Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“ADENO CARSINOMA RECTOSIGMOID”


RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

REZKY, S.Kep
R014181005

CI LAHAN CI INSTITUSI

Dr.Yuliana Syam, S.Kep., Ns., M.Kes

PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii


BAB I KONSEP MEDIS ........................................................................................... 3
A. Definisi............................................................................................................... 3
B. Etiologi .............................................................................................................. 3
C. Manifestasi klinis.............................................................................................. 5
D. Komplikasi ........................................................................................................ 5
E. Pemeriksaan penunjang .................................................................................. 6
BAB II KONSEP KEPERAWATAN ........................................................................ 7
A. Pengkajian keperawatan ................................................................................. 7
B. Diagnosa keperawatan ..................................................................................... 8
C. Intervensi keperawatan ................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kanker kolorektal atau usus besar adalah suatu keganasan dari sel epitel kolon atau
rektum . Menurut American Cancer Society kanker kolorektal merupakan salah satu
penyakit keganasan yang ada di dunia, menempati urutan ke 3 penyakit keganasan yang
paling sering terdiagnosis di Amerika Serikat dan paling sering menyebabkan kematian
baik pada pria maupun wanita . Tahun 2007 didapatkan case fatality rate (CFR) akibat
kanker kolorektal sebesar 33,94% di seluruh dunia . Pada tahun 2011 diperkirakan 141.210
orang terdiagnosis kanker kolorektal, 49.380 orang di antaranya meninggal dunia karena
penyakit ini 4. Menurut World Health Organization dalam Global Action Against Cancer,
kanker kolorektal lebih sering terjadi di negara maju dibandingkan negara berkembang
(Rahdi, Wibowo, & Rosida, 2015).

B. Etiologi
Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheeveer (2010), penyebab pasti kanker kolorektal
belum diketahui. Beberapa ahli tidak dapat menjelaskan, mengapa beberapa orang
mengidap penyakit kanker kolorektal dan lainnya tidak, tetapi penyakit kanker kolorektal
tidak menular. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki resiko tertentu
terserang kanker kolorektal. Faktor resiko adalah sesuatu yang meningkatkan kemungkinan
mengembangnya penyakit. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kanker
kolorektal, yaitu :

1. Usia
Usia mempengaruhi daya tahan tubuh manusia. Makin tua usia, makin beresiko
seseorang terkena penyakit. Orang yang berusia kurang lebih 50 beresiko terkena
kanker kolorektal. Lebih dari 90 persen dari orang yang didiagnosa terkena kanker
kolorektal berusia 50 keatas.
2. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga mempengaruhi perkembangan keganasan kanker usus.
Bahkan faktor ini adalah faktor resiko yang paling umum mempengaruhi kanker usus
selain faktor usia. Terdapat banyak organisasi yang yang menggunakan tes genetik
untuk diagnosis lanjut kanker usus besar
3
3. Riwayat Penyakit Penyakit yang terdapat pada seseorang dapat memicu penyakit-
penyakit lainnya, begitu juga dengan kanker kolorektal dapat dipicu oleh beberapa
penyakit, yaitu:
a. Penyakit Polip Kolon Polip adalah pertumbuhan jaringan yang berkembang pada
lapisan usus besar atau rektum yang dapat menjadi kanker. Terdapat beberapa
jenis polip, yaitu polip adenomatus atau adenoma, polip hiperplastik, dan polip
inflamasi. Polip adenoma merupakan polip yang dapat berubah menjadi kanker,
sedangkan polip inflamasi dan hiperplastik bukan prekanker. Namun jika polip
hiperplastik tumbuh pada kolon sisi sebelah kanan maka dapat menimbulkan
kanker
b. Penyakit Radang Usus Penyakit radang usus adalah suatu kondisi dimana usus
besar yang meradang selama jangka waktu yang lama. Pasien yang terkena
radang usus besar dalam jangka waktu yang lama akan mengembangkan
dysplasia. Dysplasia istilah yang digunakan untuk menggambarkan sel-sel
lapisan usus besar atau rektum yang terlihat normal (tetapi tidak seperti sel
kanker sebenarnya) jika dilihat dari mikroskop. Selanjutnya jika radang
dibiarkan maka sel-sel ini berubah menjadi kanker. Penyakit radang usus
meliputi dua keadaan dengan gejala yang mirip kolitis ulseratif dan crohn, Gejala
kedua kelainan ini adalah nyeri perut, diare, hilang nafsu makan, demam,
pendarahan usus, dan berat badan turun.
c. Penyakit Diabetes Banyak penelitian yang menemukan hubungan antara
diabetes dan peningkatan resiko kanker kolorektal. Ciri-ciri fisik yang
ditunjukkan oleh penderita diabetes (tipe 2) hampir sama dengan penderita
kanker, seperti aktifitas fisik, indeks massa tubuh, dan lain-lain. Tetapi hal ini
lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita (Alteri, et al, 2011: 10).
d. Kelebihan Berat Badan Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mempertinggi
resiko terkena kanker kolorektal, hal ini terjadi lebih sering pada pria daripada
wanita. Semakin besar ukuran lingkar badan seseorang semakin besar juga
resiko kanker kolorektal (Alteri, et al, 2011: 10).

