Anda di halaman 1dari 171

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Pembangunan Cold Storage 1000 Ton


Di Muara Baru
RENCANA
PENANGANAN PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana melakukan proses pengurusan ijin termasuk di
dalamnya :

a. Pekerjaan mobilisasi
Pekerjaan mobiliasasi mencakup penyediaan tenaga kerja, material dan Peralatan
yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang diperlukan untuk
membangun fasilitas-fasilitas proyek, seperti : Kantor Proyek, Gudang dan
bangunan-bangunan sementara lainnya. Pada tahap ini, peralatan yang
dibutuhkan masih terbatas pada peralatan-peralatan ringan, seperti alat-alat
untuk pengukuran. Mobilisasi alat-alat berat, seperti alat-alat untuk pondasi,
mulai dilakukan setelah tahapan pekerjaan persiapan selesai dan pengukuran
titik-titik awal yang telah ditetapkan.

b. Papan Nama Proyek


Menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama - nama Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pelaksana. Ukuran
layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan
Konsultan Pengawas.

Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tebal 6 mm dengan ukuran lebar 240
cm dan tinggi 175 cm.
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian
disesuaikan kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam
LOGO KEMENTERIAN/LEMBAGA/INSTANSI PEMBERI TUGAS

Nama Proyek : ....................... Perencana : ........................


Th.Anggaran : ....................... Pengawas : ........................
Volume : .......................
Biaya : .......................
No. Kontrak : ....................... Spesifikasi Umum
Pelaksana Proyek : ........................
PT/CV : ..........................
Kualifikasi : ..........................
Alamat : .......................... Mulai : ..............................
Selesai : ..............................

Masyarakat dapat menyampaikan


Informasi kepada : ..................... Direksi : ............................
Telp/Faks : ..................... Telp/Faks : ...........................

c. Pembersihan Lokasi
Cara Pelaksanaan :
1. Pekerjaan yang dimaksud adalah pembersihan lokasi pembangunan untuk
semua jenis pekerjaan dalam kegiatan ini.
2. Pada umumnya, lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih dari pepohonan
maupun tumbuhan lainnya. Namun kontraktor harus membersihkan kotoran
lain seperti plastik dan kotoran lainnya.
3. Pihak kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas untuk menentukan batas-batas pekerjaan dan penentuan titik-titik
sumuran dan pondasi poer .

d. Pekerjaan Pengukuran
Cara Pelaksanaan :
1. Pelaksana diwajibkan mengadakan pengukuran kembali lokasi pekerjaan
Jika terjadi perbedaan, maka Pelaksana dapat mengajukan gambar rencana
sesuai dengan keadaan berdasarkan hasil pengukurannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dengan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi Proyek.
3. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Direksi Pengawas.

Peerjaan Pengukuran

e. Pemasangan Bouwplank
Cara Pelaksanaan :
1. Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok
kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
2. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian
atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku),
sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan
meteran.
3. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah
dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali.
4. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As
sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu
ditancapkan kedalam tanah.
e. Pemasangan Pagar Sementara
Cara Pelaksanaan :
1. Pembuatan pagar pengaman seng gelombang tinggi 3 M dimaksudkan untuk
memisahkan area aktifitas proyek dengan aktifitas luar
2. yang mungkin dapat saling mengganggu. Pagar Pengaman ini juga berfungsi
agar seluruh aktifitas pekerjaan
3. proyek tidak terlihat langsung oleh umum dan memastikan orang-orang yang
terlibat didalam proyek hanyalah
4. orang-orang yang berkepentingan dengan proyek tersebut. Pembuatan
pagar pengaman proyek dimaksudkan
5. juga untuk pengamanan material proyek dari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kehilangan material maupun
6. peralatan dan memastikan aktifitas pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilakukan tidak terganggu.
f. Pembuatan Direksi Keet
Direksi Keet merupakan bangunan bertingkat dengan konstruksi rangka kayu,
dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai
papan, diberi pintu / jendela secukupnya penghawaan / pencahayaan. Letak
Direksi Keet harus cukup dekat dengan kantor Managemen Konstruksi tetapi
terpisah dengan tegas.
Perlengkapan - perlengkapan kantor Direksi Keet yang harus disediakan :
1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 x 3,00 m2 dengan 10 (sepuluh) kursi
2 (dua) buah meja tulis ukuran 0,70 x 1,40 m2 dengan 4 (dua) kursi
1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 x 0,50 m3 dapat dikunci
1 (satu) buah white board ukuran 1,20 x 2,40 cm2
Berdekatan dengan kantor Direksi Keet, harus ditempatkan ruang WC dengan
bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
Alat - alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :
• 1 (satu) buah alat ukur schufmaat.
• 1 (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass).
• 1 (satu) mesin tik standart 18”
Bangunan kantor Direksi Keet dengan perlengkapan - perlengkapannya
terkecuali alat - alat yang disebut menjadi milik Pemberi Tugas setelah selesai
pembangunan.

Pekerjaan Direksi Keet

g. Pembuatan Barak dan Gudang


Ukuran luas barak pekerja dan gudang tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan Pelaksana dengan memperhatikan keamanan dan
kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
Khusus untuk tempat simpan bahan - bahan seperti : pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,
sehingga masing - masing bahan tidak tercampur.

Pekerjaan Barak dan Gudang


h. Pengadaan Listrik Kerja
Listrik untuk bekerja harus disediakan Pelaksana dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan
untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

Penyambungan Dari PLN Genset

i. Pengadaan Air Kerja


Air untuk bekerja harus disediakan Pelaksana dengan membuat sumur pompa
dilokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahan - bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan
harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana / Konsultan
Pengawas.

Tangki Air
Menara Air
Pipa Pengisian

Pipa Distribusi

Pompa

Sumber PDAM
Kran

Air Kerja dgn. Sumur Pantek Menyambung dari


Sumber Air yg Ada
j. Dokumen dan Administrasi
Pekerjaan ini meliputi :
1. Penyiapan Gambar Kerja (Shop Drawing)
2. Pelaporan kemajuan pekerjaan baik harian,
mingguan dan bulanan
3. Foto Dokumentasi kegiatan tiap tahapan
pekerjaan
4. Penyiapan gambar hasil pelaksanaan (As Built
Drawing)
5. Pengurusan IMB
RENCANA
PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN TANAH

1. Urugan Tanah Urugan Tanah Mendatangkan dipadatkan


a. Setelah selesai pengupasan humus, lalu dipadatkan sampai dengan 95 % dari pada
kepadatan (kering) maksimum .
b. Urugan tanah harus tanah berwarna merah kecoklat – coklatan yang baik dan
bebasdari kotoran dan akar – akar pohon.
c. Pengurugan lapis demi lapis (maksimum 15 cm), lalu dipadatkan dengan alat pemadat
(mesin gilas minimum 6 ton).
d. Pelaksana harus mengatur kadar air agar dapat dicapai kepadatan maksimum dan
semua material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
e. Semua timbunan (urugan) baik tanah maupun pasir, harus dipadatkan minimal 95 %
dari kepadatan (kering) maksimum .
f. Pelaksana harus memasukkan biaya – biaya tersebut sehingga harga satuan
penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud.
g. Hasil urugan harus baik dan rata diukur/ diperiksa dengan alat theodolit/ waterpass
2. Galian Pondasi Pile Cap
a. Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, supaya orang dapat bekerja
dengan leluasa.
b. Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar.
c. Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus segera memberitahukan secara
tertulis pada konsultan pengawas/ direksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
d. Lereng galian tanah pondasi harus dimiringkan secukupnya untuk menjaga agar tidak
terjadi longsoran.
e. Bila diperlukan penurapan, maka harus diadakan penurapan atas biaya Pelaksana.
f. Kelebihan tanah bekas galian pondasi, harus diangkat/ dibuang keluar bangunan atas
petinjuk konsultan pengawas/ direksi dan menjadi dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana.

3. Urugan Pasir
a. Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat
b. Urugan pasir harus dipadatkan sambil dibasahi.
c. Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan di bawah pondasi dan di bawah lantai
d. Tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut harus sesuai dengan gambar
PEKERJAAN PONDASI

PEKERJAAN TIANG PANCANG

HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

1. Pasir yang digunakan di ayak dahulu untuk mendapatkan gradasi material


yang sama/seragam.
2. Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh asam.
3. Dilaksanakan setelah pekerjaan galian

ALAT YANG DIGUNAKAN :


1. Crane
2. Alat Pancang
3. Concrete Mixer/ Beton Molen
4. Concrete Vibrator
5. Saringan Pasir
6. Sendok Adukan
7. Cangkul
8. Ember
9. Slang air

TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja

MATERIAL :
1. Tiang Pancang Beton 40x40 cm
2. Pile Cap PC-1 100 x 100 x 80 cm
3. Pile Cap PC-2 100 x 180 x 100 cm
4. Pile Cap PC-3
5. Pile Cap PC-4 180x 180 x 120 cm
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :

1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh


pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala
tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang
telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-
betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem
dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser
selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
PEKERJAAN PILE CAP

Tahapan pelaksanaan pile cap yaitu :

1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai


elevasi pile cap yang dinginkan
2. Pada pile cap dilakukan pembobokan pada bagian betonnya tulangan
tersisa besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai
pengikat dengan pile cap
3. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile
PEKERJAAN TIE BEAM (SLOOF)

HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

1. Pasir yang digunakan di ayak dahulu untuk mendapatkan gradasi material


yang sama/seragam.
2. Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh asam.
3. Dilaksanakan setelah pekerjaan Pondasi

ALAT YANG DIGUNAKAN :


1. Truck Mixer
2. Concrete Mixer/ Beton Molen
3. Concrete Vibrator
4. Saringan Pasir
5. Sendok Adukan
6. Cangkul
7. Ember
8. Slang air

TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja

MATERIAL :
1. Batu Pecah
2. Besi Beton
3. Semen
4. Pasir Pasang
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :

1. Pembesian sloof
Install pembesian tulangan pada sloof

2. Bekisting sloof
Pekerjaan bekisting sloof menggunakan papan kayu

3. Pengecoran sloof
Pengecoran pondasi menggunakan beton readymix
PEKERJAAN KOLOM
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

1. Pasir yang digunakan di ayak dahulu untuk mendapatkan gradasi material


yang sama/seragam.
2. Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh asam.
3. Dilaksanakan setelah pekerjaan Sloof

ALAT YANG DIGUNAKAN :

1. Truck Mixer
2. Concrete Pump
3. Concrete Mixer/ Beton Molen
4. Concrete Vibrator
5. Saringan Pasir
6. Sendok Adukan
7. Cangkul
8. Ember
9. Slang air

TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja

MATERIAL :
1. Batu Pecah
2. Besi Beton
3. Semen
4. Pasir Pasang
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :
1. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tenaga manusia dan jenis alat yang
digunakan adalah Bar Cutter
2. Pekerjaan Bekisting
Dalam pelaksanaan proyek ini, Bekisting yang akan diterapkan adalah
sistem Konvensional (Kayu dan Multipleks)
3. Pekerjaan Pengecoran
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami akan menggunakan beton dari
Site Mix/molen atau Readymix
Hal yang perlu diperhatikan adalah
- Untuk Pengecoran kolom cara pengecorannya dengan
menggunakan alat ember dan bak penampung
- Untuk Pengecoran balok + plat , cara pengecorannya dengan
menggunakan alat bantu ember dan bak penampung
- Pada setiap pengecoran disediakan peralatan : Beton Molen,
Concrete vibrator, roskam, jidar dan waterpass (leveling)
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

1. Pasir yang digunakan di ayak dahulu untuk mendapatkan gradasi


material yang sama/seragam.
2. Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh asam.
3. Dilaksanakan setelah pekerjaan Kolom
4. Memasang Schafolding dan steger untuk menahan bekisting

ALAT YANG DIGUNAKAN :

1. Truck Mixer
2. Concrete Mixer/ Beton Molen
3. Concrete Vibrator
4. Concrete Pump
5. Saringan Pasir
6. Sendok Adukan
7. Cangkul
8. Ember
9. Slang air
10.Perlengkapan Curing

TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja

MATERIAL :
1. Batu Pecah
2. Besi Beton
3. Semen
4. Pasir Pasang
URUTAN PEKERJAAN TERDIRI DARI :
1. Pekerjaan Bekisting
Pemasangan Schafolding
Dalam pelaksanaan proyek ini, Bekisting yang akan diterapkan adalah
sistem Konvensional (Kayu dan Multipleks)
2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tenaga manusia dan jenis alat yang
digunakan adalah Bar Cutter
3. Pekerjaan Pengecoran
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami akan menggunakan beton dari
Site Mix/molen atau Readymix
Hal yang perlu diperhatikan adalah
- Untuk Pengecoran kolom cara pengecorannya dengan menggunakan
alat ember dan bak penampung
- Untuk Pengecoran balok + plat , cara pengecorannya dengan
menggunakan alat bantu ember dan bak penampung
- Pada setiap pengecoran disediakan peralatan : Beton Molen, Concrete
vibrator, roskam, jidar dan waterpass (leveling)
PEKERJAAN TANGGA
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja.
Sebelum fabrikasi dimulai, Pelaksana harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi
Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Pelaksana
untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Pelaksana bilamana terdapat kesalahan atau
kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan
ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Pelaksana. Pengukuran dengan
skala dalam gambar tidak diperkenankan.
b. Tanda-tanda pada konstruksi baja.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi
kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan
mudah.
c. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las
yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Pelaksana harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik
dalam melaksanakan konstruksi baja-baja bertingkat .
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak,
karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus
digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi
pada elemen konstruksi baja yang dilas.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebih dari satu
kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus
dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag dan percikan-percikan logam yang
ada. Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan
cara-cara seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D 1.0. : Pengujian
secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dari AWS D 1.0. Dan bila ada
kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan harus dtanggung
oleh Pelaksana.
Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yang dipakai
harus sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan
persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-
68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe and
Tubing 1974. Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan
ASTM E109. Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan
ASTM E109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya
yang berhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung
jawab Pelaksana.
d. Baut Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Pelaksana tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin
Pemberi Tugas. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan
api sama sekali tidak diperkenankan. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan
baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut. Pemasangan
dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi
kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan
menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai
dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya.
Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut- baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut
yang tidak dapat dikencangkan.
e. Pemotongan besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sekali-kali tidak diperkenankan.
f. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok. Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada
pengiriman dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan
elemen konstruksi baja dilapangan harus ditempat yang kering / cukup terlindung,
sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi Tugas berhak untuk
menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau
rusak.
g. Erection
Sebelum erection dimulai, Pelaksana harus memeriksa kembali kedudukan angker-
angker baja dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan
pelaksanaan erection. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk
kolom dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker haru tetap dan akurat untuk
mencegah ketidakcocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angker-angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada
tulangan pile cap.
Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya dilapangan.
Untuk ini Pelaksana harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet,
sarung tangan dan pemadam kebakaran. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai
oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman dalam erection konstruksi
baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya, oleh
sebab itu Pelaksana diminta untuk member perhatian khusus pada masalah erection
ini.
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection. Untuk pekerjaan erection dilapangan,
Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli
untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas.
Penempatan konstruksi baja dilapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan pekerjaan erection. Pelaksana harus memberitahukan PemberiTugas
sebelum pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah dilapangan,
konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor. Bilamana ternyata yang dikirim
rusak dan bengkok, Pelaksana harus mengganti yang baru. Setelah Erection selesai
maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan type cat ICI Green Primer R 540 - 157
setebal 35 micron.
Pekerjaan Konstruksi Baja

.
Pekerjaan Penutup Atap

PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASANGAN DINDING BATA RINGAN

a. Tinjauan Lapangan
Perhatikan keadaan struktur yang akan mendukung/ dibebani pasangan.
Bila ada struktur pendukung pasangan yang belum sempurna eadaannya/
penyelesaiannya, pekerjaan pemasangan harus ditunda sampai selesai koreksi yang
diperlukan.
b. Persiapan Pekerjaan
Permukaan tempat pasangan harus dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda
lain yang akan mengurangi kekuatan pasangan.
c. Adukan
Seperti yang diterangkan pada spesifikasi pekerjaan adukan pasangan dan plesteran.
d. Pemasangan
1. Kerjakan pasangan dengan ketebalan sesuai yang disyaratkan pada gambar
perencanaan, jika tidak ditentukan maka gunakan ketebalan 10 cm.
2. Tidak dibenarkan memasang blok beton yang patah.
3. Sebelum menambah pasangan baru, permukaan pasangan lama yang akan
disambung harus dibersihkan, pasangan yang lepas diganti, mortar yang
terkelupas ditambal.
4. Blok beton harus dipotong dengan gergaji mesin. Bila mungkin hindarkan
pemotongan beton.
5. Tera-datar/Leveling : Mortar pada siar datar dan siar tegak harus penuh dan
padat. Lapisan baru harus ditera datar dan tegak, dan dokoordinasikan dengan
bagian pekerjaan lain, misalnya : pekerjaan listrik, mekanikal dan pemipaan.
6. Pada setiap bidang 12 m2, setiap sudut pertemuan dan setiap lubang pintu/
jendela, harus disediakan kolom praktis sesuai dengan PBI 71.
7. Selama 3 hari tempat pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dari jamahan
orang/benturan keras, dan dari kegiatan pekerjaan lain.
8. Bila terjadi kerusakan, diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan.
e. Pembersihan
Setelah selesai permukaan pasangan blok beton harus dibersihkan untuk diperiksa
oleh Konsultan Pengawas.

