PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana melakukan proses pengurusan ijin termasuk di
dalamnya :
a. Pekerjaan mobilisasi
Pekerjaan mobiliasasi mencakup penyediaan tenaga kerja, material dan Peralatan
yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang diperlukan untuk
membangun fasilitas-fasilitas proyek, seperti : Kantor Proyek, Gudang dan
bangunan-bangunan sementara lainnya. Pada tahap ini, peralatan yang
dibutuhkan masih terbatas pada peralatan-peralatan ringan, seperti alat-alat
untuk pengukuran. Mobilisasi alat-alat berat, seperti alat-alat untuk pondasi,
mulai dilakukan setelah tahapan pekerjaan persiapan selesai dan pengukuran
titik-titik awal yang telah ditetapkan.
Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tebal 6 mm dengan ukuran lebar 240
cm dan tinggi 175 cm.
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian
disesuaikan kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam
LOGO KEMENTERIAN/LEMBAGA/INSTANSI PEMBERI TUGAS
c. Pembersihan Lokasi
Cara Pelaksanaan :
1. Pekerjaan yang dimaksud adalah pembersihan lokasi pembangunan untuk
semua jenis pekerjaan dalam kegiatan ini.
2. Pada umumnya, lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih dari pepohonan
maupun tumbuhan lainnya. Namun kontraktor harus membersihkan kotoran
lain seperti plastik dan kotoran lainnya.
3. Pihak kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas untuk menentukan batas-batas pekerjaan dan penentuan titik-titik
sumuran dan pondasi poer .
d. Pekerjaan Pengukuran
Cara Pelaksanaan :
1. Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran kembali lokasi pekerjaan
Jika terjadi perbedaan, maka Pelaksana dapat mengajukan gambar rencana
sesuai dengan keadaan berdasarkan hasil pengukurannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dengan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi Proyek.
3. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Direksi Pengawas.
Peerjaan Pengukuran
e. Pemasangan Bouwplank
Cara Pelaksanaan :
1. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok
kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
2. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian
atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku),
sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan
meteran.
3. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah
dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.
4. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As
sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu
ditancapkan kedalam tanah.
e. Pemasangan Pagar Sementara
Cara Pelaksanaan :
1. Pembuatan pagar pengaman seng gelombang tinggi 3 M dimaksudkan untuk
memisahkan area aktifitas proyek dengan aktifitas luar
2. yang mungkin dapat saling mengganggu. Pagar Pengaman ini juga berfungsi
agar seluruh aktifitas pekerjaan
3. proyek tidak terlihat langsung oleh umum dan memastikan orang-orang yang
terlibat didalam proyek hanyalah
4. orang-orang yang berkepentingan dengan proyek tersebut. Pembuatan
pagar pengaman proyek dimaksudkan
5. juga untuk pengamanan material proyek dari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kehilangan material maupun
6. peralatan dan memastikan aktifitas pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilakukan tidak terganggu.
f. Pembuatan Direksi Keet
Direksi Keet merupakan bangunan bertingkat dengan konstruksi rangka kayu,
dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai
papan, diberi pintu / jendela secukupnya penghawaan / pencahayaan. Letak
Direksi Keet harus cukup dekat dengan kantor Managemen Konstruksi tetapi
terpisah dengan tegas.
Perlengkapan - perlengkapan kantor Direksi Keet yang harus disediakan :
1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 x 3,00 m2 dengan 10 (sepuluh) kursi
2 (dua) buah meja tulis ukuran 0,70 x 1,40 m2 dengan 4 (dua) kursi
1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 x 0,50 m3 dapat dikunci
1 (satu) buah white board ukuran 1,20 x 2,40 cm2
Berdekatan dengan kantor Direksi Keet, harus ditempatkan ruang WC dengan
bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
Alat - alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :
• 1 (satu) buah alat ukur schufmaat.
• 1 (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass).
• 1 (satu) mesin tik standart 18”
Bangunan kantor Direksi Keet dengan perlengkapan - perlengkapannya
terkecuali alat - alat yang disebut menjadi milik Pemberi Tugas setelah selesai
pembangunan.
Tangki Air
Menara Air
Pipa Pengisian
Pipa Distribusi
Pompa
Sumber PDAM
Kran
PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN TANAH
3. Urugan Pasir
a. Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat
b. Urugan pasir harus dipadatkan sambil dibasahi.
c. Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan di bawah pondasi dan di bawah lantai
d. Tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut harus sesuai dengan gambar
PEKERJAAN PONDASI
TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja
MATERIAL :
1. Tiang Pancang Beton 40x40 cm
2. Pile Cap PC-1 100 x 100 x 80 cm
3. Pile Cap PC-2 100 x 180 x 100 cm
4. Pile Cap PC-3
5. Pile Cap PC-4 180x 180 x 120 cm
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :
TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja
MATERIAL :
1. Batu Pecah
2. Besi Beton
3. Semen
4. Pasir Pasang
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :
1. Pembesian sloof
Install pembesian tulangan pada sloof
2. Bekisting sloof
Pekerjaan bekisting sloof menggunakan papan kayu
3. Pengecoran sloof
Pengecoran pondasi menggunakan beton readymix
PEKERJAAN KOLOM
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. Truck Mixer
2. Concrete Pump
3. Concrete Mixer/ Beton Molen
4. Concrete Vibrator
5. Saringan Pasir
6. Sendok Adukan
7. Cangkul
8. Ember
9. Slang air
TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja
MATERIAL :
1. Batu Pecah
2. Besi Beton
3. Semen
4. Pasir Pasang
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :
1. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tenaga manusia dan jenis alat yang
digunakan adalah Bar Cutter
2. Pekerjaan Bekisting
Dalam pelaksanaan proyek ini, Bekisting yang akan diterapkan adalah
sistem Konvensional (Kayu dan Multipleks)
3. Pekerjaan Pengecoran
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami akan menggunakan beton dari
Site Mix/molen atau Readymix
Hal yang perlu diperhatikan adalah
- Untuk Pengecoran kolom cara pengecorannya dengan
menggunakan alat ember dan bak penampung
- Untuk Pengecoran balok + plat , cara pengecorannya dengan
menggunakan alat bantu ember dan bak penampung
- Pada setiap pengecoran disediakan peralatan : Beton Molen,
Concrete vibrator, roskam, jidar dan waterpass (leveling)
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. Truck Mixer
2. Concrete Mixer/ Beton Molen
3. Concrete Vibrator
4. Concrete Pump
5. Saringan Pasir
6. Sendok Adukan
7. Cangkul
8. Ember
9. Slang air
10.Perlengkapan Curing
TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja
MATERIAL :
1. Batu Pecah
2. Besi Beton
3. Semen
4. Pasir Pasang
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :
1. Pekerjaan Bekisting
Pemasangan Schafolding
Dalam pelaksanaan proyek ini, Bekisting yang akan diterapkan adalah
sistem Konvensional (Kayu dan Multipleks)
2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tenaga manusia dan jenis alat yang
digunakan adalah Bar Cutter
3. Pekerjaan Pengecoran
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami akan menggunakan beton dari
Site Mix/molen atau Readymix
Hal yang perlu diperhatikan adalah
- Untuk Pengecoran kolom cara pengecorannya dengan menggunakan
alat ember dan bak penampung
- Untuk Pengecoran balok + plat , cara pengecorannya dengan
menggunakan alat bantu ember dan bak penampung
- Pada setiap pengecoran disediakan peralatan : Beton Molen, Concrete
vibrator, roskam, jidar dan waterpass (leveling)
PEKERJAAN TANGGA
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
1. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja.
Sebelum fabrikasi dimulai, Pelaksana harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi
Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Pelaksana
untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Pelaksana bilamana terdapat kesalahan atau
kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan
ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Pelaksana. Pengukuran dengan
skala dalam gambar tidak diperkenankan.
b. Tanda-tanda pada konstruksi baja.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah.
c. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las
yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Pelaksana harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik
dalam melaksanakan konstruksi baja-baja bertingkat .
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,
karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus
digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi
pada elemen konstruksi baja yang dilas.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebih dari satu
kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus
dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag dan percikan-percikan logam yang
ada. Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D 1.0. : Pengujian
secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dari AWS D 1.0. Dan bila ada
kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan harus dtanggung
oleh Pelaksana.
Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yang dipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan
persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-
68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe and
Tubing 1974. Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan
ASTM E109. Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan
ASTM E109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya
yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung
jawab Pelaksana.
d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Pelaksana tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin
Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan
baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut. Pemasangan
dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi
kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan
menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai
dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya.
Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut- baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut
yang tidak dapat dikencangkan.
e. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sekali-kali tidak diperkenankan.
f. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok. Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada
pengiriman dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan
elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat yang kering / cukup terlindung,
sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi Tugas berhak untuk
menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau
rusak.
g. Erection
Sebelum erection dimulai, Pelaksana harus memeriksa kembali kedudukan angker-
angker baja dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan
pelaksanaan erection. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk
kolom dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker haru tetap dan akurat untuk
mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada
tulangan pile cap.
Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya dilapangan.
Untuk ini Pelaksana harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet,
sarung tangan dan pemadam kebakaran. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai
oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam erection konstruksi
baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya, oleh
sebab itu Pelaksana diminta untuk member perhatian khusus pada masalah erection
ini.
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection. Untuk pekerjaan erection dilapangan,
Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli
untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas.
Penempatan konstruksi baja dilapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan pekerjaan erection. Pelaksana harus memberitahukan PemberiTugas
sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah dilapangan,
konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata yang dikirim
rusak dan bengkok, Pelaksana harus mengganti yang baru. Setelah Erection selesai
maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan type cat ICI Green Primer R 540 - 157
setebal 35 micron.
Pekerjaan Konstruksi Baja
.
Pekerjaan Penutup Atap
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASANGAN DINDING BATA RINGAN
a. Tinjauan Lapangan
Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/ dibebani pasangan.
Bila ada struktur pendukung pasangan yang belum sempurna eadaannya/
penyelesaiannya, pekerjaan pemasangan harus ditunda sampai selesai koreksi yang
diperlukan.
b. Persiapan Pekerjaan
Permukaan tempat pasangan harus dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda
lain yang akan mengurangi kekuatan pasangan.
c. Adukan
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan pasangan dan plesteran.
d. Pemasangan
1. Kerjakan pasangan dengan ketebalan sesuai yang disyaratkan pada gambar
perencanaan, jika tidak ditentukan maka gunakan ketebalan 10 cm.
2. Tidak dibenarkan memasang blok beton yang patah.
3. Sebelum menambah pasangan baru, permukaan pasangan lama yang akan
disambung harus dibersihkan, pasangan yang lepas diganti, mortar yang
terkelupas ditambal.
4. Blok beton harus dipotong dengan gergaji mesin. Bila mungkin hindarkan
pemotongan beton.
5. Tera-datar/Leveling : Mortar pada siar datar dan siar tegak harus penuh dan
padat. Lapisan baru harus ditera datar dan tegak, dan dokoordinasikan dengan
bagian pekerjaan lain, misalnya : pekerjaan listrik, mekanikal dan pemipaan.
6. Pada setiap bidang 12 m2, setiap sudut pertemuan dan setiap lubang pintu/
jendela, harus disediakan kolom praktis sesuai dengan PBI 71.
7. Selama 3 hari tempat pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dari jamahan
orang/benturan keras, dan dari kegiatan pekerjaan lain.
8. Bila terjadi kerusakan, diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan.
e. Pembersihan
Setelah selesai permukaan pasangan blok beton harus dibersihkan untuk diperiksa
oleh Konsultan Pengawas.
TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja
MATERIAL :
1. Batu bata
2. Mortar Instan
Flow Chart
Pekerjaan Pasangan Dinding
LANGKAH KERJA
BATA
AS BANGUNAN
BATA
AS
As
Benang nylon
Tiang kayu
Denah
Tampak
BESI DI
COR
BEKISTING
1m
Lo > 4 m
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1) PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. UMUM
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar
benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan
plesteran.
3. Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang permanen)
untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata,
contour dan profil-profil akurat.
4. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan
air yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
5. Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal)
setelah proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi
waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan
yang bersifat sementara dari plesteran.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan
yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat
terlebih dahulu “kepala plesteran”.
d. PLESTERAN INTERIOR
1. Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan ± 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya ; dan
tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan
pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk
ikatan mekanik bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan vertikal,
sikat secara horizontal.
4. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar
pertama.
5. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
e. PLESTERAN EXTERIOR
1. Pemasangan
1) PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. PEMASANGAN RANGKA
1. Rangka Partisi
- Rangka Utama/Sruktural.
Pasangkan rangka utama struktural arah vertikal setiap jarak 60 cm menerus
dari bawah sampai atas setiap partisi, dan berikan pengikat struktural pada
bagian dasar (plat lantai bawah) dan puncak (plat lantai atas) untuk
mengakurkan partisi pada lantai dan langit-langit.
- Rangka Pembagian/Sekunder.
Pasangkan rangka pembagi/sekunder setiap jarak 60 cm arah horizontal dan
vertikal mengisi bidang rangka utama.
- Pengikatan Rangka.
Angkurkan angka utama sisi tepi pada dinding atau kolom dan pengikat atas (top
runner) diperlakukan sebagai balok yang dijepit pada tumpuan di kedua ujung
dari bentang bidang partisi.
- Kualitas Pemasangan.
Pasangkan rangka secara baik, rata permukaan, kokoh dan sesuai dengan
perencanaan. Kualitas Pemasangan ini harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.
2. Rangka Plafond
- Rangka Utama (Runner)
Pasangkan rangka utama setiap jarak 120 cm, sebisanya hindari penyambungan
rangka utama. Gantungkan rangka utama dengan besi penggantung setiap
jarak maksimal 120 cm.
- Rangka Pengikat (Carrier)
Pasangkan rangka pengikat setiap jarak 60 cm atau seperti yang direkomendasi
pembuat bahan gypsum. Ikatkan rangka pengikat terhadap rangka utama
dengan sistim “clip-on”.
3. Insulasi
- Material
Pasangan bahan insulasi meutup/mengisi rongga-rongga dari rangka. Isikan
dengan penuh, ujung/sisi tepi direkatkan dengan bahan perekat yang
direkomendasi oleh pembuat bahan insulasi. Pasangkan insulasi ini pada type
partisi yang ditunjuk oleh perancang.
- Penggunaan Kawat Penguat
Pasangkan kawat galvanis secara diagonal untuk setiap bidang rongga dari
rangka, pasangkan untuk mengapit pada kedua permukaan bahan insulasi.
b. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Gypsum Board
a. Gunakan type yang telah disetujui oleh perancang/pengawas. Pasangan
dengan screw galvanized kepala pipih setiap jarak 30 cm. Kerjakan
pemasangan screw sampai terbenam dari permukaan gypsum board.
b. Pasangkan jointing compound pada celah penyambungan panel dan pada
lubang tanpa screw. Kerjakan secara halus dan rata permukaan hingga
tidak terlihat adanya perbedaan permukaan.
c. Reinforcing tape dipasangkan untuk menutup pasangan jointing
compound pada sambungan panel gypsum dengan type “butt edge”.
Pasangkan tape dengan dibantu bahan perekat. Pemasangan dilakukan
pada saat jointing compound belum kering benar; tekan perlahan sampai
mendapatkan permukaan yang rata dengan panel, kemudian
sapukan/kuaskan jointing compound untuk meratakan perforasi dari tape.
2. Joint Compound.
Pada sambungan/pertemuan panel dengan panel harus diberikan
seal/joint compound mengisi celah sambungan, Isikan secara padat sampai
rata permukaan dengan permukaan panel gypsum.
3. Reinforcing Tape.
Pasangkan “perforated tape” dari tipe yang lebarnya sesuai dengan
lebar bidang jointing compound. Lakukan pemasangan pada saat jointing
compound belum kering benar. Tempelkan secara hati-hati, tekan secara
perlahan sampai mendapatan permukaan “perforated tape“ rata dengan
permukaan gypsum board. Kemudian lakukan perataan kembali dengan
bahan compound encer yang disapukan dengan kuas.
4. Flashing dan Tepi akhiran bebas
a. Flashing
Pasangkan siku aluminium pada sudut perpotongan partisi. Pemasangan ini
dikerjakan sebelum pekerjaan finishing. Lakukan pembautan dengan baut
kepala pipih dari bahan aluminium. Kerjakan pemasangan siku aluminium
ini sampai terbenam setengah dari ketebalannya.
b. Tepi Akhir Bebas
Pasangkan tepi akhiran bebas partisi dengan bahan kayu atau aluminium
sesuai dengan perencanaan.
Buatkan dengan ukuran yang lebih lebar dari tebal partisi sehingga bisa
berfungsi sebagai penutup (topping). Berikan penguatan/pengikatan yang
rata permukaan.
5. Baut dan Pengikat
Gunakan baut-baut yang berbentuk “bor” dengan kepala pipih galvanized.
6. Access Panel
- Buatkan access Panel berukuran 45 x 45 cm dan 60 x 60 cm pada tempat-
tempat yang ditentukan kemudian. Buatkan dengan sistim engsel, kecuali jika
disyaratkan lain.
- Gunakan rangka Access Panel dari bahan aluminium dengan ukuran sesuai
yang diperlukan.
7. Control Joint
Buatkan detail khusus untuk controle jointing pada tempat yang ditentukan
berdasarkan standard kebutuhan yang berlaku.
8. Koordinasi Pekerjaan Lain
Kordinasikan pekerjaan-pekerjaan lain seperti lampu, pengudaraan dan
sebagainya, selesaikan dengan detail-detail seperti yang disarankan pembuat
bahan atas persetujuan Arsitek/Perancang.
