Anda di halaman 1dari 25

KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE

A. KLIMAKTERIUM

1. Pengertian

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi

sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

Masa-masa klimakterium :

a. Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.

b. Menopause adalah henti haid seorang wanita.

c. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.

2. Etiologi

Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai

perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah,

berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan

sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise.

3. Patofisiologi

Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan

ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya

interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi

luteum . Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya

reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan

produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling

mencolok peningkatannya adalah FSH.

4. Manifestasi Klinik
a. Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore,

dan hipermenore.

b. Gangguan nerovegetatif : gejolak panas ( hotflushes), keringat banyak, rasa

kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-

jari atrofi, gangguan usus ( meteorismus )`

c. Gangguan psikis : mudah tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah

tidur.

d. Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi,

afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa

hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.

5. Diagnosis

a. Umur dan gejala-gejala yang timbul.

b. FSH dan LH ( FSH = 10-12 x, LH 5-10 x / estrogen rendah ).

c. Kalsium, kolesterol.

d. Foto tulang lumbal I.

e. Sitologi ( Pap Smear )

f. Biopsi endometrium.

6. Penatalaksanaan

a. Sedatif, psikofarma.

b. Psikoterapi.

c. Balneoterapi ( diet ).

d. Hormonal. Sindrom klimakterium terjadi akibat kekurangan estrogen maka

pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen.

 Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :


a. Tekanan darah tidak boleh tinggi.

b. Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.

c. Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus )

d. Tidak ada varises di ekstremitas bawah.

e. Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.

f. Kelenjar tiroid normal.

g. Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.

h. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu

dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.

 Kontra Indikasi Pemberian Estrogen

a. Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis

b. Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi

c. Riwayat ikterus dalam kehamilan.

d. Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia

berat.

e. Varises berat, tromboflebitis.

f. Penyakit ginjal.

 Persyaratan dalam Pemberian Estrogen

a. Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis

rendah yang efektif.

b. Pemberian secara siklik.

c. Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain

seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi ).


d. Perlu pengawasan ketat (setiap 6-12 bulan).

e. Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase.

f. Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetesmelitus,

terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam.

7. Faktor Resiko

Adipositas, diabete smelitus, hipertensi, anovulasi, infertilitas, perokok,

alkoholisme, hiperlipidemia.

 Faktor yang mempengaruhi gejala perimenopause adalah :

a. Genetik, usia menarche mempengaruhi cepat lambatnya terjadi

menopause.

b. Nutrisi ( kolesterol, kalsium, fosfat , vitamin ).

c. Kadar hormon estrogen.

d. Kebiasaan hidup ( olahraga, minum teh, kopi, minum alkohol, perokok

).

e. Tingkat pendidikan dan status ekonomi.

f. Pengangkatan kedua ovarium.

8. Pencegahan Terhadap Sindrom Klimakterium

a. Pengaturan makanan ( rendah lemak / kolesterol, cukup vitamin A, C, D, E

dan cukup serat).

b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen : a. Isiflavon,

terdapat pada kacang-kacangan, b. Lignan; terdapat pada padi, sereal dan

sayur-sayuran, c. Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi

makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan.


c. Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan vitamin D.

d. Kontrol rutin 1 tahun sekali ( Pap Smear ).

B. MONOPAUSE

Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan

sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang

seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan

setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa

klimakterium.

Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang

menggambarkan berhentinya haid. Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary

mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang

biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga

dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setekah 1

tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala

yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam

postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas, berkeringat dan palpitari,

gangguan psikis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat

kandungan dan tulang.

1) Menopause premature

Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun. Diagnosa

menopause premature yaitu apabila ada penghentian haid sebelum waktunya

disertai dengan hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin.


Apabila kedua gejala yang terkhir tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan

terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium. Factor- factor

yang dapat menyebabkan menopause premature adalah heriditer, gangguan

gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan

kedua ovarium. Menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali

pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan.