Pemasangan Bata Ringan

PASANGAN BATU BATA

HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

1. Batu Bata yang digunakan sesuai spesifikasi.


2. Perekat yang digunakan sesuai spesifikasi.
3. Air yang digunakan harus bebas dari pengaruh asam.
4. Posisi pasangan bata antar lapisan harus zig zag.
ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. Saringan Pasir
2. Sendok Adukan
3. Cangkul
4. Benang Nylon
5. Profil Kayu
6. Ember
7. Slang air

TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja

MATERIAL :
1. Batu bata
2. Mortar Instan

Flow Chart
Pekerjaan Pasangan Dinding
LANGKAH KERJA

1. Rencana posisi pasangan bata sesuai gambar kerja (shop drawings)

BATA

AS BANGUNAN

2. Buat tiang kayu / profilan pada kolom-kolom struktur dengan seperti


gambar di bawah ini.

BATA

AS

- Profil kayu harus lurus dan diserut pada keempat sisinya.


- Check posisi ketegangan kayu dengan waterpass
- Buat skala pada profil yang terpasang tersebut
- Ketinggian/skala antara profil harus sama
- Profil kayu harus kuat/tidak boleh bergerak/bergeser selama pekerjaan
pasang bata berlangsung
3.Hubungan skala pada profil tersebut yang sama elevasinya
diusahakan jarak antara skala setiap kelipatan 3 lapis bata.

As

Benang nylon
Tiang kayu

Denah

Tampak

4.Bila bentang antar kolom > 4 m diusahakan ditengah – tengah bentang


tersebut di pasangkolom praktis
5.Pengecoran kolom praktis dilaksanakan setiap ketinggian 1 –
1.5 m
6.Pasangan bata hanya bisa dilaksanakan setelah kolom praktis selesai di
cor

BESI DI
COR
BEKISTING

1m

Lo > 4 m
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

1) PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. UMUM
1. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar
benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
2. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan
plesteran.
3. Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang permanen)
untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata,
contour dan profil-profil akurat.
4. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan
air yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
5. Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal)
setelah proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi
waktu penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan
yang bersifat sementara dari plesteran.
6. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
7. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan
yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat
terlebih dahulu “kepala plesteran”.

b. PLESTERAN KE DINDING BATA


1. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos,
maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
2. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15-20 mm) dan
diratakan dengan roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3
(tiga) hari.
3. Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan dinding
berumur 2 (dua) minggu.

c. ACIAN PERMUKAAN BETON


1. Pasangkan acian setebal 3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
pasangkan sebelum acian mengering.
2. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan acian dalam ketebalan / kerataan
yang disyaratkan dalam gambar.

d. PLESTERAN INTERIOR
1. Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan ± 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
2. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
3. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya ; dan
tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan
pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk
ikatan mekanik bagi lapisan kedua. Pada permukaan-permukaan vertikal,
sikat secara horizontal.
4. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar
pertama.
5. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.

e. PLESTERAN EXTERIOR
1. Pemasangan

finishing harus ditambahkan di atasnya. Finishing berupa 2 lapis acian


waterproof setebal masing-masing 1,5 mm.
2. Periksa/ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.

PEKERJAAN PARTISI GYPSUM BOARD

1) PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. PEMASANGAN RANGKA
1. Rangka Partisi
- Rangka Utama/Sruktural.
Pasangkan rangka utama struktural arah vertikal setiap jarak 60 cm menerus
dari bawah sampai atas setiap partisi, dan berikan pengikat struktural pada
bagian dasar (plat lantai bawah) dan puncak (plat lantai atas) untuk
mengakurkan partisi pada lantai dan langit-langit.
- Rangka Pembagian/Sekunder.
Pasangkan rangka pembagi/sekunder setiap jarak 60 cm arah horizontal dan
vertikal mengisi bidang rangka utama.
- Pengikatan Rangka.
Angkurkan angka utama sisi tepi pada dinding atau kolom dan pengikat atas (top
runner) diperlakukan sebagai balok yang dijepit pada tumpuan di kedua ujung
dari bentang bidang partisi.
- Kualitas Pemasangan.
Pasangkan rangka secara baik, rata permukaan, kokoh dan sesuai dengan
perencanaan. Kualitas Pemasangan ini harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.
2. Rangka Plafond
- Rangka Utama (Runner)
Pasangkan rangka utama setiap jarak 120 cm, sebisanya hindari penyambungan
rangka utama. Gantungkan rangka utama dengan besi penggantung setiap
jarak maksimal 120 cm.
- Rangka Pengikat (Carrier)
Pasangkan rangka pengikat setiap jarak 60 cm atau seperti yang direkomendasi
pembuat bahan gypsum. Ikatkan rangka pengikat terhadap rangka utama
dengan sistim “clip-on”.
3. Insulasi
- Material
Pasangan bahan insulasi meutup/mengisi rongga-rongga dari rangka. Isikan
dengan penuh, ujung/sisi tepi direkatkan dengan bahan perekat yang
direkomendasi oleh pembuat bahan insulasi. Pasangkan insulasi ini pada type
partisi yang ditunjuk oleh perancang.
- Penggunaan Kawat Penguat
Pasangkan kawat galvanis secara diagonal untuk setiap bidang rongga dari
rangka, pasangkan untuk mengapit pada kedua permukaan bahan insulasi.

b. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Gypsum Board
a. Gunakan type yang telah disetujui oleh perancang/pengawas. Pasangan
dengan screw galvanized kepala pipih setiap jarak 30 cm. Kerjakan
pemasangan screw sampai terbenam dari permukaan gypsum board.
b. Pasangkan jointing compound pada celah penyambungan panel dan pada
lubang tanpa screw. Kerjakan secara halus dan rata permukaan hingga
tidak terlihat adanya perbedaan permukaan.
c. Reinforcing tape dipasangkan untuk menutup pasangan jointing
compound pada sambungan panel gypsum dengan type “butt edge”.
Pasangkan tape dengan dibantu bahan perekat. Pemasangan dilakukan
pada saat jointing compound belum kering benar; tekan perlahan sampai
mendapatkan permukaan yang rata dengan panel, kemudian
sapukan/kuaskan jointing compound untuk meratakan perforasi dari tape.
2. Joint Compound.
Pada sambungan/pertemuan panel dengan panel harus diberikan
seal/joint compound mengisi celah sambungan, Isikan secara padat sampai
rata permukaan dengan permukaan panel gypsum.
3. Reinforcing Tape.
Pasangkan “perforated tape” dari tipe yang lebarnya sesuai dengan
lebar bidang jointing compound. Lakukan pemasangan pada saat jointing
compound belum kering benar. Tempelkan secara hati-hati, tekan secara
perlahan sampai mendapatan permukaan “perforated tape“ rata dengan
permukaan gypsum board. Kemudian lakukan perataan kembali dengan
bahan compound encer yang disapukan dengan kuas.
4. Flashing dan Tepi akhiran bebas
a. Flashing
Pasangkan siku aluminium pada sudut perpotongan partisi. Pemasangan ini
dikerjakan sebelum pekerjaan finishing. Lakukan pembautan dengan baut
kepala pipih dari bahan aluminium. Kerjakan pemasangan siku aluminium
ini sampai terbenam setengah dari ketebalannya.
b. Tepi Akhir Bebas
Pasangkan tepi akhiran bebas partisi dengan bahan kayu atau aluminium
sesuai dengan perencanaan.
Buatkan dengan ukuran yang lebih lebar dari tebal partisi sehingga bisa
berfungsi sebagai penutup (topping). Berikan penguatan/pengikatan yang
rata permukaan.
5. Baut dan Pengikat
Gunakan baut-baut yang berbentuk “bor” dengan kepala pipih galvanized.
6. Access Panel
- Buatkan access Panel berukuran 45 x 45 cm dan 60 x 60 cm pada tempat-
tempat yang ditentukan kemudian. Buatkan dengan sistim engsel, kecuali jika
disyaratkan lain.
- Gunakan rangka Access Panel dari bahan aluminium dengan ukuran sesuai
yang diperlukan.
7. Control Joint
Buatkan detail khusus untuk controle jointing pada tempat yang ditentukan
berdasarkan standard kebutuhan yang berlaku.
8. Koordinasi Pekerjaan Lain
Kordinasikan pekerjaan-pekerjaan lain seperti lampu, pengudaraan dan
sebagainya, selesaikan dengan detail-detail seperti yang disarankan pembuat
bahan atas persetujuan Arsitek/Perancang.
9. Pembersihan Dan Perlindungan
Segera lakukan pembersihan terhadap bagian-bagian/permukaan-permukaan
yang terkena bahan compound tapi tidak dikehendaki atau diperkirakan akan
menimbulkan tonjolan-tonjolan pada pekerjaan finishing.
Sebelum finishing dilaksanakan maka permukaan partisi harus dijaga terhadap
benturan-benturan benda keras. Tinggalkan pekerjaan dalam keadaan bersih,
tidak cacat dan diberi perlindungan.
PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM

a. Peralatan Yang Digunakan


rol meter
benang
screw driver
ceiling net/ lakban
waterpass
amplas
hand sander
grit paper 150/120
kuas
rol cat

b. Bahan Yang Digunakan


panel gypsum
paku kait / penggantung
rod (penggantung rangka plafond)
hanger
clip adjuster (ex. boral type 223)
steel hollow
wallen cle profil l 20 x 20 mm/ moulding profil w
to/5 cross rail atau rangka utama (ex. boral type 201)
furing chanel atau rangka pembagi (ex. boral type 204)
locking clip (ex. boral type 210)
skrup ceiling
paper tape
compound
cat
plamur

c. Pelaksanaan
1. Tentukan/ marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop drawing.

2. Pasang paku kait. Tembakan paku-paku kait pada marking titik -titik yang telah
ada 600x1200mm.
3. Pasang penggantung rangkaplafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster
(ex. boral type 223), dengan posisi tegak - lurus.
4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding
profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.

6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafond.
7. Pasang rangka utama/ top cross rail (ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200 mm.

8. Pasang rangka pembagi/ furing chanel (ex.boral type 204) dengan jarak 600 mm
menggunakan locking clip (ex.boral type 210), cek elevasi dan jarak rangkaplafond cek
sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
9. Pasang dan kencangkan clip rod.
10. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver
dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

11. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass.
12. Perataan sambungan plafond dengan menggunakan ceiling net lakban.
13. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceillng.
14. Setelah itu diamplas.
15. Finish permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat.
a. Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamur sampai terlihat rata dan
lurus.
b. Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar - benar halus.
c. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi dan
sudut, serta rol cat untuk bidang luas.

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

1. Shop drawing
Menentukan sisa potongan keramik harus > 1/3 badan keramik
Menentukan nad keramik dinding &lantai agar bertemu & nad keramik seragam
Menentukan supaya perempatan keramik bertemu
Menentukan posisi dinding bata.
Menentukan tata letak sanitair & fixture harus diperempatan/ tengah badan
keramik.
Menentukan titik awal pemasangan keramik.
Menentukan expantion joint minimal setiap luasan 12 m2-16 m2.

2. Perhitungan resources (sumber daya)


a. Bahan yang digunakan
Keramik
Semen pc
Air
Additive

b. Alat yang digunakan


Jidar aluminium
Bak air (ember)
Tempat dudukan /tatakan keramik
Benang atau senar
Palu karet
Sendok Spesi
Plastic cross atau tile spacer
Waterpass
Busa/spon
Kain/lap basah

c. Tenaga kerja :
menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai jadwal dan volum pekerjaan

b. Pelaksanaan
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2. Pahami gambar kerja, pola pema-sangan, dan lain – iain.
3. Sortir keramik agar menghasilkan kese-ragaman
a. Ukuran/ dimensi
b. Presisi
c. Warna
4. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1jam.

5. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah proses
perendaman
6. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan.
7. Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shopdrawing.
kedudukan benang datar dan siku apabii.a dinding yang ada adalah dinding keramik, maka
kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
8. Pasang keramik sebagal pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah terpasang.

9. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass
10. Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/
11. Spesi. ll.setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai poslsinya sampai selesai, usahakan supaya
tidak ada las - lasan.
12. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk
mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
13. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
14. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah sampai bersih.

15. Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnva lantai) maka buatlah delatasi

16. Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bakair (ember) dan aduklah hingga rata
1. Setelah adukan rata, isi sela - sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan sendok spesi (
sekop ). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering.
17. Kemudian ratakan nad tersebut dengan cape.

18. Diamkan dan tunggu sampai nad ter-sebut benar-benar kering.


19. Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipa-sang nad dari sisa- sisa
bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih.

PEKERJAAN HOSTPITAL PLINT DAN FLOOR HARDENER

a. Pekerjaan Hospital Plint


1) Pasang sekaligus 1 Plint Radius, 1 keramik lantai dan 1 keramik dinding.
Demikian dst.
2) Cek ukuran aktual keramik :
3) Panjang Plint LURUS 30 cm, toleransi standarnya minus 1-2 mm.
4) Buka dos, ambil dan ukur ulang beberapa keping.
5) Buka dos keramik lantai dan dinding, ukur panjang & lebar keramik, minus 1 atau 2
atau 3 mm (dari 30 cm).
6) Bila perbedaan ukurannya cukup ekstrim, pisahkan menurut ukuran aktualnya,
yaitu mana yang minus 1, mana yang minus 2 dan yang minus
3 mm.
7) Lebar Nat :
Bila ukuran keramik minus 1 sd 2 mm, maka lebar nat pada Plint Radius dan pada
keramik lantai disamakan, dibuat 2 mm.
Bila ukuran keramik minus 2 sd 3 mm, maka lebar nat pada Plint Radius dan pada
keramik lantai dibuat 3 mm.
8) Marking :
Marking seluruh lantai ruangan yang akan dipasangi keramik dengan garis-garis
horizontal saling berpotongan kotak 900 x 900 mm, yaitu 3 keramik (atau 1200 ;
4 keramik).
Marking dinding keliling seluruh ruangan dengan garis-garis vertikal berjarak 900
mm atau setiap 3 keramik.
9) Perhatikan, level lantai harus sesuai dengan rencana kemiringan/kelurusan lantai,
pergunakan selang air. Buat tarikan benang sebagai patokan peletakan Plint
Radius :
- Pada sisi dinding, tarik benang setinggi 50 mm (dari level nol lantai) serta
menempel pada dinding.
- Pada sisi lantai, tarik benang sejauh 50 mm (dari garis nol dinding vertikal)
serta menempel pada lantai.
- Untuk SUDUT DALAM PENDEK : ukuran 50 x 50 x height 50 mm, tarik benang
(a) dan (b) dari dua sisi.
- Pasang Plint Radius dengan panduan tarikan 2 benang tersebut di atas dan
posisi marking lantai dan dinding pada item 4.
- Pasang keramik lantai dengan patokan Plint Radius yang telah terpasang dan
marking item 4.a. Perhatikaan keRATAan lantai, pergunakan alat bantu palu
karet untuk meratakan.
- Pasang keramik dinding dengan patokan Plint Radius yang telah terpasang
dan marking item 4.b. Perhatikan keTEGAK-LURUSan dinding vertical,
pergunakan alat bantu water pass siku.
- Isi nat dengan MU 408. Nat dibuat rata, jangan dibuat cekung. Segera
bersihkan sisa-sisa pengisi nat.
b. Persiapan Permukaan untuk Floor Hardner
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air (trasraam)
sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
c. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor
hardener dengan mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
d. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihhindarkan dari
terjadinya kerusakan dan cacat akibat adanya pelaksanaan pekerjaan- pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan floor hardener harus
diperbaiki oleh Pelaksana hingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini tanpa adanya biaya tambahan.
PEKERJAAN DINDING KERAMIK WC
URUTAN CARA PELAKSANAAN
- Sebelumnya harus melakukan pengecekan keramik dinding yang benar-benar rusak
- Pemasangan keramik dinding menggunakan semen adesiv untuk plester keramik harus benar-
benar bagus, sehingga ketika sudah terpasang keramik tidak jatuh
- Pemasangan harus benar –benar teliti, dan perlu diawasi oleh pihak Direksi
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan lantai beton ini dilakukan pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar serta sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Adapun ligkup
pekerjaan lantai beton antara lain :
1. Pemasangan Plastik Cor Area Cold Storage dan ABF
2. Pekerjaan Lantai Kerja
3. Pemasangan Pipa Ventilasi (Pipa Anti Freez)
4. Pekerjaan Cor Lantai Tahap I (area cold storage dan ABF)
5. Pekerjaan Cor Lantai Tahap II (area cold storage, ABF, Area Mesin, Anteroom dan
Area Loading)
6. Saluran Drainase di Ruang Processing
7. Grill Penutup saluran