9. Pembersihan Dan Perlindungan
Segera lakukan pembersihan terhadap bagian-bagian/permukaan-permukaan
yang terkena bahan compound tapi tidak dikehendaki atau diperkirakan akan
menimbulkan tonjolan-tonjolan pada pekerjaan finishing.
Sebelum finishing dilaksanakan maka permukaan partisi harus dijaga terhadap
benturan-benturan benda keras. Tinggalkan pekerjaan dalam keadaan bersih,
tidak cacat dan diberi perlindungan.
PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM
c. Pelaksanaan
1. Tentukan/ marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop drawing.
2. Pasang paku kait. Tembakan paku-paku kait pada marking titik -titik yang telah
ada 600x1200mm.
3. Pasang penggantung rangkaplafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster
(ex. boral type 223), dengan posisi tegak - lurus.
4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding
profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.
6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafond.
7. Pasang rangka utama/ top cross rail (ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200 mm.
8. Pasang rangka pembagi/ furing chanel (ex.boral type 204) dengan jarak 600 mm
menggunakan locking clip (ex.boral type 210), cek elevasi dan jarak rangkaplafond cek
sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
9. Pasang dan kencangkan clip rod.
10. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver
dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.
11. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass.
12. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban.
13. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceillng.
14. Setelah itu diamplas.
15. Finish permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat.
a. Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamur sampai terlihat rata dan
lurus.
b. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar - benar halus.
c. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan
sudut, serta rol cat untuk bidang luas.
1. Shop drawing
Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik
Menentukan nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam
Menentukan supaya perempatan keramik bertemu
Menentukan posisi dinding bata.
Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan/ tengah badan
keramik.
Menentukan titik awal pemasangan keramik.
Menentukan expantion joint minimal setiap luasan 12 m2-16 m2.
c. Tenaga kerja :
menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan volum pekerjaan
b. Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Pahami gambar kerja, pola pema-sangan, dan lain – iain.
3. Sortir keramik agar menghasilkan kese-ragaman
a. Ukuran/ dimensi
b. Presisi
c. Warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.
5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses
perendaman
6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
7. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shopdrawing.
kedudukan benang datar dan siku apabii.a dinding yang ada adalah dinding keramik, maka
kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
8. Pasang keramik sebagal pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.
9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass
10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/
11. Spesi. ll.setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai poslsinya sampai selesai, usahakan supaya
tidak ada las - lasan.
12. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk
mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
13. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
14. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.
15. Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnva lantai) maka buatlah delatasi
16. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bakair (ember) dan aduklah hingga rata
1. Setelah adukan rata, isi sela - sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi (
sekop ). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
17. Kemudian ratakan nad tersebut dengan cape.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan lantai beton ini dilakukan pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar serta sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Adapun ligkup
pekerjaan lantai beton antara lain :
1. Pemasangan Plastik Cor Area Cold Storage dan ABF
2. Pekerjaan Lantai Kerja
3. Pemasangan Pipa Ventilasi (Pipa Anti Freez)
4. Pekerjaan Cor Lantai Tahap I (area cold storage dan ABF)
5. Pekerjaan Cor Lantai Tahap II (area cold storage, ABF, Area Mesin, Anteroom dan
Area Loading)
6. Saluran Drainase di Ruang Processing
7. Grill Penutup saluran
2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pemasangan Plastik Cor Area (Floor hardener)Cold Storage dan ABF Penggunaan
plastik dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan dengan
tanah, fungsinya yaitu untuk menahan agar air semen tidak keluar karena merembes
kedalam tanah. Penggunaan plastik tergolong sebagai inovasi baru menggantikan
lantai kerja sebelumnya berupa screed atau cor beton kualitas rendah. Floor
hardener diwajibkan berwarna hijau.
2. Pekerjaan Lantai Kerja
Lantai kerja di pasang pada area yang tidak menggunakan plastik cor, metoda
pelaksanaan pekerjaan lantai kerja sama dengan metoda yang dilaksanakan pada
item pekerjaan lantai kerja untuk pondasi.
3. Pemasangan Pipa Ventilasi (Pipa Anti Freez)
Pipa ventilasi pada area cold storage dan ABF berfungsi sebagai pengalir udara dari
luar untuk menghidari dan mengurangi terjadinya kondensai di ruangan cold storage
dan ABF yang dapat mengakibatkan timbulnya bunga/kembang es yang apabila di
biarkan dapat merusak dinding panel dan juga dapat merusak kualitas produk yang
disimpan.
Bahan yang digunakan untuk pipa ventilasi adalah pipa PVC dengan jenis AW dengan
diameter minimum 3” dengan jarak antar pipa maksimal 80 cm.
4. Pekerjaan Cor Lantai Tahap I (area cold storage dan ABF)
Sebelum dilaksankan pengecoran beton diwajibkan untuk melakuan slump tes dan
kubus beton. Pengujian kubus beton dilakukan setelah umur beton telah masuk
untuk dilakukan tahap pengujian.
5. Pekerjaan Cor Lantai Tahap II (area cold storage, ABF, Area Mesin, Anteroom dan
Area Loading)
Pekerjaan cor lantai tahan II yang dilaksanakan pada area Cold Storage, ABF, Area
Mesin, Anteroom dan Loading. Khusus area cold storage dan ABF pelaksanaan
pengecoran tahapannya berbeda dengan area yang lain.
Dalam tahapan pelaksanaannya area cold storage dan ABF ada perlakuan khusus
dan penambahan material yang harus dipasang sebelum dilakukan pengecoran
lantai. Material tambahan yang dimaksud adalah pemasangan PU slab/Panel lantai.
Tahapannya adalah :
Pasang plastik cor diatas lantai cor tahap I
Pasang PU slab (untuk area cold storage tebal PU slab 10cm dan area ABF tebal
PU slab 15cm)
Tahap berikutnya pasang plastik cor kembali diatas PU Slab
Tahap yang terakhir adalah pengecoran lantai
6. Saluran Drainase di Ruang Processing
Pelaksana membuat gambar shopdrawing yang diajukan kepada pihak
direksi/konsultan untuk disetujui agar pelaksanaan pekerjaan saluran bisa dikerjakan.
Saluran drainase tidak diperbolehkan dengan sudut siku, diharuskan yang setengah
lingkaran.
7. Grill Penutup saluran
Sebelum fabrikasi grill saluran, Pelaksana mengajukan approval material kepada
direksi/konsultan pengawas.
Pek. Beton Non Struktur
PEKERJAAN WATERPROOFING
a. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah
dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
Pekerjaan beton struktural. Permukaan harus betul-betul kering sebelum
pelaksanaan lapisan waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk
aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang menonjol tajam,
permukaan halus dan rata. Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya
harus ditutup dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan
permukaannya.
b. Pekerjaan Waterproofing cair.
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosis yang
ditentukan oleh pabrik.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,
disemprot atau trowel.
c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan pemadat
(densifier) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil tes
laboratorium. Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang dicantumkan
dalam Gambar Kerja). Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain harus sudah
terpasang. Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak / parapet / dinding
dibuat groove + 2 cm. Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau
parapet serta semua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung,dibuat dari lapisan (“screed”) kedap air 1 pc
: 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm. dan
maksimal 8 cm.
e. Pengujian.
Pelaksana harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing. Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan
yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.
f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaandalam pelaksanaannya (terjadi kebocoran),
maka Pelaksana diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga
sempurnadan disetujui Konsultan Pengawas dan biaya perbaikan tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana. Metoda pelaksanaan perbaikan
waterproofing harus mengikuti petunjuk / saran dari pakarnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
g. Jaminan / Garansi
Menyerahkan jaminan / garansi tertulis bahwa pekerjaan, perbaikan dan
perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah dilaksanakan
dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat. Jaminan / garansi
untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5 tahun setelah masa
pemeliharaan.
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan, pemasangan dan penyetelan bahan kusen pintu, terdiri dari :
1. Rangka kusen pintu dan Jendela
2. Daun Pintu dan jendela
3. Kunci, engsel dan handle
2. Bahan kusen
a. Alluminium
b. Ukuran kusen mengacu pada gambar detail – detail kusen
c. Warna ditentukan kemudian
d. Kusen Toilet PVC P-2 kwalitas baik
1. Bahan
a. Kunci dan grendel
1. Kunci tanam 2 slaag untuk semua pintu kecuali untuk pintu WC/KM digunakan 1
slaag. Dengan kualitas terbaik atau setara dengan merk yale,
2. Grendel putar dipergunakan untuk pintu WC/KM kualitas terbaik atau setara
dengan merk alpha ex jepang
3. Grendel tanam untuk pintu dua daun dengan kualitas ex jepang
b. Engsel
1. Untuk semua pinu dipergunakan engsel kualitas terbaik atau setara dengan merk
ARCH ex jepang dengan ring nilon
2. Untuk semua daun jendela dipakai engsel yang sama dengan engsel yang
dipasang pada pintu
3. Semua alat penggantung dan pengunci harus kualitas terbaik sesuai dengan
persetujuan konsultan pengawas/ direksi. Pelaksana harus menyerahkan contoh
dan brosur dari setiap alat yang digunakan kepada konsultan pengawas atau
direksi.
