Judul : Menguji asam sianida pada Tumbuhan Ubi kayu, ubi jalar dan Talas
B. Tujuan : mahsiswa agar dapat menguji kandungan CN
C. Dasar Teori :
Pangan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang paling utama karena sebagai
sumber energi untuk melakukan segala aktivitas dalam hidupnya. Salah satu sumber
energi pangan adalah karbohidrat yang terdapat pada tumbuhtumbuhan seperti beras,
jagung, gandum, dan umbi-umbian. Umbi-umbian merupakan bahan pangan yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena selain pengganti beras umbi-umbian juga
dapat diolah
sebagai sumber makanan lain seperti keripik, biskuit, dan lain-lain. Oleh karena itu
banyak masyarakat memanfaatkan umbi-umbian tersebut mulai dari masyarakat daratan
maupun masyarakat yang ada di pesisir laut. Salah satu jenis umbi-umbian yang
dimanfaatkan adalah Ubi jalar, ubi kayu dan ubi talas. Di Gorontalo ubi ini banyak
dijumpai di daerah Bongoomeme kecamatan Batudaa.
Menurut Winarno (2004) bahwa glikosida sianogenik merupakan senyawa yang
terdapat dalam bahan makanan nabati dan secara potensial sangat beracun karena dapat
terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida. Selanjutnya menurut Utama dalam Tintus
(2008) bahwa asam sianida merupakan senyawa beracun yang dapat mengganggu
kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas nutrien didalam tubuh. Perera dalam
Stephanie (2013) mengatakan cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan asam
sianida adalah pencucian, pemanasan dan pengeringan dengan sinar matahari. Sementara
untuk masyarakat Gorontalo biasanya menghilangkan senyawa tersebut dengan cara
konvensional yaitu dengan cara mengupas kulitnya dengan pisau kemudian direndam
dengan air tawar. Selain dengan cara tersebut, cara lain untuk menghilangkan atau
mengeliminasi zat antinutrisi adalah melalui teknologi fermentasi agar kandungan asam
sianida (HCN) pada ubi teo menurun.
Menurut Adamafio et al., (2010) proses fermentasi sangat baik digunakan sebagai
upaya untuk menurunkan kandungan asam sianida yakni memanfaatkan jasa
mikroorganisme seperti Aspergillus niger, karena kapang ini dapat menghasilkan enzim
selulase, amilase, amiglukosidase, pektinase dan β-glukosidase. Zubaidah (2012)
menyatakan bahwa kapang Aspergillus niger dikenal perananya dapat menghasilkan
enzim selulase yang berperan dalam mendegradasi selulosa yang membungkus pati pada
ubi, dimana kadar selulosa pada ubi cukup tinggi. Selanjutnya Aspergillus niger juga
dapat menghasilkan enizm β-glukosidase yang dapat menguraikan senyawa glukosida
sianogenik. Kandungan asam sianida (HCN) akan mengalami penurunan seiring dengan
bertambahnya lama fermentasi karena semakin bertambah waktu fermentasi maka
semakin meningkat pula kemampuan enzim dalam mendegradasi asam sianida menjadi
senyawa yang tidak membahayakan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Zubaidah dkk., (2012) tentang penambahan kultur Aspergillus niger dan
lama fermentasi terhadap karakteristik Mocaf, bahwa Aspergillus niger mampu
menurunkan senyawa asam sianida dimana kadar asam sianida sebelum fermentasi
sebesar 71,05 ppm setelah difermentasi menjadi 19,40 ppm. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Akuba (2014) tentang uji kadar asam sianida pada umbi gadung
(Dioscorea hispida Dennst) yang difermentasi dengan Aspergillus niger dan Lactobacillus
plantarum, bahwa terjadi penurunan asam sianida sebelum difermentasi (119,750 ppm)
dan setelah difermentasi (11,000 ppm). Hasil terebut menunjukan bahwa Aspergillus
niger dapat menghasilkan enzim β-glukosidase yang mampu merombak prokursor asam
sianida (HCN). Berdasarkan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berinisiatif
melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan asam sianida (HCN) pada umbi-umbi
tersebut yang difermentasi dengan Aspergillus niger.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
E. Prosedur kerja
Larutan induk
Menimbang Kalium sianida ke dalam
gelas kimia 500 mL
Melarutkan kalium permanganat dengan
sejumlah aquades
mengencerkan dengan aquadest sebanyak
100 mL dalam labu takar
Larutan tercampur
ll
Larutan induk
Mengencerkan larutan induk 100 ppm
menjadi 10 ppm dengan
menambahkan aquades
Mengencerkan larutan kalium permanganat
10 ppm menjadi 1 ppm, 1.5 ppm, 2
ppm, 2.5 ppm, dan 3 ppm dengan aquades.
