Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkta limpahan Rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun laporan fakta ini yang berjudul “Laporan Fakta
Rencana Detail Tatat Ruang Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati Kabupaten Sidorjo.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Praktek Perencanaan
Kota ini yaitu Ir. Putu Rudy Setiawan M.Sc. dan Mochamad Yusuf, S.T., MSc. karena atas
bimbingannya serta rekan-rekan mahasiswa yang sudah membantu dan memberikan
masukan dan saran kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini merupakan salah satu untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Praktek
Perencanaan Kota, Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Arsitektur Desain dan
Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Hormat kami
ii
Daftar Isi
iii
3.3.10. Kedatangan ................................................................................................ 68
3.3.11. Potensi dan Masalah Sosial – Budaya ....................................................... 69
3.4. Aspek Ekonomi ..................................................................................................... 71
3.4.1. Gambaran Umum Aspek Ekonomi Kabupaten Sidoarjo .................................... 72
3.4.2. Gambaran Umum Aspek Ekonomi Bwp Waru Dan Bwp Sedati ..................... 72
3.5. Aspek Prasarana .................................................................................................. 86
3.5.1. Jaringan Listrik............................................................................................... 86
3.5.2 Jaringan Air Bersih......................................................................................... 87
3.5.3. Jaringan Telekomunikasi ............................................................................... 90
3.5.4. Jaringan Persampahan .................................................................................. 92
3.5.5. Jaringan Drainase .......................................................................................... 93
3.5.6. Jaringan Sanitasi ........................................................................................... 93
3.6. Sarana ................................................................................................................ 105
3.6.1. Sarana Pendidikan ...................................................................................... 105
3.6.2. Sarana Kesehatan ....................................................................................... 109
3.6.3. Sarana Peribadatan ......................................................................................... 113
3.6.4. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum .............................................. 116
3.6.5. Sarana Ruang Terbuka Hijau, Taman dan Olahraga ................................... 119
3.7. Aspek Transportasi ................................................................................................ 122
3.7.1. Pola dan Klarifikasi Jaringan Jalan .............................................................. 122
3.7.2. Kondisi Jalan ............................................................................................... 124
3.7.3. Pola Pergerakan .......................................................................................... 128
3.7.4. Karakteristik Angkutan Umum ...................................................................... 135
3.7.5. Parkir ........................................................................................................... 135
3.7.6. Alat Pelengkap Jalan ................................................................................... 136
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tahap analisa merupakan merumuskan potensi dan masalah yang ada di wilayah studi.
2
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
Dalam merencanakan sebuah perkottan, hal yang fundamental adalah kebijakan yang
ditetapkan dalam sebuah perkotaan tersebut. Karena kebijakan ini yang dijadikan sebagai
landasan pembangunan dalam suatu kota/wilayah. Pada wilayah studi kami yaitu Kecamatan
Waru, Sidoarjo dalam merencanakannya memrlukan kebijakan. Adapun kebijakan yang
berkaitan dengan Kecamaan adalah sebgai berikut :
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Timur Tahun 2011-2031
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten SidoarjoTahun 2009-2029
Dengan penjabaran sebagai berikut :
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Timur Tahun 2011-2031
Dalam rencana struktur ruang wilayah, Kecamatan Waru termasuk dalam struktur pusat
permukiman perkotaan Surabaya Metropolitan Area (SMA). Pusat permukiman perkotaan di
wilayah SMA diarahkan berdasarkan potensi perkembangan masing-masing perkotaan
sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah Surabaya Metropolitan Area (SMA). Adapun
Kecamatan Waru berada pada cluster Surabaya Selatan yang meliputi Karang Pilang,
Rungkut, Waru, Sedati dan Gedangan Kabupaten Sidoarjo dengan pusat perkembangan
Waru – Rungkut.
2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029
3
- termasuk Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Sidoarjo dengan
skala perkotaan sedang.
- Kecamatan Waru termasuk dalam Orde K1 dimana penentuan orde kota
berdasarkan faktor fisik, penduduk, fasilitas umum, dan aksesibilitas
- Arahan dominasi kegiatan di Kecamatan Waru adalah industri dan
pergudungan, industri khusus (gesmopolis), perdaganagn, dan jasa,
pariwisata, permukiman, failitas umum dan fasilitas sosial.
- skala pelayanan/tipe industri dan pergudangan serta industri khusus
(gemopolis) adalah industri Kawasan dan zona industri dengan skala
lokal/regional, hingga skala iternasional
- skala pelayanan/tipe perdagangan dan jasa adalah perdagangan denga skala
lokal/regional, hingga skala internasional, jasa pemerintahan skala
kecamatan dan jasa pelayanan penginapan skala kabupaten.
- Skala pelayanan/ tipe pariwisata adalah wisata skala internasional.
- skala pelayanan/tipe permukiman adalah perumahan real esate, rusun atau
kondominium, dan rumah biasa atau kampung.
- Skala pelayanan/ tipe fasilitas umum dan fasilitas sosial adaah fasilitas
Pendidikan, kesehatan peribadatan, olahraga skala lokal dan skala
kecamatan serta terminal purabaya skala regional
3. System Perwilayahan Pembangunan
- Kecamatan Waru termasuk dalam SSWP I dimana Kecamatan Waru sebagai
pusat SSWP. Fungsi utama SSWP I adalah permukiman, industri, dan
perdagangan. Dalam wilayah tersebut akan dikembangkan fasilitas
transportasi, mall, bandar udara, dan fasilitas pendukung lainnya untuk skala
lokal, regional, dan internasional.
- Sebgaian wilayah Kecamatan Wau termasuk dalam SSWP V. Fungsi utama
SSWP V adalah Kawasan budidaya perikanan dan pariwisata. Dalam wilayah
tersebut akan dikembangkan fasiltas transportasi air, fasilitas pariwisata,
terminal, balai penelitian untuk skala lokal dan regional.
4
- Rencana penggunaan ruang untuk utilitas seperti gas, air bersih, dan lainnya
dikembangkan di Kecamatan Waru.
5
- Kegiatan industri dilakukan dengan mengupayakan pengurangan sisa hasil
produksi sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan multiplier effect serta
ramah lingkungan.
- Pembangunan kasawan-kawasan industri diupayakan secara terpadu dan
saling terkait dengan kegiatan lain sehingga dapat memberikan keuntungan
secara ekonomi dan lingkungan
- Kegiatan industri yang terpisah yang masih berada di luar Kawasan industri
dan teridentifikasi dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan
akan direlokasi secara bertahap ke Kawasan-kawasan yang direncanakan
sebagai Kawasan industri
- Setiap perusahaan industri di dalam Kawasan industri wajib memnuhi semua
ketentuan perizinan yang berlaku.
3. Zona industri
Kecamatan Waru termasuk dalam zona industri dimana luas zona tersebut
adalah 443.28Ha. upaya pengelolaan zona industri dilakukan dengan :
- Pembangunan dan pelaksanaan kegiatan industri pada zona industri harus
disertai dengan upaya-upaya terpadu dalam mencegah dan mengatasi
terjainya pencemaran lingkungan mulai dari penyusunan AMDAL, upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL dan UPL), penyediaan
instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), dan disertai dengan pengawasan oleh
Pemerintah Daerah secara intensif terhadap kegiatan industri yang
dilaksanakan.
- Pengelolaan limbah Kawasan industri pada zona industri dilakukan dengan
prinsip zero waste dan zero pollution yang diharapkan tercapai dalam 10
tahun.
- Pengembangan zona industri yang terletak di sepanjang jalur arteria atau
kolektor harus dilengkapi dengan frontage road untuk kelancaran
aksesibilitas
- Relokasi industri yang terkena dampak bencana Lumpur Lapindo dan
infrastruktur yang dibutuhkan ke arah barat menjauhi semburan lumpur,
khususnya di sebelah utara Sungai Porong yang merupakan batas Kabupaten
Sidoarjo.
4. Kawasan Permukiman
Kecamatan Waru termasuk Kawasan perdesaan dengan luas 59.92 Ha.
Sekaligus sebgai Kawasan perkotaan dengan luas 1532.42 Ha.
5. Kawsan Mix Use
Rencana pengembangan mix use di Kecamatan Waru adalah sebgai berikut
:
- Perumahan 15% (yang terdiri dari 60% terbangun dan 40% ruang terbuka)
- Industri 20% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka)
- Perdagangan dan jasa 60% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka)
- Pergudangan 5%(70% terbangun dan 30% ruang terbuka)
6. Rencana Pengembangan Ruang
Rencana penggunaan ruang untuk utilitas di Kecamatan Waru adalah jaringan
air bersih.
6
Sebagian Kecataman Waru termasuk dalam Kawasan strategis militer.
Kawasan strategis terdiri dari kawsan tangsi militer, Kawasan latihan militer,
dan Kawasan penyimpanan mesiu/amunisi. Pada Kawasan tersebut, tidak
diizinkan pemanfaatan lahan untuk kegiatan lain.
2. Kawasan Industri Kecil dan Menengah
Sebagian Kecamatan Waru termasuk dalam kawaasan industri kecil dan
menengah. Kawasan industri kecil dan menengah dimaksudkan untuk
menyediakan lokasi atifitas prosuksi masyarakt dalam skala kecil dan
menengah seperti kerajinan dan lain-lain.
3. Kawasan Gemopolis
Sebagian Kecamatan Waru termasuk dalam Kawasan Gemopolis dimana
Gemopolis merupakan Kawasan yang direncakan sebagai Kawasan industri
sekaligus perdagangan perhiasan. Gemopolis direncanakan sebagai
Kawasan dengan kegaitan yang berskal internasional.
4. Kawasan Strategis Pesisit
Kecamtan Waru termasuk dalam Kawasan strategis pesisir yang dalam
pengembangannya harus berbasis ekologi.
7
Tahapan Pelaksanaan dan Indikasi Program Pembangunan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2009
I II III IV
Sumber Instansi Pelaksana
NO. Sektoral Indikasi Program (2009- (2015- (2019- (2024- Lokasi
Pembiayaan
2014) 2019) 2024) 2029)
Program pembanguan jalan Kecamatan Waru, APBD, Bappekab, Dishub,
baru yang anatar lain Kecamatan Sedati APBN, Dinas PU Bina Marga
meliputi jalan lingkar luar Investor
timur, jalan lingkar luar
Sector
barat, dan jalan lingkar
1. pekerjaan
barat.
umum
Program pembangunan Kecamatan Waru, APBD Bappekab, Dishub,
jalan lingkar barat, lingkar Krian, dan Prong Dinas PU Bina Marga
barat dan jalan MERR II
lanjutan
Program peningkatan dan Kecamatan Waru APBD Bappekab, Dishub
Sector pengembangan terminal dan Kota
2.
Perhubungan angkutan umum regional Surabaya
Purabaya
Program pengaturan Kecamatan Waru, APBD Bappekab, Dinas
penguasaan dan Sedati, Buduran, Perikanan dan
pemanfaatan areal budidaya Sidoarjo, Candi, Kelautan Kabupaten
Sektor
tambak Tanggulangin, Sidoarjo.
3. Kelautan dan
porong, dan
Perikanan
Jabon
Program pengembangan Seluruh wilayah APBD Bappekab, Dinas
usaha perikanan tangkap Kab. Sidoarjo Perikanan dan
8
Kelautan Kabupaten
Sidoarjo.
9
Kelautan Kabupaten
Sidoarjo.
