BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hasil tersebut akan diperoleh setelah
melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, penciuman rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun
tidak dan terjadi setelah seseorang melakukan kontak atau pengamatan tehadap
segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan dan harapan -
harapan yang diperoleh melalui pengalaman indrawi, intuisi, wahyu logika atau
adalah :
1. Pendidikan
pembelajaran pola pikir seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
jenjang pendidikan ini lah dapat diketahui pola pikir seseorang, semakin
2. Media massa/Informasi
berpendapat pada dasarnya pesan atau informasi akan lebih efektif apabila
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang dapat
pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
5. Pengalaman
koginitif dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir yang lebih positif.
6. Umur
membaik.
Menurut Ismail (2013) selain melalui pendidikan formal,
koginitif dapat mempengaruhi perilaku dan pola pikir yang lebih positif.
7. Jenis Kelamin
Angka dari luar negeri menunjukan wanita memiliki angka kesakitan yang
lebih tinggi dan pria memiliki angka kematian lebih tinggi juga pada semua
(Notoadmojo, 2003)
8. Pekerjaan
suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan yang
tanggung jawab etis yang mandiri dalam praktiknya (Cahyo, 2015). Dalam
penelitian ini profesi yang peneliti jadikan sampel yaitu dokter, bidan,
tingkat yaitu :
2.2.1 Definisi
atau situasi. Sikap bersifat situasional, bila suatu pelajaran dianggap baik (situasi
baik) maka pelajaran itu akan diterima oleh siswa. Sehingga sikap dan situasi
Menurut Maramis, sikap merupakan bentuk respon atau tindakan yang memiliki
nilai positif dan negatif terhadap suatu objek atau orang yang disertai dengan
namun sikap sendiri dapat berubah-ubah karena berkenaan dengan suatu obyek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas, atau dengan kata lain sikap dapat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, tingkat budaya, dan berdasarkan apa yang
diketahui dan mendapat pengaruh dari beberapa aspek tertentu. Seseorang yang
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik belum tentu sejalan dengan sikapnya
Atau belum tentu sikap secara prakteknya sama dengan apa yang diketahuinya
Menurut penelitian sebelumnya oleh Raffic and Itrat (2017) sanitasi yang
pembuangan yang tepat, dan pelaksanaan jamban yang aman (Mohd, 2017).
tidak memegang peran penting terhadap higiene sanitasi makanan. Hal ini
mungkin disebabkan karena responden kurang mengetahui benar tentang higiene
Menurut azwar (2012) sikap dapat digolongkan menjadi tiga aspek yaitu :
rohaninya.
sikap terhadap kesehatan terdiri dari : aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
2012). Banyak kajian dilakukan tentang sikap dan kaitannya dengan efek dan
utuh yaitu:
Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
tetapi tidak semua sikap muncul sama dengan sikap yang dimiliki oleh orang lain
walaupun objeknya sama. Menurut Walgito (2011), ada beberapa ciri sikap yaitu :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir Pada saat manusia dilahirkan belum
terbentuk, maka sikap itu dapat dipelajari, dan karenanya sikap dapat
berubah.
b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap. Sikap selalu terbentuk
c. Sikap tertuju pada satu objek saja, tetapi dapat juga tertuju pada
d. Sikap bisa berlangsung lama atau sebentar. Bila suatu sikap telah terbentuk
dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu
akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut
akan sulit berubah, dan walaupun dapat berubah akan memakan waktu
yang relatif lama. Akan tetapi, sebaliknya bila sikap itu belum begitu
mendalam, dan ada pada dalam diri seseorang, maka sikap tersebut secara
relatif tidak bertahan lama, dan sikap tersebut akan mudah berubah.
tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat
positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak
terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
2.3 Perilaku
2.3.1 Definisi
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu
dari perilaku makhluk hidup termasuk manusia. Hereditas atau faktor keturunan
adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup
itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk
2010).
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
penyakit:
panca indera. Belajar adalah suatu perubahan perilakku yang didasari oleh
perilaku terdahulu.
motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk mangolah rangsangan dari luar.
Sedangan faktor ekstern meiputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik
(Notoatmodjo.S, 2007).
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini
disebut teori “ S-O-R” atau stimulus organisme. Skiner membedakan adanya dua
respons yaitu:
mendengar berita musibah menjadi lebih sedih atau menangis, lulus ujian
baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.
Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka
sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
jelas dalam atau praktik (practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat
orang lain.
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk
dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma), sikap dan
1. Teori Stimulus-Organisme-Respon
stimulus semula.
tidak terjadi ketegangan diri lagi, dan keadaan ini disebut keseimbangan.
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu
tergantung kepada keutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
bahwa:
lingkungannya.
( Notoatmodjo, 2009).
2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial (Depkes RI,
2006).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rumah tangga adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
keluarga. Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga, yaitu
pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut, serta
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rumah tangga memiliki
banyak manfaat bagi rumah tangga maupun masyarakat. Manfaat PHBS bagi
rumah tangga antara lain setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah
sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktifitas keluarga meningkat, dan
2011).