Larutan tercampur
Panjang gelombang
absorbansi:
Kurva kalibrasi
F. Hasil pengamatn
1) Penentuan panjang gelombang maksimum
N Panjang Adsorbans
o gelombang i
1 460 0,103
2 470 0,172
3 480 0,212
4 490 0,231
5 500 0,373
6 510 0,218
7 520 0,221
8 530 0,145
9 540 0,110
10 550 0,28
Panjang gelombang maksimum adalah 510 nm
No Konsentrasi adsorbansi
larutan stndar
1 1 ppm 0,172
2 1,2 ppm 0,270
3 2 ppm 0,145
4 2,5 ppm 0,585
5 3 ppm 0,768
No sampel adsorbansi
1 Ubi jalar 0,154
2 Singkong 0,124
3 talas 0,088
N C x1 R(yi) Xi2 Xi x yi
o
1 1 0,172 1 0,172
2 1,5 0,278 2,25 0,417
3 2 0,418 4 0,83
4 2,5 0,586 6,25 1,4625
5 3 0,736 9 2,7208
10 2,186 22,5 5,0895
∑ xi. ∑ yi
¿
( ∑ xi. yi . n )−¿
¿
25.4475−21,86
=
011,25−100
3,5871
= = 0,28635
12,5
∑ yi−(b .∑ yi)
n
2,186−(0,1435.10)
=
5
2,186−1,455
=
5
=0,0067
2
n ( ∑ x 1 )− ( ∑ x ) .[n ( ∑ y 2 )( ∑ y 2 ) ]
¿
R= ¿
√¿
n ∑ xy .∑ x . ∑ y
¿
5 ( 22,5 )−(10)²
= 5. ( 5,0895 )−10 .2,186
¿
√ ¿ .(5. 0,163014)−(2,18)²
25,4475−21,86
=
(112,5−100 ) . ( 5,8150 )−4,778596
3,5875
=
√ 12,5 . 1,036474
3,5875
=
√11,463526
3,5875
=
4,0548
= 0,9934
Jadi persamaan garisnya :
Y= 0. 1445x + 0,0067
R ² = 0,994
G. Pembahasan
Kandungan nutrisi yang banyak berupa glukosa pada umbi-umbian mengakibatkan
mikroorganisme tersebut mempunyai waktu beregenerasi sel tercepat dan konstan.
Kecepatan penambahan jumlah sel yang sangat cepat maka terjadi pemecahan glukosida
sianogenik oleh enzim menjadi glukosa lebih banyak. Selain itu Aspergillus niger juga
menggunakan pati untuk menghasilkan energi melalui jalur fermentasi. Pati yang
terkandung dalam ubi teo dijadikan sebagai sumber energi dan sumber karbon dalam
proses pertumbuhan, pembentukan sel, dan aktivitas kapang. Asam sianida merupakan
suatu zat yang dapat menyebabkan kerusakan atau kerugian pada organisme hidup. Zat
beracun alami yang terdapat pada Sampel disebut toksitan nabati. Toksitan nabati pada
Tacca leontopetaloides berfungsi untuk membantu dan mengatur metabolisme serta
melindungi tanaman terhadap serangan hama, tetapi jika tumbuhan Tacca
leontopetaloides tersebut mengalami kerusakan berupa pengirisan maka toksitan nabati
akan terhidrolisis menjadi asam sianida yang bersifat racun. Oleh karena itu tumbuhan ini
tidak aman dikonsumsi jika tidak dilakukan pengolahan yang baik. Adapun salah satu
pengolahan yang dilakukan pada penelitian ini adalah fermentasi.
Pada percobaan yang kami lakukan adalah menganalisis kandungn Sianida (CN)
pada tanaman, yang dimana tanaman atau sampel yang kami gunakan adalah umbi-
umbinan yaitu Ubi jalar, ubi kayu, dan ubi talas, ini merupakan karbohidrat penganti
Nasi. Pada percobaan yang kami lakukan yaitu mengeluarkan kulit ari yang terdapat pada
pada tanaman umbi-umbian tersebut, tujuanya agar tidak ada zat pengotor yang ikut
dalam sampel tersebut. Setelah kami mengeluarkan kulit ari tersebut kami memotong-
motong kecil untuk dihaluskan atau diblender, tujuanya agar kami mendapatkan pati yang
halus serta seratnya.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kami dapat disimpulkan bahwa Asam sianida merupakan
suatu zat yang dapat menyebabkan kerusakan atau kerugian pada organisme hidup. Di
alam, singkong atau cassava menghasilkan sianida dalam bentuk senyawa glikosida
sianogenik yang dinamakan linimarin. Senyawa glikosida sianogenik relatif tidak
beracun, namun proses enzimatik yang terjadi di dalam tubuh manusia bisa mengurainya
menjadi hidrogen sianida yang paling beracun. . Pada penentuan adsorbansi sampel untuk
singkong 0,124, ubu jalar 0,154, dap Talas 0,088.
Daftar Pustaka
Julistiana, Ra Erika. 2009. Pengembangan Dan Validasi Metode Pengujian Kadar Sianida
Dalam Limbah Cair Secara Spektroskopi Uv-Vis. Skripsi. Departemen Kimia
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.
Mustafa, Hestin. 2015. Deskripsi Tumbuhan Ubi Teo (Tacca leontopetaloides) Di Pulau
Besar Desa Torosiaje Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato. Skripsi.
Gorontalo : Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo
Akuba, Ruslin. 2014. Uji Kadar Asam Sianida (CN-) pada Umbi Gadung (Dioscorea
hispida Dennst) yang Difermentasi dengan Aspergillus niger dan
Lactobacillus plantarum. (Skripsi). Gorontalo : Jurusan Biologi, FMIPA,
Universitas Negeri Gorontalo.