10
Program pengembangan Seluruh wilayah APBD Bappekab, dinas
obyek wisata (wisata alam, Kab. Sidoarjo pariwisata
wisata budaya, wisata minat
khusus, wisaata bahari,
religi)
Sector Program pengembangan Seluruh wilayah APBD Bappekab, dinas
5.
Pariwisata sarana dan prasarana wisata Kab. Sidoarjo pariwisata
11
I II III IV
Sumber Instansi Pelaksana
NO. Sektoral Indikasi Program (2009- (2015- (2019- (2024- Lokasi
Pembiayaan
2014) 2019) 2024) 2029)
Kawasan Penyusunan zoning Kecamatan Waru,
Militer regulation Kawasan militer Gedangan,
Buduran, dan
Sedati
1.
Pengawasan dan Kecamatan Waru,
pengendalian pembangunan Gedangan,
Buduran, dan
Sedati
Pengembangan produk Kecamatan Waru APBD Dinas Perindustrian
unggulan dengan dan Tanggulangin dan Perdagangan
bekerjasama dengan pihak
akademisi dan ahli
Kawasan
kerajinan
Industri
2. Penyelenggaraan bulan- Kecamatan Waru APBD Dinas Perindustrian
Kecil dan
bulan khusus untuk promosi dan Tanggulangin dan Perdagangan
Menengah
hasil kerajinan
Peningkatan kucuran modal Kecamatan Waru APBD Dinas Perindustrian
lunak untuk parapengusaha dan Tanggulangin dan Perdagangan
sehingga bsa terus bekerja
Penyusunan rencana detail Kecamatan Sedati APBD Bappeda
Kawasan Kawasan marina dan Waru
3. Strategis Penguatan produk unggulan Kecamatan Sedati Swasta Investor
Pesisir dan peningkatan kualitas dan Waru
produksi pertanian
12
Penyediaan sarana dan Kecamatan Sedati Swasta Investor
prasarana penunjang dan Waru
Pengendalian pemanfaatan Kecamatan Sedati Swasta Investor
ruang dan Waru
13
Peta Rencana Pola Ruang Sidoarjo
14
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
15
3.1.4. Kebencanaan
Pada kawasan perencanaan, potensi bencana yang terjadi yaitu :
a. Banjir
Kawasan perencanaan merupakan wilayah yang memiliki tipikal
dataran rendah. Wilayah ini memiliki potensi terjadinya banjir. Hal tersebut
disebabkan karena lokasi kawasan perencanaan yang jaraknya tidak jauh
dari laut. Berdasarkan data dari Badan Penangulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Sidoarjo, seluruh desa yang ada di kawasan
perencanaan pernah terjadi bencana banjir di setiap tahunnya.
b. Bencana Alam Lainnya
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Sidoarjo, potensi bencana alam lain yang terjadi di
kawasan perencanaan adalah bencana angin puting beliung. Bencana
tersebut pernah terjadi di beberapa kawasan seperti di Desa Tambak Rejo
dan Tambak Sawah pada tahun 2017.
16
17
Gambar 3.1.1 Peta Jenis Batuan
18
Gambar 3.1.2 Peta Ketinggian Wilayah
19
Gambar 3.1.3 Peta Kelerengan Tanah
20
Gambar 3.1.4 Peta Curah Hujan
21
3.2. Aspek Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan merupakan aspek yang perlu di sesuaikan dengan rencana detail
tata ruang kota, karena RDRTK meruakan Batasan pemanfaatan lahan yang ada.
Sedangkan untuk lahan sendiri, di Kawasan BWP Waru dan Sedati in ididominasi oleh
lahan milik pribadi. Terdapat banyak investor juga yang menanam saham di Kawasan
industri, dikarenakan industri yang ada di kawsan Berbek ini berskala internasional. Pada
tabel di bawah ni disajikan data berupa luas per pemakaian lahan :
4. Industri 181.507
Jumlah 725.90209
1. Kawasan Lindung
a. Hutan Konservasi
Untuk Kawasan hutan konservasi di daerah BWP Waru dan Sedati, tidak terdapat
hutan konservasi.
b. Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai di BWP Waru dan Sedai berada di sepanjang aliran
sungai Porong.
2. Kawasan Budidaya
a. Perumahan dan permukiman
Luas permukiman dan perumahan yang paling besar terdapat pada kelurahan
Tropodo.
1. Berbek 42.53520
2. Wadungasri 37.20990
22
3. Kepuh Kiriman 57.37900
5. Tropodo 84.32558
7. Pabean 32.57911
8. Semampir 16.24872
Jumlah 330.97896
23
Gambar Error! No text of specified style in document..2.1
24
Gambar Error! No text of specified style in document..2.2
1. Berbek 4.770524
2. Wadungasri 11.77689
5. Tropodo 26.13369
7. Pabean 6.90509
8. Semampir 0.294135
Jumlah 72.14132
Kawasan Perdagangan dan jasa di BWP Waru dan Sedati ini berkembang di
sepanjang jalan utama Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati. Sector yang
dominan perdagangan dan jasa merupakan pertokoan dan tempat makan. Untuk
pertokoan dan rumah makan pada Kawasan ini lebih banyak pada skala lokal.
25
Gambar Error! No text of specified style in document..2.3
c. Ruang Terbuka
Penggunaan lahan untuk ruang terbuka terdiri atas lahan pertanian, pemakaman,
dan ruang terbuka hijau
1. Berbek 1.071635
2. Wadungasri 0.991954
4. Tambak Rejo 0
5. Tropodo 5.131575
7. Pabean 7.900797
8. Semampir 40.38424
Jumlah 64.295
a. Pertanian
Lahan pertanian yang ada di Kawasan BWP ini tidak tersebar di seluruh
kelurahan yang ada. Penggunaan lahan pertanian didominasi pada Kelurahan
Semampir dan sebagian terdapat pada Kelurahan Pabean dengan luas total sekita
40 Ha. Pertanian yang dihasilkan berupa makanan pokok yaitu beras.
26
Gambar Error! No text of specified style in document..2.4
27
c. Makam
Ruang untuk makam, tersedia pada masing-masing kelurahan dimana makam
ini digunakan untuk warga pada kelurahannya masing-masing.
Gambar Error! No text of specified style in document..2.7
d. Fasilitas Umum
1. Berbek 1.071635
2. Wadungasri 0.991954
4. Tambak Rejo 0
5. Tropodo 5.131575
7. Pabean 7.900797
8. Semampir 40.38424
Jumlah 64.295
Fasilitas umum yang ada di Kawasan studi kami terbagi atas fasilitas
perkantoran, peribadatan, Pendidikan, kesehatan, dan lapangan olahraga.
28
No Fasilitas Umum Foto
1. Perkantoran Balai RW
Kantor Kepala
Desa
2. Peribadatan Masjid
29
3. Fasilitas Taman Kanak-
Pendidikan Kakak
Sekolah Dasar
SMP
30
SMA
Apotek
31
Praktek Dokter
5. Lapangan Lapangan
Olahraga Outdoor
Lapangan Indoor
e. Kawasan Industri
Industri merupakan kegiatan untuk memproduksi suatu barang pada sekala
menengah ke besar. Pada BWP Kecamatan Waru dan Sedati luasan untuk industri
cukup luas, lahan industri terbesar terdapat pada Kelurahan Berbek. Industri yang
ini berskala hingga internasional, dengan luasan dari masing-masing kelurahan,
sebagai berikut :
1. Berbek 78.22721
2. Wadungasri 9.325894
32
4. Tambak Rejo 24.87983
5. Tropodo 15.44565
7. Pabean 2.860656
8. Semampir 0.52314
Jumlah 181.5073
Gambar 3.2.9
Gambar 3.2.8
3. Tidak Terbangun
Lahan tidak terbangun merupakan lahan yang terbengkalai dan belum dibangun
oleh siapapun, biasanya lahan tidak terbangun ini dimiliki oleh pihak pribadi.. pada
Kawasan BWP Kecamatan Waru dan Sedati, kelurahan yang memiliki lahan tidak
terbangun yang paling besar terdapat pada Kelurahan Berbek. Hal tersebut
dikarenakan banyak lahan tidak terbangun di sekitar industri dan pada tengah-tengah
permukiman.
1. Berbek 18.94852
2. Wadungasri 5.825783
33
4. Tambak Rejo 5.629312
5. Tropodo 6.656774
7. Pabean 1.982906
8. Semampir 0.240318
Jumlah 53.30876
Gambar 3.2.10
Gambar 3.2.11
34
Kepadatan bangunan merupakan salah satu aspek dalam upaya
pengandalian perkembangan tata ruang dan tata bangunan serta tata lingkungan
yang memperhatikan keserasian, fungsional, estetis serta ekologis dalam
pemanfaatan ruang lahan. Kepadatan bangunan berpengaruh terhadap intensitas
daerah terbangun yang merupakan optimalisasi kemempuan lahan berbanding
luas lahan. Kepadatan bangunan menggambarkan banyaknya jumlah bangunan
perhektarnya. Pada Kawasan PBWP Kec. Waru dan Sedati didominasi oleh
perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa serta industri, dimana
jumlahnya banyak dan saling berdekatan. Maka dari itu dapat diketahui rincian
kepadatan bangunan di wilyah studi perencanaan sebagai berikut.
1. Kepadatan Tinggi
Kepadatan bangunan yang tinggi yaitu dimana terdapat banyak bangunan
dan letaknya saling berdekatan (berdenpetan) dalam satuan hektar. Kepadatan
bangunan yang tinggi terdapat antara lain di perumahan dan permukiman yang
terdapat di wilayah studi perencanaan. Perumahan yang dimaksud seperti
Perumahan Blimbing Regency, Wadung Asri Permai, Rewwin, Kepuh Permai,
Tambakrejo Indah, Wisma Tropodo, Surya Citra Regency, Griyo Mapan Sejahtera,
Sedati Permai, Pabean Asri, Grahanusa Sedati, dan Garden Dian Regency. Selain
itu juga terdapat permukiman padat yang tersebar di wilayah studi perencanaan.
2. Kepadatan Sedang
Kepadatan bangunan sedang yaitu dimana dalam satu hektar terdapat
beberapa bangunan yang letaknya saling berdekatan, namun masih terdapat
celah antar bangunan. Kepadatan bangunan sedang ini tersebar di wilayah studi
perencanaan yang didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa, seperti di
sepanjang jalan utama yakni JalanTropodo Raya. Selain itu juga terdapat di
sepanjang Jalan Brigjen Katamso, Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Kundi, dan Jalan
Tropodo I. Selain perdagangan dan jasa juga terdapat kawasan industri di
Kelurahan Berbek, Tambakrejo, Tropodo, dan Tambak Sawah yang termasuk
dalan bangunan dengan kepadatan sedang.
3. Kepadatan Rendah
Kepadatan bangunan rendah yaitu dimana banyaknya bangunan tidak
banyak dan terdapat jarak antar bangunan (renggang) dalam satuan hektar.
Kepadatan bangunan rendah pada wilayah studi perencanan antara lain terdapat
pada Kawasan sekitar pertanian di Kelurahan Pabean dan Semampir.
B. Kondisi Bangunan
Secara umum, kondisi bangunan berupa campuran antara bangunan
permanen, semi permanen, dan tidak permanen yang masing-masing lebih
terperinci lagi ke dalam kondisinya yang baik, sedang, dan buruk. Berdasarkan
klasifikasi ini selanjutnya dapat ditentukan bangunan-bangunan yang akan
dipertahankan atau yang akan direhabilitasi. Rincian kondisi bangunan di wilayah
studi perencanaan sebagai berikut.