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pemasangan Plastik Cor Area (Floor hardener)Cold Storage dan ABF Penggunaan
plastik dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan dengan
tanah, fungsinya yaitu untuk menahan agar air semen tidak keluar karena merembes
kedalam tanah. Penggunaan plastik tergolong sebagai inovasi baru menggantikan
lantai kerja sebelumnya berupa screed atau cor beton kualitas rendah. Floor
hardener diwajibkan berwarna hijau.
2. Pekerjaan Lantai Kerja
Lantai kerja di pasang pada area yang tidak menggunakan plastik cor, metoda
pelaksanaan pekerjaan lantai kerja sama dengan metoda yang dilaksanakan pada
item pekerjaan lantai kerja untuk pondasi.
3. Pemasangan Pipa Ventilasi (Pipa Anti Freez)
Pipa ventilasi pada area cold storage dan ABF berfungsi sebagai pengalir udara dari
luar untuk menghidari dan mengurangi terjadinya kondensai di ruangan cold storage
dan ABF yang dapat mengakibatkan timbulnya bunga/kembang es yang apabila di
biarkan dapat merusak dinding panel dan juga dapat merusak kualitas produk yang
disimpan.
Bahan yang digunakan untuk pipa ventilasi adalah pipa PVC dengan jenis AW dengan
diameter minimum 3” dengan jarak antar pipa maksimal 80 cm.
4. Pekerjaan Cor Lantai Tahap I (area cold storage dan ABF)
Sebelum dilaksankan pengecoran beton diwajibkan untuk melakuan slump tes dan
kubus beton. Pengujian kubus beton dilakukan setelah umur beton telah masuk
untuk dilakukan tahap pengujian.
5. Pekerjaan Cor Lantai Tahap II (area cold storage, ABF, Area Mesin, Anteroom dan
Area Loading)
Pekerjaan cor lantai tahan II yang dilaksanakan pada area Cold Storage, ABF, Area
Mesin, Anteroom dan Loading. Khusus area cold storage dan ABF pelaksanaan
pengecoran tahapannya berbeda dengan area yang lain.
Dalam tahapan pelaksanaannya area cold storage dan ABF ada perlakuan khusus
dan penambahan material yang harus dipasang sebelum dilakukan pengecoran
lantai. Material tambahan yang dimaksud adalah pemasangan PU slab/Panel lantai.
Tahapannya adalah :
 Pasang plastik cor diatas lantai cor tahap I
 Pasang PU slab (untuk area cold storage tebal PU slab 10cm dan area ABF tebal
PU slab 15cm)
 Tahap berikutnya pasang plastik cor kembali diatas PU Slab
 Tahap yang terakhir adalah pengecoran lantai
6. Saluran Drainase di Ruang Processing
Pelaksana membuat gambar shopdrawing yang diajukan kepada pihak
direksi/konsultan untuk disetujui agar pelaksanaan pekerjaan saluran bisa dikerjakan.
Saluran drainase tidak diperbolehkan dengan sudut siku, diharuskan yang setengah
lingkaran.
7. Grill Penutup saluran
Sebelum fabrikasi grill saluran, Pelaksana mengajukan approval material kepada
direksi/konsultan pengawas.
Pek. Beton Non Struktur

PEKERJAAN WATERPROOFING

a. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah
dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
Pekerjaan beton struktural. Permukaan harus betul-betul kering sebelum
pelaksanaan lapisan waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk
aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-bagian yang menonjol tajam,
permukaan halus dan rata. Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya
harus ditutup dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan
permukaannya.
b. Pekerjaan Waterproofing cair.
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosis yang
ditentukan oleh pabrik.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,
disemprot atau trowel.
c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan pemadat
(densifier) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil tes
laboratorium. Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang dicantumkan
dalam Gambar Kerja). Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain harus sudah
terpasang. Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak / parapet / dinding
dibuat groove + 2 cm. Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau
parapet serta semua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung,dibuat dari lapisan (“screed”) kedap air 1 pc
: 3 ps dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm. dan
maksimal 8 cm.
e. Pengujian.
Pelaksana harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing. Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan
yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian + 50 mm. dan
dibiarkan selama 3 x 24 jam.
f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaandalam pelaksanaannya (terjadi kebocoran),
maka Pelaksana diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga
sempurnadan disetujui Konsultan Pengawas dan biaya perbaikan tersebut
menjadi tanggung jawab Pelaksana. Metoda pelaksanaan perbaikan
waterproofing harus mengikuti petunjuk / saran dari pakarnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
g. Jaminan / Garansi
Menyerahkan jaminan / garansi tertulis bahwa pekerjaan, perbaikan dan
perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah dilaksanakan
dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat. Jaminan / garansi
untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5 tahun setelah masa
pemeliharaan.

PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU / JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan, pemasangan dan penyetelan bahan kusen pintu, terdiri dari :
1. Rangka kusen pintu dan Jendela
2. Daun Pintu dan jendela
3. Kunci, engsel dan handle

2. Bahan kusen
a. Alluminium
b. Ukuran kusen mengacu pada gambar detail – detail kusen
c. Warna ditentukan kemudian
d. Kusen Toilet PVC P-2 kwalitas baik

3. Untuk pintu utama menggunakan Pintu Kaca rangka Alluminium


4. Untuk pintu KM/WC menggunakan pintu Alluminium strip
5. Jenis penggantung, pengunci, letak dan fungsinya disesuaikan dengan gambar :
a. Grendel KM/ WC
b. Engsel + Grendel Jendela
c. Expanoglet, Engsel Pintu / Jendela semua pintu dan jendela
6. Contoh bahan harus diajukan dulu kepada direksi.

PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Bahan
a. Kunci dan grendel
1. Kunci tanam 2 slaag untuk semua pintu kecuali untuk pintu WC/KM digunakan 1
slaag. Dengan kualitas terbaik atau setara dengan merk yale,
2. Grendel putar dipergunakan untuk pintu WC/KM kualitas terbaik atau setara
dengan merk alpha ex jepang
3. Grendel tanam untuk pintu dua daun dengan kualitas ex jepang
b. Engsel
1. Untuk semua pinu dipergunakan engsel kualitas terbaik atau setara dengan merk
ARCH ex jepang dengan ring nilon
2. Untuk semua daun jendela dipakai engsel yang sama dengan engsel yang
dipasang pada pintu
3. Semua alat penggantung dan pengunci harus kualitas terbaik sesuai dengan
persetujuan konsultan pengawas/ direksi. Pelaksana harus menyerahkan contoh
dan brosur dari setiap alat yang digunakan kepada konsultan pengawas atau
direksi.
2. Cara Pemasangan
Sekrup–sekrup untuk pemasangan harus dari bahan yang cocok dan sesuai dengan
peralatan yang digunakan. Tidak diperkenankan untuk memasang mati sekrup, tetapi
cukup dengan membor lubang untuk sekrup. Semua skrup yang rusak pada saat
pemasangan harus diganti.

PEKERJAAN SANITARI

1. PELAKSANAAN KHUSUS
a. Kitchen Zinc, 1 lubang, 1 sayap
b. Kran Air Kitchen Sink Ø 1/2" ex.Lokal
c. Kloset jongkok eks. TOTO CW600J/ SW600JP atau setara, serta shower spray eks.
TOTO.
d. Floordrain ex TOTO.
e. Pasang Kran air kamar mandi ex.Lokal
f. Kloset Jongkok menggunakan merk setara American Standart & Toto.

2. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH.


a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama
yang diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih yaitu instalasi pemipaannya
beserta alat bantunya,
b. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusikesetiap peralatan sanitasi dan lain-
lain seperti yang tercantum dalam gambar,
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan-
bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja,
d. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing air bersih secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistim berjalan baik, sesuai yang
dikehendaki, yaitu suatu sistim instalasi yang sempurna dan terpadu,
e. Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari Instansi terkait yaitu
PDAM dan lain-lain,
f. Desinfeksi
Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus
dilakukan cara desinfeksi sebagai berikut:
1. Air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu,
2. Sistem diisi larutan mengandung 50 mg/l chlor dan dibiarkan selama 24 jam.
g. Penyediaan dan Instalasi listrik untuk masing-masing peralatan, yaitu penyediaan sub
panel dan penarikan kabel listrik kepanel induk dll.

3. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI PIPA AIR LIMBAH (AIR KOTOR, AIR KOTORAN & VENT)
a. Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan
dalam sistim pembuangan, dari semua alat sanitasi yang ada digedung sampai ke
STP (Sewage Treatment Plan), sesuai gambar skematik sistem dan Instalasi
pemipaan,
b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan dari STP sampai ke saluran air buangan (riol),
c. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya,
d. Pengujian sistim pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistim plumbing
(air limbah) secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistim bekerja
baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistim yang sempurna dan terpadu,
e. Pengujian mutu air dan ijin-ijin dari Instansi terkait,
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi drainase dari talang atap sampai di riol dan
rembesan air hujan.

4. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA-PIPA


Pengadaan dan pemasangan pipa pipa air untuk kamar mandi, dapur dan ruang-ruang
plumbing fixtureair bersih serta pemasangan instalasinya untuk closet dan lain-lain.
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan dan syarat – syarat


Seluruh pekerjaan cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :
a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
b. NI-3 1970
c. Ni-4

2. Jenis bahan dan persyaratannya


1. Cat Tembok, pengecatan akhir Vynil Emulsion
- 1 lapis Alkali Resisting Primer A 931 – 1050 ( Interior )
- 1 lapis Masonry Sealer A 200 – 743 ( exterior )
- 2 lapis Dulux Pentalite Emulsion A 922 ( Interior )
- 2 lapis Weathershield A 918 ( exterior )
2. Cat Kayu Transparant
- Wood filler WF – 115
- 3 Lapis ULTRAN YUNIOR P-05
3. Cat Logam / Besi
- 1 Lapis Red Oxide Primer A 540-49014
- 1 Lapis Undercoat A 543-101
- 2 Lapis Synthetic Super Gloss A 365
4. Cat Kayu
- Acrylic Primer Undercoat A 931-9054 ( 1 lapis )
- Undercoat A 543-101 ( 1 lapis )
- Super Gloss A 365 / Dulux A 397 ( 2 lapis )
5. Cat Melamic
- Wood filler WP – 115
- Wood stain WS – 162B
- Melamin sanding Sealer
- Melamine semi gloss atau doof.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. UMUM
1. Memenuhi semua submittals sebelum pelaksanaan, dan pernyataan bahwa
komposisi cat telah sesuai untuk pengecatan.
2. Bidang kerja harus benar-benar siap untuk menerima pengecatan :
3. Bersih dari debu, karat, minyak dan kotoran-kotoran lain
4. Bidang yang mengandung semen, harus diratakan, ditambal dan dihaluskan
5. Prosedur lengkap pengecatan pada segala dasar harus sesuai dengan
rekomendasi petunjuk penggunaan dari pabrik. Penambahan prosedur hanya
dengan persetujuan perancang dan pengawas.
6. Pengecatan dengan roller, kecuali untuk bidang yang tidak mungkin
menggunakan roller, digunakan kuas yang halus.
7. Memperlihatkan contoh cat yang akan dipakai 2 minggu sebelum pengerjaan dan
harus mendapatkan persetujuan Konsultan Konsultan Pengawas.
8. Membuat percobaan pengecatan pada bidang-bidang contoh yang ditentukan
oleh Konsultan Konsultan Pengawas, selambat-lambatnya 1 minggu setelah
pengerjaan cat dimulai.

b. PENGECATAN
1. Cat tembok Vynil Emulsion
- Bila terjadi pengkristalan, permukaan disapu dengan kain kering kemudian kain
basah dan sibiarkan selama 48 jam.
- Untuk permukaan yang sangat menyerap, beri lapisan penutup dari cat emulsi
yang diencerkan dengan air sebanyak 50 %.
2. Cat Melamic
- Amplas kayu sampai halus
- Setelah halus berikan wood filler dan tunggu selama setengah jam, atau seperti
yang disyaratkan pabrik pembuat.
- Kerjakan sanding sealer dicampur dengan wood stain.
- Lakukan penyemprotan melamin semi gloss atau doff sesuai yang direncanakan.
3. Cat kayu
- Bahan harus diaduk sebelum dan selama pengulasan, agar warna dapat merata.
- Kelebihan cat dipermukaan harus disebar lagi setelah pengeringan selama 5 – 10
menit, tergantung kadar penyerapan, kondisi pengeringan dan kegelapan warna
yang diinginkan.
- Pengerjaan tidak diperkenankan dalam cuaca basah.
4. Cat Logam
- Besi baja harus segera diberi meni setelah pekerjaan persiapan ( pembersihan )
selesai.
- Aplikasikan minimal 4 lapis terdiri dari 1 lapis meni, 1 lapis cat dasar, 2 lapi cat
akhir.
- Dalam hal ada logam galvanis yang harus segera di cat, maka harus digunakan
meni khusus, gunakan Quick Drying Metal Primer Chromate A 540 – 49020.
Lapisan selanjutnya sesuai petunjuk pabrik.

c. PERLINDUNGAN
1. Setiap kali lapisan cat akhir dilaksanakan, hindarkan terkena sentuhan.
2. Pada waktu penyerahan pabrik dan kontraktor harus memberi jaminan selama 2
tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena
cuaca, warna dan kerusakan cat lainnya.

ALAT YANG DIGUNAKAN :


1. Kertas Koran/semen
2. Amplas
3. Rol Cat
4. Kuas cat
5. Kapi
6. Spon basah / kain

TENAGA :
1. Mandor
2. Kepala Tkg
3. Tukang
4. Pekerja

MATERIAL :
1. Cat

Pekerjaan Pengecatan

PEKERJAAN FAÇADE DAN LAIN-LAIN

PEKERJAAN TULISAN DAN LOGO

PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Pengerjaan
- Finish akrilik yang telah terpasang harus rata, tidak berkerut, tidak
bergelombang, warna ditentukan kemudian.
- Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak kelihatan
bergelombang.
- Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan
tidak memerlukan pengisi.
b. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah
disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka
toleransi akan diberikan oleh Konsultan Pengawas. Pemasangan baja dengan
toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
c. Pemotongan dan Penyambungan
- Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X.
Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS.
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian
Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang
diakui. Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop).
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat
lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama dalam “finish”
dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
- Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang
digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt / Unfinished Bolts) adalah jenis low carbon
steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
- Tambatan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Konsultan Pengawas
harus disediakan. Kontraktor harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm)
yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Contoh Papan Nama Acrylic

PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan panel aluminium cladding, berikut rangkanya pada
daerah :
a. Cladding facade bangunan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
b. Cladding canopy, mechanical - electrical duct / obstacle, sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.
2. Spesifikasi lain yang berhubungan
a. Besi, profil untuk rangka panel dan atau.
b. Aluminium, profil untuk rangka panel.
c. Primer coat, untuk perlindungan rangka panel.Pekerjaan Logam Non Struktur
d. Silicon sealant- UV type, pengisi panel.
e. Rubber pad, pada persambungan aluminium frame / panel.
3. Standard
ACP yang digunakan setara dengan ex.SEVEN, untuk firerated classification baik
eksterior maupun interior.
4. Submittal
a. Sample cut of material,
- Panel ACP ukuran (20x20) cm2.
- Silicone sealant, lengkap dengan pilihan warna.
b. Sample of installation, lengkap dengan rangka dan joint bolt.
c. Shop drawing, lengkap dengan paneling layout.
d. Certificate, country of origin dan jaminan pelaksanaan.