4
C. Manifestasi klinis
Gejala umum dari kanker kolorektal ditandai oleh perubahan kebiasaan buang air
besar. Gejala tersebut meliputi (Alteri, et al, 2011: 13):

1. Diare atau sembelit.


2. Merasa bahwa usus tidak kosong.
3. Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses.
4. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya
5. Sering mengalami sakit perut
6. kram perut, atau perasaan penuh atau kembung.
7. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
8. Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
9. Mual atau muntah

D. Komplikasi
1. Obstruksi

Bila terjaid obstruksi total merupakan suatu keadaan yang serius karena dapat
menyebabkan pasien muntah sehingga terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta dapat menimbulkan kematian
2. Fistel
Fistel terbentuk hubungan yang abnormal antar dua saluran atau antara saluran
dengan dunia luar. Fistel ang letak tinggi banyak mengeluarkan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektorilit. Fistel yang terhubuung
dngan kulit menyebabkan iritasi kulit oleh enzim pencernaan dari usus, serta dapat
terjadi kekurangan nutrisi
3. Perforasi
Perforasi terjadi karena tumornya mengali nekrosis atau obstruksi oleh tumor
menyebabkan tekanan dalam lumen kolon meningkat. Bila perforasi ke rongga
peritoneum menyebablan peritonitis dan sepsis. Perforasi ke jaringan sekitar bisa
membentuk abses. Perforasi bisa ke lambung atau kandung kemih (Harahap, 2012).

5
E. Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi

Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan dengan


sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan kolonoskopi total.

2. Enema barium dengan kontras ganda

Pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras ganda.

3. CT colonography (Pneumocolon CT)

Modalitas CT yang dapat melakukan CT kolonografi dengan baik adalah


modalitas CT scan yang memiliki kemampuan rekonstruksi multiplanar dan 3D
volume rendering. Kolonoskopi virtual juga memerlukan software khusus.

6
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatan

1. Anamnesa
a. Data biografi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, alamat,
suku bangsa, status perkawinan, sumber biaya, sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan masa lalu: Riwayat menjalani perawatan dirumah sakit, obat-
obatan yang pernah diminum
c. Riwayat kesehatan sekarang: Alasan masuk rumah sakit, keluhan utama, kronologis
keluhan
d. Riwayat kesehatan keluarga: penyakit keturunan
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan kondisi penyakit yang dialami
e. Riwayat psikososial: orang terdekat dengan klien, interaksi dalam keluarga,
dampak penyakit terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi klien,
mekanisme koping terhadap penyakitnya, persepsi klien terhadap penyakitnya,
sistem nilai kepercayaan
f. Pola kebersihan sehari- hari sebelum sakit dan selama sakit: pola nutrisi, pola
eliminasi, pola Personal hygiene, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas dan latihan,
pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan,
2. Data Pengkajian Pasien
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala: adanya kelemahan dan paralysis secara simetris yang biasanya dimulai
dari ekstremitas bawah dan selanjutnya berkembang dengan cepat ke arah atas,
hilangnya kontrol motorik halus tangan. Tanda : kelemahan otot, paralysis plaksid
(simetris), cara berjalan tidak mantap.
b. Sirkulasi
Tanda: perubahan tekanan darah (hipertensi/hipotensi), disritmia,
takikardia/brakikardia, wajah kemerahan, diaforesis.
c. Integritas ego
Gejala : perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang dihadapi.
Tanda : tampak takut dan bingung.