2. Cara Pemasangan
Sekrup–sekrup untuk pemasangan harus dari bahan yang cocok dan sesuai dengan
peralatan yang digunakan. Tidak diperkenankan untuk memasang mati sekrup, tetapi
cukup dengan membor lubang untuk sekrup. Semua skrup yang rusak pada saat
pemasangan harus diganti.
PEKERJAAN SANITARI
1. PELAKSANAAN KHUSUS
a. Kitchen Zinc, 1 lubang, 1 sayap
b. Kran Air Kitchen Sink Ø 1/2" ex.Lokal
c. Kloset jongkok eks. TOTO CW600J/ SW600JP atau setara, serta shower spray eks.
TOTO.
d. Floordrain ex TOTO.
e. Pasang Kran air kamar mandi ex.Lokal
f. Kloset Jongkok menggunakan merk setara American Standart & Toto.
3. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI PIPA AIR LIMBAH (AIR KOTOR, AIR KOTORAN & VENT)
a. Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan
dalam sistim pembuangan, dari semua alat sanitasi yang ada digedung sampai ke
STP (Sewage Treatment Plan), sesuai gambar skematik sistem dan Instalasi
pemipaan,
b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan dari STP sampai ke saluran air buangan (riol),
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya,
d. Pengujian sistim pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing
(air limbah) secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistim bekerja
baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistim yang sempurna dan terpadu,
e. Pengujian mutu air dan ijin-ijin dari Instansi terkait,
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai di riol dan
rembesan air hujan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. UMUM
1. Memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan pernyataan bahwa
komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
2. Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :
3. Bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain
4. Bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan dihaluskan
5. Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan
rekomendasi petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya
dengan persetujuan perancang dan pengawas.
6. Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin
menggunakan roller, digunakan kuas yang halus.
7. Memperlihatkan contoh cat yang akan dipakai 2 minggu sebelum pengerjaan dan
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.
8. Membuat percobaan pengecatan pada bidang-bidang contoh yang ditentukan
oleh Konsultan Konsultan Pengawas, selambat-lambatnya 1 minggu setelah
pengerjaan cat dimulai.
b. PENGECATAN
1. Cat tembok Vynil Emulsion
- Bila terjadi pengkristalan, permukaan disapu dengan kain kering kemudian kain
basah dan sibiarkan selama 48 jam.
- Untuk permukaan yang sangat menyerap, beri lapisan penutup dari cat emulsi
yang diencerkan dengan air sebanyak 50 %.
2. Cat Melamic
- Amplas kayu sampai halus
- Setelah halus berikan wood filler dan tunggu selama setengah jam, atau seperti
yang disyaratkan pabrik pembuat.
- Kerjakan sanding sealer dicampur dengan wood stain.
- Lakukan penyemprotan melamin semi gloss atau doff sesuai yang direncanakan.
3. Cat kayu
- Bahan harus diaduk sebelum dan selama pengulasan, agar warna dapat merata.
- Kelebihan cat dipermukaan harus disebar lagi setelah pengeringan selama 5 – 10
menit, tergantung kadar penyerapan, kondisi pengeringan dan kegelapan warna
yang diinginkan.
- Pengerjaan tidak diperkenankan dalam cuaca basah.
4. Cat Logam
- Besi baja harus segera diberi meni setelah pekerjaan persiapan ( pembersihan )
selesai.
- Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapi cat
akhir.
- Dalam hal ada logam galvanis yang harus segera di cat, maka harus digunakan
meni khusus, gunakan Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 – 49020.
Lapisan selanjutnya sesuai petunjuk pabrik.
c. PERLINDUNGAN
1. Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan.
2. Pada waktu penyerahan pabrik dan kontraktor harus memberi jaminan selama 2
tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena
cuaca, warna dan kerusakan cat lainnya.
TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja
MATERIAL :
1. Cat
Pekerjaan Pengecatan
PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Pengerjaan
- Finish akrilik yang telah terpasang harus rata, tidak berkerut, tidak
bergelombang, warna ditentukan kemudian.
- Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak kelihatan
bergelombang.
- Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan pengisi.
b. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah
disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka
toleransi akan diberikan oleh Konsultan Pengawas. Pemasangan baja dengan
toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
c. Pemotongan dan Penyambungan
- Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X.
Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS.
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian
Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang
diakui. Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop).
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat
lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish”
dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
- Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang
digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt / Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon
steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
- Tambatan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Konsultan Pengawas
harus disediakan. Kontraktor harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm)
yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan panel aluminium cladding, berikut rangkanya pada
daerah :
a. Cladding facade bangunan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
b. Cladding canopy, mechanical - electrical duct / obstacle, sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.
2. Spesifikasi lain yang berhubungan
a. Besi, profil untuk rangka panel dan atau.
b. Aluminium, profil untuk rangka panel.
c. Primer coat, untuk perlindungan rangka panel.Pekerjaan Logam Non Struktur
d. Silicon sealant- UV type, pengisi panel.
e. Rubber pad, pada persambungan aluminium frame / panel.
3. Standard
ACP yang digunakan setara dengan ex.SEVEN, untuk firerated classification baik
eksterior maupun interior.
4. Submittal
a. Sample cut of material,
- Panel ACP ukuran (20x20) cm2.
- Silicone sealant, lengkap dengan pilihan warna.
b. Sample of installation, lengkap dengan rangka dan joint bolt.
c. Shop drawing, lengkap dengan paneling layout.
d. Certificate, country of origin dan jaminan pelaksanaan.
Syarat pelaksanaan
a. Pemotongan (cutting), grooving (routing), tekuk (folding) aluminium composite panel
serta pemasangan pengaku (aluminium stiffener) harus dipersiapkan di workshop.
b. pemasangan ankur, bracket, rangka aluminium siku dan aluminium clip pada aluminium
composite panel harus bertumpu pada struktur bangunan.
c. Pemasangan anchor bolt menggunakan highperformance Steel bolt type FBN, FWA,
FSI dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan bracket aluminium siku
50x50x3 mm pada struktur bangunan.
d. Pemasangan rangka vertikal aluminium siku 50x50x3 mm, as bidang muka aluminium
siku sama dengan as nat modul modul panel aluminium. Jarak bidang muka siku
aluminium ke bagian dalam dinding finish atau ke bagian dalam kusen aluminium
sebesar 170 mm. rangka vertikal aluminium siku ini dipasang ke bracket dengan
menggunakan baut 8 x 30 mm.
e. Pemotongan, grooving dan tekuk aluminium panel sesuai dengan bentuk modul panel
masing-masing. Pada bagian sisi yang berhubungan dengan kusen aluminium 10x5x1
mm setempat-setempat.
f. Pemasangan panel aluminium, dilakukan setelah pemasangan rangka selesai , dengan
menggunakan clamp aluminium dan tapping screm 4x25 mm dengan lebar nat 15 mm
atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Panel dipasang dengan arah panel harus
searah.
g. Pemasangan sealant pada nat panel aluminium sesuai dengan ketentuan spesifikasi,
demikian pula dengan pemasangan fire stop pada celah panel aluminium atau rangka
panel terhadap bangunan.
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)
1. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi
lapangan (ukuran dan peil lobang) dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain, serta melakukan pengukuran kembali, untuk mendapatkan ukuran yang tepat
dalam pembuatan shop drawing.
2. Sebelum pembuatan / penyetelan frame alluminium dimulai harus dibuat dahulu shpo
drawing lengkap, yang meliputi gambar denah, lokasi, bentuk, dan ukuran, serta
perhitungan struktur seluruh komponen dan pperkuatannya, yang semuanya harus
disetujui terlebih dahulu perencana dan Kosultan Pengawas.
3. Pihak kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan digunakan disertai
dengan laporan pengujian material untuk disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
4. Semua frame dan panel, baik untuk dinding masif (alluminium cladding), dinding kaca,
granit (curtain wall) maupun jendela, dibuat / distel dipabrik (work shop) secara
maksimal dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan, agar hasil dapat
dipertanggung jawabkan.
- Pekerjaan yang dilakukan dilapangan hanya pekerjaan pemasangan saja.
- Pemotongan alluminium hendaknya dilakukan di pbrik /work shop tidak dilapangan,
jauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-
hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan material.
- Sebelum pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan dilakukan, harus ada
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas / Manajemen Konsultan.
Pengelasan tidak diperkenankan pada seluruh sisi panel.
- Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainlessteel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi sayarat kekuatan kedap air.
- Untuk fitting, hardware dan reinforcing material dengan cladding kaca maupun
garanit yang akan kontak langsung, maka permukaan metal yang bersangkutan harus
menggunakan rangka alluminium untuk menghindari korosi.
- Sekeliling tepi frame yang perbatasan dengan dinding atau garanit agar diberi silicone
sealant supaya kedap air dan suara.
- Tepi bawah ambang glass curtain wall agar dilengkapi top dan battom coping untuk
penehan air hujan.
- Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga profil-profil alluminium harus terpasang
sempurna. Bila perlu dapat dilakukan dengan mengunakan skrup-skrup pengaku yang
tidak boleh terlihat dari luar.
- Kontraktor diwajibkan untuk mengamankan frame alluminium, kaca dan panel dari
curtain wall yang sudah terpasang dari kotoran, air, cat dan benda-benda lain yang
dapat merusak, seperti benturan dengan benda-benda keras lainnya.
- Pemasangan Granit dilakukan setelah rangka dinding sudah selesai dengan baik dan
sempurna serta disetujui Konsultan Pengawas setelah berkonsultasi dengan
Perencana & Pemilik Proyek, baru pemasangan Granit dapat dilaksanakan.
- Pada rangka yang ada, granit dapat langsung diikatkan, dengan menggunakan las,
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
- Siar siar Granit diisi dengan produk pengisi siar tersebut di atas atau yang setara, yang
warnanya akan ditentukan kemudian.
- Bahan Granit yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang lain yang setara)
kepada Konsultan Pengawas dan Perencana untuk memperoleh persetujuan.
- Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
pemasangan bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas setelah berkonsultasi
dengan dan Perencana.
- Pemotongan harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik.
- Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan granit.
- Bidang dinding garnit harus benar benar rata, dan garis garis siar siar harus benar
benar lurus.
- Awal pemasangan Granit pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan,
harus digambarkan dengan jelas pada shop drawing. Dan terlebih dahulu harus
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
- Granit yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari segala macam noda noda
yang melekat, jangan ditunggu sampai kotoran tersebut mengeras.
- perhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal hal
lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Sebelum pemesangan granit sebagai finishing dinding, unit-unit dari granit harus di
beberkan terlebih dahulu supaya granit dapat disusun sedemikian rupa sehingga pola
dan warna dapat teratur / serasi.
- Pada setiap lembar granit dipasang ankur sebagai pengait, dari bahan kuningan
dengan diameter min. 10 mm, hasil pemasangan angkur / pengait harus kuat dan
kokoh.
- Untuk Exterior, bagian belakang lembaran granit diberi lapisan waterproofing liquid
yang mengandung epoxy (ekapox). Sebelum Ekapox dikuaskan permukaan samping
dan belakang granit harus dibersihkan dari debu / kotoran dan dalam keadaan kering.
Ekapox dapat diencerkan dengan Xylene atau Thiner dengan mutu baik sebanyak 10
%, campuran ini akan mengeras dalam waktu ± 1 jam (jangan dijemur). Bagian muka
granit tidak boleh terkena Ekapox, jika terkena segera dibersihkan dengan lap
dibasahi Xylene atau Thiner. Ekapox dikuaskan setebal ± 400 micron.
5. Pemasangan Granit harus diperhatikan jarak antara masing-masing unitnya harus sama
lebar dan membentuk garis lurus yang sejajar. Pada perpotongan siar-siarnya harus
saling berbentuk sudut siku antar sesama, bidang permukaan dinding harus rata /
waterpass tidak ada permukaan yang cembung / cekung. Semua unit=unitnya harus
terpasang dengan adukan yang padat tanpa rongga, dan sisi-sisinya utuh tanpa cacat
(tanpa retak dan gompal).
6. Sudut atau garis pertemuan dengan material lain harus diperhatikan, sesuai dengan
detail gambar.
7. Siar-siar granit harus diisi dengan bahan khusus, seperti yang disebutkan diatas.
Pengisian siar-siar dilakukan setelah pasangan granit cukup kuat.
8. Sesudah pemasangan selaesai, permukaan granit harus dibersihkan dan dipolish
dengan mesin wool. Pinggulan granit bila diperlukan harus dipolish kembali sampai
licin dan mengkilap.
9. Dinding granit yang telah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Finishing dinding / kolom granit adalah polish.
PEKERJAAN BESI / LOGAM
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan peralatan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b.Pekerjaan besi/logam dalam hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan besi/logam yan bukan
struktural, meliputi :
- Besi penggantung rangka plafon, rangka dudukan peralatan dan lain sebgainya sesuai gambar.
- Railing Tangga Besi
- Grill Besi penutup saluran dan lain-lain yang nyata terbuat dari stainless steel, besi/ logam,
sesuai gambar.
2. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan sambungan dilakukan dengan las atau baut sesuai petunjuk gambar dari Konsultan
Pengawas.
2. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Logam yang dilas harus bebas dari retak dan
cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus.
Permukaan-permukaan yang harus dilas harus sama dan rata serta kelihatan rapi. Bila
Konsultan Pengawas menghendaki perbaikan terhadap kualitas las yang sudah jadi tetapi
kurang sempurna, maka Kontraktor harus memperbaikinya dengan biaya sendiri.
3. Pekerjaan las dianjurkan dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yuang dilakukan di lapangan
harus sama standardnya dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam bengkel, dan tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau hujan.
4. Setelah penjelasan sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik-baik, cacat pada
pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanaggung jawab Kontraktor.
5. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran minyak,
cat dan lain-lain. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama dengan kekuatan baja yang dipakai.
7. Sambungan baut harus menggunakan baut hitam, dengan kekuatan minimum sama dengan
kekuatan profil yang digunakan (ST.37). Lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidalk
boleh dipons) dengan toleransi tidak lebih dari 1 cm terhadap diameter baut. Ukuran baut dan
mur harus sesuai dengan gambar.
Penggantung rangka plafon Pek. Railing Tangga Besi Grill Besi penutup saluran
PEKERJAAN HANDRAIL/RAILING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi galvanis atau zink/chrome dan stainless
steel termasuk kaca balustrade beserta alas pendukungnya angkur dan baut-baut,
dengan atau tanpa finishing dan lapisan-lapisan pelindung, sesui dengan dokumen
kontrak.
2. PELAKSANAAN
1. PEMASANGAN HANDRAIL
a. Umum
Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang
sudah permanen, lakukan pemotongan, pengeboran dan keperluan lain untuk
pemasangan; pasangkan sesuai dengan shop drawing.
Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam toleransi yang diijinkan; pasangkan
sambungan benar-benar rapat, tanpa celah.
Lindungi metal yang bersinggungan dengan pasangan dinding, baja, beton atau
bahan lain yang sejenis, lindungi dengan bituminouse coating; jaga agar
permukaan expose tidak terdapat bituminouse coating.
b. Penyambungan lapangan
Buat railing dalam jumlah potongan yang seminimal mungkin dilakukan
penyambungan di lapangan, kerjakan penyambungan secara menerus, gerinda
hingga halus dan rata dengan permukaan bahan railing.
c. Expansion Control
Berikan expansion, control dengan lebar minimum 12 mm untuk setiap panjang
maksimum 9 m.
Ikatkan sambungan dalam pada expansion joint; ikatkan dan kuatkan pada salah
satu bagian sambungan, perpanjang minimum 50 mm terhadap sisi lainnya.
d. Pembersihan dan Perlindungan
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat
pekerjaan lain-lain; buang bahan pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan
alat dan cara yang diinstruksikan pabrik pembuat.
Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet,
Access Control, Grounding adalah pekerjaan pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk
kebakaran dalam gedung dan sistem komunikasi dengan orang lain
a. Proses Pelaksanaan.
a.1. Handling.
Untuk material – material fire Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV,
Internet, Access Control, Grounding (conduit, kabel, klem), karena dimensinya tidak
terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang dekat dengan gudang,
pengangkutannya dapat menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya
jauh maka pengangkutannya dapat menggunakan bantuan mobil pengangkut.
b. Pengetesan.
Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.