Syarat pelaksanaan
a. Pemotongan (cutting), grooving (routing), tekuk (folding) aluminium composite panel
serta pemasangan pengaku (aluminium stiffener) harus dipersiapkan di workshop.
b. pemasangan ankur, bracket, rangka aluminium siku dan aluminium clip pada aluminium
composite panel harus bertumpu pada struktur bangunan.
c. Pemasangan anchor bolt menggunakan highperformance Steel bolt type FBN, FWA,
FSI dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan bracket aluminium siku
50x50x3 mm pada struktur bangunan.
d. Pemasangan rangka vertikal aluminium siku 50x50x3 mm, as bidang muka aluminium
siku sama dengan as nat modul modul panel aluminium. Jarak bidang muka siku
aluminium ke bagian dalam dinding finish atau ke bagian dalam kusen aluminium
sebesar 170 mm. rangka vertikal aluminium siku ini dipasang ke bracket dengan
menggunakan baut 8 x 30 mm.
e. Pemotongan, grooving dan tekuk aluminium panel sesuai dengan bentuk modul panel
masing-masing. Pada bagian sisi yang berhubungan dengan kusen aluminium 10x5x1
mm setempat-setempat.
f. Pemasangan panel aluminium, dilakukan setelah pemasangan rangka selesai , dengan
menggunakan clamp aluminium dan tapping screm 4x25 mm dengan lebar nat 15 mm
atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Panel dipasang dengan arah panel harus
searah.
g. Pemasangan sealant pada nat panel aluminium sesuai dengan ketentuan spesifikasi,
demikian pula dengan pemasangan fire stop pada celah panel aluminium atau rangka
panel terhadap bangunan.
Pekerjaan Aluminium Composite Panel (ACP)

PEKERJAAN CURTAIN WALL

1. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar dan kondisi
lapangan (ukuran dan peil lobang) dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain, serta melakukan pengukuran kembali, untuk mendapatkan ukuran yang tepat
dalam pembuatan shop drawing.
2. Sebelum pembuatan / penyetelan frame alluminium dimulai harus dibuat dahulu shpo
drawing lengkap, yang meliputi gambar denah, lokasi, bentuk, dan ukuran, serta
perhitungan struktur seluruh komponen dan pperkuatannya, yang semuanya harus
disetujui terlebih dahulu perencana dan Kosultan Pengawas.
3. Pihak kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan digunakan disertai
dengan laporan pengujian material untuk disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas.
4. Semua frame dan panel, baik untuk dinding masif (alluminium cladding), dinding kaca,
granit (curtain wall) maupun jendela, dibuat / distel dipabrik (work shop) secara
maksimal dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan, agar hasil dapat
dipertanggung jawabkan.
- Pekerjaan yang dilakukan dilapangan hanya pekerjaan pemasangan saja.
- Pemotongan alluminium hendaknya dilakukan di pbrik /work shop tidak dilapangan,
jauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-
hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan material.
- Sebelum pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan dilakukan, harus ada
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas / Manajemen Konsultan.
Pengelasan tidak diperkenankan pada seluruh sisi panel.
- Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainlessteel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi sayarat kekuatan kedap air.
- Untuk fitting, hardware dan reinforcing material dengan cladding kaca maupun
garanit yang akan kontak langsung, maka permukaan metal yang bersangkutan harus
menggunakan rangka alluminium untuk menghindari korosi.
- Sekeliling tepi frame yang perbatasan dengan dinding atau garanit agar diberi silicone
sealant supaya kedap air dan suara.
- Tepi bawah ambang glass curtain wall agar dilengkapi top dan battom coping untuk
penehan air hujan.
- Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga profil-profil alluminium harus terpasang
sempurna. Bila perlu dapat dilakukan dengan mengunakan skrup-skrup pengaku yang
tidak boleh terlihat dari luar.
- Kontraktor diwajibkan untuk mengamankan frame alluminium, kaca dan panel dari
curtain wall yang sudah terpasang dari kotoran, air, cat dan benda-benda lain yang
dapat merusak, seperti benturan dengan benda-benda keras lainnya.
- Pemasangan Granit dilakukan setelah rangka dinding sudah selesai dengan baik dan
sempurna serta disetujui Konsultan Pengawas setelah berkonsultasi dengan
Perencana & Pemilik Proyek, baru pemasangan Granit dapat dilaksanakan.
- Pada rangka yang ada, granit dapat langsung diikatkan, dengan menggunakan las,
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
- Siar siar Granit diisi dengan produk pengisi siar tersebut di atas atau yang setara, yang
warnanya akan ditentukan kemudian.
- Bahan Granit yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang lain yang setara)
kepada Konsultan Pengawas dan Perencana untuk memperoleh persetujuan.
- Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
pemasangan bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas setelah berkonsultasi
dengan dan Perencana.
- Pemotongan harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik.
- Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan granit.
- Bidang dinding garnit harus benar benar rata, dan garis garis siar siar harus benar
benar lurus.
- Awal pemasangan Granit pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan,
harus digambarkan dengan jelas pada shop drawing. Dan terlebih dahulu harus
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
- Granit yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari segala macam noda noda
yang melekat, jangan ditunggu sampai kotoran tersebut mengeras.
- perhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal hal
lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Sebelum pemesangan granit sebagai finishing dinding, unit-unit dari granit harus di
beberkan terlebih dahulu supaya granit dapat disusun sedemikian rupa sehingga pola
dan warna dapat teratur / serasi.
- Pada setiap lembar granit dipasang ankur sebagai pengait, dari bahan kuningan
dengan diameter min. 10 mm, hasil pemasangan angkur / pengait harus kuat dan
kokoh.
- Untuk Exterior, bagian belakang lembaran granit diberi lapisan waterproofing liquid
yang mengandung epoxy (ekapox). Sebelum Ekapox dikuaskan permukaan samping
dan belakang granit harus dibersihkan dari debu / kotoran dan dalam keadaan kering.
Ekapox dapat diencerkan dengan Xylene atau Thiner dengan mutu baik sebanyak 10
%, campuran ini akan mengeras dalam waktu ± 1 jam (jangan dijemur). Bagian muka
granit tidak boleh terkena Ekapox, jika terkena segera dibersihkan dengan lap
dibasahi Xylene atau Thiner. Ekapox dikuaskan setebal ± 400 micron.
5. Pemasangan Granit harus diperhatikan jarak antara masing-masing unitnya harus sama
lebar dan membentuk garis lurus yang sejajar. Pada perpotongan siar-siarnya harus
saling berbentuk sudut siku antar sesama, bidang permukaan dinding harus rata /
waterpass tidak ada permukaan yang cembung / cekung. Semua unit=unitnya harus
terpasang dengan adukan yang padat tanpa rongga, dan sisi-sisinya utuh tanpa cacat
(tanpa retak dan gompal).
6. Sudut atau garis pertemuan dengan material lain harus diperhatikan, sesuai dengan
detail gambar.
7. Siar-siar granit harus diisi dengan bahan khusus, seperti yang disebutkan diatas.
Pengisian siar-siar dilakukan setelah pasangan granit cukup kuat.
8. Sesudah pemasangan selaesai, permukaan granit harus dibersihkan dan dipolish
dengan mesin wool. Pinggulan granit bila diperlukan harus dipolish kembali sampai
licin dan mengkilap.
9. Dinding granit yang telah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Finishing dinding / kolom granit adalah polish.
PEKERJAAN BESI / LOGAM
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan peralatan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b.Pekerjaan besi/logam dalam hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan besi/logam yan bukan
struktural, meliputi :
- Besi penggantung rangka plafon, rangka dudukan peralatan dan lain sebgainya sesuai gambar.
- Railing Tangga Besi
- Grill Besi penutup saluran dan lain-lain yang nyata terbuat dari stainless steel, besi/ logam,
sesuai gambar.

2. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan sambungan dilakukan dengan las atau baut sesuai petunjuk gambar dari Konsultan
Pengawas.
2. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Logam yang dilas harus bebas dari retak dan
cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus.
Permukaan-permukaan yang harus dilas harus sama dan rata serta kelihatan rapi. Bila
Konsultan Pengawas menghendaki perbaikan terhadap kualitas las yang sudah jadi tetapi
kurang sempurna, maka Kontraktor harus memperbaikinya dengan biaya sendiri.
3. Pekerjaan las dianjurkan dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yuang dilakukan di lapangan
harus sama standardnya dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam bengkel, dan tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau hujan.
4. Setelah penjelasan sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan baik-baik, cacat pada
pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanaggung jawab Kontraktor.
5. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran minyak,
cat dan lain-lain. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama dengan kekuatan baja yang dipakai.
7. Sambungan baut harus menggunakan baut hitam, dengan kekuatan minimum sama dengan
kekuatan profil yang digunakan (ST.37). Lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidalk
boleh dipons) dengan toleransi tidak lebih dari 1 cm terhadap diameter baut. Ukuran baut dan
mur harus sesuai dengan gambar.

Penggantung rangka plafon Pek. Railing Tangga Besi Grill Besi penutup saluran
PEKERJAAN HANDRAIL/RAILING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan Railing/Handrail, dari besi galvanis atau zink/chrome dan stainless
steel termasuk kaca balustrade beserta alas pendukungnya angkur dan baut-baut,
dengan atau tanpa finishing dan lapisan-lapisan pelindung, sesui dengan dokumen
kontrak.
2. PELAKSANAAN
1. PEMASANGAN HANDRAIL
a. Umum
Pasangkan pada tempatnya, lurus, rata dan level, ukur dari bagian-bagian yang
sudah permanen, lakukan pemotongan, pengeboran dan keperluan lain untuk
pemasangan; pasangkan sesuai dengan shop drawing.
Kerjakan seperti yang dispesifikasikan dalam toleransi yang diijinkan; pasangkan
sambungan benar-benar rapat, tanpa celah.
Lindungi metal yang bersinggungan dengan pasangan dinding, baja, beton atau
bahan lain yang sejenis, lindungi dengan bituminouse coating; jaga agar
permukaan expose tidak terdapat bituminouse coating.
b. Penyambungan lapangan
Buat railing dalam jumlah potongan yang seminimal mungkin dilakukan
penyambungan di lapangan, kerjakan penyambungan secara menerus, gerinda
hingga halus dan rata dengan permukaan bahan railing.
c. Expansion Control
Berikan expansion, control dengan lebar minimum 12 mm untuk setiap panjang
maksimum 9 m.
Ikatkan sambungan dalam pada expansion joint; ikatkan dan kuatkan pada salah
satu bagian sambungan, perpanjang minimum 50 mm terhadap sisi lainnya.
d. Pembersihan dan Perlindungan
Periksa hasil pekerjaan, perbaiki atau ganti pekerjaan yang rusak atau kotor akibat
pekerjaan lain-lain; buang bahan pelapis/pelindung dari pabrik; bersihkan dengan
alat dan cara yang diinstruksikan pabrik pembuat.

2. PEMASANGAN STAINLESS STEEL


1. Pengerjaan
a. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang.
b. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak memerlukan pengisi.
2. Toleransi
Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang
telah disetujui. Bila toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka
toleransi akan diberikan oleh Konsultan Pengawas. Pemasangan baja dengan
toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
3. Pemotongan dan Penyambungan
a. Pengelasan
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang
dimaksud dengan pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S
- X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar
AWS. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat
Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau
Swasta yang diakui. Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel
(workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Konsultan
Pengawas.
Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan
difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-
pengikat lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak, harus sama
dalam “finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
b. Baut
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang
digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt / Unfinished Bolts) adalah jenis low
carbon steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel
atau powder coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau
di “punch”.
c. Tambatan dan Angker
Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di
tempatnya, termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan
Konsultan Pengawas harus disediakan. Kontraktor harus menyerahkan
contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Perlindungan
Semua pekerjaan baja, mur, baut dan alat penghubung untuk pekerjaan
stainless steel, harus terlindung secara dicelup panas (hot dip coated) atau
terdiri dari bahan bebas karat yang disetujui Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN TIANG BENDERA


1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pemasangan tiang bendera secara lengkap sesuai
dokumen kontrak.
2. BAHAN
TIANG BENDERA
1. Tipe dan Ukuran : Pipa ( tube ) dengan tebal sesuai standard diameter terkecil ( ujung atas )
minimal 2,5 inch, tinggi tiang exposed 12 m, kecuali jika ditentukan lain.
2. Material dan Finish Stainless steel, AISI 304 ( non magnetic ), finish No. 4 atau No. 7 sesuai
persetujuan dari perencana.
3. Ring / Plat Atas : Seperti yang terlihat dalam gambar perencanaan, digunakan bahan yang
sama dengan bahan utama.
4. Tiang Tertanam : Pipa besi galvanish, finish zincchromat, panjang tertanam minimal 1,5 m,
ukuran sesuai perencanaan.
5. Aksesori :
a. Ujung tiang bendera : bentuk bola, diameter 4 inch kecuali jika ditentukan lain, lengkap
dengan baut ulir, digunakan bahan yang sama dengan bahan utama.
b. Cover pengatur tali : seperti yang direncanakan, digunakan bahan yang sama dengan
bahan utama, sistim baut atau las finish halus.
c. Tali bendera : Nylon seperti yang disyaratkan pemberi tugas, dengan ketentuan seperti
standard yang berlaku.
3. PELAKSANAAN
1. PEMERIKSAAN DAN PERSIAPAN
Periksa bidang kerja, tentukan elevasi
pemasangan, persiapkan alat pengatur dan
pengukur kedudukan tiang bendera. Tidak
diperkenankan memulai pemasangan sebelum
persiapan dinyatakan baik dan tepat.
2. PEMASANGAN
a. Tiang Bendera : Tentukan kedudukan tegak
lurus tiang, pastikan bagian tiang yang
terbenam pada elevasi seperti yang
direncanakan, pasangkan penyangga
sementara yang cukup kuat untuk
menahan pekerjaan pengecoran kaki tiang
bendera.
b. Pengecoran : Lakukan pengecoran dengan
hati-hati dan secara perlahan agar tidak
merubah kedudukan kaki tiang bendera
yang akan ditanam, penyangga sementara
boleh dilepas bila beton sudah kering
sempurna seperti yang ditentukan dalam
spesifikasi pekerjan beton.
3. PEMBERSIHAN
Setelah pemasangan selesai, segera buka
pelindung tiang bendera, lakukan pembersihan
dengan alat yang tidak merusak atau
mengganggu penampilan finishing dari bahan
tiang bendera.

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN MEKANIKAL
PEKERJAAN PLUMBING
PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA
PEKERJAAN FIRE EXTINGUISER (APAR)
PEKERJAAN LIFT
PEKERJAAN ELEKTRONIKA
Pekerjaan Intalasi Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet, Access
Control, Grounding

Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet,
Access Control, Grounding adalah pekerjaan pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk
kebakaran dalam gedung dan sistem komunikasi dengan orang lain

a. Proses Pelaksanaan.

a.1. Handling.
Untuk material – material fire Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV,
Internet, Access Control, Grounding (conduit, kabel, klem), karena dimensinya tidak
terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang dekat dengan gudang,
pengangkutannya dapat menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya
jauh maka pengangkutannya dapat menggunakan bantuan mobil pengangkut.

a.2. Pemasangan / Pelaksanaan.


· Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm, Telpon, Tata Suara,
CCTV, MATV, MATV, Internet, Access Control, Grounding dapat segera dimulai
dengan pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat lantai.
· Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel untuk Fire
Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet, Access Control, Grounding
dapat segera dimulai sesuai shop drawing yang disetujui.
· Test tahanan kontinuitas.
· Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm dan Telpon
dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell, manual station, dll) dan titik
outlet Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet, Access Control
nanti diletakkan.
· Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan kondisi keamanan
sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik Fire Alarm dan Detector, Outlet Fire
Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet, Access Control dapat
segera dipasang.
· Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Fire Alarm dan
TB Fire Alarm, Telpon, Tata Suara, CCTV, MATV, MATV, Internet, Access Control di
masing – masing lantai.
· Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, Telpon, Tata Suara,
CCTV, MATV, MATV, Internet, Access Control.
· Test fungsi.

b. Pengetesan.
Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.
PEKERJAAN PEMASANGAN COLD STOTAGE

BAB I Erection PU Panel


1.1 Pekerjaan Wall Panel
1.2 Pekerjaan Ceiling Panel
1.3 Pekerjaan Pintu dan Kusen
1.4 Pekerjaan lantai
1.5 Pemasangan Ventilator
BAB II Positioning Mesin
2.1 Positioning Evaporator
2.2 Positioning Multirack system dan Condenser
BAB III Instalasi Pemipaan
3.1 Pembuatan support dan Tray Pipa
3.2 Instalasi Pipa suction
3.3 Instalasi Pipa liquid
BAB IV Instalasi Kelistrikan
4.1 Instalasi kelistrikan Evaporator
4.2 Instalasi kelistrikan Multirack system dan condenser
4.3 Instalasi kelistrikan lampu cold storage
BAB V Instalasi Pipa drain
BAB VI Test commissioning
6.1 Test tekan
6.2 Vacuum system
6.3 Running Mesin
BAB I
ERECTION PU PANEL

1.1 Pekerjaan Wall Panel


Pada pembangunan Integrated Cold Storage maupun Single Cold Storage, ruangan yang
dikondisikan harus teinsulasi dengan baik untuk menghambat laju perpindahan panas yang terjadi,
sehingga beban pendinginan mesin untuk ruangan yang dikondisikan menjadi lebih kecil, biasanya
dinding dan Atap ruangan yang dikondisikan pada temperature Tertentu menggunakan Panel
Insulasi dengan bahan Polyurethane yang memiliki ketebalan dan densitas/kerapatan berbeda beda
sesuai dengan kebutuhan dan Principal yang memproduksi. Panel Insulasi sangat penting dalam
sistem pendingin dan harus di Pasang oleh orang yang memiliki pengalaman dalam Bidang ini.
Disamping itu pemasangan panel insulasi harus berdampingan dengan pekerjaan Struktur
bangunan karena terdapat beberapa Item pemasangan panel insulasi yang harus disupport oleh
Pekerjaan Struktur, seperti pemasangan Lantai PU Slab, Pemasangan Pipa Ventilasi dan
Pengecoran Lantai Ruangan yang dikondisikan. Dalam pemasangan panel insulasi, kita harus akrab
dengan layout dan design nya terlebih dahulu karena untuk menghindari kesalahan ukuran atau
kesalahan pemasangan dinding panel insulasi karena untuk setiap lembar Panel Insulasi berbeda
beda ukurannya karena produksi panel insulasi ditentukan oleh principal pembuat panel insulasi.