1. Bangunan Permanen
Bangunan permanen ialah sebuah bangunan yang dibangun dengan
bahan kuat dan kokoh—seperti semen, naik itu untuk pondasi bangunan, tiang-
tiang, dinding, maupuan struktur tangka atapnya. Hampir seluruh bangunan yang
terdapat di BWP Kecamatan Waru dan Sedati merupakan bangunan permanen,
seperti perumahan, fasilitas umum, perdagangan dan jasa serta industri.
2. Bangunan Semi Permanen
35
Bangunan semi permanen ialah bangunan yang sebagian terbuat dari
bahan semen dan sebagian laig dari bahan bukan semen, seperti kayu, triplek dan
lain-lain. Bangunan semi permanen dalam kawasan BWP Kecamatan Waru dan
Sedati antara lain terdapat di permukiman-permukiman padat yang tersebar di
wilayah studi perencanaan.
3. Bangunan Non-Permanen
Bangunan non permanen ialah bangunan yang bersifat sementara dan
terbuat dari bahan tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-
pindahkan, yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Bangunan
non-permanen ini jarang ditemukan pada kawasan BWP Kecamatan Waru dan
Sedati, hanya beberapa bangunan untuk perdagangan dan jasa seperti warung
makan yang berada di pinggir jalan.
36
Bangunan dengan KDB sebesar 40-60% di wilayah studi perencanaan
didominasi oleh lahan fasilitas umum, seperti masjid dan perkantoran, serta
perdagangan dan jasa yang terdapat di sepanjang jalan utama yaitu Jalan Tropodo
Raya, maupun di sepanjang Jalan Brigjen Katamso, Jalan Kolonel Sugiono dan
Jalan Kundi. Selain itu juga bangunan dengan KDB 40-60% ini juga dapat diitemui
pada bangunan-bangunan di kompleks industri yang terdapat di wilayah studi
perencanaan, seperti pada kawasan industri Berbek, Tambakrejo, dan
Tambaksawah.
c. KBD 61-80%
Bangunan dengan KDB sebesar 61-80% di wilayah studi perencanaan antara
lain perumahan dan permukiman yang sebagian lahannya dibiarkan kosong
sebagai halaman depan ataupun belakang. Sebagian besar perumahan yang
memiliki bangunan dengan KDB sebesar 61-80% seperti Perumahan Blimbing
Regency, Rewwin, Kepuh Permai, Tambakrejo Indah, , Griyo Mapan Sejahtera,
Sedati Permai, Pabean Asri, Grahanusa Sedati, dan Garden Dian Regency.
d. KDB 81-100%
Bangunan dengan KDB sebesar 81-100% pada wilayah studi perencanaan
terdapat pada permukiman-permukiman padat yang tersebar di masing-masing
kelurahannya. Permukiman-permukiman tersebut kebanyakan tidak memiliki
halaman, danberdempetan dengan bangunan yang lainnya. Contohnya saja
permukiman kumuh yang terdapat di Kelurahan Berbek. Selain itu terdapat juga
beberapa perumahan yang memiliki KDB sebesar 81-100% seperti Wadung Asri
Permai, Surya Citra Regency dan Permata Tropodo Regency. Selain itu juga
terdapat perdagangan dan jasa di sepanjang Jalan Tropodo I.
2.
37
3.
38
4.
39
c. KLB 2,1-3,0
Bangunan dengan KLB sebesar 2,0-3,0 yaitu bangunan yang terdiri dari 3
lantai. Pada wilayah studi perencanaan, bangunan dengan KLB sebesar 2,0-3,0 ini
antara lain kawasan industri yang terdapat di Kelurahan Tambak Sawah dan
beberapa perumahan, seperti Perumahan Blimbing Regency, Taman Wisma
Tropodo, dan Griyo Mapan Sejahtera. Selain itu juga terdapat beberapa bangunan
perdagangan dan jasa serta fasilitas umum.
d. KLB > 3,0
Pada wilayah studi perencanaan, terdapat bangunan dengan besar KLB > 3,0
yakni industri yang terdapat di Kelurahan Tambakrejo yang terdiri dari 8 lantai.
40
2.
3.
41
4.
2.
43
3.
44
1.
2.
45
3.
46
2.
3.
4.
47
48
Peta Tata Guna Lahan
Sumber: Analisa Penuis, 2018.
49
Peta Intensitas Pemanfaatan Ruang
Sumber: Analisa Penulis, 2018.
50
3.3. Aspek Kependudukan
3.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Pada BWP, jumlah dan kepadatan penduduk mengalami fluktuasi pada tiap
tahunnya, namun fluktuasi tersebut tidak mengalami lonjakan maupun penurunan yang
tajam. Berikut adalah data jumlah dan kepadatan penduduk dari tahun ke tahun yang
terdapat pada BWP, yang berhasil dihimpun dari Kecamatan Waru Dalam Angka dan
Kecamatan Sedati Dalam Angka.
Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km2) Kepadatan
(Jiwa) Penduduk
(Jiwa/Km2)
Berbek 9386 1,38 6801,45
Wadungasri 9849 1,12 8793,75
Kepuh Kiriman 19521 1,15 16974,78
Tambak Rejo 16667 3,93 4240,96
Tropodo 23216 1,69 13737,28
Tambak Sawah 11577 2,18 5310,55
Pabean 19598 2,34 8375,21
Semampir 2847 1,46 1950
Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk BWP Tahun 2013
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014, Kecamatan Sedati Dalam Angka 2014, dan
Analisis Pribadi, 2018
Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km2) Kepadatan
(Jiwa) Penduduk
(Jiwa/Km2)
Berbek 9786 1,38 7156,52
Wadungasri 9401 1,12 8393,75
Kepuh Kiriman 16705 1,15 14526,08
Tambak Rejo 17307 3,93 4403,81
Tropodo 23351 1,69 13817,15
Tambak Sawah 11431 2,18 5243,57
Pabean 19634 2,34 8390,59
Semampir 2879 1,46 1971,91
Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk BWP Tahun 2014
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2015, Kecamatan Sedati Dalam Angka 2015, dan
Analisis Pribadi, 2018
51
Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km2) Kepadatan
(Jiwa) Penduduk
(Jiwa/Km2)
Berbek 9972 1,38 7226,08
Wadungasri 9254 1,12 8262,50
Kepuh Kiriman 16852 1,15 14653,91
Tambak Rejo 17380 3,93 4422,39
Tropodo 23021 1,69 13621,89
Tambak Sawah 11388 2,18 5223,85
Pabean 19556 2,34 8357,26
Semampir 2955 1,46 2023,97
Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk BWP Tahun 2015
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2016, Kecamatan Sedati Dalam Angka 2016, dan
Analisis Pribadi, 2018
Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km2) Kepadatan
(Jiwa) Penduduk
(Jiwa/Km2)
Berbek 10087 1,38 7309,42
Wadungasri 9260 1,12 8267,85
Kepuh Kiriman 16818 1,15 14624,34
Tambak Rejo 17403 3,93 4428,24
Tropodo 23042 1,69 13634,31
Tambak Sawah 11371 2,18 5216,05
Pabean 19598 2,34 8375,21
Semampir 3023 1,46 2070,54
Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk BWP Tahun 2016
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2017, Kecamatan Sedati Dalam Angka 2017, dan
Analisis Pribadi, 2018
Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km2) Kepadatan
(Jiwa) Penduduk
(Jiwa/Km2)
Berbek 10063 1,38 7292,02
Wadungasri 9286 1,12 8291,07
Kepuh Kiriman 16887 1,15 14684,34
Tambak Rejo 17530 3,93 4460,55
52
Tropodo 23175 1,69 13713,01
Tambak Sawah 11398 2,18 5228,44
Pabean 16707 2,34 7139,74
Semampir 3022 1,46 2069,86
Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk BWP Tahun 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2018, Kecamatan Sedati Dalam Angka 2018, dan
Analisis Pribadi, 2018
Berikut ini adalah grafik jumlah penduduk dan grafik kepadatan penduduk pada
BWP dari tahun 2013 – 2017
25000
20000
15000
10000
5000
0
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek Wadungasri Kepuh Kiriman Tambak Rejo
Tropodo Tambak Sawah Pabean Semampir
20000
15000
10000
5000
0
2013 2014 2015 2016
Berbek Wadungasri Kepuh Kiriman Tambak Rejo
Tropodo Tambak Sawah Pabean Semampir
53
Dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan, kepadatan penduduk dikategorikan sebagai berikut:
Kepadatan Rendah: <150 jiwa/Ha
Kepadatan Sedang: 151 – 200 jiwa/Ha
Kepadatan Tinggi: 201 – 400 jiwa/Ha
Kepadatan Sangat Tinggi: >400 jiwa/Ha
Pada wilayah perencanaan, seluruhnya berada pada kepadatan rendah, dimana
kepadatan tertinggi ada pada Desa Kepuh Kiriman dengan kepadatan penduduk sebesar
146,84 jiwa/Ha. Maka, apabila diterjemahkan kedalam peta, berikut adalah peta
kepadatan penduduk pada BWP yang akan direncanakan.
54
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek 4759 4800 4895 4946 4975
Wadungasri 4886 4723 4651 4607 4571
Kepuh Kiriman 9709 8264 8335 8413 8482
Tambak Rejo 8282 8625 8664 8799 8847
Tropodo 11467 11551 11333 11224 11145
Tambak Sawah 4483 4413 4388 4372 4350
Pabean 9880 9893 9838 9857 8427
Semampir 1229 1247 1321 1339 1519
Tabel Jumlah Penduduk Laki – Laki Pada BWP 2013 – 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 – 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka
2014 – 2018
Kelurahan/Desa Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa)
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek 4627 4986 5077 5141 5088
Wadungasri 4963 4678 4603 4653 4715
Kepuh Kiriman 9812 8441 8517 8405 8405
Tambak Rejo 8385 8682 8716 8604 8683
Tropodo 11749 11800 11688 11818 12030
Tambak Sawah 7094 7018 7000 6999 7048
Pabean 9718 9741 9718 9741 8280
Semampir 1618 1632 1634 1684 1503
Tabel x. Jumlah Penduduk Perempuan Pada BWP 2013 – 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 – 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka
2014 – 2018
Apabila jumlah penduduk laki – laki dan perempuan dibandingkan, maka jumlah
penduduk laki – laki dan perempuan cukup berimbang, dilihat dari angka sex ratio yang
diperoleh dari hasil perbandingan tersebut. Berikut adalah hasil penghitungan angka sex ratio
yang terdapat pada BWP.
Berbek: 97,7
Wadungasri: 96,9
Kepuh Kiriman: 100,9
Tambak Rejo: 101,8
Tropodo: 92,6
55
Tambak Sawah: 61,7
Pabean: 101,7
Semampir: 101,0
Dari hasil penghitungan angka sex ratio tersebut, dapat dilihat bahwa kelurahan/desa Berbek,
Wadungasri, Tropodo serta Tambak Sawah didominasi oleh penduduk perempuan (angka
sex ratio <100). Sedangkan di kelurahan/desa Kepuh Kiriman, Tambak Rejo, Pabean dan
Semampir didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki – laki (angka sex ratio >100).