PEKERJAAN PEMASANGAN COLD STOTAGE
Beberapa hal diatas akan dijabarkan dengan beberapa langkah seperti dibawah ini :
1.1.1 Syarat Pekerjaan
a. Lantai kerja harus rata dan bersih dari kotoran seperti debu atau kerikil -kerikil kecil
b. Pemotongan Wall Panel harus sesuai ukuran dan permukaan yang terpotong harus bersih
dan rata
c. Penggunaan kacamata safety saat melakukan pemotongan Panel
d. Siapkan alat alat kerja : Meteran, Cutting wheel, Mesin Bor, Alat lot, Water pass, benang,
Setang sealant, Gergaji besi dan setang, Tang Rivet, Penggaris, Siku, dan forklift untuk
mempercepat dan mempermudah pemasangan dan handling panel insulasi,
1.1.2 Cara Pemasangan
a. Tentukan area atau tempat dimana cold storage akan di bangun / dipasang
Gambar 1.1 Gambar Area dengan Dinding Panel Insulasi
b. Ukur dan pastikan kembali area yang akan dipasang cold storage sesuai dengan ukuran
yang ada di gambar kerja
c. Buat marking untuk area yang sudah ditentukan dengan menancapkan paku beton ditiap
sudut area yang sudah diukur
d. Tarik benang dari salah satu sudut area ke sudut yang lain sehingga terbentuklah area
dimana cold storage akan dipasang
f. Pasang siku aluminium dilantai dengan menggunakan fischer dengan terlebih dahulu
melubangi alumunium dengan mesin bor dengan jarak antar lubang 50 cm
h. Pasang Semua Siku aluminium 4 x 4 cm sesuai dengan area yang sudah dimarking dan
ditarik benang
i. Mulai Pekerjaan Pemasangan PU Panel dari salah satu sudut sesuai dengan gambar
dengan mengambil 2 buah wall panel ( sesuai nomor yg ada digambar)
Gambar 1.7 Gambar Koneksi Dinding dengan Lantai Panel Insulasi dengan Siku
m. Lubangi siku aluminium dengan mesin bor kemudian ikat dengan rivet antara siku
alumunium dan wall panel
n. Lubangi siku sepanjang PU Panel di kedua sisinya dan jarak antar lubang dibuat 25 cm
o. Pasang paku rivet di tempat yang sudah dilubangi dan kencangkan dengan tang Rivet
sehingga PU panel sudah membentuk Siku ( gambar )
p. Pasang PU panel yang sudah membentuk siku di salah satu sudut tempat dimulainya
pekerjaan pemasangan PU panel dengan diangkat dan digeser diposisinya
q. Siapkan siku aluminium 4 x 4 cm untuk dipasang dibagian dalam Wall Panel
r. Pasang siku aluminium 4 x 4 cm di bagian dalam Wall Panel dan lubangi dengan mesin
bor kemudian dipasang paku rivet
s. Pasang alat Lot di Wall panel dan periksa kelurusan panel baru kemudian lubangi lagi
siku aluminium dan pasang Rivet, begitu seterusnya sampai PU Panel benar benar
terpasang dengan lurus dan siku
t. Ambil Wall panel berikutnya sesuai nomornya dan pasang di sebelah PU panel siku
dengan sebelumnya di beri mastic sealant lebih dahulu di salah satu sisinya
u. Pastikan Wall panel terpasang lurus dan dikencangkan dengan menggunakan skrup/truss
head pada sambungan slip joint hingga sambungan panel kencang
v. Check kelurusan dengan menggunakan water Pass
w. Selanjutnya Wall Panel yang lain bisa dipasang sesuai dengan aturan sebelumnya sampai
terbentuk U baru kemudian dilanjut dengan pemasangan ceiling
x. Buat marking dimana pintu akan dipasang
Gambar 1.8 Gambar Pemasangan dinding dengan menggunakan bantuan forklift
e. Siapkan scaffolding 2 unit dan angkat hanger untuk ceiling panel diatas scaffolding
untuk kemudian di pasang baut penggantungnya ke besi double CNP dengan
menggunakan sling wire. Ketinggian hanger bisa disesuaikan dengan turnbuckle.
f. Pastikan hanger sudah terpasang dengan kuat pada besi double CNP.
g. Siapkan ceiling panel sesuai nomor yg akan dipasang kemudian masing2 ujungnya
diikat dengan tambang dan ditarik keatas untuk ditempatkan diatas 2 unit scaffolding
sebelum dipasang
h. Pastikan ceiling terpasang lurus dan selanjutnya lapisi salah satu sisinya dengan
mastic sealant
i. Siapkan Siku aluminium 4 x 4 cm dan pasang antara ceiling panel dan wall panel dan
ikat dengan menggunakan rivet setelah dilubangi dimana jarak antar lubang untuk
Rivet 25 cm
j. Siapkan Ceiling panel selanjutnya dan lakukan pemasangan ceiling ke posisinya
seperti langkah sebelumnya
k. Setelah Ceiling panel terpasang, selanjutnya kencangkan kedua ceiling panel tersebut
menggunakan Skrup/Truss Head pada sambungan slip jointnya sehingga kedua
panel kencang dan tidak goyang.
l. Begitu selanjutnya sampai hampir semua ceiling panel terpasang
m. Ceiling Panel sebaiknya tidak dipasang semuanya dahulu tapi disisakan 2 panel
dimana fungsinya adalah untuk membuang panas saat nanti dilakukan pengecoran
lantai cold storage setelah pengecoran kering baru dipasang kembali ceiling
panelnya.
Gambar 1.13 Gambar Detail Lantai Freezer dan ABF CS 1000T Muara Baru
Gambar 1.14 Gambar Detail Lantai Anteroom dan Loading Room CS 1000T Muara Baru
d. Kemudian dilapisi plastic kembali dan baru diatasnya dibuatkan besi cor.
e. Setelah besi cor terpasang, proses selanjutnya adalah pengecoran lantai.
2. Positioning Mesin
2.1 Positioning Evaporator
a. Ukur lubang baut untuk evaporator dan buat marking diatap cold storage
b. Pastikan jarak antara dinding panel dan bagian belakang evaporator 1 meter
c. Siapkan UNP 50 untuk penguat gantungan evaporator dan dipotong sepanjang lebar
evaporator lebih 30 cm dan dilubangi sesuai jarak lubang
d. Buat Lubang sesuai marking dan siapkan baut atau longdrat
f. Persiapkan tackel/catrol untuk angkat evaporator. Buat rangka dudukan tackel/catrol pada
rangka kontruksi bangunan untuk menggantung tackel/catrol. Pastikan kapasitas takel
sesuai dengan beban yang akan di angkat.
g. Angkat evaporator dan paskan dengan long drat gantung yang sudah disiapkan
Long Drat
gantungan evap
Evaporator
h. Proses pengangkatan evaporator dari bawah keatap bisa dilakukan secara pelan-pelan
secara manual.
i. Paskan long drat dengan lubang gantungan pada evaporator. Setelah long drat pas dengan
evaporator kencangkan mur baut long drat.
d. Untuk support pipa yang melewati atap panel cold storage jarak minimal pipa dan panel adalah 25
cm
Gambar 3.3 Gambar Posisi Tray untuk Pipa
e. Pastikan support dan tray sudah selesai sebelum memulai instalasi pipa
n. Nyalakan api las dan atur antar oksigen dan acetylene sesuaikan dengan pipa yang akan di las
sementara tempelkan kain basah disekitarnya
o. Lakukan pengelasan dengan memanaskan pipa tembaga sampai benar benar panas dan
kemudian tempelkan kawat las dan biarkan kawat las mencair melapisi bagian yang dilas
Gambar 3.7 Gambar Pengelasan
p. Pastikan cairan merata dan menutup semua permukaan sehingga hasil lasan rapih dan kuat
q. Setelah semua bagian pipa diLas, tutup nitrogen dan selanjutnya dop/penutup pipa dilepas
untuk dipindahkan kebagian lain yang belum di las
r. Pengelasan selanjutnya bisa dilakukan dengan cara seperti sebelumya sampai di ujung pipa di
Multirack system
s. Setelah semua pipa suction diLas, potong pipa output evaporator dengan cutter dan disambung
dengan pipa suction yang sudah siap
t. Untuk dibagian Multirack System, Potong pipa accumulator dan disambung dengan pipa
suction yang sudah siap
Gambar 3.8 Gambar sambungan Accumulator dan Pipa Suction Pada mesin Rack
k. Pastikan cairan merata dan menutup semua permukaan sehingga hasil lasan rapih dan kuat
Gambar 3.11 Gambar Hasil Las menggunakan Nitrogen
l. Setelah semua bagian pipa diLas, tutup nitrogen dan selanjutnya dop/penutup pipa dilepas
untuk dipindahkan kebagian lain yang belum di las
m. Pengelasan selanjutnya bisa dilakukan dengan cara seperti sebelumya sampai di ujung pipa
Multirack dan evaporator
n. Potong pipa liquid di multirack dan dilas dengan ujung pipa liquid system
o. Siapkan ekspansion valve, buat flaring di pipa liquid yg menuju evaporator dan buat falring
pipa untuk eksternal equalizer selanjutnya pasang ekspansion valve
p. jalur pipa liquid selesai
BAB IV
INSTALASI KELISTRIKAN
d. Buat lubang di terminal kompresor sesuai dengan tanda untuk positioning gland cable
e. Masukan semua kabel yang sudah di tandai ke terminal kompresor melalui gland cable
f. Kupas Kabel satu per satu dan kemudian konek sesuai dengan wiring diagram
g. Buka HPLP switch dengan obeng dan konek kabel ke HPLP selanjutnya kabel dimasukan ke
terminal compressor
h. Buka coresense dengan cara melepas 4 sekrup yang ada di coresense Box kemudian pasang
