6 (2) (2014)
Biosaintifika
Journal of Biology & Biology Education
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika
61
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
62
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
Data keanekaragaman tumbuhan obat dan personalistik, penyebabnya dipercaya berasal dari
data jenis ramuan ditabulasi dan dianalisis secara guna-guna, jin, makhluk halus, kuthukan, atau
deskriptif kualitatif. Data tingkat pengetahuan energi negatif yang lain. Penyakit naturalistik
masyarakat terhadap penggunaan ramuan disebabkan oleh adanya perubahan cuaca,
pengobatan tradisional dianalisis menggunakan makanan, dan perubahan kondisi tubuh.
Analysisis of Variances (ANOVA). Semua hasil data Pembagian penyakit dan dasar pengobatan
penelitian diverifikasi dengan narasumber dari tradisional menggunakan bermacam-macam
pihak Keraton Surakarta untuk menghindari perhitungan. Ramuan obat digolongkan menjadi
kesalahan peneliti dalam mengkaji data empat golongan. Jalu husada untuk pengobatan
etnobotani. pria, wanita husada untuk pengobatan wanita,
rarya husada untuk pengobatan anak-anak dan
HASIL DAN PEMBAHASAN triguna untuk semua jenis penyakit. Hal ini juga
tertuang pada kitab Primbon Jawa dan pernah
Keraton Surakarta Hadiningrat didirikan diteliti oleh Sudardi (2002).
oleh Sunan Pakubuwono II pada tahun 1744. Pengetahuan tentang pengobatan
Lingkungan sekitar Keraton disebut kelurahan tradisional Keraton Surakarta diturunkan secara
Baluwarti. Masyarakat Baluwarti terdiri dari langsung. Masing-masing keluarga raja
pangeran, kerabat, abdi dalem, dan masyarakat menstransfer pengetahuan mereka kepada abdi
biasa. Masyarakat Baluwarti masih menjalankan dalem yang tinggal di rumahnya. Dalam
tradisi pengobatan tradisional dengan keseharianya abdi dalem diajarkan untuk meracik
memanfaatkan tumbuhan obat untuk merawat dan ramuan yang dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-
menjaga kesehatan tubuh. hari. Proses transformasi pengetahuan pengobatan
Dasar pengobatan masyarakat Jawa, tradisional kepada masyarakat didapat dari
termasuk Keraton Surakarta mengenal adanya interaksi masyarakat dengan abdi dalem maupun
penyakit dengan sistem personalistik dan interaksi masyarakat dengan keluarga raja
naturalistik (Foster&Anderson, 1986). Penyakit (Gambar 1).
Raja/ Sinuhun
Keluarga Raja Keluarga Raja Keluarga Raja
Abdi dalem Abdi dalem Abdi dalem
Masyarakat
Gambar 1. Proses Transformasi Pengetahuan Pengobatan Tradisional Keraton Surakarta
Keluarga raja, abdi dalem, dan beberapa ramuan yang masih dipakai. Komposisi ramuan
masyarakat sekitar Keraton Surakarta saat ini pengobatan tradisional meliputi 120 spesies
masih rutin menggunakan beberapa ramuan tumbuhan obat yang termasuk dalam 55 famili.
tradisional untuk merawat kesehatan secara alami. Komposisi pada beberapa ramuan didominasi oleh
Ramuan tersebut diracik sendiri. Beberapa abdi spesies dan famili tertentu. Urutan famili yang
dalem juga aktif membuat racikan ramuan untuk paling banyak digunakan dalam penelitian ini
dijual di tempat wisata area Keraton Surakarta. adalah Zingiberaceae, Fabaceae, Piperaceae,
Hasil kajian dari Serat husada dan hasil observasi Liliaceae, dan Rutaceae.
penggunaan ramuan tradisional untuk perawatan Zingiberaceae banyak ditanam dan
wanita di Keraton Surakarta, terdapat 61 jenis digunakan dalam ramuan tradisional. Menurut
63
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
Tjitrosoepomo (2002) suku tanaman ini adalah Surakarta adalah ramuan tradisional yang terbuat
tumbuhan herba parenial dengan rhizome yang dari tumbuh-tumbuhan. Dari 61 jenis ramuan,
mengandung minyak menguap hingga berbau terbagi menjadi 17 jenis ramuan yang memiliki
aromatik. Hasil penelitian yang pernah dilakukan kegunaan yang lebih spesifik (Tabel 1).
oleh Sinaga dkk (2011), suku Zingiberaceae Penggunaan ramuan yang paling banyak
banyak digunakan untuk obat-obatan dan telah variasinya adalah ramuan yang digunakan untuk
digunakan ratusan tahun yang lalu. Rimpang dari perawatan ibu hamil dan pasca melahirkan.
Zingiberaceae mengandung Limonen, Eugenol, dan Ramuan tersebut juga menggunakan varisai
Geraniol. spesies tumbuhan yang banyak jumlahnya.