3.3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Kelurahan/Des Usia Laki – Laki (jiwa)
a
0-6 7-12 13-18 19-25 26-40 41-55 56-65 66-75 >75
Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu
n n n n n n n n n
Berbek 523 497 506 645 1371 1092 370 68 13
Kepuh Kiriman 1180 1003 1190 1109 1836 911 560 465 71
Tabel x. Jumlah Penduduk Laki – Laki Berdasarkan Usia Tahun 2018
Sumber: Data Monografi Desa Berbek 2018 dan Data Monografi Desa Kepuh Kiriman 2018
Kelurahan/Des Usia Perempuan (jiwa)
a
0-6 7-12 13-18 19-25 26-40 41-55 56-65 66-75 >75
Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu
n n n n n n n n n
Berbek 473 444 517 572 1511 1122 288 219 29
Kepuh Kiriman 1190 1024 1294 1202 1688 964 511 434 102
Tabel x. Jumlah Penduduk Perempuan Berdasarkan Usia Tahun 2018
Sumber: Data Monografi Desa Berbek 2018 dan Data Monografi Desa Kepuh Kiriman 2018
Dari data yang berhasil dihimpun, dapat dilihat bahwa penduduk berusia 26 – 40 tahun
berjumlah cukup banyak, dibandingkan dengan rentang – rentang usia yang lainnya. Begitu
pula dengan penduduk pada rentang usia produktif lainnya (15 – 65 tahun) yang juga cukup
banyak pada BWP. Maka, hal ini sangat potensial dalam pengembangan BWP nantinya,
karena banyak penduduk yang berada pada usia produktif yang tentunya membutuhkan
lapangan pekerjaan untuk para penduduk tersebut.
3.3.4 Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk laki – laki dan perempuan
pada suatu daerah yang ditampilkan dalam bentuk grafik batang. Berikut adalah piramida
penduduk pada BWP, yang menggunakan persamaan matematis dalam penyusunannya.
56
Gambar x. Piramida Penduduk Berbek
Sumber: Analisis Pribadi, 2018
57
Gambar x. Piramida Penduduk Tambak Rejo
Sumber: Analisis Pribadi, 2018
58
Gambar x. Piramida Penduduk Pabean
Sumber: Analisis Pribadi, 2018
59
Semampir 99,59 0,28 0 0,12
Tabel x. Persentase Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2013
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2014
KELURAHAN/DESA ISLAM (%) KRISTEN/KATOLIK HINDU/BUDDHA LAIN – LAIN
(%) (%) (%)
Berbek 97,79 1,90 0,31 0
Wadungasri 79,53 15,82 4,64 0,01
Kepuh Kiriman 89,85 5,59 4,25 0,31
Tambak Rejo 87,89 11,56 0,49 0,06
Tropodo 78,83 19,64 1,50 0,03
Tambak Sawah 89,55 9,20 1,25 0
Pabean 94,00 5,10 0,52 0,35
Semampir 99,52 0,48 0 0
Tabel x. Persentase Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2014
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2015 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2015
KELURAHAN/DESA ISLAM (%) KRISTEN/KATOLIK HINDU/BUDDHA LAIN – LAIN
(%) (%) (%)
Berbek 97,79 1,90 0,31 0
Wadungasri 79,53 15,82 4,64 0,01
Kepuh Kiriman 89,85 5,59 4,25 0,31
Tambak Rejo 87,89 11,56 0,49 0,06
Tropodo 78,83 19,64 1,50 0,03
Tambak Sawah 89,55 9,20 1,25 0
Pabean 94,00 5,10 0,52 0,35
Semampir 99,52 0,48 0 0
Tabel x. Persentase Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2015
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2016 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2016
KELURAHAN/DESA ISLAM (%) KRISTEN/KATOLIK HINDU/BUDDHA LAIN – LAIN
(%) (%) (%)
Berbek 97,88 1,82 0,29 0
Wadungasri 80,32 14,92 6,50 0
Kepuh Kiriman 84,11 10,14 4,48 1,24
Tambak Rejo 80,98 17,60 1,39 0,02
60
Tropodo 93,01 5,58 1,37 0,03
Tambak Sawah 89,53 9,21 1,24 0
Pabean 93,92 5,11 0,53 0,42
Semampir 98,49 0,63 0,47 0,39
Tabel x. Persentase Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2016
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2017 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2017
KELURAHAN/DESA ISLAM (%) KRISTEN/KATOLIK HINDU/BUDDHA LAIN – LAIN
(%) (%) (%)
Berbek 97,88 1,82 0,29 0
Wadungasri 80,32 14,92 6,50 0
Kepuh Kiriman 84,11 10,14 4,48 1,24
Tambak Rejo 80,98 17,60 1,39 0,02
Tropodo 91,54 5,55 1,80 0,03
Tambak Sawah 89,53 9,21 1,24 0
Pabean 88,52 10,92 0,56 0
Semampir 96,18 2,99 0,83 0
Tabel x. Persentase Penduduk Berdasarkan Agama Tahun 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2018
Dalam tabel – tabel data tersebut, dapat dilihat bahwa persentase pemeluk agama Islam
paling besar berada di Kelurahan/Desa Berbek dengan persentase sebesar 97,88%. Untuk
agama Kristen/Katolik sendiri, persentase paling besar berada pada Kelurahan/Desa Tambak
Rejo dengan persentase 17,60%. Untuk agama Hindu/Buddha, Desa/Kelurahan Wadungasri
memiliki persentase terbesar dengan persentase 6,50%. Sedangkan untuk agama lainnya,
Desa/Kelurahan Kepuh Kiriman memiliki persentase paling besar dengan pemeluk agama
lain sebesar 1,24% dari total keseluruhan penduduk desa/kelurahan tersebut.
3.3.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Pada BWP, mata pencaharian para penduduk memiliki keberagaman yang cukup
tinggi. Dimana terdapat penduduk yang bekerja sebagai pedagang, PNS, buruh pabrik, dan
lain sebagainya. Dalam segi jumlah pekerja sendiri, tidak terlalu mengalami lonjakan maupun
penurunan yang drastis dari tahun ke tahunnya. Berikut adalah data jumlah penduduk
berdasarkan pekerjaan pada BWP.
KELURAHAN/DESA PNS (jiwa) TNI/POLRI PETANI (jiwa) BURUH BURUH
(jiwa) TANI (jiwa) PABRIK/SWASTA
(jiwa)
Berbek 372 17 0 0 2691
Wadungasri 624 49 0 0 3674
Kepuh Kiriman 746 182 0 0 5002
61
Tambak Rejo 483 117 11 26 4892
Tropodo 1486 294 0 0 5903
Tambak Sawah 294 327 0 0 2798
Pabean 401 54 143 204 888
Semampir 51 4 98 130 175
KELURAHAN/DESA PEDAGANG USAHA USAHA USAHA JASA LAINNYA
(jiwa) KONSTRUKSI INDUSTRI/KERAJINAN JASA (jiwa)
(jiwa) (jiwa) ANGKUTAN
(jiwa)
Berbek 987 89 127 91 94
Wadungasri 411 12 59 26 29
Kepuh Kiriman 642 94 284 81 132
Tambak Rejo 898 47 169 42 19
Tropodo 742 32 328 96 162
Tambak Sawah 146 38 6 32 29
Pabean 1779 0 245 56 47
Semampir 45 0 10 29 50
Tabel x. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2013
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2014
KELURAHAN/DESA PNS (jiwa) TNI/POLRI PETANI (jiwa) BURUH BURUH
(jiwa) TANI (jiwa) PABRIK/SWASTA
(jiwa)
Berbek 372 17 0 0 2648
Wadungasri 624 49 0 0 3624
Kepuh Kiriman 746 182 0 0 4957
Tambak Rejo 483 117 11 26 4892
Tropodo 1486 294 0 0 5849
Tambak Sawah 294 327 0 0 2786
Pabean 401 54 143 204 888
Semampir 51 4 98 130 175
KELURAHAN/DESA PEDAGANG USAHA USAHA USAHA JASA LAINNYA
(jiwa) KONSTRUKSI INDUSTRI/KERAJINAN JASA (jiwa)
(jiwa) (jiwa) ANGKUTAN
(jiwa)
Berbek 987 89 127 91 94
62
Wadungasri 411 12 59 26 29
Kepuh Kiriman 642 94 284 81 132
Tambak Rejo 898 47 169 42 19
Tropodo 742 32 328 96 162
Tambak Sawah 146 38 6 32 29
Pabean 1779 0 245 56 47
Semampir 45 0 10 29 50
Tabel x. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2015 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2015
KELURAHAN/DESA PNS (jiwa) TNI/POLRI PETANI (jiwa) BURUH BURUH
(jiwa) TANI (jiwa) PABRIK/SWASTA
(jiwa)
Berbek 372 17 0 0 2648
Wadungasri 624 49 0 0 3624
Kepuh Kiriman 746 182 0 0 4957
Tambak Rejo 483 117 11 26 4892
Tropodo 1486 294 0 0 5849
Tambak Sawah 294 327 0 0 2786
Pabean 401 54 143 204 888
Semampir 51 4 98 130 175
KELURAHAN/DESA PEDAGANG USAHA USAHA USAHA JASA LAINNYA
(jiwa) KONSTRUKSI INDUSTRI/KERAJINAN JASA (jiwa)
(jiwa) (jiwa) ANGKUTAN
(jiwa)
Berbek 987 89 127 91 94
Wadungasri 411 12 59 26 29
Kepuh Kiriman 642 94 284 81 132
Tambak Rejo 898 47 169 42 19
Tropodo 742 32 328 96 162
Tambak Sawah 146 38 6 32 29
Pabean 1779 0 245 56 47
Semampir 45 0 10 29 50
Tabel x. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2015
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2016 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2016
63
KELURAHAN/DESA PNS (jiwa) TNI/POLRI PETANI (jiwa) BURUH BURUH
(jiwa) TANI (jiwa) PABRIK/SWASTA
(jiwa)
Berbek 372 17 0 0 2694
Wadungasri 624 49 0 0 3687
Kepuh Kiriman 746 182 0 0 5043
Tambak Rejo 483 117 11 26 4977
Tropodo 1486 294 0 0 5951
Tambak Sawah 294 327 0 0 2834
Pabean 410 56 240 200 897
Semampir 51 6 90 120 175
KELURAHAN/DESA PEDAGANG USAHA USAHA USAHA JASA LAINNYA
(jiwa) KONSTRUKSI INDUSTRI/KERAJINAN JASA (jiwa)
(jiwa) (jiwa) ANGKUTAN
(jiwa)
Berbek 1011 89 127 91 95
Wadungasri 421 12 59 26 29
Kepuh Kiriman 658 94 284 81 133
Tambak Rejo 920 47 169 42 19
Tropodo 760 32 328 96 164
Tambak Sawah 149 38 6 32 29
Pabean 165 0 0 5 0
Semampir 20 0 0 0 0
Tabel x. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2016
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2017 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2017
KELURAHAN/DESA PNS (jiwa) TNI/POLRI PETANI (jiwa) BURUH BURUH
(jiwa) TANI (jiwa) PABRIK/SWASTA
(jiwa)
Berbek 372 17 0 0 2694
Wadungasri 624 49 0 0 3687
Kepuh Kiriman 746 182 0 0 5044
Tambak Rejo 483 117 11 26 4978
Tropodo 1486 294 0 0 5951
Tambak Sawah 294 327 0 0 2835
64
Pabean 410 56 240 200 897
Semampir 51 6 90 120 175
KELURAHAN/DESA PEDAGANG USAHA USAHA USAHA JASA LAINNYA
(jiwa) KONSTRUKSI INDUSTRI/KERAJINAN JASA (jiwa)
(jiwa) (jiwa) ANGKUTAN
(jiwa)
Berbek 1011 89 127 91 95
Wadungasri 421 12 59 26 29
Kepuh Kiriman 658 94 284 81 134
Tambak Rejo 920 47 169 42 19
Tropodo 760 32 328 96 164
Tambak Sawah 149 38 6 32 29
Pabean 165 0 0 5 0
Semampir 20 0 0 0 0
Tabel x. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2018
Dari data diatas, dapat dilihat keberagaman dari mata pencaharian penduduk pada BWP
sendiri. Mata pencaharian penduduk pada BWP didominasi oleh buruh pabrik/swasta,
dikarenakan lokasi pada BWP yang memiliki pabrik – pabrik besar dan perdagangan jasa
yang berjumlah cukup banyak. Pada lokasi BWP yang berada pada Kecamatan Sedati yakni
Pabean dan Semampir, terdapat penduduk dengan mata pencaharian berupa petani dan
buruh tani yang cukup banyak dan menonjol diantara kelurahan/desa pada BWP yang
lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya lahan ruang terbuka hijau (RTH) berupa sawah yang
cukup luas pada kelurahan – kelurahan tersebut.