Gambar 1 Panel insulasi tertata di area kerja

Beberapa hal diatas akan dijabarkan dengan beberapa langkah seperti dibawah ini :
1.1.1 Syarat Pekerjaan
a. Lantai kerja harus rata dan bersih dari kotoran seperti debu atau kerikil -kerikil kecil
b. Pemotongan Wall Panel harus sesuai ukuran dan permukaan yang terpotong harus bersih
dan rata
c. Penggunaan kacamata safety saat melakukan pemotongan Panel
d. Siapkan alat alat kerja : Meteran, Cutting wheel, Mesin Bor, Alat lot, Water pass, benang,
Setang sealant, Gergaji besi dan setang, Tang Rivet, Penggaris, Siku, dan forklift untuk
mempercepat dan mempermudah pemasangan dan handling panel insulasi,
1.1.2 Cara Pemasangan

a. Tentukan area atau tempat dimana cold storage akan di bangun / dipasang
Gambar 1.1 Gambar Area dengan Dinding Panel Insulasi

b. Ukur dan pastikan kembali area yang akan dipasang cold storage sesuai dengan ukuran
yang ada di gambar kerja
c. Buat marking untuk area yang sudah ditentukan dengan menancapkan paku beton ditiap
sudut area yang sudah diukur
d. Tarik benang dari salah satu sudut area ke sudut yang lain sehingga terbentuklah area
dimana cold storage akan dipasang

Gambar 1.2 Gambar Marking dengan Menggunakan Benang


e. Siapkan Siku aluminium ukuran 4 x 4 cm dan potong salah satu ujungnya 45° dan pasang
di area yang sudah ditarik benang dimana bagian belakang siku alumunium harus lurus
dengan benang yang sudah ditarik
Gambar 1.3 Gambar Marking dengan menggunakan Siku Alumunium

f. Pasang siku aluminium dilantai dengan menggunakan fischer dengan terlebih dahulu
melubangi alumunium dengan mesin bor dengan jarak antar lubang 50 cm

Gambar 1.4 Gambar pemasangan Siku Dinding


g. Buat Lubang untuk fischer di lantai kemudian masukan fischer dan pasang siku
aluminium dengan taping screw dengan terlebih dahulu dibersihkan bagian lantainya
Gambar 1.5 Gambar koneksi Siku ke Lantai kerja dengan Fischer

h. Pasang Semua Siku aluminium 4 x 4 cm sesuai dengan area yang sudah dimarking dan
ditarik benang
i. Mulai Pekerjaan Pemasangan PU Panel dari salah satu sudut sesuai dengan gambar
dengan mengambil 2 buah wall panel ( sesuai nomor yg ada digambar)

Gambar 1.6 Gambar Sudut Pengerjaan Sudut Dinding


j. Potong 2 buah wall panel disalah satu sisinya dengan sudut 45° sepanjang Panel dengan
gerinda potong
k. Ukur tinggi panel dan siapkan siku aluminium 4 x 4 cm dipotong sesuai dengan tinggi
panel ( untuk dipasang dibagian luar panel )
l. Pasang 2 buah wall panel yang sudah dipotong 45° dan dipasang membentuk siku dengan
terlebih dahulu dilapisi mastic sealant dibagian yang terpotong dan pasang siku
alumunium 4 x 4 cm dibagian luarnya

Gambar 1.7 Gambar Koneksi Dinding dengan Lantai Panel Insulasi dengan Siku

m. Lubangi siku aluminium dengan mesin bor kemudian ikat dengan rivet antara siku
alumunium dan wall panel
n. Lubangi siku sepanjang PU Panel di kedua sisinya dan jarak antar lubang dibuat 25 cm
o. Pasang paku rivet di tempat yang sudah dilubangi dan kencangkan dengan tang Rivet
sehingga PU panel sudah membentuk Siku ( gambar )
p. Pasang PU panel yang sudah membentuk siku di salah satu sudut tempat dimulainya
pekerjaan pemasangan PU panel dengan diangkat dan digeser diposisinya
q. Siapkan siku aluminium 4 x 4 cm untuk dipasang dibagian dalam Wall Panel
r. Pasang siku aluminium 4 x 4 cm di bagian dalam Wall Panel dan lubangi dengan mesin
bor kemudian dipasang paku rivet
s. Pasang alat Lot di Wall panel dan periksa kelurusan panel baru kemudian lubangi lagi
siku aluminium dan pasang Rivet, begitu seterusnya sampai PU Panel benar benar
terpasang dengan lurus dan siku
t. Ambil Wall panel berikutnya sesuai nomornya dan pasang di sebelah PU panel siku
dengan sebelumnya di beri mastic sealant lebih dahulu di salah satu sisinya
u. Pastikan Wall panel terpasang lurus dan dikencangkan dengan menggunakan skrup/truss
head pada sambungan slip joint hingga sambungan panel kencang
v. Check kelurusan dengan menggunakan water Pass
w. Selanjutnya Wall Panel yang lain bisa dipasang sesuai dengan aturan sebelumnya sampai
terbentuk U baru kemudian dilanjut dengan pemasangan ceiling
x. Buat marking dimana pintu akan dipasang
Gambar 1.8 Gambar Pemasangan dinding dengan menggunakan bantuan forklift

1.2 Pekerjaan Ceiling Panel


1.2.1 Syarat Pekerjaan
a. Besi CNP tempat Hanger aluminium digantung sudah terpasang diposisinya dengan kuat
Gambar 1.8 Gambar Pemasangan Atap menggunakan alat bantu forklift

b. Hanger Aluminium sudah terpasang dengan rata, lurus dan kuat


c. Siapkan alat kerja : Scaffolding, tambang, F clamp, Wire sling, alat las listrik.
1.2.2 Cara Pemasangan
a. Setelah wall panel terbentuk U, Ceiling panel sudah bisa dipasang
b. Tentukan garis tengah yang membagi ceiling sama panjang untuk tempat memasang
hanger
c. Tentukan & pastikan tempat diatas Ceiling panel untuk menempatkan besi CNP
sebagai pegangan hanger
d. Siapkan Besi CNP yang sudah di las double sepanjang ruangan cold storage (sesuai
gambar) dan dipasang ditengah ruangan. Pemasangannya tergantung bangunan sipil,
biasanya di Las dengan rangka bangunan sipil.
Gambar 1.9 Gambar Pemasangan Hanger dan Ceiling Suspended

e. Siapkan scaffolding 2 unit dan angkat hanger untuk ceiling panel diatas scaffolding
untuk kemudian di pasang baut penggantungnya ke besi double CNP dengan
menggunakan sling wire. Ketinggian hanger bisa disesuaikan dengan turnbuckle.
f. Pastikan hanger sudah terpasang dengan kuat pada besi double CNP.
g. Siapkan ceiling panel sesuai nomor yg akan dipasang kemudian masing2 ujungnya
diikat dengan tambang dan ditarik keatas untuk ditempatkan diatas 2 unit scaffolding
sebelum dipasang

Gambar 1.10 Gambar Pemasangan Hanger atap

h. Pastikan ceiling terpasang lurus dan selanjutnya lapisi salah satu sisinya dengan
mastic sealant
i. Siapkan Siku aluminium 4 x 4 cm dan pasang antara ceiling panel dan wall panel dan
ikat dengan menggunakan rivet setelah dilubangi dimana jarak antar lubang untuk
Rivet 25 cm
j. Siapkan Ceiling panel selanjutnya dan lakukan pemasangan ceiling ke posisinya
seperti langkah sebelumnya
k. Setelah Ceiling panel terpasang, selanjutnya kencangkan kedua ceiling panel tersebut
menggunakan Skrup/Truss Head pada sambungan slip jointnya sehingga kedua
panel kencang dan tidak goyang.
l. Begitu selanjutnya sampai hampir semua ceiling panel terpasang
m. Ceiling Panel sebaiknya tidak dipasang semuanya dahulu tapi disisakan 2 panel
dimana fungsinya adalah untuk membuang panas saat nanti dilakukan pengecoran
lantai cold storage setelah pengecoran kering baru dipasang kembali ceiling
panelnya.

1.3 Pemasangan pintu


a. Tentukan letak pintu yang akan dibuat
b. Siapkan Spidol, meteran, penggaris, benang, cutting wheel, power listrik, gergaji kayu
c. Pastikan wall panel yang sudah ditentukan untuk pintu dan buat marking di wall panel
d. Lubangi wall panel yang sudah dimarking dengan menggunakan cutting wheel di kedua
sisi wall panel kemudian potong dengan gergaji kayu

Gambar 1.11 Gambar Lubang Pintu


e. Setelah lubang terbentuk pasang plat cover untuk menutupi bekas potongan dan dikat
dengan rivet
f. Pastikan plat cover terpasang dengan lurus
g. Siapkan kusen dan buat marking di wall panel untuk membuat lubang baut kusen
h. Pastikan marking lubang lubang baut untuk kusen sudah sesuai dan lurus
i. Lubangi marking dengan mesin bor dan selanjutnya pasang kusen dan kencangkan baut
pengikatnya

Gambar 1.12 Gambar Pintu Geser dan pintu Swing

1.4 Pekerjaan Lantai


a. Setelah Pemasangan wall panel dan ceiling panel selesai maka lantai harus dibersihkan
dari semua kotoran dan debu
b. Pastikan lantai bersih dan selanjutnya dilapisi waterproof
c. Setelah dilapisi waterproof selanjutnya adalah pemasangan plastic dan PU slab sebanyak 3
lapis untuk cold storage dan ABF

Gambar 1.13 Gambar Detail Lantai Freezer dan ABF CS 1000T Muara Baru

Gambar 1.14 Gambar Detail Lantai Anteroom dan Loading Room CS 1000T Muara Baru
d. Kemudian dilapisi plastic kembali dan baru diatasnya dibuatkan besi cor.
e. Setelah besi cor terpasang, proses selanjutnya adalah pengecoran lantai.

Gambar 1.15 Gambar water proofing lantai

Gambar 1.16 Gambar Pemasangan insulasi lantai


Gambar 1.16 Gambar Pemasangan ram

1.5 Pemasangan Ventilator Port


a. Marking area yang akan dipasang Ventilator Port
b. Pastikan Aliran buangan ventilator Port tidak terhalang oleh dinding atau benda lainnya
c. Buat lubang sesuai dengan ukuran Ventilator Port
d. Rapihkan Lubang yang sudah dibuat
e. Pasang Ventilator Port sesuai dengan Design
f. Kencangkan Ventilator dengan Skrup
BAB II
POSITIONING MESIN

2. Positioning Mesin
2.1 Positioning Evaporator
a. Ukur lubang baut untuk evaporator dan buat marking diatap cold storage
b. Pastikan jarak antara dinding panel dan bagian belakang evaporator 1 meter
c. Siapkan UNP 50 untuk penguat gantungan evaporator dan dipotong sepanjang lebar
evaporator lebih 30 cm dan dilubangi sesuai jarak lubang
d. Buat Lubang sesuai marking dan siapkan baut atau longdrat

Jarak UNP 1 dengan UNP 2


sesuai lubang marking baut
Gambar 2.1 Gambar Support Evaporator
evaporator
UNP 50mm Long drat 10mm

Gambar 2.2 Gambar Detail Support dan Pemipaan Evaporator

e. Buat Lubang sesuai marking dan siapkan baut atau longdrat


Gambar 2.3 Gambar Detail U Trap dan N Trap

f. Persiapkan tackel/catrol untuk angkat evaporator. Buat rangka dudukan tackel/catrol pada
rangka kontruksi bangunan untuk menggantung tackel/catrol. Pastikan kapasitas takel
sesuai dengan beban yang akan di angkat.

Gambar 2.4 Gambar Alat Bantu Tackle

g. Angkat evaporator dan paskan dengan long drat gantung yang sudah disiapkan
Long Drat
gantungan evap
Evaporator

Gambar 2.5 Gambar Positioning Evaporator 1

h. Proses pengangkatan evaporator dari bawah keatap bisa dilakukan secara pelan-pelan
secara manual.
i. Paskan long drat dengan lubang gantungan pada evaporator. Setelah long drat pas dengan
evaporator kencangkan mur baut long drat.

Proses pengencangan baut mur


long drat gantungan
evaporator

Gambar 2.6 Gambar Positioning Evaporator 2

2.2 Positioning Multirack System


2.2.1 Syarat Pekerjaan :
Siapkan dudukan Multirack system dan condenser berupa dudukan beton.

2.2.2 Cara Posisi Mesin Pada Dudukan Cor Beton


a. Siapkan cor dudukan mesin, pastikan ruang sudah bersih,
b. Siapkan Alat berat atau alat bantu berupa Forklift atau Tackle
c. Setting dan di bor ke lantai mounting casis mesin sesuai dengan ukuran
mesin, dan lubang baut pada casis.
d. Posisikan mesin, gunakan alat bantu kerja berupa hand palet, dan tackel atau
catrol untuk memudahkan pekerjaan.
e. Kencangkan baut mounting pada casis mesin.

Gambar 2.11 Gambar Dudukan Mesin pada Cor Beton

Gambar 2.12 Gambar Dudukan condenser pada Cor Beton


BAB III
INSTALASI PEMIPAAN

3.1 Pembuatan support dan tray


a. Tentukan jalur yang akan dilalui pipa

Gambar 3.1 Gambar Atap Panel Insulasi


b. Siapkan Material besi siku dan alat las listrik, cutting wheel, mur baut, taping screw
c. Buat tray dan support untuk jalur yang akan dilalui pipa dari Multirack system ke evaporator

Gambar 3.2 Gambar Jalur Pipa dengan Support Tray

d. Untuk support pipa yang melewati atap panel cold storage jarak minimal pipa dan panel adalah 25
cm
Gambar 3.3 Gambar Posisi Tray untuk Pipa
e. Pastikan support dan tray sudah selesai sebelum memulai instalasi pipa

3.2 Instalasi pipa suction


a. Siapkan material : pipa tembaga, insulasi, fitting dan alat : cutter pipa, flaring tool, jigsaw
machine, obeng, blander las, oksigen, acetylene, nitrogen, regulator nitrogen
b. Ukur dan setting untuk marking pembuatan lubang pipa di ceiling panel dengan menggunakan
diameter insulasi dan meteran
c. Lubangi dengan menggunakan jigsaw atau cutting wheel
d. Siapkan elbow dan pipa tembaga untuk membuat U trap

Gambar 3.4 Gambar Elbow dan Sock Pipa


e. Siapkan dop / penutup untuk pipa suction yang sudah dipasang pentil
f. Potong pipa tembaga sesuai ukuran untuk arah dari evaporator keatap panel cold storage dan
setting elbow untuk U trap di bagian bawahnya
Gambar 3.5 Gambar Detail U Trap dan N Trap

g. Masukan insulasi ke pipa tembaga


h. Setting pipa dan fitting sampai Multirack system dengan menyisakan bagian yang akan dilas
agar tidak di insulasi dahulu
i. Pasang dop/penutup pipa yang sudah dipasang pentil dan dilas disalah satu ujung pipa
sementara ujung lainnya dibiarkan terbuka misal di elbow atau sock antar pipa
j. Siapkan kain basah untuk melapisi di sekitar bagian yang akan di las agar tidak merusak
insulasi
k. Siapkan nitrogen, regulator, manifold dan dipasang di pentil salah satu ujung pipa
l. Siapkan Blander las, oksigen dan acetylene, kawat las dan pekerjaan pengelasan bisa dimulai
m. Buka nitrogen pelan pelan sekitar 2 – 5 psi dan dialirkan ke pipa yang akan di las

Gambar 3.6 Gambar Tekanan Nitrogen untuk Las

n. Nyalakan api las dan atur antar oksigen dan acetylene sesuaikan dengan pipa yang akan di las
sementara tempelkan kain basah disekitarnya
o. Lakukan pengelasan dengan memanaskan pipa tembaga sampai benar benar panas dan
kemudian tempelkan kawat las dan biarkan kawat las mencair melapisi bagian yang dilas
Gambar 3.7 Gambar Pengelasan
p. Pastikan cairan merata dan menutup semua permukaan sehingga hasil lasan rapih dan kuat
q. Setelah semua bagian pipa diLas, tutup nitrogen dan selanjutnya dop/penutup pipa dilepas
untuk dipindahkan kebagian lain yang belum di las
r. Pengelasan selanjutnya bisa dilakukan dengan cara seperti sebelumya sampai di ujung pipa di
Multirack system
s. Setelah semua pipa suction diLas, potong pipa output evaporator dengan cutter dan disambung
dengan pipa suction yang sudah siap
t. Untuk dibagian Multirack System, Potong pipa accumulator dan disambung dengan pipa
suction yang sudah siap

