh Aek Natas pada kelas VII.
prestasi hasil belajar yang relatif rendah, Selain itu akibat dari kurangnya
namun ada siswa yang walaupun kecerdasan emosional yang dimiliki siswa
kemampuan intelegence quotient ( IQ ) menyebabkan banyaknya siswa yang
relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar melakukan pelanggaran seperti melanggar
yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf peraturan – peraturan sekolah, bolos
intelegence quotient ( IQ ) bukan merupakan sekolah, sering berbohong, kurang mampu
satu-satunya faktor yang menentukan menghargai dan menghormati orang lain,
keberhasilan seseorang, karena ada faktor termasuk kepada Bapak dan Ibu guru di
yang lain yang mempengaruhinya yaitu SMP N 1 Aek Natas.
kecerdasan emosional. Dari hasil Sedangkan dalam proses belajar
wawancara dengan salah satu guru matematika siswa lebih cenderung pasif,
matematika di SMP N 1 Aek Natas bahwa kurang mampu memotivasi diri sendiri untuk
hasil rata-rata ujian semester ganjil di SMP mengajukan pertanyaan seputar materi,
N 1 Aek Natas adalah 60,5. kurang mampu mengatasi suasana hati (
Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar mood ) sehingga dalam proses belajar siswa
matematika di SMP N 1 Aek Natas masih di kurang bersemangat menerima materi,
bawah KKM yaitu 65. Rendahnya nilai ujian siswa kurang mampu bekerja sama hal ini
ini menyebabkan rendahnya hasil belajar terlihat dari kurangnya kekompakan dalam
siswa SMP N 1 Aek Natas. Faktanya berdiskusi, dan membeda-bedakan teman.
ditemukan bahwa siswa masih belum Dari penjelasan diatas dapat
mempunyai kecerdasan emosional yang disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
tinggi. kurang memenuhi KKM. Faktor yang
Siswa masih tidak dapat menahan mempengaruhinya yaitu kecerdasan
emosi terhadap apa yang terjadi pada diri emosional yang dianggap masih kurang.
dan lingkungan sekitarnya, seperti ketika Secara umum kecerdasan terbagi menjadi
terjadi perdebatan atau kesalahpahaman, tiga bagian yaitu Intelegence Quetient (IQ),
masing-masing siswa masih sering Emotional Quetient (EQ), Spiritual Quetient
menggunakan kekerasan daripada (SQ).
musyawarah. Siswa yang sedang Ketiga kecerdasan tersebut saling
mengalami permasalahan batin seperti berkaitan satu sama lain , tetapi dalam
masalah dengan keluarga juga sering penelitian ini kecerdasan yang dipakai
dijumpai. adalah kecerdasan emosional atau
Masalah dalam keluarga tersebut Emotional Quetient saja. Keceredasan
membuat siswa terlarut dalam kesedihan emosional adalah kemampuan seseorang
menandakan bahwa siswa masih kurang memotivasi diri sendiri, mengola emosi , dan
mempunyai kecerdasan emosional dalam bekerja sama dengan orang lain.
hal mengolah emosi, sehingga hal tersebut Tujuan nya untuk memotivasi dan
menyebabkan konsentrasi belajar terganggu memberi stimulus agar siswa berfikir secara
dan berujung pada hasil belajar yang kurang dalam. Hal ini sangat cocok diterapkan agar
maksimal. setiap siswa mampu mengungkapkan ide-