3.3.7. Fertilitas (Kelahiran)
Salah satu faktor peningkatan pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah adalah
adanya fertilitas atau kelahiran yang terjadi pada wilayah tersebut. Berikut adalah tabel dan
grafik data fertilitas atau kelahiran yang ada pada BWP.
Kelurahan/Desa Kelahiran (jiwa)
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek 55 128 147 119 178
Wadungasri 87 92 98 106 97
Kepuh Kiriman 127 76 351 102 245
Tambak Rejo 94 267 116 150 230
Tropodo 199 274 241 222 265
Tambak Sawah 95 102 89 104 85
Pabean 114 116 108 120 96
65
Semampir 108 70 59 66 70
Tabel x. Jumlah Kelahiran pada BWP 2013 – 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 – 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka
2014 – 2018
400 300
250
300
200
200 150
100
100
50
0 0
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek Wadungasri Kepuh Kiriman Tropodo
Tambak Sawah Pabean Semampir Tambak Rejo
66
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 – 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka
2014 – 2018
200 150
150
100
100
50
50
0 0
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek Wadungasri Kepuh Kiriman Tropodo
Tambak Sawah Pabean Semampir Tambak Rejo
Berdasarkan data diatas, dapat terlihat bahwa Kelurahan Tambak Rejo mengalami
peningkatan angka mortalitas atau kematian pada kurun waktu tahun 2015 hingga 2017 yang
cukup drastis. Pada Desa Kepuh Kiriman, peningkatan jumlah mortalitas ada pada kurun
waktu tahun 2013 – 2015, serta 2016 – 2017 yang mengalami kenaikan cukup drastis.
Sedangkan pada kelurahan/desa lainnya, angka mortalitas cenderung fluktuatif, namun tidak
mengalami lonjakan yang drastis.
3.3.9. Kepindahan
Selain mortalitas atau kematian, perpindahan penduduk yang keluar dari suatu
wilayah untuk tinggal di wilayah lainnya menjadi salah satu faktor yang juga memengaruhi
(mengurangi) jumlah penduduk yang ada pada wilayah tersebut. Kepindahan juga terjadi
pada BWP yang akan direncanakan. Berikut adalah tabel dan grafik kepindahan yang
terdapat pada BWP.
Kelurahan/Desa Kepindahan (jiwa)
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek 72 130 131 176 164
Wadungasri 166 204 248 232 148
Kepuh Kiriman 192 94 270 149 387
Tambak Rejo 150 418 201 69 138
Tropodo 226 158 664 467 458
Tambak Sawah 175 179 146 208 182
Pabean 140 140 140 139 139
Semampir 29 41 29 25 25
67
Tabel x. Jumlah Kepindahan pada BWP 2013 – 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 – 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka
2014 – 2018
800 500
600 400
300
400
200
200 100
0 0
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek Wadungasri Kepuh Kiriman Tropodo
Tambak Sawah Pabean Semampir Tambak Rejo
68
Semampir 25 41 35 30 30
Tabel x. Jumlah Kepindahan pada BWP 2013 – 2017
Sumber: Kecamatan Waru Dalam Angka 2014 – 2018 dan Kecamatan Sedati Dalam Angka
2014 – 2018
500 400
400 300
300
200
200
100 100
0 0
2013 2014 2015 2016 2017
Berbek Wadungasri Kepuh Kiriman Tropodo
Tambak Sawah Pabean Semampir Tambak Rejo
69
eksternal yang bekerjasama
dengan masyarakat.
Kepuh Kiriman Terdapat acara – acara Pendatang – pendatang
tahunan seperti peringatan yang masuk kurang
kemerdekaan RI, halal bi mengenal budaya/norma
halal, dan sebagainya dalam setempat, sehingga acap
upaya mengguyubkan kali terjadi permasalahan
masyarakat. Koordinasi akibat ketidaktahuan
antar warga juga sudah tersebut.
berjalan dengan baik,
sehingga keamanan relatif
stabil.
Tambak Rejo Ada acara – acara untuk Pernah terlibat tawuran
mengguyubkan warga, dengan Tambak Sawah
sehingga hubungan antar pada tahun 2012 dan 2016.
warga terjalin dengan cukup
baik.
Tropodo Memiliki kegiatan – kegiatan Terdapat permasalahan
dalam merekatkan berupa sengketa patok yang
silaturahmi antar warga, terdapat pada tanah
dengan kegiatan peringatan warisan.
kemerdekaan RI, serta
kegiatan ruwat desa.
Tambak Sawah Memiliki acara – acara yang Karena banyaknya
bertujuan merekatkan pendatang, maka kenakalan
silaturahmi, seperti remaja menjadi salah satu
peringatan kemerdekaan RI, permasalahan yang terjadi.
tahlilan rutin mingguan, serta Sempat terlibat tawuran
haul leluhur – leluhur pada dengan Tambak Rejo pada
kampung. tahun 2012 dan 2016. Serta
terlibat tawuran dengan
pendatang dari Nusa
Tenggara Timur pada tahun
2018.
Pabean Terdapat event – event yang Adanya miskomunikasi serta
dapat meningkatkan kesalahpahaman pada
silaturahmi antar warga, masyarakat yang
seperti peringatan menyebabkan munculnya
kemerdekaan RI, peringatan permasalahan –
HUT desa, serta ruwat desa. permasalahan kecil.
Ada pula kegiatan yang
dapat melestarikan budaya
Indonesia, yakni pertunjukan
wayang yang diawali dengan
istighosah/doa bersama.
70
Semampir Terdapat acara – acara yang Terdapat konflik antar
dapat mengguyubkan kelompok, meskipun bukan
warga, seperti peringatan dalam skala yang besar.
kemerdekaan RI, serta
pengajian – pengajian rutin
di masjid – masjid setempat.
Tabel x. Potensi dan Masalah Sosial – Budaya Pada BWP
Sumber: Survei Primer, 2018
Berikut ini adalah lokasi potensi – potensi sosial – budaya tersebut, yang berada pada BWP.
Lokasi – lokasi ini diterjemahkan kedalam sebuah peta.
71
3.4.1. Gambaran Umum Aspek Ekonomi Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam buku Sidoarjo Dalam Angka,
penghitungan PDRB Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 menggunakan mode baru dan
mengalami perubahan tahun dasar menggunakan tahun 2010. PDRB Kabupaten
Sidoarjo dari tahun 2013 sampai dengan 2015 selalu mengalami kenaikan. Dengan
perolehan berturut-turut 117 trilyun, 131 trilyun dan 146 trilyun. Dalam menunjang PDRB
Kabupaten Sidoarjo, sektor industri pengolahan memegang peranan terbesar dengan
46,70 %. Kemudian disusul 16,14 % di sektor perdagangan, dan 11,66 % di sektor
transportasi dan pergudangan.
3.4.2. Gambaran Umum Aspek Ekonomi Bwp Waru Dan Bwp Sedati
Dalam wilayah studi di BWP Waru dan BWP Sedati terdapat 8 desa yaitu Berbek,
Wadung Asri, Kepuh Kirman, Tambak Sawah, Tambak Rejo, Tropodo, Pabean dan
Semampir. Delapan desa yang ada memiliki karakteristik yang tidak berbeda jauh dalam
hal perekonomian. Terutama sumber penghasilan, sarana perekonomian, dan industri
memiliki korelasi dengan Bandara Juanda karena jarak yang sangat dekat.
1. PENDAPATAN DESA
Menurut permendagri no 133 tahun 2014 bab IV bagian Kesatu Pendapatan pasal 9
ayat 2, pendapatan desa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pendapatan asli desa,
transfer, dan pendapatan lain-lain. Pendapatan asli desa adalah segala sesuatu usaha
yang dilakukan desa dengan pemasukan langsung kedalam kas desa. Dapat dibagi
menjadi hasil usaha; hasil aset; swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan
pendapatan lain-lain. Pendapatan asli desan dapat dijelaskan dengan diagram
sebagai berikut
• Hasil BUMDes
Hasil Usaha • Tanah Kas Desa
• Pasar Desa
Hasil Aset • Jaringan Irigasi
• Tempat pemandian umum
Dana transfer desa merupakan dana hasil pemberian dari lembaga yang berada diatas desa,
sampai dengan pemerintah pusat. Dana transfer dapat dijelasan dengan diagram berikut
72
Pemasukan desa terakhir adalah pendapatan lain-lain. Yang dapat dijelaskan dengan
diagram berikut
Pemasukan kedelapan desa tahun 2017 dalam BWP Waru dan BWP Sedati adalah sebagai
berikut
N KELURAHA PENDAPATA DANA BAGI ALOKASI BANTUAN
O N N ASLI DESA HASIL DANA KEUANGA
DESA/LAIN- (APBN) PAJAK DESA N
LAIN PROPINSI
1 TROPODO 213.458.964 760.673.15 489.143.49 505.232.48 0
0 2 3
2 TAMBAK 408.549.000 723.283.33 402214.66 370.166.46 0
SAWAH 8 4 8
3 TAMBAK 175.000.000 774.670.30 492.457.44 539.541.17 75.000.000
REJO 8 2 7
4 WADUNG 141.000.000 712.985.72 370.648.91 433.998.30 102.402.60
ASRI 1 9 3 0
73
5 BERBEK 396.596.000 709.888.55 485.012.40 378.414.09 0
5 8 3
6 KEPUH 38.200.000 744.684.11 455.892.13 479.112.05 207.600.40
KIRMAN 2 1 4 0
7 PABEAN 327.300.000 882.449.00 400.749.00 657.332.00 75.000.000
0 0 0
8 SEMAMPIR 99.458.000 768.398.00 229.629.00 335.605.00 0
0 0 0
Tabel Daftar Pemasukan Desa BWP Waru dan Sedati
Sumber : Kecamatan Waru dan Sedati dalam Angka 2018
74
Sumber : Analisis Penulis 2018
Pendapatan terbanyak dari masing-masing desa adalan dana desa. Dana ini merupakan
alokasi dari pemerintah pusat untuk tap desa. Dana yang didapat berkisar dijumlah
Rp700.000.000 – Rp 800.000.000. Pendapatan asli desa juga menyumbang jumlah yang
cukup banyak dari tiap desa. Menurut wawancara dengan penduduk desa, PAD mayoritas
berasal dari sektor kuliner, perdagangan, dan UMKM. Meskipun banyak industri didalam
kawasan studi, pajak tidak langsung masuk ke kas desa. Namun di serahkan ke pemerintah
Kabupate terlebih dahulu sebelum nantinya dibagikan lewat dana alokasi desa.