2) Menopause terlambat

Batas terjadinya menopause umumnya adalah 52 tahun. Apabila

seorang wanita masih mendapat haid diatas 52 tahun, maka hal itu merupakan

indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan

dengan menopause terlambat ialah : konstitusional, fibromioma uteri dan

tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma

endometrium sering dalam anamnesis mengemukakan menopausenya

terlambat.

Beberapa penulis menyatakan bahwa masa klimakterik adalah masa

penyesuaian dari seorang wanita terhadap menurunnya produksi hormon-

hormon yang dihasilkan ovarium dan dampaknya terhadap poros hipotalamus-

hipofisis dan organ sasaran. Sudah lama diketahui bahwa hampir semua

wanita menopause hidup dalam keadaan defisiensi estrogen. Kekurangan

hormon ini menyebabkan menurunnya fungsi organ tubuh yang bergantung

pada estrogen, seperti ovarium, uterus (rahim) dan endometrium. Kekuatan

serta kelenturan vagina dan jaringan vulva menurun, dan akhirnya semua

jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami atrofi (mengkerut).

Cepat atau lambat gangguan akibat kekurangan estrogen pasti akan muncul,
yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, pengurangan

jaringan tulang yang menjurus ke osteroporosis, gangguan psikis, kelelahan

dan depresi. Keluhan-keluhan ini perlu dikenal agar dapat dilakukan

penanganan yang tepat.

Sebagian pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan

peristiwa alamiah dan bukan diakibatkan oleh penyakit khusus (penyakit

defisiensi hormon), sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya

membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan dan dirinya sendiri.

Namun banyak pula yang menganggap proses ini sebagai kelainan yang

memerlukan pengobatan tersendiri.

Agar kehidupan usia senja ini berlangsung dalam kepuasan dan

kebahagiaan, maka setiap wanita perlu mengadakan persiapan untuk

menghadapinya. Salah satu persiapan yang penting adalah mengetahui organ

tubuh kita sendiri dan fungsinya, serta mengenal bagaimanakah sebenarnya

kejadian masa klimakterik itu.

 Gejala-gejala sindrom klimakterik

Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih

lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup

sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang lain memperlihatkan beragam gejala semasa

klimakterium.

 Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi :

 Gangguan neurovegetatif (vasomotorik- hipersimpatikotoni) yang mencakup: ·

gejolak panas (hot flushes)


a. Keringat malam yang banyak

b. Rasa kedinginan

c. Sakit kepala

d. Tekanan darah yang goyah

e. Berdebar-debar

f. Susah bernafas

g. Jari-jari atrofi

h. Gangguan usus (meteorismus)

 Gangguan psikis · mudah tersinggung

a. Depresi

b. Lekas lelah

c. Kurang bersemangat

d. Insomania atau sulit tidur

 Gangguan organik infark miokard (gangguan sirkulasi)

a. Atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)

b. Osteoporosis

c. Gangguan kemih (disuria)

d. Nyeri senggama (dispareunia)

e. Kulit menipis

f. Gangguan kardiovaskuler

PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK PADA MASA KLIMAKTERIK

Organ sasaran Bentuk perubahan Akibatnya

Urogenital Atrofi vulva, vagina, uterus, vesika Elastisitas menurun, mengecil,


urinaria kering,mudah cedera, mudah

infeksi

Hemodinamik Gangguan pembuluh darah tepi Infark miokard

Metabolisme Hiperkolesterolemia,kekurangan Aterosklerosis,

kalsium,gangguan metabolisme osteoporosis,adipositas

karbohidrat

Endokrin Hiperfungsi hipofisis,disfungsi tiroid, Hipertiroid,

peningkatan androgen defeminisasi,virilisasi

Vegetatif Hipersimpatikotonik,ataksi Labil, gangguan somatic

 Penyebab dan gangguan hormonal klimakterium

Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh

sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi

hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon

gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis

untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone

(LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur pada

wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan

merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari

beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur

yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap

oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang
memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh

spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi.

Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium

semakin menurun.

Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan

siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan

sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi

aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya

jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi

ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab

rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-

hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi

korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya

reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan

peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan

petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik.

Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan

meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen

yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng,

dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen

mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan

neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus

haid.

Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung pada:


a) Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks

ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak

panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut

akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran

(osteoporosis)

b) Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari

keluhan klimakterik

c) Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan

membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

 Pengobatan menopause

1. Penatalaksanaan umum Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua

masalah klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian

estrogen saja. Tujuan pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat

terjadinya menopause, melainkan memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki

masa klimakterium. Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami-

istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan

kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang

terbaik. Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.

2. Pengobatan hormonal Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari

keadaan defisiensi estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat

kekurangan estrogen, sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah

pemberian estrogen, meski bukan tanpa risiko. Pada masa lalu, estrogen diberikan

untuk selang waktu yang singkat dan kemudian berangsur-angsur dikurangi


sehingga gejolak panas sirna. Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang

mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan

tetap begitu sepanjang hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat

menyebabkan berkembangnya osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan

mungkin perwujudan psikogenik.

Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang

dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena

tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-

gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti

osteoporosis dan ateroskletosis.

Pengobatan terpilih untuk vaginitis atrofikans adalah estrogen lokal dalam

bentuk krim vaginal (misalnya Ovestin), yang diserap dengan baik ke dalam

mukosa vagina. Pemakaian harian perlu diberikan untuk 1-2 minggu, kemudian 3

kali seminggu lazimnya cukup untuk dosis pemeliharaan.

 Persyaratan pemakaian sulih estrogen

Sebelum pemberian estrogen dimulai, perlu diketahui persyaratan-persyaratan :

a) Apakah tekanan darah normal,

b) Apakah kelainan atau keganasan pada serviks dan payudara,

c) Apakah uterus membesar,

d) Apakah hati dan kelenjar tiroid normal,

e) Apakah terdapat varises.

 Pemberian hormon
 Lama pemberian hormon steroid seks

Lama pemberian hormon steroid seks selama 6 bulan tidak cukup, karena

begitu obatnya dihentikan maka keluhannya segera timbul kembali. Pada

umumnya keluhan akan hilang bila pengobatan berlangsung 18-24 bulan. Bila

perlu estrogen dapat diberikan selama 8-10 tahun, bahkan dapat sampai 30-40

tahun. Selama pemakaiannya dikombinasikan dengan progesteron, jarang sekali

terjadi keganasan. Yang terpenting adalah kepada semua wanita diberikan

keterangan yang cukup dan jelas.

 Masalah Psikologis

Semua gejala psikologis yang timbul pada masa pubertas maupun pada masa

klimakterik seperti rasa takut, tegang, rasa sedih, mudah tersinggung dan depresi

sebenarnya sangat bergantung pada perubahan hormonal tubuh wanita itu sendiri.

Pemberian estrogen dengan dosis rendah dapat mengatasi masalah tersebut. Walaupun

ini tidak berarti bahwa semua gejala psikis hanya disebabkan oleh berkurangnya

hormon estrogen saja.

Ada penyebab lain yang menimbulkan gangguan psikis. Seorang ibu rumah

tangga yang memusatkan kehidupannya hanya untuk membesarkan anak-anaknya

lebih mudah mengalami gangguan psikis. Umumnya wanita ini diliputi rasa takut

untuk hidup sendiri kelak. Takut karena anak-anaknya nanti akan pergi

meninggalkannya seorang diri. Lain lagi halnya bagi seorang wanita yang bekerja di

luar rumah. Kesibukan yang dihadapinya di tempat kerja dengan sendirinya akan

melupakan keluhan. Tetapi ada juga di antara wanita tersebut justru dengan bekerja
keluhan-keluhannya bertambah berat. Mereka takut tidak dapat bekerja dengan baik

lagi, takut kehilangan pekerjaannya. Kesemua ini menjadi beban tambahan yang

berat, sehingga untuk mengatasi hal ini mereka tidak jarang menggunakan obat-obat

penenang atau minum alkohol. Mereka lupa, bahwa obat-obat penenang akan

membuat ketergantungan yang terus menerus. Padahal konsultasi dengan seorang

dokter saja sudah cukup dapat mengatasi masalah yang dihadapi.