Terdapat 10 indikator PHBS dalam rumah tangga, yaitu :
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
RI, 2011).
aman (Joe Brown, 2013). Syarat-syarat air bersih antara lain air tidak
berwarna, tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busa dan kotorann lainnya, air tidak berasa dan harus bebas dari bahan
kimia beracun, serta air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau
bau belerang. Air bersih dapat diperoleh dari mata air, air sumur atau air
sumur pompa, air ledeng/perusahaan air minum, air hujan, dan air dalam
kemasan.
saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh sehingga dapat
menimbulkan penyakit. kita harus mencuci tangan saat setiap kali tangan
lain-lain), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak,
sebelum menyusui bayi. Cara mencuci tangan yang benar adalah dengan
dengan sabun lebih dari 5 kali setiap hari terbukti menurunkan resiko
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa yang dilengkapi dengan unit
produksi makanan, temapt umum dan sumber air minum terbebas dari
datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit, seperti
dan penyakit kulit. Adapun syarat jamban sehat yaitu tidak mencemari
sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
pelindung, penerangan dan ventilasi cukup, lantai kedap air dan luas
dimaksud dengan rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, dan lain-lain, dan di luar
rumah seperti talang air, alas pot kembang, lubang pohon, pagar bambu,
serta kedap air, terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak
mudah rusak, ditempatkan di luar rumah. Hal ini berfungsi agar bibit
olahraga, seperti lari ringan, main bola, berenang, senam, dan lain-lain.
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang
Monoksida (CO).
pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis
oleh petugas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif
di dalam dan di luar gedung puskesmas (Depkes RI, 2003).
sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, akan tetapi sebagai
berkerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral yang ada diwilayah kerja
dasar guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan semua masalah yang
Nopember tahun 1995 dan selanjutnya kegiatan ini diikuti oleh beberapa
Selatan dan Kalimantan Selatan, pada tahun 2000 kegiatan klinik sanitasi sudah
tidak sehat sebagai media penularan dan penyebab penyakit yang dialami oleh
Sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010 tujuan jangka panjang yang
lingkungan yang sehat, memiliki perilaku hidup sehat, bebas penularan penyakit
serta akses kepada pelayanan kesehatan yang adil, merata dan berkualitas
yang optimal pula, ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain : perumahan,
pembuangan air kotor dan pencemaran ruang lingkup tersebut harus dijaga untuk
yang dilakukan secara dumping tanpa adanya pengolahan, penyediaan air bersih
dengan baik, bencana alam serta perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
yang sering kali menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan (Candra,
2007).
program klinik sanitasi selain pengertian klinik sanitasi itu sendiri (Depkes RI,
2001) yaitu :
erat dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke ruang
klinik sanitasi.
masyarakat melalui upaya preventif, kuratif dan promotif yang dilakukan secara
masyarakat.
Malaria.
kerja.
keracunan pestisida.
sekitarnya.
mencapai tujuan program, sumber daya dalam program klinik sanitasi adalah
sanitasi adalah terdiri dari tenaga inti di bidang kesehatan lingkungan seperti
pelaksanaan program klinik sanitasi ini juga dibutuhkan tenaga pendukung seperti
dokter, bidan, perawat dan petugas gizi yang telah ditunjuk oleh pimpinan
sanitasi berupa alat-alat peraga penyuluhan, cetakan sarana air bersih dan jamban
keluarga, alat pengukur kualitas lingkungan (air, tanah dan udara), alat
baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas. Alat peraga dan media
penyuluhan yang digunakan dalam melaksanakan program klinik sanitasi antara
lain berupa maket, media cetak, sound system, media elektronik dan formulir
dibutuhkan dana, adapun dana ini diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah)
Agar program klinik sanitasi dapat mencapai tujuan seperti yang telah
2. Masalah dalam tiap puskesmas tidak lah sama, baik antar lingkungan
ataupun antar kelurahan oleh sebab itu harus dipahami benar peta
hasil.
RI, 2000).
maka pasien tersebut dirujuk ke klinik sanitasi. Di ruang klinik sanitasi petugas
dan data yang diperlukan ditulis dalam kartu status kesehatan lingkungan,
petugas juga membuat janji dengan pasien untuk melakukan kunjungan rumah
untuk melihat langsung faktor resiko penyakit yang dialami pasien tersebut
atau evaluasi dan pelaksanaan klinik sanitasi dalam mini loka karya puskesmas
Kegiatan luar gedung ini adalah kunjungan rumah atau lokasi sebagai rencana
rumah ini untuk mempertajam sasarannya karena pada saat kunjungan petugas
telah memiliki data pasti adanya sarana lingkungan bermasalah yang perlu
diperiksa dan faktor-faktor perilaku yang berperan besar dalam proses terjadinya
program dan lintas sektor, apabila dibutuhkan suatu perbaikan atau pembangunan
sarana sanitasi dasar dengan biaya besar, seperti pembangunan sistem perpipaan
untuk air bersih yang kurang terjangkau oleh masyarakat setempat, maka petugas
dapat bekerjasama dengan lintas sektor, perlu diingat bantuan yang diberikan
Lingkungan mempunyai dua unsur pokok yang sangat erat kaitannya satu
sama lain yaitu unsur fisik dan sosial, lingkungan fisik dapat mempunyai
menimbulkan penyakit antara lain ISPA, DBD, diare, Malaria, TBC serta
kesehatan menjadi 80% dan persentase tempat-tempat umum yang sehat menjadi
Selain itu indikator keberhasilan program klinik sanitasi dibagi dua yaitu
berbasis lingkungan.
swadaya masyarakat.
2.12.2 Indikator Tidak Langsung
b. Terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik antara lintas program dan
berkesinambungan.