2. BELANJA DESA
Belanja desa dari masing-masing desa yang terbanyak adalah dari bidang penyelenggaraan
pemerintah desa. Seperti untuk kebutuhan operasional, gaji pegawai, dll. Bidang selanjutnya
yang cukup banyak adalah pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Tabel
belanja desa dijelaskan sebagai berikut
NO KELURAHA PENYEL PEMBANG PEMBINAA PEMBERDAY TIDAk/DANA
N ENGGAR UNAN N AAN CADANGAN/P
AAN DESA KEMASYA MASYARAKAT ENYERTAAN
PEM RAKAT MODAL DESA
DES
1 TROPODO 1,074,19 609,452,67 31,520,004 103,339,500 150,000,000
6,905 9
75
2 TAMBAK 916,809, 334,532,13 216,499,70 186,372,338 250,000,000
SAWAH 300 2 0
76
Sumber : Analisis Penulis 2018
3. SEKTOR PRIMER
Sektor primer dalam aspek ekonomi adalah bidang yang paling banyak memberi pemasukan
pada PDRB dan pemasukan desa. Sesuai dengan PDRB Kabupaten Sidoarjo yang paling
banyak berpengaruh adalah industri pergudangan dan perdagangan besar. Hal ini juga terjadi
wilayah studi di BWP Waru dan BWP Sedati, bahwa pergudangan dan perdagangan besar
adalah sekotr yang paling besar pengaruhnya.
NO KELURAHAN INDUSTRI LISTRIK PENGELOLAAN KONSTRUKSI
PENGOLAHAN GAS UAP AIR
PANAS &
77
UDARA
DINGIN
1 TROPODO 43 0 1 6
2 TAMBAK 35 0 0 2
SAWAH
3 TAMBAK 5 0 1 0
REJO
4 WADUNG 9 1 0 5
ASRI
5 BERBEK 47 0 1 4
6 KEPUH 25 0 0 0
KIRMAN
78
3 TAMBAK 0 2 0 0 3
REJO
4 WADUNG 1 1 1 0 2
ASRI
5 BERBEK 2 0 0 0 4
6 KEPUH 0 1 0 2 1
KIRMAN
Tabel Jumlah Sektor Industri BWP Waru dan Sedati
Sumber : Kecamatan Waru dan Sedati dalam Angka 2018
79
Sumber : Kecamatan Waru dan Sedati dalam Angka 2018
Jika dibandingkan sektor industri pengolahan dan perdagangan besar antar desa, maka akan
menghasilkan diagram sebagai berikut. Bahwa desa Tropodo adalah yang paling banyak jika
dijumlah kedua sektor. Sedangkan khusus industri pengolaha, Desa Berbek adalah yang
paling banyak industri didalamnya.
80
7 PT INTI PELANGI DRUMASINDO Jl. Tambak Sawah
81
Peta Persebaran Industri
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Dua sektor terbanyak adalah perdagangan besar & industri pengolahan. Yang termasuk
perdagangan besar di wilayah studi adalah grosir produk makanan ringan/snack dan furniture.
82
Contoh dari industri pengolahan adalah shoes manufacture, sparepart & pelumas. Industri
yang ada pada wilayah studi mayoritas tidak bergantung pada Bandara Juanda dalam
distribusi produk. Mereka lebih menggunakan kapal sebagai moda utama. Hal ini karena
pasar yang mereka tuju lebih efektif dan hemat biaya jika menggunakan moda transportasi
laut.
Dengan adanya berbagai industri yang ada, menarik jumlah pekerja cukup banyak. Sehingga
mayoritas penghuni pada 8 kelurahan adalah pendatang yang bekerja sebagai karyawan.
Warga asli mendapat keuntungan dengan memberikan fasilitas penunjang warga pendatang
(kostan, kontrakan, warung makan, warung kelontong, dll)
83
Gambar Grafik Pertanian dan Peternakan BWP Waru dan Sedati
Sumber : Analisis Penulis 2018
UMKM
1
Koppie Rini / Beauty
T Dian Rini Wisma Tropodo Jl Flamboyan AM-4
Slim kopi hijau /
Utaminingsih waru sidoarjo 61256
bawang hitam HITMAN
2 Puji
Jl. Brantas EK-14 wisma tropodo Roem Homemade
sulistyaningrum
84
5 Jl. Tropodo I No. 247 Rt.15 Rw.02 Waru
Moh Hasan Bisri Manasitu
- Sidoarjo
6 Moh hasan bisri Jl. Tropodo I No.147 Rt.15 Rw.02 Waru Manasitu
85
24 Zakky Gufron RT 1 RW 1 Wadung Asri Sandal
86
3.5.2 Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih pada wilayah perencanaan Kecamatan Waru dan Kecamatan
Sedati berasal langsung dari PDAM. Namun, ada beberapa masyarakat yang menggunakan
sumber air bersih dari sumur bor. Pesebaran dan penyaluran air bersih sudah merata dan
jarang terjadi pemadaman air di Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati. Kondisi air di
wilayah perencanaan tersebut sudah sangat baik, tidak kotor, dan tidak berbau.
Keberadaan air bersih yang memenuhi syarat kualitas maupun kuantitasnya sangat
dibutuhkan untuk menunjang peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta mendorong
terhadap pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk mengelola air bersih guna memenuhi
kebutuhan bagi masyarakat, baik untuk kepentingan domestik maupun non domestik dengan
mengemban 2 (dua) fungsi utama, yaitu Fungsi Sosial dan Fungsi Ekonomi. Fungsi Sosial
yaitu memberikan pelayanan air minum yang memenuhi standart kualitas, kuantitas dan
kontinuitas kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau. Fungsi Ekonomi, yaitu
merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sarana pengembangan
dalam rangka pembangunan daerah.
Penggunaan air bersih oleh penduduk Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati meliputi
penggunaan domestik, yaitu untuk kepentingan rumah tangga, perkantoran, peribadatan,
pertokoan, dan rumah sakit serta penggunaan non domestik, yaitu digunakan untuk industri.
Untuk kepentingan air minum, seluruh penduduk menggunakan jasa isi ulang air minum yang
terletak di sekitar lingkungan daerahnya dimana air minum isi ulang tersebut telah memenuhi
standar kualitas air minum.
Sarana perpipaan yang dikelola PDAM ini mengambil air baku dari mata air maupun dari
sumur bor dialirkan dengan system perpipaam ke daerah pelayanan. Pelayanan ke konsumen
sebagian sudah masuk ke rumah-rumah (SR) maupun berupa kran umum dan hidran umum.
Untuk mengelola sarana, untuk biaya operasi dan pemeliharaan sarana setiap konsumen
membayar iuran yang pada umumnya jumlahnya sama, tanpa melihat jumlah pemakaian air
oleh konsumen tersebut.
Sistem prasarana air minum berupa pengelolaan dan pemanfaatan air minum sistem jaringan
air minum perpipaan dan sistem jaringan air minum non perpipaan. Pemanfaatan air sumber
untuk kepentingan air minum dan untuk berbagai pemanfaatan yang lainnya. Kecamatan
Plumpang yang berada diluar wilayah perencanaan perkotaan. Sementara PDAM yang
memanfaatkan mata air dan sumber air bawah tanah.
Banyaknya Sumber Air Minum Menurut Jenis Kecamatan Waru
Desa/Kelurahan Sumur Sumur Sumber
Pompa Gali Artetis
Tangan
Medaeng 0 0 0 1069 0
87
Pepelegi 0 0 0 2742 0
Waru 0 0 0 1729 0
Kureksari 0 0 0 973 0
Ngingas 0 0 0 1734 0
Tropodo 0 0 0 1074 0
Berbek 0 0 0 1302 0
Wedoro 0 0 0 1824 0
Janti 0 0 0 1518 0
Kedungrejo 0 0 0 1087 0
Bungurasih 0 0 0 1107 0
Jumlah 0 0 0 20058 0
Sumber : Kecamatan Waru Dalam Angka 2017
Kwangsan 0 5 0 682 0
Buncitan 0 1 0 516 0
Kalanganyar 0 0 0 299 0
Tambakcemandi 0 0 0 70 0
Gisikoemandi 0 0 0 138 0
Cemandi 0 2 0 658 0
88
Pulungan 0 201 0 658 0
Betro 0 12 0 550 0
Pabean 0 29 0 1093 0
Semampir 0 25 0 283 0
Pranti 0 0 0 218 0
Segorotambak 0 0 0 125 0
Jumlah 0 0 0 7994 0
89
15. Janti 17.720 3.583 21.573
16. Kedungrejo 521.652 7.458 529.110
17. Bungurasih 25.836 1562 27.398
90
(Base Transceiver Station) yang dikelola beberapa provider. Jaringan ini biasanya terpasang
mengikuti jalan baik saluran udara maupun bawah tanah. Sambungan telepon ini langsung
dihubungkan dengan rumah – rumah dan tempat usaha atau perkantoran.
Hampir seluruh kawasan Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati sudah terlayani dengan
BTS (Base Transceiver Station). Sambungan telepon biasanya terpasang mengikuti jaringan
jalan baik saluran udara maupun bawah tanah. Sambungan telepon ini tidak hanya langsung
disambungkan ke rumah-rumah / tempat usaha, melainkan juga melalui telepon umum, wartel
yang dapat dijangkau masyarakat luas. Namun, masih sering terjadi trouble pada sinyal
beberapa provider sehingga menghambat kegiatan komunikasi. Pada wilayah perencanaan
terdapat telepon umum tetapi sudah tidak berfungsi.
Jaringan telepon di Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati diintegrasikan dengan
jaringan pergerakan (jaringan jalan) dan jaringan prasarana / utilitas lain. Terdapat prasarana
jaringan telepon yang pada lingkungan perumahan.
91
10 Tambak sumur 684 3.894
92
3.5.5. Jaringan Drainase
Saluran darinase Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati terdiri dari dua jenis
konstruksi yaitu saluran drainase terbuka dan tertutup. Saluran drainase terbuka terletak
seluruh gang – gang di sepanjangjalan permukiman. Sedangkan untuk saluran drainase
tertutup terdapat pada beberapa jalan dan di jalan utama. Lebar dan kedalaman dari drainase
sudah sangat memadai kapasitas sehingga jarang terjadi banjir, namun pernah terjadi
genangan air. Kondisi dari drainase masih buruk karena banyak terdapat sampah yang
dibuang sembarangan.
Saluran drainase di Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu Saluran drainase primer, saluran drainase sekunder, dan saluran drainase
tersier. Berikut penjelasannya:
1. Sistem drainase primer merupakan penghubung antara sistem drainase sekunder
dengan pembuangan akhir air yang bisa berupa sungai, danau atau rawa, waduk
atau bozem, dan laut.
2. Sistem drainase sekunder adalah sistem drainase yan menghubungkan jaringan
primer dan tersier. Contohnya adalah saluran kota yang debitnya tidak terlalu besar.
3. Sistem drainase tersier adalah sistem saluran drainase yang mengalirkan air hujan
dari daerah pematusan ke saluran sekunder. Contohnya adalah saluran sepanjang
sisi jalan, saluran atau selokan air hujan di sekitar bangunan.