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 2


Edu Science ISSN : 2303-355X
Vol. 4, No. 2, Juli 2017
Hal : 1– 7
idenya, dan juga mampu berinteraksi dan Belajar Matematika Siswa Menggunakan
membina hubungan dengan temannya Metode Diskusi di Kelas VII SMP NEGERI 1
Terutama di SMP N 1 Aek Natas yang terdiri Aek Natas di Desa Perkebunan Aek
dari berbagai suku, tingkat intelegen yang Pamingke Kec. Aek Natas Kab.
berbeda, dan juga masih kurang mempunyai Labuhanbatu Utara Tahun Pelajaran
kecerdasan emosional. 2015/2016.
Untuk mengatasi masalah diatas, perlu
dilakukan pengembangan kecerdasan METODOLOGI PENELITIAN
emosional siswa. Adapun pengembangan A. Tempat dan Waktu Penelitian
kecerdasan emosional dapat dilakukan Dalam penelitian ini penulis mengambil
dengan cara memanfaatkan berbagai lokasi Kelas X SMK Swasta Budi
metode belajar yang sesuai dengan tujuan Rantauprapat Tahun Ajaran 2011/2012.
pembelajaran. Dalam penelitian ini penulis Waktu penelitian akan dilaksanakan dari
menggunakan metode diskusi. bulan 03 Maret 2012 sampai dengan 03
Metode ini digunakan untuk April 2012.
mempermudah pengukuran hasil belajar B. Populasi dan Sampel
pada kelas VII, selama ini guru selalu Populasi dalam penelitian ini
menggunakan metode ceramah, dan kurang adalah seluruh siswa kelas X SMK Swasta
menggunakan metode diskusi sehingga Budi Rantauprapat Tahun Ajaran
siswa kurang termotivasi untuk membina 2011/2012. Dengan menggunakan teknik
hubungan dengan temannya dan random sampling dari 2 kelas X yang ada di
memahami situasi dan kondisi . Metode Kelas X SMK Swasta Budi Rantauprapat
diskusi adalah metode yang bagus Tahun Ajaran 2011/2012, maka diperoleh
2
diterapkan di lingkungan yang heterogen, kelas X yang berjumlah 31 siswa.
baik suku, IQ, EQ, sifat , watak, dll. C. Jenis penelitian
Diharapkan apabila siswa mempunyai Penelitian ini dikategorikan dalam
kecerdasan emosional yang tinggi, siswa penelitian deskripsi korelasi, yaitu penelitian
akan lebih mudah beradaptasi dengan yang mendeskripsikan adanya pengaruh
lingkungan sekitar, mampu menyaring antara variable kecerdasan emosional siswa
pergaulan yang bagus dengan yang dan kecemasan belajar matematika siswa.
seharusnya tidak diikuti, serta lebih mudah Kedua variable menggunakan angket dalam
menerima materi-materi yang disampaikan. pengumpulan data.
Berdasarkan data penelitian yang ada di D. Variabel Penelitian
internet oleh Witri ( 2004 ) menerangkan Pada penelitian ini melibatkan 2
bahwa ada hubungan antara kecerdasan buah variable yang masing-masing
emosional dengan prestasi belajar pada didefenisikan sebagai berikut:
siswa kelas II SMU Lab School Jakarta a. Variable bebas adalah kecerdasan
Timur. Hasil penelitian dari data analisis emosional (yang dinotasikan dengan
korelasi product moment menunjukkan X), yaitu skor yang menunjukkan
korelasi (r) sebesar 0,248 dengan p = 0,002, tingkat kecerdasan emosional siswa
hal ini menunjukkan adanya korelasi antara yang diukur dengan angket kecerdasan
kecerdasan emosional dengan prestasi emosional.
belajar dengan arah hubungan positif. b. Variabel terikat adalah kecemasan
Artinya, jika kecerdasan emosional tinggi, belajar siswa sebagai akibat adanya
maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. kecerdasan emosional yang diukur
Berdasarkan uraian di atas, penulis dengan angket kecemasan terhadap
menggunakan sampel kelas VII SMP N 1 matematika.
Aek Natas tahun pelajaran 2015/2016. Gambar umum hubungan variabel
Dalam penyusunan proposal ini penulis bebas dan variabel terikat
tertarik untuk meneliti “ Pengaruh X Y
Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 3