gland cable lalu masukan kabel ke coresense melalui gland cable
i. Kupas kabel, kemudian konek ke coresense sesuai wiring diagram dan masukan ujung kabel
lainnya ke terminal kompresor
j. Setelah semua kabel dimasukan ke dalam terminal compressor kemudian konek sesuai wiring
diagram di dalam terminal compressor
k. Buka terminal fan kondensor dengan cara melepas 4 sekrup yang ada di box terminal
kemudian masukkan kabel ke dalam terminal fan kondensor
l. Kupas kabel dan konek kabel sesuai dengan wiring diagram
m. Setelah semua kabel terkonek disisi mesin selanjutnya konek kabel lainnya ke panel control
n. Masukan kabel ke panel control dan kupas masing masing kabel
o. Konek kabel yang sudah ditandai ke terminal di panel control sesuai gambar wiring
diagramnya dan pastikan terkonek dengan kencang dan tidak goyang
p. Instalasi kabel di Multirack selesai
b. Siapkan alat : spidol, obeng set, mata bor, tang potong, tang kombinasi, cutter, tespen dan
lampu lampu yang akan dipasang juga kabel kabelnya
c. Siapkan scaffolding 2 unit dan selanjutnya buat marking untuk titik titik lampu di ceiling panel
d. Potong kabel kurang lebih 1 meter dan di konek ke masing masing lampu yang akan di pasang
e. Buka cover lampu, keluarkan bohlamnya dan konek kabel ke terminal lampu
f. Pasang body lampu tanpa bohlamnya di tempat yang sudah di marking dengan menggunakan
taping screw dan buat lubang disebelah kanan body lampu dengan menggunakan bor untuk
tempat keluarnya kabel
g. Pasang semua body lampu sesuai tempatnya masing masing dan keluarkan kabelnya ke atas
atap cold storage melalui lubang yang sudah di bor
h. setelah body terpasang selanjutnya adalah memasang bohlam lampunya dan menutup cover
lampu
i. Siapkan T doos, conduit dan kabel lampu untuk mulai konek diatas panel
j. Kupas kabel lampu yang sudah ada diatas panel dan sdh terhubung dengan lampunya
k. Bagilah beberapa lampu dalam T doos sesuai dengan gambar wiring diagramnya dimana
pembagian ini juga untuk membagi lampu dalam beberapa saklar
l. Pastikan semua lampu sudah terkonek di T doos dan siap untuk di konek ke power listrik
m. Pasang Saklar lampu ditempat yang aman dan mudah dijangkau
h. Siapkan pipa pvc yang sudah dipotong sesuai setingan kemudian masukan drain heater ke
dalamnya dan sebelum disambung ke elbow pastikan heater drainnya sudah ditarik melalui
elbow ke evaporator
i. Sambung pipa dengan elbow yang sdh menempel dievaporator dari luar cold storage melalui
lubang yang sudah dibuat
j. Selanjutnya pipa yang sudah keluar dari cold room disambung elbow
k. Buatkan U trap sebagai sambungan terakhir
l. Siapkan pipa yang sudah dipotong kemudian disambung antara elbow dan U trap
m. Pemasangan Pipa drain sudah siap
BAB VI
TESTING DAN COMMISSIONING (COMMISSIONING TEST)
Tahap terakhir yaitu testing dan commisioning (commissioning test) adalah suatu proses
pengujian dan pemeriksaan semua komponen dalam system pendingin agar dapat bekerja secara
optimal dan sesuai dengan design. Tahap ini sangat menentukan baik atau tidaknya dan effesien
atau tidaknya sistem pendingin yang telah dipasang.
Sebelum mamasuki proses commissioning test, harus dilakukan terlebih dahulu tahap
persiapan system diantaranya :
2. Regulator Nitrogen
Fungsinya adalah untuk membatasi tekanan Nitrogen yang keluar dari tabung
4. Kunci Ratchet
Fungsinya untuk membuka katup service dan dall valve di dalam system pendingin
5. Kunci Tabung
Fungsinya untuk membuka tabung
b. Tutup valve di compressor dengan cara memutar knob di rotalock valve di suction dan discharge
sampai minimal ( posisi knob memendek )
c. Siapkan nitrogen dan regulator N2 serta manifold dimana yang dipakai adalah selang pengisian
dan selang tekanan tinggi
d. Pasang selang pengisian ( warna kuning ) ke nitrogen dan selang tekanan tinggi ( merah ) ke
valve liquid receiver dimana posisi valve liquid receiver harus terbuka
e. Test control dengan menghidupkan solenoid valve
f. Buka nitrogen perlahan lahan melalui regulator selanjutnya buka valve manifold agar nitrogen
masuk ke receiver, buka perlahan lahan sampai tekanan mencapai 350 psi
g. Tutup manifold dan tunggu sampai tekanan stabil dan tidak berubah 350 Psi
h. Tutup Regulator N2 dan tandai manifold di posisi 350 Psi
i. System sudah mulai diuji test tekan dan ditunggu paling tidak 3 x 24 jam
c. Buang nitrogen yang ada didalam system dengan cara membuka pelan pelan dari manifold
dengan cara membuka katupnya dan biarkan habis dengan sendirinya.
d. Siapkan vacuum pump, kabel power, tespen untuk melakukan memvacuuman system
e. Setelah Nitrogen habis, pasang selang untuk tekanan rendah ( biru ) dan hubungkan ke
rotalock valve suction pada kompresor
f. Buka posisi rotalock valve suction dan discharge
g. Hubungkan selang pengisisan manifold ke vacuum pump dan buka manifold dan vacuum
pump siap untuk dijalankan
h. Tunggu sampai system benar benar vacuum kurang lebih 1000 micron
i. Jika sudah tercapai 1000 micron system siap untuk diisi Freon
Setalah langkah-langkah diatas dilakukan dengan baik barulah kita ke tahap Commisioning Test
untuk memastikan System pendingin berjalan sesuai dengan rancangan/design.
Komponen-komponen yang harus di commisoning diantaranya :
Kompressor
Kondenser
Katup Ekspansi
Evaporator
Pada Saat kita melakukan Test Commissioning cata parameter parameter yang tercantum pada
mesin dan Control panel sebagai data untuk dianalisa apakah Sistem berjalan Normal atau
Abnormal. Dibawah ini adalah Form Test Commissioning terdapat beberapa parameter yang harus
diisi untuk melakukan analisa data :
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT
PEKERJAAN JALAN DAN PERKERASAN
PEKERJAAN SALURAN
PEKERJAAN KANSTIN
PEKERJAAN RESAPAN TADAH HUJAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerja, bahan-bahan dan lain-lain pekerjaan yang
diperlukan untuk pekerjaan landscaping sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Secara
lebih terinci pekerjaan ini antara lain, ialah :
- Perataan, peninggian dan penurunan tanah untuk keperluan landscaping.
- Pembuangan kelebihan tanah dan sampah-sampah
- Penyediaan dan penanaman macam-macam tanaman
- Perawatan tanaman
- Penanaman rumput
Pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan saluran pembuangan lapangan.
b. Tata Pelaksanaan
- Pekerjaan Tanah :
- Sebelum diberi pupuk dan ditanami, tanah harus diolah hingga lapisan atas setebal
15 cm menjadi gembur.
- Rumput dan tanaman hias setiap daerah seluas 100 m² diberi pupuk sebanyak 2,25
m3 pupuk kandang dan 5 kg pupuk buatan.
- Pohon : harus dibuat lubang 60 cm dengan kedalaman 75 cm. Pada saat menanam
taburkan campuran pupuk kandang, tanah asli dan 20 gram pupuk buatan disekitar
akar sampai rata dengan tanah.
- Cara menanam :
- Umum : penanaman baru boleh dimulai setelah pekerjaan perataan, peninggian dan
penurunan tanah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas.
- Daerah yang ditanami rumput : ditanam dengan jarak seperti yang tercantum
dalam gambar.
- Pohon-pohon : sesudah ditanam, pohon ditopang dan ditimbun tanah setinggi 30
cm
e. Perawatan
1. Umum : perawatan dimulai sesaat sesudah penanaman harus terus- menerus
dilakukan sampai berakhirnya masa pemeliharaan dari bangunan atau sampai
berakhirnya masa pemeliharaan dari bangunan atau sampai penyerahan berakhir.
2. Rawatlah rumput dan tanaman dengan menyiram air, menyemprot anti hama dan
lain-lain yang diperlukan.
3. Tanaman yang mati harus diganti.
4. Rawatlah rumput sedemikian rupa hingga tumbuh dengan baik. Bagian yang tidak
tumbuh dengan baik harus diolah dan ditanami lagi.
f. Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Pelaksana harus menyerahkan contoh
bahan yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Pemasangan bahan-bahan yang ada harus mengikuti gambar pelaksanaan dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
PAGAR PANEL BETON
QUALITY CONTROL
MANAGEMENT
Fungsi :
Sebagai software
pelaksanaan mutu
PROSEDUR QUALITY CONTROL
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pelaksanaan, agar didapat hasil
dan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka
proses pengendalian mutu pekerjaan dilakukan mulai dari awal
pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.
