Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No Dokumen No Revisi Halaman

00 1/4

Ditetapkan,
Direktur RSUD BANTEN
SPO Tanggal Terbit
drg. Dwi Hesti Hendarti, M.Kes
NIP. 196102091989112001

PENGERTIAN Asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu kepada


asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi
lahir serta upaya pencegahan komplikasi. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
TUJUAN Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan
hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya, melalui berbagai upaya terintegrasi dan lengkap tetapi
dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan
(optimal).
KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan No 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 61 Tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi
PROSEDUR 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalian dan menatalaksanakan komplikasi
bayi baru lahir.
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handukpribadi yang bersih
dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarungtangan DTT dan steril) pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan kebelakang dengan mengggunakan kapas atau
kasa yang dibahasi air DTT.
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembungkaan
lengkap
9. Dokumentasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarungtangan kedalam larutan
klorin 0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan klorin 0,5 %, selama 10 menit. Cuci kedua
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No Dokumen No Revisi Halaman

00 2/4

tangan setelah sarung tangan lepaskan.


10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat
relaksasi untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (DJJ
120-160 x/menit).
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran ( bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu ke posisi setengah duduk atau posisi yang lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan menera pada saat ibu merasa ada
drongan kuat untuk meneran.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
15. letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu,
jika kepala telah membuka vulva vagina 5-6 cm.
16. Letakan kain yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
17. Buka tutup partuset dan kembali perhatikan kelengkapan alat
dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DDTT pada kedua tangan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilindungi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
untuk menahan kepala bayi untuk menahan posisi depleksi dan
membantu lahirnya kepala, anjurkan ibu untuk meneran perlahan
sambil bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemingkinan adanya lilitan talipusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah melakukan putaran paksi luar, pegang secra biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran pada saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul ibawah arkus pubis, dan kemudian gerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Seelah bahu lahir geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran lengan atas berlanjt
kepunggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukan telunjuk diantara kai dan pegang masing-masing mata
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No Dokumen No Revisi Halaman

00 3/4

kaki dengan ibi jari dan jari-jari lainnya.


25. Lakukan penilaian (selintas).
26. Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu
27. Pegang kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain
didalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikan
oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 paha bagian atas bagian
distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitosin 10 unit di sepertiga paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi
lahir) pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilicus) bayi. Dari sisi luar
klem penjepit dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32. Tempatkan bayi untuk meakukan kontak kulit ibu kekulit bayi.
Letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel di dinding dada – perut ibu.
Usahakan kepala bayi diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari putting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan menggunakan kain hangat dan
pasang topi dikepala bayi.
34. Pindahkan klem pada talipusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
35. Letakan satu tangan dikain pada perut ibu, ditepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang –
atas (dorso – kranial) secara hati-hati (untuk mencegah infersial
uteri). Jika plasenta tidak lahi setelah 30 – 40 detik. Hentikan
penegakan talipusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso–kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
mengikuti proses jalan lahir (tetap lakukan dorso-kranial).
38. Saat plasenta terlihat diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta sehingga selaput
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No Dokumen No Revisi Halaman

00 4/4

40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu dan bayi dan pastikan
selaput ketuban utuh. Masukan plasenta kedalam kantong plastic
atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Laserasi mengakibatkan perdarahan. Lakukan penjahitan.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43. Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu – bayi
(didada ibu paling sedikit 1 jam).
44. Lakukan penimbangan atau pengukuran bayi. Beri salep mata
atau antibiotic profilaksis, dan vit K 1 mg intramuscular dipaha
kiri anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu – bayi.
45. Berikan suntik imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian
vit K) dipaha kanan anterolateral.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
47. Ajarkan ibu atau keluarga untuk melakakan masase uterus dan
menilai kontraksi
48. Estimasi dan evaluasi jumlah perdarahan.
49. Memeriksa nadi ibu dan kandung kemih setiap 15 menit selama
1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
ke 2 setelah persalinan.
50. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (10 menit).
51. Cuci dan bilas peralatan dan lakukan dekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai.
53. Bersihkan badan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan ketuban, lender dan darah.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. (bantu ibu memberikan ASI,
Anjurkan keluarga unutuk memberi ibu miniuman dan makanan
yang diinginkannya).
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor kedalam klorin 0,5% balik bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang
kering dan bersih.
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang) periksa
tanda–tanda vital dan asuhan kala IV
UNIT TERKAIT Kamar bersalin dan IGD Maternal

Anda mungkin juga menyukai