Edu Science ISSN : 2303-355X
Vol. 4, No. 2, Juli 2017
Hal : 1– 7

Tabel 1. Defenisi Operasional


Variabel Indikator Sub Indiaktor
1. Percaya diri 1. menguasai tubuh dan perilakunya
1. Rasa ingin tahu yang besar 1. Suka menyelidiki sesuatu yang positif
2. Tekun dan bersungguh- 1. Hasrat untuk berhasil
sungguh 2. Selalu memgetahui tujuan
3. Tekun
3. Kontrol diri 1. Mampu mengontrol diri
Kecerdasan 2. Menyesuaikan aktivitas diri
Emosional 4. Kemampuan berhubungan 1. Mampu bersosialisasi
(X) dengan orang lain
5. Kemampuan berkomunikasi 1. Mampu bertukar pikiran
2. Mengerti perasaan orang lain
3. Percaya pada orang lain
6. Kemampuan bekerja sama 1. Mampu menyeimbangkan kebutuhan diri
da kebutuhan bersama
2. Bisa bekerja sama dengan orang lain
1.Aspek Pikiran 1. Tidakdapat berkonsen trasi belajar
2. Kurang percaya diri
3. Pikiran kacau/khawatir
2. Aspek perilaku 1. Gelisah
Kecemasan
2. Menghindari belajar/pelajaran
(Y)
3. Aspek Matematikas 1. Mual
2. Pusing
3. Keringat berlebih
4. Sakit perut
4. Aspek Minat 1. Mudah bosan Tidak tertarik
5. Aspek Motivasi 1. Tidak memiliki dorongan alasan untuk
belajar/mengikuti pelajaran
6. Aspek Guru 1. Takut terhadap sikap guru

E. Instrumen Pengumpul Data a. Penelitian kepustakaan (library


Untuk memperoleh data suatu informasi research ) : Pengumpulan data yang
dan keterangan – keterangan lain yang diperoleh dari buku – buku, karya
diperlukan, maka peneliti menggunakan ilmiah, pendapat ahli yang memiliki
teknik pengumpulan data sebagai berikut : relevansi dengan masalah yang
1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu diteliti.
teknik pengumpulan data yang b. Studi dokumentasi : Yaitu teknik
dilakukan secara langsung pada lokasi pengumpulan data dengan
penelitian. Pengumpulan data primer menggunakan catatan – catatan
dilakukan dengan instrument:
a. Kuesioner (Quetionary) : Yaitu atau dokumen yang ada di lokasi
teknik pengumpulan data yang penelitian serta sumber-sumber lain
dilaksanakan dengan cara yang relevan dengan objek
menyebarkan daftar pertanyaan penelitian.
yang dilengkapi alternatif jawaban. 3. Teknik Penentuan Skor Untuk
b. Observasi (observation) : Yaitu membantu dalam menganalisa data,
kegiatan mengamati secara maka penelitian ini menggunakan teknik
langsung dengan mencatat gejala – penentuan skor. Teknik pengukuran
gejala yang ditemukan dilapangan skor yang digunakan adalah memakai
serta menjaring data yang tidak skala ordinal untuk menilai jawaban
terjangkau kuesioner responden. Adapun skor yang
2. Teknik pengumpulan data sekunder, ditentukan untuk setiap pertanyaan
yaitu teknik pengumpulan data yang adalah :
dilakukan melalui studi kepustakaan 1) untuk alternatif jawaban Selalu
yang terdiri dari : diberi skor 3