Final Control
Pengendalian Pada Akhir
Proses Pekerjaan
KESESUAIAN PRODUK
Flowchart INCOMING Inspection
MULAI
FINISH
Request
Persetujuan NO Material /
Material/Pem Pemasok
asok Lain
YES
Material On Site
Cek Saat
> TOLERANSI
Kedatanga DITOLAK
n REKORD :
- CHECKLIST
YES
A
MULAI
Persiapan Lokasi
/Lahan Kerja
Request
Persetujua NO
n PERBAIKI
Ijin Kerja
YES
Proses Pelaksanaan
Pekerjaan
Cek Saat
Pelaksanaa TIDAK SESUAI
PERBAIKI
n
REKORD :
YES
FINISH - CHECKLIST
Flowchart INPRODUCT Inspection
MULAI
Pekerjaan Selesai
YES
BACK UP
QUALITY
FINISH
REKORD :
- CHECKLIST
Volume Kebutuhan
Metode /
Shop Drawing Pek. MC- peralatan &
Proposal
0% bahan
Dokumen
yang di-
distribusikan
Pelajari dan kepada
koordinir Pelaksana
Supv untuk adalah khusus
persiapan yang sesuai
lapangan dengan tugas
dan tanggung
Proses
jawab
penyiapan Site
bidangnya
& Tenaga
masing-
masing
Bon
Pengeluaran
alat yg
dibutuhkan
Cek &
Perset
ujuan Menyiapkan &
PROSES
Penggandaan
dan distribusi
- Gambar
Data hasil
Kontrak
pengukuran
INPUT
- Adenda ;
eksisting
dll
(0%)
Pembuatan
Proses Shop Drawing
penggambar memperhatikan
an Shop Spesifikasi,
Drawing Measurement of
Payment dan
bersifat
memperjelas
Cek dari Gambar
terhada Kontrak,
p sehingga
kondisi applicable
lapanga (dapat
n dilaksanakan di
Lapangan)
PROSES
Cek &
Perset
ujuan
Penggandaa
n dan
distribusi
OUTPUT
TEKNIK PRODUKSI
KEPALA KONSULTAN
FUNGSI LOGISTIK KETERANGAN
PROYEK PENGAWAS
MNJR TEKNIK ADM. TEK PELAKSANA
Laporan harian
INPUT
pelaksanaan
pekerjaan & Laporan Alat &
tenaga Bahan
Proses
penyusunan
Daily Report
Cek &
Perset
ujuan
PROSES
Cek &
Perset
ujuan
Penggandaan
dan distribusi
OUTPUT
Arsip Distribusi
FLOW PROSES PEMBUATAN “LAPORAN PROGRESS FISIK”
TEKNIK
KEPALA MNJR. KONSULTAN
FINGSI KETERANGAN
PROYEK MNJR. ADM. TEK & PRODUKSI PENGAWAS
SURVEYOR SCHEDULER
TEKNIK QTTY
Proses
Calculation
Book,
Penyusunan
Check Laporan
& Progress Fisik
Perset Check
ujuan & Check
Perset &
ujuan Perset
ujuan
- Hasil perhitungan
Penggandaan
progress fisik
dan Distribusi
bulanan yang telah
disetujui konsultan
OUTPUT
dijadikan dasar
mengajukan MC
Arsip Distribusi Distribusi
FLOW PROSES PEMBUATAN & PENGAJUAN MONTHLY CERTIFICATE (MC)
Mill
dokumentasi Report)
Certificate
foto
Penyusunan
Back-up Data Laporan
Quantity untuk bulanan
MC yang
disetujui
untuk
Penyusunan dasar
Back-up Data ; Konsultan
Quality ; pengawas/
Documentation Staf
Cek ; Mill Certificate Direksi
& ; pendukung untuk
par lainnya menerbitk
Cek af an
PROCESS
& monthly
Cek &
tanda certificate
Penyusunan MC Perset
tanga (MC)
ujuan
n
Penggandaan
dan distribusi
OUTPUT
Distribusi
Arsip (copy) Arsip (copy) Arsip Asli
(copy)
PROSEDUR PENGUJIAN BAJA TULANGAN
Hasil Pengujian Kuat Tarik Statis dan Tulangan Lengkung Statis Tulangan
II. PERALATAN
1. Peralatan bagi pemeriksaan SLUMP yang terdiri dari :
Cetakan
Timbangan
Alat ukur
2. Tongkat pemadat dengan diameter 10mm, panjang Ø)cm.
Ujung dibulatkan dan sebaiknya dari bahan baja anti karat.
3. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
4. Sendok cekung
III.BAHAN – BAHAN
Contoh beton segar sesuai dengan isi cetakan.
IV.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.
2. Letakkan cetakan diatas pelat.
3. Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis.
Tiap kira- kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bagian
bawah tiap – tiap lapisan. Pada bagian bawah atau lapisan
pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat
dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.
4. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat, tunggu selama ½ menit dan dalam jangka waktu ini,
semua lapisan kelebihan beton segar disekitar cetakan harus
dibersihkan.
5. Cetakan diangkat perlahan – lahan tegak lurus keatas.
6. Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.
7. Ukur SLUMP yang terjadi dengan menggunakan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata – rata dari benda uji.
V. PERHITUNGAN
Nilai SLUMP = Tinggi cetakan – Tinggi rata rata benda uji.
Kerucut Abrahm
Stik Besi
Tinggi Slump
Plat
LANGKAH KERJA :
TES:
1. SLUMP NO
2. MUTU BETON
(SNI.03-1972-1990)
YES
PENGAMBILAN SAMPLE UNTUK BENDA UJI
(SNI.03.6369.2000)
YES
FINISH
K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM K3L
A. Pengendalian Awal
Project
Manager
HSE Manager
Setiap pekerja
baru Seminggu Sekali
Setiap Kamis Seiap Bulan Sebulan Sekali Sebulan Sekali
Setiap Hari Setiap Sabtu
Kepada semua Setiap Kamis Setiap Senin
Pekerja
SAFETY INDUCTION
Pemberian Pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap karyawan dan
sub Pelaksana serta mandor yang terlibat dalam peroyek ini untuk partisipasi
dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak.
SAFETY INSPECTION
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan yang
memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan
pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.
SAFETY PATROL.
Melakukan patrol tiap senin siang bersama semua top management ke
lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja di lapangan.
FOGING
Penyemprotan nyamuk di lapangan untuk mencegah penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh serangga dan sejenisnya sebagai salah satu kepedulian kami
terhadap kesehatan pekerja
Langkah Kerja :
1. Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan di tempat
umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus
dibersihkan. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih, dan semua
kotoran yang terkumpul harus dibuang.
2. Sebelum pekerjaan diserahterimakan pelaksana berkewajiban melengkapi
hal-hal sebagai berikut :
a. Membuat foto dokumentasi dengan tahapan dengan cara
pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan
secara kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting
disusun dalam album dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif filmnya dan selanjutnya
menjadi dokumen proyek.
b. Membuat Laporan harian, harus berisi : Kuantitas dan macam bahan
yang ada di lapangan; penempatan tenaga untuk setiap macam
tugas; jumlah, jenis dan kondisi peralatan; Kuantitas dan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca termasuk hujan,
banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu,
yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari
rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam satu bulan.
c. Membuat Gambar-gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu
oleh Direksi Teknik/Direksi Pekerjaan harus dibuat oleh Penyedia
Jasa berupa Gambar Kerja (Shop Drawings) dan sebelum
dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan..
Gambar-gambar detail yang terkait hasil pelaksanaan pekerjaan
(Asbuild Drawing) dan setelah selesai harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
RENCANA
PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
PEK. PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tahapan sebagaii berikut :
1. Pembersihan akhir lokasi pekerjaan dilaksanakan dimana Semua bahan sisa atau bahan
yang tidak dimanfaatkan lagi digedung ini agar dibersihkan dan dihilangkan keluar dari
gedung ini sehingga tidak ada satupun menjadi kotoran.
2. Tanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada hasil pekerjaan yang
disebabkan oleh kelalaian pada waktu pelaksanaan maupun selama dalam masa
pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima pertama dilaksanakan.
3. Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan
akibat dari kesalahan / kekeliruan karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan
kesalahan pelaksanaan dan belum mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan
(kecuali perencanaan yang diserahkan Developer) seluruhnya adalah tanggungan
pemborong.
4. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, pemborong
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan kekurangan-
kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian.
5. Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih dahulu kepada pemborong
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan dan
berdasarkan ini pemborong menunjuk seorang wakil yang bertanggung jawab untuk
hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan memberi bantuan yang
diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang perhatikan sesuai dengan
pengarahan Pengawas Lapangan.
6. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Pengawas Lapangan akan memberitahukannya kepada pemborong secara tertulis, agar
pemborong secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau yang tidak baik.
7. Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar diperbaiki,
Pengawas Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan dan memotongnya
dari jumlah yang akan dibayarkan kepada pemborong.
8. Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan, Wajib pada
jam- jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri mengadakan pemeriksaan apakah
semua bagian dari borongan dapat bekerja dengan baik atau tidak dengan membuat
catatan- catatan mengenai kerusakan atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
9. Menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama jangka waktu Kontrak.
10. Sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap areal dan jika diminta
Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-alat konstruksi, kelebihan
bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal tersebut.
11. Kebersihan ini termasuk tugas pemborong sehingga lokasi pekerjaan umumnya
selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12. Setelah selesai pekerjaan pemborong harus membersihkan seluruh lapangan sehingga
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan,
13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu yang
diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus dibongkar
sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.