Sumber : Survei Primer
93
Pada kawasan perencanaan Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati sudah memiliki
sistem pembuangan limbah secara pribadi. Septictank sudah dimiliki secara pribadi sehingga
pembuangan limbah sudah sangat baik dan tidak dibuang secara sembarangan di sungai.
Sistem pembuangan air limbah dari rumah tangga(domestic) di wilayah Kecamatan
Waru dan Kecamatan Sedati untuk warga yang memiliki hunian permanen menggunakan
sistem sanitasi setempat (on – site), yaitu menggunakan septic tank resapan mandiri di tiap
tiap persilnya. Tujuan pembangunan MCK ini adalah memberi bantuan kepada warga agar
dapat menggunakan utilitas sanitasi yang layak dan meninggalkan budaya buang air besar
sembarangan.
94
JARINGAN AIR BERSIH
Peta Jaringan Air Bersih Primer, Sekunder, dan Tersier
95
Peta Pipa PDAM
96
JARINGAN LISTRIK
Peta Jaringan Listrik SUTR
97
Peta Jaringan SUTM
98
Peta Lokasi Kotak Travo
99
JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Jaringan Telekomunikasi
100
Peta Lokasi Menara BTS
101
Peta Lokasi Kotak Telkom
102
JARINGAN DRAINASE
Peta Jaringan Drainase Primer, Sekunder, dan Tersier
103
JARINGAN SANITASI
Peta Penggunaan MCK
104
3.6. Sarana
Sarana perkotaan merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan pelayanan
public dan mendukung aktifitas ekonomi dan social suatu kota. Sarana yang akan dianalisis
dalam sub bab ini terdiri atas sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan,
sarana perdagangan dan jasa, sarana pemerintahan/pelayanan umum, sarana kebudayaan
dan rekreasi, dan sarana ruang terbuka hijau, taman dan olahraga. Dasar analisis sarana
yang digunakan antara lain Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
yang telah dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (SNI 03-1733-2004) yang
dikomparasikan dengan trend dan kondisi eksisting di wilayah studi.
Dalam proses pengumpulan data, survei dilakukan dengan dua cara, yaitu survey primer
dan survey sekunder. Survey primer dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan
(observasi lapangan). Sedangkan survey sekunder dilakukan dengan cara survei literatur dan
proses analisa berdasarkan data-data yang diperoleh dari buku Kecamatan Waru dan
Kecamatan Sedati dalam Angka tahun 2018 dan beberapa data dari instansi terkait.
3.6.1. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat krusial dalam peningkatan
kualitas dan kapasitas masyarakat. Pedidikan yang baik dapat diperoleh dengan adanya
kualitas dan kuantitas Sarana yang memadai dalam suatu kota. Sarana pendidikan
adalah semua Sarana yang mendukung dalam belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak sehingga tujuan pendidikan dapat berjalan dengan efektif,
lancar, dan efisien.
Berdasarkan data Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati Dalam Angka 2018
pemanfaatan ruang untuk pendidikan di kawasan perencanaan dibagi menjadi
pendidikan kanak-kanak, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal ini
menyesuaikan dengan aturan penyediaan fasilitas yang berlaku yakni (SNI 03-1733-
2004).
Pertimbangan akses merupakan hal yang mendasar untuk pola penempatan
pendidikan yang setingkat SD, SLTP, dan SLTA sehingga pada umumnya pola sebaran
Sarana Pendidikan berlokasi pada jalan-jalan utama. Berikut merupakan jumlah
persebaran Sarana pendidikan dan diagram proporsi jumlah Sarana yang terdapat pada
Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati :
Tabel 3.6.1 Daftar Jenis Sarana Pendidikan di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Waru
dan Kecamatan Sedati Tahun 2018
Jenis Fasilitas Pendidikan
Desa
No. TK SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA
1 Berbek 0 2 2 4
2 Kepuh 3 2 3 0
Kiriman
3 Pabean 0 0 0 1
4 Semampir 0 1 0 0
5 Tambak 1 0 0 0
Rejo
105
6 Tambak 1 0 0 0
Sawah
7 Tropodo 5 5 3 1
8 Wadung 1 3 2 3
Asri
Sumber : Survei Primer, 2018
Grafik 3.6.1 Proporsi Persebaran Fasiilitas Pendidikan per Desa
20.90% 18.60%
18.60%
32.60%
2.30%
2.30%
2.30%
2.30%
Berbek Kepuh Kiriman Pabean Semampir Tambak Rejo Tambak Sawah Tropodo Wadung Asri
Tabel 3.6.2 Persebaran Sarana Pendidikan di Bagian Wilayah Perkotaan Waru dan
Sedati
Sumber : Survei Primer, 2018
106
No. Nama Gambar Alamat
107
Gambar 3.6.1 Peta Fasilitas Pendidikan
108
3.6.2. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan memiliki peran yang penting dalam pengembangan suatu wilayah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
No. 534/KTP/M/2001 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal Bidang
Penataan Ruang bahwa Sarana Kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarkat sekaligus mengendalikan
pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan buku Kecamatan Waru dan Sedati Dalam Angka tahun 2018,
terdapat beberapa jenis Sarana kesehatan yang berada di wilayah studi, diantaranya
posyandu, puskesmas, rumah sakit, poskesdes dan apotek. Berikut ini adalah tabel
persebaran Sarana kesehatan dan proporsi persebaran per desa yang berada di Bagian
Wilayah Perkotaan Kecamatan Waru dan Sedati :
Tabel 3.6.3 Jenis Sarana Kesehatan di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Waru dan
Sedati Tahun 2018
Jenis Fasilitas Kesehatan
Kelurahan Rumah
Puskesmas Posyandu Apotek Poskesdes
Sakit
Berbek 0 1 1 0 1
Kepuh Kiriman 0 1 0 1 1
Pabean 0 1 0 0 1
Semampir 0 1 0 0 1
Tambak Rejo 0 1 0 1 1
Tambak Sawah 0 1 1 0 1
Tropodo 1 2 3 0 1
Wadung Asri 0 1 2 0 1
Sumber : Survei Primer, 2018
109
Grafik 3.6.2 Proporsi Persebaran Sarana Kesehatan Per Desa
15.40% 11.55%
11.55%
23% 7.70%
7.70%
11.55% 11.55%
110
Sumber : Survei Primer, 2018
111
Gambar 3.6.2 Peta Fasilitas Kesehatan
112
3.6.3. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana untuk menciptakan masyarakat yang
berakhlak dan bermoral. Indonesia menjamin kehidupan beragama dan menciptakan
kerukunan antar pemeluk agama sesuai dengan isi dari Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Mengacu pada hal tersebut, adanya Sarana peribadatan di suatu
kawasan memiliki urgensi tersendiri dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penyediaan Sarana peribadatan di suatu kawasan mengikuti komposisi dan persebaran
penduduk pemeluk agama.
Pemanfaatan ruang untuk kegiatan peribadatan di Bagian Wilayah Perkotaan
Kecamatan Waru dan Sedati meliputi masjid, mushola, dan gereja. Berikut adalah
jumlah/tingkat persebaran Sarana peribadatan dan proporsinya di Bagian Wilayah
Perkotaan Kecamatan Waru dan Sedati:
Tabel 3.6.5 Jenis Sarana Kesehatan di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Waru dan
Sedati Tahun 2018
Jenis Fasilitas Peribadatan
Desa
Masjid/Musholla Gereja Pura Vihara Klenteng
Berbek 11 0 0 0 0
Kepuh Kiriman 12 0 0 0 0
Pabean 3 0 0 0 0
Semampir 1 0 0 0 0
Tambak Rejo 5 0 0 0 0
Tambak Sawah 4 0 0 0 0
Tropodo 11 1 0 0 0
Wadung Asri 5 0 0 0 0
Sumber : Survei Primer, 2018
Grafik 3.6.3 Proporsi Persebaran Sarana Peribadatan Per Desa
9.40%
20.80%
22.65%
22.65%
7.50%
9.40% 5.70%
1.90%
Berbek Kepuh Kiriman Pabean Semampir Tambak Rejo Tambak Sawah Tropodo Wadung Asri
113
Sumber : Survei Primer, 2018
114
Gambar 3.6.3 Peta Fasilitas Peribadatan
115
3.6.4. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Sarana pemerintahan dan Pelayanan Umum adalah sarana yang bersifat non
komersiil tidak terlepasan dari keberadaan fungsi Wilayah Perkotaan Waru dan Sedati
sebagai salah satu perkotaan di Kabupaten Tuban. Sarana pemerintahan dan
pelayananumum ini biasanya didominasi oleh kawasan perkantoran yang melayani
kegiatan administrasi dalam lingkup lokal maupun regional BWP Waru dan Sedati.
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui tingkat ketersediaan sarana
pemerintahan dan pelayanan umum adalah dengan survey primer yaitu dengan
mengamati kondisi di lapangan (observasi lapangan) dan wawancara dengan stakeholder
yang terdiri dari pemerintah dan masyarakat. Selain survey primer, pemgumpulan data
juga dilakukan dengan survey sekunder yaitu studi literature melalui data Kecamatan Waru
dan Sedati Dalam Angka tahun 2016 dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tuban Tahun 2012-2032.
Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum sebagian besar berada pada pusat
pusat kegiatan warga BWP Waru dan Sedati baik skala pelayanan unit masyarakat, unit
lingkungan, hingga unit distrik. Sedangkan untuk ketersediaan sarana pelayanan umum
masih ada beberapa sarana yang belum terpenuhi seperti pos pemadam kebakaran yang
tidak tersedia di BWP Waru dan Sedati. Berikut adalah table data ketersediaan sarana
pemerintahan dan pelayanan umum di BWP Waru dan Sedati.
Tabel 3.6.9 Jumlah Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum BWP Waru dan Sedati
Desa Jenis Fasilitas
Pemerintahan
Kantor Bangunan
Kepala Desa Pemerintahan
Lainnya
Berbek 1 0
Kepuh 1 1
Kiriman
Pabean 1 0
Semampir 1 0
Tambak Rejo 1 0
Tambak 1 1
Sawah
Tropodo 1 1
Wadung Asri 1 0
116
Sumber : Survei Primer, 2018
117
Gambar 3.6.4 Peta Fasilitas Pemerintahan
118
3.6.5. Sarana Ruang Terbuka Hijau, Taman dan Olahraga
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008, Ruang
terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Berdasarkan peraturan
menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2007 pada bab 1 pasal 1 ayat 2 yang menyatakan
bahwa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka
suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Didalam Undang-Undang No.
26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, perencaaan tata ruang wilayah kota harus
memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas
minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah kota. Proporsi 30% merupakan ukuran
minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota maupun sistem ekologis yang
dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat.
Sedangkan Sarana olahraga adalah sarana yang dapat berbentuk lapangan
outdoor maupun indoor serta gedung olahraga dan perlengkapannya yang berfungsi
sebagai tempat kegiatan olahraga. Sarana olahraga dapat berupa lapangan sepakbola,
golf, basket, volley, bulu tangkis, tenis, tenis meja, atletik, kolam renang, fitness/
sanggar senam, dan arena bilyard. Umumnya sarana olahraga yang terdapat ditempat
terbuka juga dapat dikatakan sebagai salah satu ruang terbuka hijau.
Berdasarkan hasil survey primer yang telah dilakukan, ruang terbuka hijau di
BWP Waru dan Sedati dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu RTH publik dan
RTH privat. RTH publik adalah ruang terbuka hijau yang disediakan oleh pemerintah
yang dapat diakses oleh masyarakat umum secara bebas seperti taman tanaman boga
di kantor desa Waru dan Sedati. Sedangkan RTH privat adalah ruang terbuka hijau yang
dimiliki oleh pihak tertentu, sehingga aksesnya hanya untuk orang – orang tertentu saja
yaitu pada rumah rumah warga atau pekarangan.