Kehidupan seks pada masa klimakterium Banyak wanita yang berpendapat

bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium.

Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan

meskipun usia telah lanjut.

Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera

sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan hanya

dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina.

Berkonsultasi dan meminta nasihat dokter tetap merupakan cara terbaik. Masalah

utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan seks adalah

faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah, tegang, sehingga sulit untuk

melakukannya. Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami

mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa

melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut

tidak dapat dibenarkan.

 Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium

1. Pencegahan kehamilan

Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya tiba-tiba berhenti

atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan tentu hamil atau
tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat, bahwa bila usia sudah di atas

40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak mungkin hamil lagi. Perkiraan

seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya

menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi

bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus

tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang

hamil maupun bagi janinnya.

Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu

basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya

dapat digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.

Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid juga

sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah

bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan saat wanita

tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas bulan

berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga

kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.

2. Pencegahan osteoporosis

Pencegahan osteoporosis pascamenopause bukan hanya bergantung pada

estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif dalam mencegah

kehilangan tulang (bone loss). Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen

mungkin penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam

mengobati penderita yang telah mengalami osteoporosis.

Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen

menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin dengan

memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause, sekurang-kurangnya


3 kajian telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan estrogen-

progestogen sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan

pembentukan tulang baru.

Dalam kajian prospektif tersamar ganda 10 tahun, terlihat perbedaan

bermakna antara penderita yang memperoleh pengobatan estrogen-progestogen

siklik dan kelompok yang diberikan plasebo. Pada wanita yang diberikan

pengobatan kombinasi estrogen-progestogen kurang dari 3 tahun setelah awitan

menopause, densitas tulang secara nyata meningkat. Meskipun ada beberapa

demineralisasi pada pemakai estrogen-progestogen bilamana pengobatan dimulai

lebih lama daripada 3 tahun setelah menopause, kehilangan massa tulang secara

bermakna lebih rendah daripada pada kedua kelompok plasebo. Kajian itu

menekankan pentingnya memulai substitusi estrogen-progestogen secara dini pada

menopause, tetapi ini juga menunjukkan bahwa hormon-hormon ini bermanfaat

untuk wanita osteoporotik, tanpa memandang usia. Patut dicatat bahwa es-trogen

konjugasi 2,5 mg sehari merupakan dosis yang digunakan pada kajian ini.

Pada kajian silang yang membandingkan khasiat pengobatan estrogen-

progesteron dengan plasebo, kandungan mineral tulang meningkat selama 3 tahun

pengobatan hormon kombinasi tetapi terus menurun pada kelompok yang

diberikan plasebo. Bilamana beberapa penderita dalam kelompok estrogen-pro-

gestogen ditukar ke plasebo, densitas tulang menurun. Massa tulang juga

meningkat pada wanita yang diberikan plasebo setelah ditukar ke pengobatan

hormon aktif.

Kelompok lain membandingkan khasiat estrogen saja dengan kombinasi

estrogen-progestogen terhadap parameter metabolik dari kehilangan tulang : (a)

kalsium plasma, (b) nisbah kal-sium/kreatinin urin, dan (c) hidroksiprolin. Semua
nilai berkurang dengan pengobatan estrogen dan menurun lebih lanjut bilamana

progestogen ditambahkan ke estrogen.

 Keseimbangan pada masa klimakterium

Pada kenyataannya sebagian wanita klimakterik hidup tanpa keluhan,

sedangkan sebagian lagi hidup bertahun-tahun dengan keluhan. Kontroversi belum

seluruhnya terungkap secara jelas. Dahulu penelitian bidang reproduksi berpusat pada

masalah menars (haid yang pertama). Dewasa ini menopause telah menarik perhatian

para ilmuwan untuk diteliti. Dengan kemajuan teknologi dan makin meningkatnya

taraf kehidupan, maka usia harapan hidup wanita di Indonesia. Keadaan ini akan

menimbulkan masalah medis yang memerlukan penanganan.