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 4


Edu Science ISSN : 2303-355X
Vol. 4, No. 2, Juli 2017
Hal : 1– 7

2) untuk alternatif jawaban Kadang- dukungan sosial keluarga dan motivasi


kadang setuju diberi skor 2 berprestasi secara serentak. Dengan
3) untuk alternatif jawaban Tidak rumus hipotesis sebagai berikut :
pernah diberi skor 1 Ho: b1 = 0, artinya variabel bebas (X)
tidak ada pengaruh yang signifikan
F. Teknik Pengolahan Data terhadap variabel terikat (Y).
1) Metode Deskriptif Ha: b1 ≠ 0, artinya variabel bebas (X)
Dalam penelitian ini merupakan terdapat pengaruh yang signifikan
uraian atau penjelasan dari hasil terhadap variable terikat (Y).
pengumpulan data primer berupa kuesioner
yang telah di isi oleh sejumlah responden Kriteria Pengambilan Keputuasan :
penelitian sehingga mendapat gambaran Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α
umum. Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α
Adapun rumus yang digunakan adalah:
2) Uji Validitas dan Reliabilitas ⁄
Uji validitas dan reliabilitas
kuesioner dilakukan untuk menguji apakah ( )
⁄( )
kuesioner layak digunakan sebagai
instrumen penelitian. Valid artinya data yang
diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab 2) Uji t, yaitu untuk menguji apakah
tujuan penelitian. Bila r hitung > r tabel, maka variabel bebas secara parsial
pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya jika mempunyai pengaruh signifikan
r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan terhadap nilai variabel terikat dengan
tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini rumusan hipotesis sebagai berikut :
menggunakan rumus sebagai berikut: r. n  2
t
(∑ ) (∑ )(∑ ) 1 r2
√[ (∑ ) (∑ ) ][ (∑ ) (∑ ) ] Ho: b = 0, artinya variabel bebas (X)
secara parsial tidak mempunyai
Reliabel artinya data yang diperoleh pengaruh signifikan terhadap variabel
melalui kuesioner hasilnya konsisten bila terikat (Y).
digunakan peneliti lain. Bila r hitung > r tabel, Ha: b ≠ 0, artinya variabel bebas (X)
maka kuesioner dinyatakan reliable. secara parsial mempunyai pengaruh
Sebaliknya bila r hitung < r tabel, maka signifikan terhadap variabel terikat (Y).
kuesioner dinyatakan tidak reliabel. Untuk Kriteria Pengambilan Keputusan :
mengetahui apakah alat ukur yang Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α
digunakan dalam penelitian ini adalah Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α
2
dengan teknik belah dua antara genap dan 3) Koefisien Determinan (R ). Dari
ganjil dengan menggunakan rumus Alpha perhitungan r (korelasi) dapat dilihat
Cronbach (Arikunto, 2005) dimana suatu variabel bebas (X) dan variabel terikat
instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) (Y) positif atau negatif hubungan
bila memiliki koefesien keandalan atau tersebut. Determinan digunakan untuk
alpha sebesar 0.6 atau lebih. melihat kontribusi variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
3) Metode Statistik Adapun rumus yang digunakan adalah:
a) Analisis Regresi Sederhana Koefesien determinasi
Peneliti menganalisis
menggunakan metode analisis regresi.
dengan D= r  .100 %
xy
2

Analisis regresi linier sederhana dalam


penelitian ini menggunakan model HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
persamaan yaitu : Hasil Penelitian
Y = a + bX + e .............(Sugiyono, 2006) 1. Kecerdasan Emosional
Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria Data Kecerdasan Emosional terdiri dari
ketepatan yaitu : data Kecerdasan Emosional Awal dan
1) Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotis Kecerdasan Emosional akhir setelah
awal tentang Analisis hubungan antara mengikuti pembelajaran baik pada kelas

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 5


Edu Science ISSN : 2303-355X
Vol. 4, No. 2, Juli 2017
Hal : 1– 7
eksperimen yang menggunakan metode menggunakan metode Ceramah. Datanya
Diskusi maupun kelas kontrol yang sebagai berikut :

Tabel 2. Data Kecerdasan emosional siswa kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Deskripsi Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 N 38 33
2 Mean 45.55 59.12
3 Standar Deviasi 6,075 4.859
4 Minimun 28 47
5 Maksimum 61 70
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas di dapat skor pembelajaran ( Postest ) baik pada kelas
tertinggi pada skala kecerdasan emosional eksperimen yang menggunakan metode
2 Diskusi maupun kelas kontrol yang
di kelas control ( VII ) yaitu tebesar 61 dan
3 menggunakan metode Ceramah. Datanya
skor terendah 28. Sedangkan ( VII ) yaitu sebagai berikut :
terbesar 70 dan terendah 47.