Pengobatan tradisional yang masih dipakai
untuk perawatan wanita di kalangan keraton
Tabel 1. Jenis ramuan tradisional untuk perawatan wanita.
Jumlah Spesies
Jumlah
No Kategori Kegunaan Ramuan Cara Pemakaian yang
Ramuan
digunakan
1 Perawatan Kulit
1.1 Jamu supaya badan harum/ lulur Dioles/ lulur 1 ramuan 10 spesies
1.2 Jamu untuk wajah/ masker Dioles/ masker
2 ramuan 10 spesies
2 Perawatan Rambut
2.1. Minyak cenceman Dioles 1 ramuan 4 spesies
3 Perawatan Tubuh
3.1. Jamu galian singset Diminum 2 ramuan 22 spesies
3.2. Jamu untuk merawat tubuh Diminum 1 ramuan 8 spesies
3.3. Jamu delima putih Diminum 1 ramuan 8 spesies
3.4. Jamu puteri Diminum 1 ramuan 7 spesies
3.5. Jamu untuk remaja puteri Diminum 1 ramuan 4 spesies
4 Menghilangkan Capek dan Menjaga
Stamina
4.1. Jamu cabe puyang Diminum 1 ramuan 8 spesies
4.2. Jamu beras kencur Diminum 1 ramuan 5 spesies
4.3. Jamu untuk perempuan Diminum 2 ramuan 18 spesies
Untuk tapel 2 ramuan
4.4. Jamu untuk pengantin Diminum 1 ramuan 15 spesies
5 Mengatasi Sakit Haidh/ Datang Bulan
5.1. Jamu untuk wanita datang bulan
5.2. Kunyit asam Diminum 3 ramuan 25 spesies
Untuk tapel 1 ramuan
Diminum 1 ramuan 3 spesies
6 Perawatan Ibu Hamil dan Pasca
Melahirkan
6.1. Jamu untuk ibu hamil Diminum 11 ramuan 42 spesies
6.2. Jamu untuk ibu setelah Diminum 13 ramuan 63 spesies
melahirkan Borehan 11 ramuan
6.3. Jamu untuk ibu menyusui Diminum 2 ramuan 37 spesies
Borehan 2 ramuan
Jumlah : 17 Jenis kegunaan ramuan 61 ramuan
64
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
65
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
Tabel 2. Keanekaragaman jenis tumbuhan untuk ibu hamil dan pasca melahirkan.
Bagian yang
Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Keterangan
digunakan
Dringo Acorus calamus Araceae Rimpang Bahan-bahan
Bengkle Zingiber cassumunar Zingiberaceae Rimpang ini digunakan
Kunyit Curcuma domestica Zingieraceae Rimpang untuk 24
Temulawak Curcuma xanthoriza Zingiberaceae Rimpang jenis ramuan
Sintok Cinnamomum sintoc Lauraceae Kulit kayu yang
Mesoyi Massoia aromatica Lauraceae Biji diminum dan
Kayu manis Cinnamomum burmani Lauraceae Kulit kayu 11 jenis
Jaa lawe Terminalia bellirica Combretaceae Buah ramuan yang
Jongrab Baeckea frutescens Myrtaceae Buah digunakan
Cabe Capsicum annum Solanaceae Buah untuk
Kemukus Piper cubeba Piperaceae Biji borehan
Cabe sulah Piper retrofractum Piperaceae Buah
Mungsi Carum copticum Umbelliferae Biji
Klabet Trigonella foenum-graecum Fabaceae Biji
Jinten putih Cuminum cyminum Apiaceae Biji
Jinten hitam Nigella sativa Ranuncuaceae Biji
Pala Myristica fragrans Myristicaceae Buah
Lempuyang Zingiber zerumbet Zingiberaceae Rimpang
Daun klayu Erioglossum rubiginosum Sapindaceae Daun
Biji sawi Brassica rugosa Brassicaceae Biji
Bawang putih Allium sativum Liliaceae Umbi
Rasuk angin Usnea spec Usneaceae Kayu
Sepantru Sindora javanica Leguminosae Buah
Daun cukilan Unidentified Daun
Daun Wora wari Hibiscus rosasinensis Malvaceae Daun
merah
Bunga waru Hibiscus tiliaceus Malvaceae Bunga
Kelapa Cocos nucifera Arecaceae Buah, minyak
Aren Arenga pinnata Arecaceae Bunga
Daun widara Ziziphus jujuba Rhamnaceae Dun
Bawang merah Alium cepa Liliaceae Umbi
Kelor Moringa oleifera Moringaceae Daun
Adas Foeniculum vulgare Umbelliferae Biji
Lembayung Basella rubra Basellaceae Daun
Pulosari Alyxia reindwardtii Altingiaceae Kulit batang
Ketumbar Coriandrum sativum Umbelliferae Biji
Gelam Melaleuca alternifolia Myrtaceae Biji
Laos Alpinia galanga Zingiberaceae Rimpang
Daun sirih Piper bettle Piperaceae Daun
Kedhawung Parkia biglobosa Fabaceae Buah
Jenitri Elaeocarpus ganitrus Elaeocarpaceae Biji
Kunci pepet Gastrochilus punduratum Zingiberaceae Rimpang
Kencur Kaempferia galanga Zingiberaceae Rimpang
Secang Caesalpinia sappan Fabaceae Kayu
Cendana jenggi Santalum spicatum Santalaceae Kayu
Kayu anyang Elaeocarpus grandiflorus Elaeocarpaceae Kayu
Kayu ulet Helicteres isora Malvaceae Kayu
Jeruk nipis Citrus aurantifolia Rutaceae Daun, bunga,
buah, kulit kayu
Mustakim Unidentified Daun
Tundung lara Unidentified Daun
Pare jawa Momordia charantia Cucurbitaceae Daun
Luntas Pluchea indica Asteraceae Daun
Legundi Vitex trifolla Verbenaceae Daun
Asam Tamarindus indica Fabaceae Buah
Tegari Dianella sp Liliaceae Akar
66
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
67
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
14.00
12.00
10.00
8.00
usia 15-25 tahun
6.00
4.00 usia 26-45 tahun
2.00
usia >46 tahun
0.00
68
Rini Verary Shanthi, Jumari, Munifatul Izzati / Biosaintifika 6 (2) (2014)
nyata. Jadi tingkat pengetahuan masyarakat Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-IV.