BWP Waru dan Sedati tidak memiliki RTH berupa taman aktif sebagai fungsi
ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetik. Selain itu kondisi RTH pada median jalan
hanya terdapat pada sepanjang Jalan Raya Waru dan Sedati. RTH pada BWP Waru
dan Sedati di dominasi oleh RTH pekarangan yaitu berupa taman di setiap rumah atau
lahan terbangun. Sarana RTH makam juga tersedia pada BWP Waru dan Sedati
sebagai sarana penghijauan kawasan studi. Pada BWP Waru dan Sedati, sarana
olahraga yang dijumpai sebagian besar berupa lapangan terbuka yang dapat digunakan
sebagai fungsi lain yaitu pasar malam pada waktu waktu tertentu dan kegiatan kegiatan
lain yang membutuhkan lahan luas. Berikut adalah table RTH dan sarana Olahraga
yang terdapat pada BWP Waru dan Sedati.
Tabel 3.6.14 Sarana RTH, Rekreasi, dan Olahraga BWP Waru dan Sedati
No. Kelurahan Jenis Fasilitas
Makam Taman Gedung
Olahraga
1 Berbek 2 0 0
2 Kepuh Kiriman 1 2 2
3 Pabean 0 0 0
4 Semampir 0 0 0
5 Tambak Rejo 0 0 0
6 Tambak Sawah 0 0 1
119
7 Tropodo 2 1 1
8 Wadung Asri 1 0 0
Sumber : Survei Primer, 2018
Berikut adalah nama, lokasi dan foto kondisi RTH di BWP Waru dan Sedati.
Tabel 3.6.17 Nama, Lokasi dan Foto Sarana RTH dan Olahraga BWP Waru dan Sedati
Sumber : Survei Primer, 2018
120
Gambar 3.6.5 Peta Fasilitas RTH, Rekreasi, dan Olahraga
121
3.7. Aspek Transportasi
Dalam suatu perencanaan, transportasi merupakan salah satu aspek penting dimana
transportasi secara tidak langsung menjadi kebutuhan masyarakat dalam mobilitas dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya. Perencanaan transportasi harus dipenuhi dalam suatu wilayah
karena aspek ini merupakan akses penghubung antar wilayah. Informasi mengenai sistem
transportasi dalam suatu bahasan meliputi pola jaringan jalan, kondisi jalan, pola pergerakan,
dan karakteristik angkutan umum.
122
Gambar x Jalan Letjen Suprapto dan Jalan Raya Pabean
(Sumber : Survei Primer, 2018)
c. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal dibedakan
menjadi dua yaitu jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder. Dalam
kawasan perencanaan, yang termasuk dalam jalan lokal primer yaitu
Jalan Tambak Sawah dan jalan lokal sekunder berada di Jalan Kolonel
Sugiono, Jalan Kundi dan Jalan Tambak Sawah
123
Jalan Raya Tropodo Kolektor Primer
124
Gambar x Kondisi Jalan Baik
(Sumber : Survei Primer, 2018)
1. Perkerasan Jalan
Kondisi perkerasan jalan yang ada dalam kawasan perencanaan ini terdiri dari
aspal dan paving. Jalan utama yang ada dalam kawasan perencanaan ini memiliki
kondisi perkerasan berupa aspal yang terletak di Jalan Raya Tropodo, Jalan
Wadung Asri, dan Jalan Letjen Suprapto. Kondisi jalan yang berupa aspal sering
ditemui hampir di seluruh kawasan perencanaan. Sedangkan kondisi perkerasan
jalan yang berupa paving dapat di jumpai pada kawasan perumahan yang ada di
kawasan perencanaan. Seperti Jalan Progo
Tabel 3.7.3. Tanel Perkerasan Jalan
Nama Jalan Fungsi Perkerasan
Jalan
Jalan Raya Tropodo Kolektor Primer Aspal
125
(Sumber : Survei Primer, 2018)
2. Dimensi Jalan
Setiap jaringan jalan tergolongkan berdasarkan fungsi jalan yang dimana
berkaitan dengan kriteria penampang pada setiap jaringan jalan. Kecamatan
Waru dan Kecamatan Sedati memiliki jaringan jalan yang telah mempunyai fungsi
jalan masing-masing. Penampang jalan pada setiap fungsi jalan pada wilayah
perencanaan ini memiliki data yang berbeda-beda, yang dapat diperjelas dengan
pembagian Rumaja (Ruang Manfaat Jalan), Rumija (Ruang Milik Jalan) dan
Ruwasja (Ruang Pengawasan Jalan).
Tabel 3.7.4. Dimensi Jalan
126
Gambar x Ilustrasi Penampang Jalan Kundi-Jalan Lokal
(Sumber : Anlaisis Penulis, Survei Primer, 2018)
127
Gambar x Penampang Jalan Progo-Jalan Lingkungan
(Sumber : survey Primer, 2018)
128
Sedati. Sirkulasi ini terjadi karena adanya pusat kegiatan seperti pasar.
Pergerakan orang-orang menuju kawasan perencanaan untuk
melakukan aktivitas di kawasan perencanaan dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak tersedia di luar kawasan perencanaan.
d. Eksternal-Eksternal
Sirkulasi ini merupakan sirkulasi kendaraan yang hanya melewati
jalan-jalan yang ada dalam BWP Kecamatan Waru dan Sedati sehingga
fungsi jalan di kawasan perencanaan hanya sebagai penghubung
tempat asal dengan daerah tujuan. Pola pergerakan ini tidak memiliki
tujuan untuk berhenti pada lokasi yang berada di kawasan
perencanaan. Contoh pergerakan yang dilakukan orang yang berasal
dari Surabaya menuju bandara Juanda menggunakan Jalan Raya
Tropodo, Jalan Wadung Asri, dan Jalan Letjen Suprapto.
2. Pergerakan Barang
a. Internal-Internal
Sirkulasi ini merupakan sirkulasi yang tejadi hanya di dalam BWP
Kecamatan Waru dan Sedati. Pergerakan barang yang terjadi karena
hasil produksi dari desa-desa di kawasan perencanaan yang di jual di
pasar yang ada pada kawasan perencanaan. Misalnya sandal hasil
produksi Desa Tropodo yang dijual di pasar Baru Wadung Asri.
b. Internal-Eksternal
Sirkulasi ini merupakan sirkulasi yang terdapat pergerakan dari
kawasan BWP Kecamatan Waru dan Sedati menuju keluar kawasan
perencanaan. Pola pergerakan barang ini terjadi akibat adanya
kegiatan industri yang ada pada kawasan perencanaan yang
disebarkan menuju industri lainnya maupun menuju pasar-pasar yang
ada di luar kawasan perencanaan.
c. Eksternal-Internal
Sirkulasi ini merupakan sirkulasi yang terjadi pergerakan dari luar
menuju kawasan perencanaan. Sirkulasi ini banyak terjadi dikarenakan
dalam kawasan perencanaan terdapat lokasi industri dimana terdapat
bahan baku yang diambil dari kuar kawasan perencanaan.
d. Eksternal-Eksternal
Sirkulasi ini merupakan sirkulasi kendaraan yang hanya melewati
jalan-jalan di kawasan perencanaan sebagai perlintasan, sehingga
fungsi dai jalan di kawasan perencanaan hanya sebagai penghubung
tempat asal dengan daerah tujuan. Pola pergerakan ini tidak memiliki
tujuan untuk berhenti pada lokasi yang berada di kawasan
perencanaan.
3. Volume Peak Hour
Penghitungan volume kendaraan yang melintas pada saat peak hour
dilakukan untuk mengetahui berapa banyak intensitas kendaraan yang
melintas di jalan tersebut. Volume kendaraan ini dihitung dalam waktu 60
menit yang dibagi per 15 menit. Dilakukan pada saat pagi hari, siang hari
dan sore hari. Data mengenai intensitas kendaraan saat peak hour di
beberapa ruas jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7.5 Volume Peak Hour-Jalan Raya Wadung Asri
129
Interval (Weekdays) Jalan Raya Wadung Asri (Utara -Selatan)
(MASUK)
MC LV HV NM
MC LV HV NM
130
11.31-11.45 389 117 1 4
MC LV HV NM
07.01-07.15 509 79 3 7
16.01-16.15 480 98 3 14
131
MC LV HV NM
07.01-07.15 523 76 9 3
10.46-11.00 344 92 8 3
MC LV HV NM
132
16.01-16.15 710 169 12 3
MC LV HV NM
MC LV HV NM
133
07.31-07.45 2434 213 2 16
MC LV HV NM
134
16.46-17.00 991 116 9 24
3.7.5. Parkir
Parkir merupakan salah satu elemen penting yang ikut menunjang kelancaran
arus lalu-lintas dalam suatu ruas jalan, kawasan atau dalam suatu sistem
jaringan jalan. Ada dua jenis parkir yang biasa dikenal yaitu : parkir di atas daerah
manfaat jalan (on Street Parking) dan parkir di luar daerah manfaat jalan (off street
parking). Kebutuhan akan fasilitas perparkiran cukup dibutuhkan untuk
menunjang aktifitas masyarakat disana, khususnya di desa yang ada di
Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati karena merupakan pusat kegiatan.
a. Parkir On-Street
Fasilitas parkir On-street merupakan alokasi ruang parkir pada
sebagian bahu jalan. Jenis fasilitas ini terdapat beberapa pada kawasan
perencanaan, terutama di Jalan Raya Tropodo yang merupakan pusat
kegiatan di Kecamatan Waru.
135
Gambar x Parkir On Street
(Sumber : Survei Primer, 2018)
b. Parkir Off-Street
Fasilitas parkir off-street yaitu fasilitas parkir yang menggunakan
penggunaan lahan yang memang diperuntukkan untuk tempat parkir
kendaraan. Fasilitas parkir off-street ini banyak ditemui di kawasan
perdagangan dan jasa seperti minimarket. Di BWP Kecamatan Waru juga
terdapat Hotel yang menyediakan lahan parkir seperti pada Sinar Hotel
yang ada di BWP Kecamatan Waru dan minimarket Alfamart pada Jalan
Raya Pabean
136
Rambu Rambu Hanya
Rambu Perintah terdapat
pada jalan
yang berada
pada
perempatan
jalan raya
pabean
Rambu Hanya
Petunjuk terdapat
pada Jalan
Wadung
Asri
Rambu Terdapat di
Peringata Jalan Raya
n Wadung
Asri di
depan salah
satu masjid
Marka Terdapat
Jalan pada jalan
Raya Jalan
Tropodo
137
Fasilitas Pedestria Hanya
Pendukun n terdapat
g pada jalan
Letjen
Suprapto
depan
Masjid
Baitusyi
Syakur.
Penerang Hanya
an Jalan terdapat
pada jalan
utama yaitu
sepanjang
Jalan Raya
Tropodo
138
Peta 3.7.1 Peta Klasifikasi Jalan
139
Peta 3.7.1 Peta Klasifikasi Jalan
140
Peta 3.7.1 Peta Klasifikasi Jalan
141
Peta 3.7.1 Peta Klasifikasi Jalan
142
Peta 3.7.1 Peta Klasifikasi Jalan
143
Peta 3.7.1 Peta Klasifikasi Jalan
144