2. Hasil Belajar Siswa


Data Hasil Belajar Siswa terdiri dari data
Hasil Belajar Sebelum ( Pretest ) dan Hasil
Belajar sesudah setelah mengikuti

Tabel 3. Data hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
No Deskripsi Kelas kontrol Kelas eksperiman
Pretest Postest Gain Pretest Postest Gain
1 N 38 38 - 33 33 -
2 Mean 56.84 74.89 18.05 43.58 80 36.42
3 S. Deviasi 7.001 6.711 0.093 8.166 6.989 1.266
4 Maksimum 70 92 - 60 94 -
5 Mininum 38 52 - 20 56 -
Sumber : Data Primer .

Dari data pretest , posttest, dan gain tes awal ( Pretest ) dan 74,8 pada hasil
yang sudah diperoleh seperti pada tabel belajar akhir ( Posttest ).
diatas , maka dapat dihitung interval kelas 2. Terdapat pengaruh kecerdasan
untuk mengetahui distribusi frekuensi data emosional terhadap hasil belajar di SMP
hasil belajar baik untuk kelas eksperimen N 1 AEK NATAS. Hal ini dibuktikan
maupun kelas kontrol dengan melalui dengan perolehan nilai t sebesar 7,33
perhitungan sebagai berikut : pada tingkat signifikansi ( 2 – tailed )
K = 1 + 3,3 Log N adalah 2,03. Yang berarti thitung ˃ ttabel
Keterangan : ( 7,33 ˃2,03 ) dan H0 ditolak.rata-rata
K = Jumlah interval kelas nilai posttest siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dari rata-rata nilai posttest
siswa kelas kontrol, yaitu 80.18 untuk
KESIMPULAN
kelas eksperimen dan 74,8 untuk kelas
Berdasarkan hasil penelitian dan kontrol.
pembahasan yang sudah dijabarkan pada
bab sebelmnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Metode diskusi lebih baik daripada Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian
metode ceramah, hal ini dibuktikan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
dengan meningkatnya rata – rata hasil Rineka Cipta.
belajar siswa dari 56,6 pada hasil belajar

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 6


Edu Science ISSN : 2303-355X
Vol. 4, No. 2, Juli 2017
Hal : 1– 7

Asyar, Hasauddin.(2013).Pengaruh Kecerdasab Wahyuningsih, Amalia Sawitri. 2004. Hubungan


Emosi Terhadap Hasil Belajar Matematika Antara Kecerdasan Emosional dengan
Siswa MTsN Wonosobo. Skripsi, Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU
Semarang : IAIN Semarang. Lab School JakartaTimur. Skripsi. Jakarta:
Universitas Persada Indonesia Y.A.I.
Daryanto,(2010). Belajar Mengajar. Bandung : http://
Yrama Widya. lib.unnes.ac.id/20018/1/7101407303.
Djamarah, Syaiful bahri. (2011). Psikologi Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
Firmansyah, Iman.(2010).Pengaruh Tingkat
Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMA Triguna Ciputat.
Skripsi. Jakarta. UIN Syarif Hidayahtullah.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstre
am/123456789/6060/1/IMAN%20FIRMAN
SYAH-FPS.PDF.
Goleman, Daniel. (2000). Emitional Intelligence
(terjemahan). Jakata : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harun, Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar.
Bandung : Wacana Prima.
Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Istarani. (2012). 39 Kumpulan Metode
Pembelajaran. Medan: CV Iscom Medan.
Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan
dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Nana, Sudjana. (2001). Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Putri, Faya Sukma.(2013). Pengaruh Kecerdasan
Emosional dan Kepercayaan Diri
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Akutansi Kelas XI IPS SMA NEGERI
MAGELANG. Skripsi. Semarang :
Universitas Negeri Semarang. http/
eprints.walisongo.ac.id/1556/.
Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan
Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta
: Gramedia.
Sudjana.(2005). Metode Statistika.
Bandung:Tarsito.
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono.(2011). Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.

Rahma Muti’ah dan Nela Anggraini (2017) 7

Anda mungkin juga menyukai