Baluwarti sangat berbeda nyata antara kisaran usia Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan
yang muda dengan yang tua. Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Goudarzi, Saharkhiz, Sattari, & Zomorodian. 2011.
Antibacterial Activity and Chemical Composition
SIMPULAN
of Ajowan (Carum coptisum Benth.&Hook)
Essential Oil. Article (7), 13:2
Pengobatan tradisional untuk perawatan Khazaei M, Montaseri A, Khazaei MR & Khanahmadi M.
wanita di Keraton Surakarta menggunakan 120 2011. Study of Foeniculum vulgare Effect on
spesies yang terbagi menjadi 55 famili. Ada 61 jenis Folliculogenesis in Female Mice. International
ramuan yang masih digunakan untuk perawatan Journal Fertil Steril 5(3): 122-127
wanita. Ramuan tersebut terbagi menjadi 17 Kunwar & Bussmann. 2008. Ethnobotany in the Nepal
macam kategori kegunaan. Pemakaian ramuan Himalaya. Journal of Ethnobiology and
Ethnomedicine (4): 24
dengan cara diminum dan dioles (boreh, lulur,
Lieu, N.D 2013. Zingiber cassumunar-Analgesic, Anti-
tapel, masker). Hasil analisis data tingkat
Inflammatory, Rejuvenative and Relaxing
pengetahuan masyarakat Baluwarti menunjukkan propertis.http://www.epharmacognosy.com/201
penurunan pengetahuan dan penggunaan 3 /07 /zingiber-cassumunar-analgesic-anti.html
pengobatan tradisional pada masyarakat usia (diunduh 3 Juli 2014).
muda (usia 15-25 tahun). Purwanto. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa
Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya
DAFTAR PUSTAKA Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman
Hayati. Di dalam: Prosiding Seminar Hasil-Hasil
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Penelitian Bidang Ilmu Hayati 16 September
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset 1999
Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Jakarta. Sinaga E, Suprihatin, Ida W. 2011. Perbandingan Daya
Cotton CM. 1996. Ethnobotany: Principles and Sitotoksik Ekstrak Rimpang 3 Jenis Tumbuhan
applications. Chichester, New York: John Wiley Zingiberaceae Terhadap Sel Kanker MCF-7. Jurnal
and Sons Ltd Farmasi Indonesia 5 (3): 125-133
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Sudardi, B. 2002. Konsep Pengobatan Tradisional
Depertemen Republik Indonesia. Menurut Primbon Jawa. Jurnal Humaniora (14):
Depkes RI. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia 12-19
Nomor.23 Tahun 1992. Tentang kesehatan. Suryadarma. 2008. Diktat Kuliah Etnobotani. Yogyakarta:
Jakarta Universitas Negeri Yogyakarta
Foster & Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Tjitrosoepomo. 2002. Taksonomi Tumbuhan
UI-Press (terjemahan oleh Priyanti Pakan Spermatophyta. Cetakan VII. Jogjakarta: Gajah
Suyadarma) Mada University Press
He W & Huang, B. 2011. A Review of Chemistry and Tsauri, Rusli M. 2011. Studi Etnobotani Tumbuhan yang
Bioactivities of A Medicinal Spice: Foeniculum Berpotensi Sebagai Obat Penyakit pada Anak di
vulgare. Journal of Medicinal Plants Research. (5): Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep
16 Madura (Skripsi). Malang: Universitas Islam
Hernawati. 2010. Perbaikan Kinerja Reproduksi Akibat Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Pemberian Isoflavon dari Tanaman Kedelai.
Bandung: FMIPA UPI
69