Gambar 3.8 Gambar sambungan Accumulator dan Pipa Suction Pada mesin Rack

u. Jalur pipa suction sudah siap


Gambar 3.9 Gambar Jalur Pipa Suction Keluar Evaporator

3.3 Instalasi Pipa Liquid


a. Siapkan material : pipa liquid, fitting, solenoid valve, nut dan alat: cutter pipa, flaring tool,
swaging, blender dan alat las, nitrogen,
b. Tentukan posisi dimana solenoid valve akan dipasang dan buat flaringan untuk pipa solenoid
c. Buat lubang dipanel atap disamping lubang suction dengan diameter sesuai dengan diameter
pipa liquid ( Gambar )
d. Siapkan Pipa liquid, fitting dan setting di samping pipa suction yang sudah siap dari Multirack
system sampai evaporator
e. Pasang dop/penutup pipa yang sudah dipasang pentil dan dilas disalah satu ujung pipa
sementara ujung lainnya dibiarkan terbuka misal di elbow atau sock antar pipa
f. Siapkan nitrogen, regulator, manifold dan dipasang di pentil salah satu ujung pipa
g. Siapkan Blander las, oksigen dan acetylene, kawat las dan pekerjaan pengelasan bisa dimulai
h. Buka nitrogen pelan pelan sekitar 2 – 5 psi dan dialirkan ke pipa yang akan di las
i. Nyalakan api las dan atur antar oksigen dan acetylene sesuaikan dengan pipa yang akan di las
sementara tempelkan kain basah disekitarnya
j. Lakukan pengelasan dengan memanaskan pipa tembaga sampai benar benar panas dan
kemudian tempelkan kawat las dan biarkan kawat las mencair melapisi bagian yang dilas

Gambar 3.10 Gambar pengelasan menggunakan Nitrogen

k. Pastikan cairan merata dan menutup semua permukaan sehingga hasil lasan rapih dan kuat
Gambar 3.11 Gambar Hasil Las menggunakan Nitrogen

l. Setelah semua bagian pipa diLas, tutup nitrogen dan selanjutnya dop/penutup pipa dilepas
untuk dipindahkan kebagian lain yang belum di las
m. Pengelasan selanjutnya bisa dilakukan dengan cara seperti sebelumya sampai di ujung pipa
Multirack dan evaporator
n. Potong pipa liquid di multirack dan dilas dengan ujung pipa liquid system
o. Siapkan ekspansion valve, buat flaring di pipa liquid yg menuju evaporator dan buat falring
pipa untuk eksternal equalizer selanjutnya pasang ekspansion valve
p. jalur pipa liquid selesai
BAB IV
INSTALASI KELISTRIKAN

4.1 Instalasi kelistrikan evaporator


4.1.1 Syarat Pekerjaan :
a. Panel control harus diletakkan diposisi yang mudah dijangkau, bebas dari hambatan, dekat
dengan ruang mesin dan tidak mengganggu aktivitas yang lain saat buka & tutup

Gambar 4.1 Gambar Panel Kontrol Rack

b. Panel control harus dilindungi dari kemungkinan terkena air hujan


c. Semua kabel listrik harus dilewatkan tray
d. Kabel power dan kabel probe / sensor harus terpisah ( kabel power & kabel probe/ sensor tidak
boleh dijadikan satu )
e. Semua Kabel harus terpasang dengan kencang dan tidak goyang
f. Box terminal kabel dievaporator harus dalam kondisi tertutup rapat dan tidak bocor
g. Kabel untuk thermis fan evaporator harus di sambung ke Panel control
h. Ukuran Kabel harus sesuai dengan ampere nya
i. Tidak diperkenankan adanya kabel yang disambung kecuali menggunakan terminal kabel
4.1.2 Cara Pemasangan :
a. Tentukan tempat dimana Panel control akan dipasang

Gambar 4.2 Gambar Penempatan Panel Kontrol Rack


b. Siapkan Panel control, lepas isi panel dan pintu panel sehingga hanya tinggal Box Panelnya
saja
c. Tandai Bagian belakang Box Panel sesuai ukuran yaitu 4 titik dibagian belakang ( 2 diatas & 2
di bawah )
d. Lubangi Box Panel dengan Mesin Bor sesuai dengan yang sudah ditandai
e. Pasang Box Panel yang sudah dilubangi & tempatkan ditempat yang sudah ditentukan untuk
membuat marking di tembok / PU Panel
f. Pastikan Box panel sdh lurus dengan melakukan pengechekan dengan waterpass saat membuat
marking ditembok / PU Panel
g. Setelah dipastikan lurus, lepas kembali Box panel kemudian Lubangi bagian yang sudah
ditandai dengan menggunakan mesin bor
h. Pasang dynabolt ditempat yang sudah dilubangi dan kemudian kencangkan dynaboltnya
i. Pasang kembali Box Panel dan tempatkan lubang Box Panel di dynabolt yang sudah
dikencangkan
j. Pastikan kembali Box Panel sudah terpasang dengan lurus dan check menggunakan water
pass
k. Setelah Box terpasang masukan isi panel dan pasang kembali pintu Panel bersamaan
l. Ukur Panjang dari Panel control ke Evaporator untuk persiapan pembuatan tray kabel
m. Siapkan material Tray kabel, mur baut, gerinda potong, siku mistar, waterpass
n. Setting tray kabel sesuai ukuran, kemudian pasang
o. Siapkanmaterial : kabel sesuai ukuran untuk fan evaporator, defrost heater, drain heater,
thermis fan, kabel probe dan kabel solenoid dan alat : obeng set, tang potong, tang kombinasi,
cutter,
p. Tandai kabel sesuai peruntukannya dan tarik kabel melalui tray dan support yang sudah ada
dari evaporator menuju panel control
q. Kupas kabel dan buka box panel yang ada di sebelah kiri evaporator dengan cara buka cover
evap orator terlebih dahulu
r. Setelah Box panel terbuka, konek kabel sesuai gambar yang ada di box panel
s. Konek kabel probe dan juga drain heater serta kabel solenoid valve sesuai wiring diagram
t. Setelah semua kabel disisi evaporator terkonek, selanjutnya konek kabel lainnya ke panel
control sesuai dengan gambar wiring diagramnya
u. Pastikan kabel terkonek dengan kencang dan tidak goyang
v. Instalasi kelistrikan evaporator selesai
4.2 Instalasi kelistrikan Multirack system dan Condenser

4.2.1 Syarat Pemasangan :


a. Semua kabel dari Multirack system dan Condenser ke Panel control harus terpasang dengan
kencang dan tidak goyang
b. Kabel yang masuk ke terminal compressor harus menggunakan Gland cable
c. Panel control harus dilindungi dari kemungkinan terkena hujan
d. Semua kabel listrik harus dilewatkan tray
e. Ukuran Kabel harus sesuai dengan ampere nya
f. Tidak diperkenankan adanya kabel yang disambung kecuali menggunakan terminal kabel
g. Kabel untuk thermis fan condensor harus di sambung ke Panel control
h. Box terminal kabel Compressor harus dalam kondisi tertutup rapat dan tidak bocor
4.2.2 Cara Pemasangan :
a. Siapkan material : kabel sesuai ukuran untuk power compressor, control compressor, power
fan condenser, dan alat : obeng set, tang potong, tang kombinasi, cutter.
b. Tandai kabel sesuai peruntukannya dan tarik kabel melalui tray dan support yang sudah ada
dari Multirack menuju panel control
c. Buka Terminal compressor dengan cara melepas 4 sekrup yang ada di terminal kompresor

Gambar 4.3 Gambar Terminal Kompressor

d. Buat lubang di terminal kompresor sesuai dengan tanda untuk positioning gland cable
e. Masukan semua kabel yang sudah di tandai ke terminal kompresor melalui gland cable
f. Kupas Kabel satu per satu dan kemudian konek sesuai dengan wiring diagram
g. Buka HPLP switch dengan obeng dan konek kabel ke HPLP selanjutnya kabel dimasukan ke
terminal compressor
h. Buka coresense dengan cara melepas 4 sekrup yang ada di coresense Box kemudian pasang
gland cable lalu masukan kabel ke coresense melalui gland cable
i. Kupas kabel, kemudian konek ke coresense sesuai wiring diagram dan masukan ujung kabel
lainnya ke terminal kompresor
j. Setelah semua kabel dimasukan ke dalam terminal compressor kemudian konek sesuai wiring
diagram di dalam terminal compressor
k. Buka terminal fan kondensor dengan cara melepas 4 sekrup yang ada di box terminal
kemudian masukkan kabel ke dalam terminal fan kondensor
l. Kupas kabel dan konek kabel sesuai dengan wiring diagram
m. Setelah semua kabel terkonek disisi mesin selanjutnya konek kabel lainnya ke panel control
n. Masukan kabel ke panel control dan kupas masing masing kabel
o. Konek kabel yang sudah ditandai ke terminal di panel control sesuai gambar wiring
diagramnya dan pastikan terkonek dengan kencang dan tidak goyang
p. Instalasi kabel di Multirack selesai

4.3 Instalasi kelistrikan lampu cold storage


4.3.1. Syarat Pemasangan :
a. Lampu harus terpasang dalam konsisi rapat & tidak boleh ada celah kebocoran yang bisa
menyebabkan air masuk ke dalam
b. Lubang kabel lampu yang melewati PU Panel harus ditutp rapat menggunakan selant
c. Kabel Lampu yang terpasang diatas PU Panel harus menggunakan pipa conduit
d. Sambungan antar kabel lampu harus dipasang didalam T doos

4.3.2. Cara Pemasangan :


a. Tentukan titik-titik dimana lampu cold room akan di pasang

Gambar 4.4 Gambar Posisi Lampu dalam Ruangan Cold Storage

b. Siapkan alat : spidol, obeng set, mata bor, tang potong, tang kombinasi, cutter, tespen dan
lampu lampu yang akan dipasang juga kabel kabelnya
c. Siapkan scaffolding 2 unit dan selanjutnya buat marking untuk titik titik lampu di ceiling panel
d. Potong kabel kurang lebih 1 meter dan di konek ke masing masing lampu yang akan di pasang
e. Buka cover lampu, keluarkan bohlamnya dan konek kabel ke terminal lampu

Gambar 4.5 Gambar Wheater Proof Lamp

f. Pasang body lampu tanpa bohlamnya di tempat yang sudah di marking dengan menggunakan
taping screw dan buat lubang disebelah kanan body lampu dengan menggunakan bor untuk
tempat keluarnya kabel
g. Pasang semua body lampu sesuai tempatnya masing masing dan keluarkan kabelnya ke atas
atap cold storage melalui lubang yang sudah di bor
h. setelah body terpasang selanjutnya adalah memasang bohlam lampunya dan menutup cover
lampu
i. Siapkan T doos, conduit dan kabel lampu untuk mulai konek diatas panel

Gambar 4.6 Gambar Conduit dan T Dous

j. Kupas kabel lampu yang sudah ada diatas panel dan sdh terhubung dengan lampunya
k. Bagilah beberapa lampu dalam T doos sesuai dengan gambar wiring diagramnya dimana
pembagian ini juga untuk membagi lampu dalam beberapa saklar
l. Pastikan semua lampu sudah terkonek di T doos dan siap untuk di konek ke power listrik
m. Pasang Saklar lampu ditempat yang aman dan mudah dijangkau

Gambar 4.7 Gambar Sakelar Outbow

n. Pastikan MCB untuk Lampu sudah disiapkan di Panel Control


o. Tarik kabel power lampu dari MCB di panel Control ke saklar dan konek kabel lainnya ke T
doos yang merupakan kumpulan dari beberapa lampu
p. Instalasi lampu cold storage sudah siap
BAB V
INSTALASI PIPA DRAIN
5. Instalasi Pipa Drain
a. Siapkan material Pipa Galvanis, sock drat dalam, sealtape, drain heater, elbow galvanis ulir
dan watermur galvanis ( ulir ) alat : gergaji, lem pipa, klem pipa
b. Tentukan tempat pembuangan air dari evaporator
c. Seting pipa Galvanis
d. Masukan Elbow galvanis ulir ke dalam ke evaporator dengan sebelumnya dilapisi dahulu
dengansealtape
e. Potong pipa Galvanis sesuai setingan kemudian disambung menggunakan watermur galvanis
ulir selanjutnya disambung kembali dengan elbow menuju ke luar cold storage
f. Buat lubang di wall panel untuk tempat keluaran pipa sebesar diameter pipa Galvanis
g. Pastikan pembuatan lubang tidak lurus dengan elbow yang sudah menempel di evaporator
tetapi harus turun sedikit agar posisi pipa nanti saat disambung tidak lurus tetapi miring

Gambar 5.1 Gambar Detail Pemasangan Drain Evaporator

h. Siapkan pipa pvc yang sudah dipotong sesuai setingan kemudian masukan drain heater ke
dalamnya dan sebelum disambung ke elbow pastikan heater drainnya sudah ditarik melalui
elbow ke evaporator
i. Sambung pipa dengan elbow yang sdh menempel dievaporator dari luar cold storage melalui
lubang yang sudah dibuat
j. Selanjutnya pipa yang sudah keluar dari cold room disambung elbow
k. Buatkan U trap sebagai sambungan terakhir
l. Siapkan pipa yang sudah dipotong kemudian disambung antara elbow dan U trap
m. Pemasangan Pipa drain sudah siap
BAB VI
TESTING DAN COMMISSIONING (COMMISSIONING TEST)
Tahap terakhir yaitu testing dan commisioning (commissioning test) adalah suatu proses
pengujian dan pemeriksaan semua komponen dalam system pendingin agar dapat bekerja secara
optimal dan sesuai dengan design. Tahap ini sangat menentukan baik atau tidaknya dan effesien
atau tidaknya sistem pendingin yang telah dipasang.
Sebelum mamasuki proses commissioning test, harus dilakukan terlebih dahulu tahap
persiapan system diantaranya :

6.1 Test Tekan (Pressure Test)


Test tekan ini berfungsi untuk memastikan tidak ada kebocoran didalam system refrigerasi
baik di unit maupun di pemipaannya. Tes tekan dilakukan dengan memberikan gas ntitrogen ke
dalam system pendingin dalam tekanan tertentu selama 3 x 24 jam dan dilakukan pengecekan pada
bagian bagian system terutama pada bagian sambungan pipa yang menggunakan las maupun nut.
Jika tidak ada kebocoran yang ditemukan dalam jangka waktu yang tersebut diatas maka system
pendingin bebas dari kebocoran. Tahap-tahap dalam Test tekan adalah :

a. Siapkan alat-alat untuk proses test tekan antara lain :


1. Tabung Nitrogen dan isinya

Gambar 6.1 Gambar Tabung Nitrogen

2. Regulator Nitrogen
Fungsinya adalah untuk membatasi tekanan Nitrogen yang keluar dari tabung

Gambar 6.2 Gambar Regulator Nitrogen


3. Manifold Gauge
Fungsinya untuk memasukan nitrogen kedalam system dan mengukur tekanannya

Gambar 6.3 Gambar Manifold Gauge

4. Kunci Ratchet
Fungsinya untuk membuka katup service dan dall valve di dalam system pendingin

Gambar 6.4 Gambar Kunci Ratchet

5. Kunci Tabung
Fungsinya untuk membuka tabung

Gambar 6.5 Gambar Kunci Tabung

b. Tutup valve di compressor dengan cara memutar knob di rotalock valve di suction dan discharge
sampai minimal ( posisi knob memendek )
c. Siapkan nitrogen dan regulator N2 serta manifold dimana yang dipakai adalah selang pengisian
dan selang tekanan tinggi
d. Pasang selang pengisian ( warna kuning ) ke nitrogen dan selang tekanan tinggi ( merah ) ke
valve liquid receiver dimana posisi valve liquid receiver harus terbuka
e. Test control dengan menghidupkan solenoid valve

Gambar 6.6 Gambar Solenoid Valve

f. Buka nitrogen perlahan lahan melalui regulator selanjutnya buka valve manifold agar nitrogen
masuk ke receiver, buka perlahan lahan sampai tekanan mencapai 350 psi
g. Tutup manifold dan tunggu sampai tekanan stabil dan tidak berubah 350 Psi
h. Tutup Regulator N2 dan tandai manifold di posisi 350 Psi
i. System sudah mulai diuji test tekan dan ditunggu paling tidak 3 x 24 jam

6.2 Vaccum System


Proses ini adalah proses pembuangan udara dan uap air yang terdapat dalam system pendingin.
Mesin yang di gunakan adalah pompa vaccum

Gambar 6.7 Gambar Pompa Vaccum

Langkah-langkah pada proses pemvakuman system adalah sebagai berikut :


a. System sudah mulai diuji test tekan dan ditunggu paling tidak 3 x 24 jam, pastikan kembali
bahwa tekanan tidak turun dari 350 Psi artinya tidak ada kebocoran di system.
b. System sudah siap di vacuum.
Gambar 6.8 Gambar Proses Pemvacuman

c. Buang nitrogen yang ada didalam system dengan cara membuka pelan pelan dari manifold
dengan cara membuka katupnya dan biarkan habis dengan sendirinya.
d. Siapkan vacuum pump, kabel power, tespen untuk melakukan memvacuuman system
e. Setelah Nitrogen habis, pasang selang untuk tekanan rendah ( biru ) dan hubungkan ke
rotalock valve suction pada kompresor
f. Buka posisi rotalock valve suction dan discharge
g. Hubungkan selang pengisisan manifold ke vacuum pump dan buka manifold dan vacuum
pump siap untuk dijalankan
h. Tunggu sampai system benar benar vacuum kurang lebih 1000 micron
i. Jika sudah tercapai 1000 micron system siap untuk diisi Freon

6.3 Pengisian Refrigerant


a. Setelah proses vacuum selesai tutup magnifold sisi pressure gauge yang warna biru, dan
pressure gauge warna merah.