Pengalaman menunjukkan bahwa wanita yang hidup hanya memikirkan

kemajuan anaknya akan sangat mudah mendapat gangguan dalam usia klimakterik.

Keluhan-keluhan ini akan bertambah berat begitu si anak pergi untuk mencari

kehidupan sendiri, meninggalkan sang ibu yang merasa kesepian. Seorang wanita

pekerja memasuki usia klimakterik dapat lebih mudah atau kadang-kadang lebih

berat. Lebih berat karena ia harus dapat meningkatkan kemampuannya untuk dapat

bekerja sebaik-baiknya, atau takut kehilangan tempat kerjanya. Lebih mudah, karena

ia dapat berhubungan dengan dunia luar dan disibukkan oleh pekerjaannya. Ia

memiliki kesempatan untuk membicarakan masalah yang dihadapi dengan teman-

teman di tempat ia bekerja.

Wanita yang hidup dengan keluhan klimakterik dapat mencoba mengubah

sendiri keadaan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti:
a. Makanan yang bergizi cukup, dan pengaturan diet terutama diet tinggi

kalsium dan rendah lemak

b. Menghindari peningkatan berat badan dan bila sudah terlanjur gemuk berat

badan perlu diturunkan.

c. Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan

obstipasi.

d. Carilah ketenangan dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan.

e. Jauhkanlah diri dari pekerjaan yang menjemukan.

f. Pendekatan dengan dokter keluarga atau orang ketiga lain yang dianggap

sesuai untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi.

Klimakterium bukanlah akhir dari segala-galanya. Memang masa muda

telah berlalu, tetapi bukan berarti kita hanya hidup untuk memikirkan nilai

yang berguna untuk masyarakat. Senja di usia tidaklah berarti senja di

kehidupan.

C. TANDA - TANDA AWAL DARI KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE

1. Pengertian klimaterium

Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi,

berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

2. Pengertian menopause

Menopause adalah kondisi fisiologis dimana terjadi berakhirnya

menstruasi yang rata-rata terjadi pada umur 51 tahun.

3. Tanda-tanda awal dari klimaterium dan menopause

 Tanda awal klimaterium


Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan

endokrinologis dan vegetatif. Yaitu;

a. Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah,

berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks.

Lalu henti haid.

b. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya

pengeluaran gonadotropin.

 Tanda awal menopause

a. Perubahan kejiwaan

Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang

menopause adalah; merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget

sehingga jantung berdebar, takut tidak bias memenuhi kebutuhan

seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan

seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (otgasme), dan juga

merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa

memberatkan keluarga dan orang lain.

b. Perubahan fisik

Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan

kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor,

sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan

menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik

hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering

dan keriput.Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan

perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan


makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan

menimbulkan gangguan buang iar besar berupa obstipasi.

Perubahan yang terjai pada alat genetalia meliputi liang

senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang

menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang

senggama). Daerah sensitive makinsulit untuk dirangsang. Saat

berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.

Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi

rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya

kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah

tulang trutama terjadi pada persendian paha.

4. Gangguan klimaterium dan menopause

a. Gangguan pada klimakterium ialah

1) Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat

muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa

kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah,

berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.

2) Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi,

kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic,

selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pula kolpitis atrofikans,

ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner,

dan adipositas.

b. Gangguan menopause ialah jadwal menopause


a) Menopause premature

a) Terhentinya haid pada umur 40 tahun

b) Terdapat gejal premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin

b) Menopause terlambat

a) Berhentinya haid setelah umur 55 tahun

b) Terdapat gejala menopause

c) Kelainan organic pada masa menopause

Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone

memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :

1. Perdarahan disfungsional semakin meningkat

2. Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak; mioma uteri, polip

endometrial, polip servikal

3. Karsinoma korpus uteri

4. Keganasan payudara

 Pengobatan dasar bagi sindrom klimakterik meliputi :

1) Psikoterapi

2) Sedativa, psikofarmaka

3) Balneoterapi ( pengaturan diet )

4) Substitusi hormonal

Berikut ini beberapa factor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami

menopause :

1) Usia saat haid pertama kali ( menarche )


Semakin muda seorang mengalami haid pertama kali, semakin tua atau lama ia

memasuki masa menopause.

2) Faktor psikis

Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan

psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa

menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja / bekerja atau

tdak menikah dan tidak bekerja.

3) Jumlah anak

Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan,

maka makin tua merka memasuki masa menopause.

4) Usia melahirkan

Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia

menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat system

kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.

5) Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi hormonal akan memperlambat menopause.

6) Merokok

Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.

7) Sosial ekonomi

Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya DR. Faisal

menyebutkan bahwa menopause dipengaruhi oleh factor social ekonomi, disamping

pendidikan dan pekerjaan suami.


 Gejala – gejala menopause

a. Ketidakteraturan siklus haid

b. Gejolak rasa panas

c. Kekeringan vagina

d. Perubahan kulit

e. Keringat dimalam hari

f. Sulit tidur

g. Perubahan pada mulut

h. Kerapuhan tulang

i. Badan menjadi gemuk

j. Penyakit

Dilihat dari sisi ovarium, menopause tidak terjadi secara tiba-tiba tapi terjadi

karena beberapa factor. Ovarium mengalami perubahan dari masa remaja / muda,

masa produktif / hamil dan menopause dengan terlepasnya folikel sampai mendekati

menopause. Pelepasan ini terutama disebabkan karena atresia, tidak ada ovulasi.

Karena kebanyaka wanita dimulai dari 2-6 juta folikel selama kehidupannya tapi

ovulasi hanya 480 kali selama masa produktifnya.

Gangguan yang terjadi selama menopause :

a) Osteoporosis

b) Penyakit jantung koroner

HDL ( Hight Density Lipoprotein ) atau kolesterol ‘baik’ yang tinggi

pada wanita muda dipengaruhi oleh estrogen. Pada wanita muda, kadar HDL
lebih tinggi daripada wanita tua. Perbedaan tersebut berlanjut sampai masa

menopause. Sebaliknya, total kolesterol dan LDL ( Low Density Lipoprotein )

atau lemak kolesterol ‘jahat’ lebih rendah pada wanita menopause. Setelah

menopause, LDL meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, setelah menopause

resiko terkena PJK ( penyakit jantung koroner) menjadi dua kali lipat pada

wanita karena lemak golongan atherogenik ( yang memproduksi lemak pada

pembuluh arteri ) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.

c) Kanker

Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan perubahan

– perubahan tidak saja pada organ reproduksi jaga bagian tubuh lainnya. Salah satu

proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah suatu keadaan

pertumbuhan jaringan yang abnormal.

d) Darah tinggi

e) Demensia Tipe Alzheimer ( pikun )

Selama periode pramenopause dan pascamenopause terjadi penurunan kadar

hormone seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan

neuroendokrin system susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak.

Padahal, system susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi

hormone seks steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif

sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama didaerah

yang berkaitan dengan fungsi ingatan.

f) Gairah seks menurun

g) Berat badan meningkat


Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan

gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini, biasanya

aktivitas tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang

memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.

h) Perubahan kulit

Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormone estrogen yang mulai tertekan.

 Menjalani Masa Menopause

a) Terapi Sulih Hormon ( TSH )

b) Olah raga meningkatkan kebugaran dan kesehatan

c) Nutrisi

 Kalori

 Gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, asupan serat, air)

d) Gaya hidup

e) Pemeriksaan kesehatan

f) Meningkatkan kehidupan religi.

Anda mungkin juga menyukai