Gambar 6.9 Gambar Pengisian Refrigerant


b. Setelah pressure gauge di tutup, buka selang warna kuning yang terhubung pada vacuum
pump. Pindahkan ke tabung refrigerant
c. Buka valve magnifold warna merah, dan magnifol warna biru, proses pengisian Freon
berlangsung sampai tekan sisi tabung dengan mesin sama. Otomatis Freon tidak bias mengalir.
d. Tutup magnifold sisi merah, dan jalan mesin
e. Mesin running pengisian refrigerant pada sisi magnifold sisi biru.
f. Tutup magnifold sisi biru setelah tekanan mencapai standar yang telah di tetap pada sisi high,
dan pada sisi low (standar tekanan lihat referensi).
g. Setelah pengisian selesai tutup rotalock valve suction dan rotalock valve tangka receiver.

6.4 Test Running


Langkah langkah Test running Mesin adalah sebagai Berikut :
a. Naikan sakelar utama pada panel control
b. Periksa lampu Indikator R, S, T yang terdapat pada pintu panel Control, Pastikan ketiga lampu
indokator menyala

Gambar 6.10 Gambar Panel Kontrol Rack

c. Naikan Semua MCB yang terdapat pada Indoor panel Kontrol

Gambar 6.11 Gambar Tampak Dalam Panel Kontrol


d. Putar Switch yang terdapat pada pintu control panel ke arah kanan
e. Pastikan lampu timer akan berkedip, berfungsi sebagai delay pada compressor (setting minimum
untuk delay compressor adalah 30 detik)
f. Compressor beroperasi
g. Fan motor evaporator akan running apabila pada temperature koil Evaporator dibawah 5 C

Langkah langkah mematikan Mesin :


a. Putar Switch kea rah kiri
b. Turunkan semua MCB yang terdapat pada indoor panel control
c. Turunkan sakelar Utama

Setalah langkah-langkah diatas dilakukan dengan baik barulah kita ke tahap Commisioning Test
untuk memastikan System pendingin berjalan sesuai dengan rancangan/design.
Komponen-komponen yang harus di commisoning diantaranya :
 Kompressor
 Kondenser
 Katup Ekspansi
 Evaporator

a. Kompresor akan Effisien jika


- Rasio Kompresi rendah
- Suction Superheat Rendah
- Pendinginan Memadai

Yang Harus dilakukan adalah :


- Pastikan tekanan kerja sesuai dan tepat. Setiap aplikasi ruangan cold storage akan memiliki
tekanan kerja sendiri, maksudnya tekanan kerja kompressor untuk cold storage dengan
temperature – 25 C akan berbeda dengan tekanan kerja Anteroom dengan temperature 15 C
- Cek Temperature Refrigerant Suction, Discharge, Temperature Head Compressor, dan
temperature oli (temperatur Crancase)
- Pastikan Ampere Motor Kompressor sudah sesuai

b. Efektivitas Kondenser akan tergantung pada


- Kondensing temperature/tekanan
- Ukuran/Kondisi Kondenser
- Media pendinginan
- Temperatur Media pendinginan
- Kontrol Tekanan

Yang harus dilakukan adalah :


- Cek tekanan kondenser, temperatur udara lingkungan, temperatur udara masuk kondenser,
temperatur udara keluar kondenser, temperatur refrigerant masuk kondenser, temperatur
refrigerant keluar kondenser.
- Pastikan Kondisi kondenser dan penempatannya dalam keadaan baik
- Untuk mesin dengan multi kompresor (Multirack System) pastikan ada kontrol fan untuk
menjaga tekanan kondenser tetap stabil.
- Ukur arus listrik dan teganan tiap fan

c. Efektivitas Evaporator akan tergantung pada


- Evaporating Temperature/Tekanan
- Ukuran/Kondisi Evaporator
- Ruangan/Produk yang didinginkan
- Derajat superheat yang berguna
- Derajat Subcooling

Yang harus dilakukan adalah :


- Cek Tekanan Evaporator, temperatur udara ruangan, temperatur udara masuk evaporator,
temperatur udara keluar evaporator, temperatur refrigerant masuk evaporator, temperature
refrigerant keluar evaporator.
- Pastikan evaporator dalam keadaan baik
- Ukur ampere dan tegangan tiap fan
- Ukur ampere heater defrost dan pastikan seluruh heater berfungsi

d. Efektivitas Ekspansi akan tergantung pada


- Superheat yang berguna pada evaporator sekitar 5 ~ 7 K
- Superheat yang tidak berguna pada suction line
- Refrigerant yang kembali ke kompressor harus superheat tapi tidak boleh terlalu besar

Yang harus dilakukan adalah :


- Cek tekanan evaporator, temperatur udara ruangan, temperatur udara masuk evaporator, udara
keluar evaporator, temperatur refrigerant masuk evaporator, dan temperatur refrigerant keluar
evaporator
- Cek tekanan (dikonversi ke temperature) pada keluaran evaporator dan cek temperatur sekitar
bulb ekspansi untuk mendapatkan nilai superheat evaporator
- Jika superheat terlalu besar, putar pengatur ekspansi berlawanan jarum jam untuk mengurangi
superheat
- Jika superheat terlalu kecil, putar pengatur espansi searah jarum jam untuk memperbesar
superheat
- Pastikan insulasi di suction line dalam keadaan baik

Pada Saat kita melakukan Test Commissioning cata parameter parameter yang tercantum pada
mesin dan Control panel sebagai data untuk dianalisa apakah Sistem berjalan Normal atau
Abnormal. Dibawah ini adalah Form Test Commissioning terdapat beberapa parameter yang harus
diisi untuk melakukan analisa data :
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT
PEKERJAAN JALAN DAN PERKERASAN
PEKERJAAN SALURAN
PEKERJAAN KANSTIN
PEKERJAAN RESAPAN TADAH HUJAN

PEKERJAAN PERTAMANAN / LANDSCAPING

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerja, bahan-bahan dan lain-lain pekerjaan yang
diperlukan untuk pekerjaan landscaping sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Secara
lebih terinci pekerjaan ini antara lain, ialah :
- Perataan, peninggian dan penurunan tanah untuk keperluan landscaping.
- Pembuangan kelebihan tanah dan sampah-sampah
- Penyediaan dan penanaman macam-macam tanaman
- Perawatan tanaman
- Penanaman rumput
Pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan saluran pembuangan lapangan.

b. Tata Pelaksanaan
- Pekerjaan Tanah :
- Sebelum diberi pupuk dan ditanami, tanah harus diolah hingga lapisan atas setebal
15 cm menjadi gembur.
- Rumput dan tanaman hias setiap daerah seluas 100 m² diberi pupuk sebanyak 2,25
m3 pupuk kandang dan 5 kg pupuk buatan.
- Pohon : harus dibuat lubang 60 cm dengan kedalaman 75 cm. Pada saat menanam
taburkan campuran pupuk kandang, tanah asli dan 20 gram pupuk buatan disekitar
akar sampai rata dengan tanah.
- Cara menanam :
- Umum : penanaman baru boleh dimulai setelah pekerjaan perataan, peninggian dan
penurunan tanah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas.
- Daerah yang ditanami rumput : ditanam dengan jarak seperti yang tercantum
dalam gambar.
- Pohon-pohon : sesudah ditanam, pohon ditopang dan ditimbun tanah setinggi 30
cm
e. Perawatan
1. Umum : perawatan dimulai sesaat sesudah penanaman harus terus- menerus
dilakukan sampai berakhirnya masa pemeliharaan dari bangunan atau sampai
berakhirnya masa pemeliharaan dari bangunan atau sampai penyerahan berakhir.
2. Rawatlah rumput dan tanaman dengan menyiram air, menyemprot anti hama dan
lain-lain yang diperlukan.
3. Tanaman yang mati harus diganti.
4. Rawatlah rumput sedemikian rupa hingga tumbuh dengan baik. Bagian yang tidak
tumbuh dengan baik harus diolah dan ditanami lagi.
f. Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Pelaksana harus menyerahkan contoh
bahan yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Pemasangan bahan-bahan yang ada harus mengikuti gambar pelaksanaan dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
PAGAR PANEL BETON
QUALITY CONTROL
MANAGEMENT

QUALITY PLANNING QUALITY ASSURANCE QUALITY CONTROL

Produk : Produk : Produk :


PROJECT QUALITY PLAN AUDIT – Check List Pekerjaan
– Kebijakan Mutu INTERNAL/EKSTERNAL – NC Produk
– Hub. ISO dg. PQP tentang : – Evaluasi Mutu Produk
– Sistim Mutu Pelaksanaan sistem mutu Utama
– Ringkasan Spesifikasi berdasarkan PQP
– Daftar Barang Langsung Fungsi :
– Prosedur Koordinasi Fungsi : Menentukan syarat
– Identifikasi Produk Proyek Meningkatkan mutu penerimaan,
– Rencana Inspeksi & Test secara berkelanjutan perbaikan atau
– Struktur Organisasi penolakan suatu
– Job Description produk
C
– Daftar Qualifikasi Personil
– Daftar Prosedur
Pelaksanaan / Petunjuk K3
– Daftar Peralatan K3

Fungsi :
Sebagai software
pelaksanaan mutu
PROSEDUR QUALITY CONTROL
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pelaksanaan, agar didapat hasil
dan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka
proses pengendalian mutu pekerjaan dilakukan mulai dari awal
pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.

INCOMING INSPECTION INPROCESS INSPECTION FINAL INSPECTION


(Pengendalian pd awal pekerjaan (Pengendalian pada masa ( Pengendalian Pada akhir proses
dan kedatangan bahan) Pelaksanaan pekerjaan) Pekerjaan )

Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan


pada setiap jenis pekerjaan dapat di jelaskan sebagai berikut
dalam bentuk flow chart :

Incoming control Pengendalian


Pada Setiap Permulaan
Kerja dan kedatangan bahan

Initial Control Pengendalian


In process Control
terhadap parameter mutu
Pengendalian Pada setiap
(spesifikasi, Job Mix, uji
Proses Pekerjaan
material, dll)

Final Control
Pengendalian Pada Akhir
Proses Pekerjaan
KESESUAIAN PRODUK
Flowchart INCOMING Inspection

MULAI

Penentuan Stock Material


Jenis Bahan

FINISH

Request
Persetujuan NO Material /
Material/Pem Pemasok
asok Lain

YES
Material On Site

Cek Saat
> TOLERANSI
Kedatanga DITOLAK
n REKORD :
- CHECKLIST
YES
A

Flowchart IN PROCESS Inspection

MULAI

Persiapan Lokasi
/Lahan Kerja

Request
Persetujua NO
n PERBAIKI
Ijin Kerja
YES
Proses Pelaksanaan
Pekerjaan

Cek Saat
Pelaksanaa TIDAK SESUAI
PERBAIKI
n
REKORD :
YES
FINISH - CHECKLIST
Flowchart INPRODUCT Inspection

MULAI

Pekerjaan Selesai

Check Hasil NO PERBAIKI /


Pekerjaan Jadi BONGKAR

YES
BACK UP
QUALITY

FINISH
REKORD :
- CHECKLIST

METODE PENGENDALIAN WAKTU


Pembuatan Schedulle Pembuatan Detail Schedulle
pelaksanaan Pelaksanaan (mingguan)

Realisasi Progress bulanan Realisasi progress mingguan

Deviasi antara Deviasi antara


Rencana & Realisasi Rencana & Realisasi

Evaluasi & Mencari Evaluasi & Mencari


Penyebab Penyebab

Pembahasan dalam Revisi Shcedulle Pembuatan Schedulle Action Plan/


Rapat Bulanan (jika diperlukan) Minggu berikutnya Tindak lanjut

Action Plan/ Monitoring


Tindak lanjut Action Plan
FLOW PROSES PEMBUATAN & PERSETUJUAN IJIN PELAKSANAAN
TEKNIK PRODUKSI LOGISTIK KONSULTA
KEPALA N
FUNGSI DRAFTMA PERENCA MNJR KETERANGAN
PROYEK QUANTITY PELAKSANA LOGISTIK PENGAWA
N NA PROD. S
INPUT

Volume Kebutuhan
Metode /
Shop Drawing Pek. MC- peralatan &
Proposal
0% bahan
Dokumen
yang di-
distribusikan
Pelajari dan kepada
koordinir Pelaksana
Supv untuk adalah khusus
persiapan yang sesuai
lapangan dengan tugas
dan tanggung
Proses
jawab
penyiapan Site
bidangnya
& Tenaga
masing-
masing
Bon
Pengeluaran
alat yg
dibutuhkan
Cek &
Perset
ujuan Menyiapkan &
PROSES

mengirim alat ke Sesuai


Site (lapangan) tahapan yang
akan
Pengisian dilaksanakan :
format - Persiapan
permohonan meliputi
ijin pekerjaan pemenuhan
atas
Cek & Pengajuan kekurangan/
Perset permohonan Cek & kom
ujuan ijin pekerjaan Perset entar/instru
kepada ujuan ksi sesuai
konsultan persyaratan

Penggandaan
dan distribusi

Distribusi Arsip Distribusi


OUTPUT
FLOW PROSES PEMBUATAN & PERSETUJUAN “SHOP DRAWING”
TEKNIK PRODUKSI
KEPALA KONSULTAN
FUNGSI KETERANGAN
PROYEK MNJRTE SURVEYO DRAFTMA QUANTITY PERENCAN PELAKSAN PENGAWAS
KNIK R N & MC A A

- Gambar
Data hasil
Kontrak
pengukuran
INPUT

- Adenda ;
eksisting
dll
(0%)

Pembuatan
Proses Shop Drawing
penggambar memperhatikan
an Shop Spesifikasi,
Drawing Measurement of
Payment dan
bersifat
memperjelas
Cek dari Gambar
terhada Kontrak,
p sehingga
kondisi applicable
lapanga (dapat
n dilaksanakan di
Lapangan)
PROSES

Cek &
Perset
ujuan

Cek & Cek &


Perset Perset
ujuan ujuan

Penggandaa
n dan
distribusi
OUTPUT

Arsip Distribusi Distribusi Distribusi


FLOW PROSES PEMBUATAN “LAPORAN HARIAN”

TEKNIK PRODUKSI
KEPALA KONSULTAN
FUNGSI LOGISTIK KETERANGAN
PROYEK PENGAWAS
MNJR TEKNIK ADM. TEK PELAKSANA

Laporan harian
INPUT

pelaksanaan
pekerjaan & Laporan Alat &
tenaga Bahan

Proses
penyusunan
Daily Report

Cek &
Perset
ujuan
PROSES

Cek &
Perset
ujuan

Penggandaan
dan distribusi
OUTPUT

Arsip Distribusi
FLOW PROSES PEMBUATAN “LAPORAN PROGRESS FISIK”

TEKNIK
KEPALA MNJR. KONSULTAN
FINGSI KETERANGAN
PROYEK MNJR. ADM. TEK & PRODUKSI PENGAWAS
SURVEYOR SCHEDULER
TEKNIK QTTY

- Setiap hari bagian


Hasil kerja produksi
INPUT

fisik di melaporkan hasil


lapangan kerjanya ke bagian
Quantity sebagai
laporan

Proses Proses Proses - Hasil laporan harian


pengukuran pengukuran pengukuran direkap menjadi
Joint Joint Joint laporan mingguan
Inspection Inspection Inspection
- Laporan mingguan
direkap menjadi
laporan bulanan
Data ukur Data ukur
opname/J.I. opname/J.I. - Joint Inspection
(ditanda (ditanda dilakukan setiap
tangani tangani bulan untuk proses
Pelaksana & Pelaksana & Monthly Certificate
Konsultan) Konsultan) (MC)
PROSES

Proses
Calculation
Book,
Penyusunan
Check Laporan
& Progress Fisik
Perset Check
ujuan & Check
Perset &
ujuan Perset
ujuan

- Hasil perhitungan
Penggandaan
progress fisik
dan Distribusi
bulanan yang telah
disetujui konsultan
OUTPUT

dijadikan dasar
mengajukan MC
Arsip Distribusi Distribusi
FLOW PROSES PEMBUATAN & PENGAJUAN MONTHLY CERTIFICATE (MC)

TEKNIK LOGISTIK ADM & KEU.


KONSULTA KUASA
KEPALA KEPALA
FUNGSI N ANGGARA KTRNGAN
DIVISI PROYEK MNJ. ADM TEK & ADM.
Lap. progress QUALITY ADM & KEU. PENGAWAS N
TEK QTTY GUDANG
fisik yg telah
disetujui
Bahan & Alat
konsltan Data Test
;
pengawas & (Quality
INPUT

Mill
dokumentasi Report)
Certificate
foto

Penyusunan
Back-up Data Laporan
Quantity untuk bulanan
MC yang
disetujui
untuk
Penyusunan dasar
Back-up Data ; Konsultan
Quality ; pengawas/
Documentation Staf
Cek ; Mill Certificate Direksi
& ; pendukung untuk
par lainnya menerbitk
Cek af an
PROCESS

& monthly
Cek &
tanda certificate
Penyusunan MC Perset
tanga (MC)
ujuan
n

Cek & Owner


Pengajuan MC Perset wajib
ujuan melaksana
Cek kan
& pembayara
par Berkas MC n 7 hari
Cek af Proses sejak di-
& penyiapan terbitkann
tanda kelengkapan ya MC dari
tanga administrasi Konsultan
n pengawas
Pengajuan
Pembayaran
Kwitansi

Penggandaan
dan distribusi
OUTPUT

Distribusi
Arsip (copy) Arsip (copy) Arsip Asli
(copy)
PROSEDUR PENGUJIAN BAJA TULANGAN

Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui


mutu tulangan yang dipakai. Tulangan diambil sampel pada tiap jenis
diameter tulangan sepanjang 1 meter. Setiap 1 meter besi mewakili
100 ton material besi yang datang. Sampel tersebut kemudian dibawa
ke laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung
statis baja. Pemeriksaan tulangan yang dilakukan antara lain adalah :
1. Pemeriksaan Visual Tulangan
2. Pengujian Tarik Tulangan
3. Pengujian Lengkung Statis Tulangan

1. Pemeriksaan Visual Tulangan


Yaitu meliputi pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai
dengan jangka sorong dan pemeriksaan tulangan terhadap
adanya cacat luar.

2. Pengujian Tarik Tulangan


Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan dengan
berbagai diameter dengan menggunakan mesin uji tarik sehingga
didapatkan data regangan, tegangan leleh maupun kuat tarik
baja.
Pengujian mutu besi tulangan ini dilakukan oleh Laboratorium Uji
Independent yang sudah berser.tifikasi atau badan uji / dinas-
dinas uji yang ditunjuk oleh owner.
3. Pengujian Lengkung Statis Tulangan
Pengujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel tulangan
dengan berbagai diameter dengan menggunakan mesin uji
lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang
dapat ditahan oleh tulangan sampai tulangan mengalami sudut
lengkung 180º. Pengujian ini dilakukan oleh Laboratorium Uji
Independent yang sudah berser.tifikasi atau badan uji / dinas-dinas
uji yang ditunjuk oleh owner.C

Pengujian Lengkung Statis Tulangan

Hasil Pengujian Kuat Tarik Statis dan Tulangan Lengkung Statis Tulangan

Pemilihan mutu baja tulangan seperti dalam spesifikasi yang ada


yaitu disesuaikan dengan pembebanan yang ada sehingga
konstruksi kuat karena memenuhi spesifikasi pembebanan yang
ada dan diameter yang sesuai sehingga tidak terjadi pemborosan
biaya. Mutu baja tulangan disesuaikan dengan yang diinginkan
oleh pemilik proyek serta tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat teknis.
PROSEDUR PENGUJIAN SLUMP BETON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsistensi suatu
campuran beton berdasarkan satuan SLUMP. Suatu campuran
beton memiliki konsistensi yang berbeda – beda sesuai kebutuhan
suatu bangunanyang akan di beton. Konsistensi itu dapat sangat
kering, kering, plastis, plastis cair, cair, dan sebagainya.

II. PERALATAN
1. Peralatan bagi pemeriksaan SLUMP yang terdiri dari :
 Cetakan
 Timbangan
 Alat ukur
2. Tongkat pemadat dengan diameter 10mm, panjang Ø)cm.
Ujung dibulatkan dan sebaiknya dari bahan baja anti karat.
3. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
4. Sendok cekung

III.BAHAN – BAHAN
Contoh beton segar sesuai dengan isi cetakan.

IV.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.
2. Letakkan cetakan diatas pelat.
3. Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis.
Tiap kira- kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bagian
bawah tiap – tiap lapisan. Pada bagian bawah atau lapisan
pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat
dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.
4. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat, tunggu selama ½ menit dan dalam jangka waktu ini,
semua lapisan kelebihan beton segar disekitar cetakan harus
dibersihkan.
5. Cetakan diangkat perlahan – lahan tegak lurus keatas.
6. Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.
7. Ukur SLUMP yang terjadi dengan menggunakan perbedaan
tinggi cetakan dengan tinggi rata – rata dari benda uji.
V. PERHITUNGAN
Nilai SLUMP = Tinggi cetakan – Tinggi rata rata benda uji.

Kerucut Abrahm
Stik Besi

Tinggi Slump

Plat

Peralatan Slump Test

ILUSTRASI PEMERIKSAAN SLUMP BETON

Slump test dilakukan dengan menggunakan kerucut Abrams


dengan dimensi kerucut : 10 cm diameter atas dan diameter
bawah 20 cm, tinggi 30 cm dan tongkat baja bulat dengan
diameter 16 mm panjang 60 cm . Pengujian dilakukan di atas
area rata dan tidak menyerap air.

1.Isi cetakan dengan beton 2.Setiap lapis dipadatkan


segar sampai penuh dalam dengan tongkat pemadat
tiga lapis. sebanyak 25 kali tusukan
secara merata
3.Setelah selesai 4.lapisan kelebihan beton
pemadatan, ratakan segar disekitar cetakan
permukaan benda uji, harus dibersihkan
tunggu selama ½ menit

5. Angkat perlahan – lahan 6. Balikkan cetakan dan


tegak lurus keatas. letakkan disamping benda
uji. Ukur nilai Slumpnya
PROSEDUR PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

PENGUJIAN KARAKTERISTIK/KUAT TEKAN BETON

Tes kuat tekan beton dilakukan untuk mengetahui mutu beton


apakah sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan. Pada beton mutu K-
430 untuk waktu permulaan pelaksanaan, dibuat satu benda uji
untuk setiap 3 m3 beton dalam waktu sesingkat-singkatnya harus
terkumpul 20 benda uji. Kemudian disetiap 5 m3 beton dengan
minimum satu benda uji untuk setiap harinya. Test dilakukan di
laboratorium sipil. Sampel uji berupa silinder (diameter 150 mm,
tinggi 300 mm) atau kubus (15x15x15 cm). Dibuat 9 sample dimana
3 digunakan untuk test pada saat umur beton 7hari (kekuatan beton
70 % dari fc'), 3 pada saat umur beton 14 hari (kekuatan beton 85-90
% dari fc') dan sisanya untuk 28 hari (kekuatan beton 100 % dari fc').

LANGKAH KERJA :

1. Campuran beton dimasukkan kedalam cetakan silinder atau


persegi, agar rata casing diketok-ketok atau dengan menggunakan
vibrator.
2. Letakkan cetakan ditempat teduh hingga beton mengeras, jangan
terkena matahari langsung karena kadar air dapat menguap sangat
cepat ketika curing dan mengakibatkan crack pada beton dan tidak
boleh diganggu selama 1 hari.
3. Lepas cetakan dan rendam benda uji ke dalam air untuk proses
curing sedikitnya 3 hari.
4. Melakukan tes di laboratorium dengan sampel sesuai usia beton
yang dibutuhkan
START

CAMPURAN BETON SESUAI DENGAN JOB MIX DESIGN

BETON TERSEDIA DILOKASI

TES:
1. SLUMP NO
2. MUTU BETON
(SNI.03-1972-1990)

YES
PENGAMBILAN SAMPLE UNTUK BENDA UJI
(SNI.03.6369.2000)

PERAWATAN SAMPEL BENDA UJI

TEST KUAT TEKAN NO


BETON UMUR 7, 14,
28 HARI

YES

PENGARSIPAN HASIL TEST PERBAIKAN PERENCANAAN DILOKASI ATAU


MENGGUNAKAN HAMMER TEST

FINISH
K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM K3L

A. Pengendalian Awal

Pengendalian awal bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan


dengan cara meningkatkan pengertian dan pemahaman secara luas
terhadap resiko potensi bahaya yang mungkin timbul/ terjadi dari
suatu pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan safety introduction
K3L kepada para pekerja dan staf proyek.
Pengendalian awal merupakan langkah awal dari suatu pengendalian
yang paling dapat dikembangkan dibandingkan dengan langkah –
langkah yang lainnya karena merupakan langkah pengendalian yang
paling efektif dan efisien karena menumbuhkan pengendalian diri
dari masing-masing pekerja.

Langkah awal yang dilakukan pada proyek adalah sebagai berikut :

1. Jadwal Pelaksanaan Program K3L yang meliputi rencana kegiatan


pelaksanaan K3L selama pekerjaan.
2. Rencana pembuatan pedoman / prosedur/ petunjik kerja
pelaksanaan K3L di Proyek seperti :
- Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
- Penanganan korban kecelakaan yang meninggal
- Penanganan korban kecelakaan yang tidak meninggal
- Petunjuk K3L untuk semua masing-masing jenis pekerjaan
- Penggunan Alat Pelindung Diri
3. Pembinaan dan Pengarahan
Melalui Safety Induction, Safety Morning Talk, Tool Box Meeting,
Promosi dan merencanakan pembinaan, penyuluhan serta
implementasi hal – hal yang berkaitan dengan K3 untuk
mengembangkan kerjasama dan partisipasi efektif.
4. Penyediaan saran pendukung K3L seperti :
- Rambu-rambu K3L
- Bendera dan Baleho Jamsostek
- Papan untuk menempel Peraturan/ UU. Pengumuman yang
terkait dengan K3L
- Pengurusan Jamsostek
- Pencegahan terhadap nyamuk Aedes Aegypti dengan
penyemprotan berkala.
- Koordinasi pelaksanaan sistem Manajemen K3L dengan instansi
terkait.
- Penyediaan Satuan Pengamanan Proyek.

B. Pengendalian saat Kontrak dengan Pekerjaan


Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan bila tidak dapat dihindari lagikemungkinan kontak /
berhubungan dengan Potensi Bahaya dari suatu pekerjaan.
selain itu pengendalian ini dapat mencegah terjadinya suatu
kecelakaan tetapi hasilnya kurang maksimal dan konsekuensi /
akibatnya besar. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
pengendalian saat kontak dengan pekerjaan antara lain :

1. Penyediaan Alat Pelindung Diri


- Sepatu Boot
- Helm
- Sarung Tangan
- Sabuk Pengaman
- Kaca Mata Las
- Masker
- Penutup telinga
2. Pemasangan pelindung pada setiap mesin yang menggunakan
roda gigi, seperti
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Genset ,dll
3. Pemasangan barikade/penghalang pada lokasi pekerjaan yang
mengandung resiko bahaya, antara lain seperti :
- Galian Tanah
- Pekerjaan Bahu Jalan
- Pekerjaan Pengaspalan

C. Pengendalian sesudah Kontak dengan Pekerjaan


Pengendalian ini adalah langkah terakhir yang dipersiapkan bila
langkah-langkah sebelumnya gagal atau tidak berhasil dilakukan
dan bertujuan untuk meminimalkan akibat/kerugian yang
ditanggung pekerja karena melakukan suatu pekerjaan tetapi
tidak mencegah terjadinya kecelakaan. Tindakan yang dilakukan
untuk pengendalian sesudah kontak dengan pekerjaan adalah :
1. Penyediaan sarana penanggulangan darurat akibat kecelakaan
kerja.
- Penyediaan Poliklinik dilingkungan Proyek
- Penyediaan obat-obat darurat/ P3K
2. Penyediaan tandu kecelakaan.
3. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran (Fire Estinguisher)
4. Penyediaan data telpon dan alamat serta nama petugas yang
dapat dihubungi dari instansi terkait.
5. Penyediaan kendaraan untuk mengangkut korban kecelakaan.
Semua manajer harus bertanggung jawab terhadap kesehatan,
keselamatan kerja semua pekerja pada proyek ini.

Semua pekerja dalam bekerja harus mematuhi prosedur dan standar


keselamatan kerja yang berlaku.

Manajer proyek dan manajer HSE beranggung jawab untuk


mengawasi, mengimplementasikan dan menerapkan rencana
keselamatan dan kesehatan kerja ini.

Project
Manager

HSE Manager

Safety Officer Safety Officer Safety Officer


Safety Program

TOLL BOX MONTLY SAFETY FOGING/


SAFETY SAFETY
MEETING MEETING INSPECTION GENERAL
INDUCTION PATROL
CLEANING

Setiap pekerja
baru Seminggu Sekali
Setiap Kamis Seiap Bulan Sebulan Sekali Sebulan Sekali
Setiap Hari Setiap Sabtu
Kepada semua Setiap Kamis Setiap Senin
Pekerja
SAFETY INDUCTION
Pemberian Pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap karyawan dan
sub Pelaksana serta mandor yang terlibat dalam peroyek ini untuk partisipasi
dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak.

TOOL BOX MEETING.


memberikan penjelasan mengenai pentingnya keselamatan kerja dalam
bekerja pada bidang konstruksi bangunan dan memberikan informasi –
informasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya, penanggulangan
dan hal lainya yang berkaitan yang akan diadakan setiap kamis pagi sebelum
bekerja.

SAFETY MOUNTHLY MEETING


Mempersentasikan hasil yang telah dicapai setiap bulannya kepada top
management perusahaan dan subkont dan untuk menarik dukungan terhadap
keselamatan kerja dari semua top management setiap 1 kali sebulan tiap hari
kamis.

SAFETY INSPECTION
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan yang
memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan
pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.

SAFETY PATROL.
Melakukan patrol tiap senin siang bersama semua top management ke
lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja di lapangan.

FOGING
Penyemprotan nyamuk di lapangan untuk mencegah penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh serangga dan sejenisnya sebagai salah satu kepedulian kami
terhadap kesehatan pekerja

GENERAL CLEANING AND HOUSE KEPPING.


Melakukan pembersihan secara masal yang melibatkan seluruh pekerja dan
seluruh subPelaksana di lapangan untuk menciptakan lapangan kerja yang
selalu bersih dan rapih
PEKERJAAN AKHIR

Langkah Kerja :
1. Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan di tempat
umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus
dibersihkan. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih, dan semua
kotoran yang terkumpul harus dibuang.
2. Sebelum pekerjaan diserahterimakan pelaksana berkewajiban melengkapi
hal-hal sebagai berikut :
a. Membuat foto dokumentasi dengan tahapan dengan cara
pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan
secara kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting
disusun dalam album dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif filmnya dan selanjutnya
menjadi dokumen proyek.
b. Membuat Laporan harian, harus berisi : Kuantitas dan macam bahan
yang ada di lapangan; penempatan tenaga untuk setiap macam
tugas; jumlah, jenis dan kondisi peralatan; Kuantitas dan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca termasuk hujan,
banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan.. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu,
yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari
rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam satu bulan.
c. Membuat Gambar-gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu
oleh Direksi Teknik/Direksi Pekerjaan harus dibuat oleh Penyedia
Jasa berupa Gambar Kerja (Shop Drawings) dan sebelum
dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan..
Gambar-gambar detail yang terkait hasil pelaksanaan pekerjaan
(Asbuild Drawing) dan setelah selesai harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
RENCANA
PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
PEK. PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan tahapan sebagaii berikut :
1. Pembersihan akhir lokasi pekerjaan dilaksanakan dimana Semua bahan sisa atau bahan
yang tidak dimanfaatkan lagi digedung ini agar dibersihkan dan dihilangkan keluar dari
gedung ini sehingga tidak ada satupun menjadi kotoran.
2. Tanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada hasil pekerjaan yang
disebabkan oleh kelalaian pada waktu pelaksanaan maupun selama dalam masa
pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima pertama dilaksanakan.
3. Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah terimakan
akibat dari kesalahan / kekeliruan karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan
kesalahan pelaksanaan dan belum mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan
(kecuali perencanaan yang diserahkan Developer) seluruhnya adalah tanggungan
pemborong.
4. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, pemborong
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan kekurangan-
kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian.
5. Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih dahulu kepada pemborong
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan dan
berdasarkan ini pemborong menunjuk seorang wakil yang bertanggung jawab untuk
hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan memberi bantuan yang
diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang perhatikan sesuai dengan
pengarahan Pengawas Lapangan.
6. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Pengawas Lapangan akan memberitahukannya kepada pemborong secara tertulis, agar
pemborong secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau yang tidak baik.
7. Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar diperbaiki,
Pengawas Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan dan memotongnya
dari jumlah yang akan dibayarkan kepada pemborong.
8. Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan, Wajib pada
jam- jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri mengadakan pemeriksaan apakah
semua bagian dari borongan dapat bekerja dengan baik atau tidak dengan membuat
catatan- catatan mengenai kerusakan atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
9. Menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama jangka waktu Kontrak.
10. Sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap areal dan jika diminta
Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-alat konstruksi, kelebihan
bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan konstruksi dari areal tersebut.
11. Kebersihan ini termasuk tugas pemborong sehingga lokasi pekerjaan umumnya
selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12. Setelah selesai pekerjaan pemborong harus membersihkan seluruh lapangan sehingga
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan,
13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu yang
diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus dibongkar
sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.

Anda mungkin juga menyukai