7
d. Eliminasi
Gejala : adanya perubahan pola eliminasi. Tanda : kelemahan pada otot-otot
abdomen, hilangnya sensasi anal (anus) atau berkemih dan refleks sfingter.
e. Makanan/cairan
Gejala : kesulitan dalam mengunyah dan menelan. Tanda : gangguan pada refleks
menelan atau refleks gag.
f. Neurosensori
Gejala: kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan terus naik,
perubahan rasa terhadap posisi tubuh, vibrasi, sensasi nyeri, sensasi suhu,
perubahan dalam ketajaman penglihatan. Tanda : hilangnya/menurunnya refleks
tendon dalam, hilangnya tonus otot, adanya masalah dengan keseimbangan, adanya
kelemahan pada otot-otot wajah, terjadi ptoris kelopak mata, kehilangan
kemampuan untuk berbicara.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri tekan otot, seperti terbakar, mengganggu, sakit, nyeri (terutama pada
bahu, pelvis, pinggang, punggung dan bokong). Hiposensitif terhadap sentuhan.
h. Pernafasan
Gejala: kesulitan dalam bernafas. Tanda : pernafasan perut, menggunakan otot
bantu nafas, apnea, penurunan bunyi nafas, menurunnya kapasitas vital paru,
pucat/sianosis, gangaun refleks gag/menelan/batuk.
i. Keamanan
Gejala: infeksi virus nonspesifik (seperti ISPA) kira-kira dua minggu sebelum
munculnya tanda serangan, adanya riwayat terkena herpes zoster, sitomegalovirus.
Tanda: suhu tubuh yang berfluktuasi, penurunan kekuatan/tonus otot,
paralysis/paresthesia

B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kerusakan integritas kulit
3. Mual
4. Risiko infeksi
5. Risiko kekurangan elektrolit

8
C. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakseimbangan NOC:  Kaji adanya alergi makanan


nutrisi kurang dari a. Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kebutuhan tubuh Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : food dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan untuk and Fluid Intake  Yakinkan diet yang dimakan mengandung
memasukkan atau c. Weight Control tinggi serat untuk mencegah konstipasi
mencerna nutrisi oleh Setelah dilakukan tindakan  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
karena faktor biologis, keperawatan makanan harian.
psikologis atau ekonomi. selama….nutrisi kurang  Monitor adanya penurunan BB dan gula
teratasi dengan indikator: darah
 Albumin serum  Monitor lingkungan selama makan
 Pre albumin serum  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
 Hematokrit selama jam makan
 Hemoglobin  Monitor turgor kulit
 Total iron binding  Monitor kekeringan, rambut kusam, total
capacity protein, Hb dan kadar Ht
 Jumlah limfosit  Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
 Kelola pemberan anti emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oval

9
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kerusakan integritas NOC: NIC :


kulit  Tissue integrity : skin Pressure ulcer prevention
berhubungan dengan: and mucous membranes Wound care
Gangguan sirkulasi,  Wound healing : primary - Anjurkan pasien untuk menggunakan
iritasi kimia (ekskresi and secondary intention pakaian yang longgar
dan sekresi tubuh, Setelah dilakukan tindakan - Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
medikasi), defisit cairan, keperawatan selama …. - Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
kerusakan mobilitas kerusakan integritas jaringan setiap dua jam sekali
fisik, keterbatasan pasien teratasi dengan - Monitor kulit akan adanya kemerahan
pengetahuan, faktor kriteria hasil: - Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
mekanik (tekanan,  Perfusi jaringan normal daerah yang tertekan
gesekan),kurangnya  Tidak ada tanda-tanda - Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
nutrisi, radiasi, faktor infeksi - Monitor status nutrisi pasien
suhu (suhu yang  Ketebalan dan tekstur - Memandikan pasien dengan sabun dan air
ekstrim) jaringan normal hangat
- )  Menunjukkan - Kaji lingkungan dan peralatan yang
pemahaman dalam proses menyebabkan tekanan
perbaikan kulit dan - Observasi luka : lokasi, dimensi,
mencegah terjadinya cidera kedalaman luka, karakteristik,warna
berulang cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
 Menunjukkan terjadinya tanda infeksi lokal, formasi traktus
proses penyembuhan - Ajarkan pada keluarga tentang luka dan
luka perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi pemberian diet TKTP,
vitamin
- Cegah kontaminasi feses dan urin
- Lakukan tehnik perawatan luka dengan
steril
- Berikan posisi yang mengurangi tekanan
pada luka
- Hindari kerutan pada tempat tidur

10
Risiko infeksi Keparahan infeksi Kontrol infeksi
Setelah dilakukan - Anjurkan pasien mengenai teknik
tindakan keperawatan mencuci tangan dengan tepat
selama …. mual pasien - Gunakan sabun anti mikroba untuk
teratasi dengan kriteria
mencuci tangan yang tepat
hasil:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Kehilangan nafsu melakukan tindakan
makan tidak ada - Pastikan penanganan aseptik saluran IV
- Peningkatan - Dorong intake nutrisi
jumlah sel darah - Dorong intake cairan yang sesuai
putih tidak ada - Berikan terapi antibiotik sesuai
Perlindungan infeksi
- Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
- Monitor WBC

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Mual berhubungan dengan: NOC: NIC :
- Pengobatan: iritasi gaster,  Comfort level Fluid Management
distensi gaster, obat  Hidrasil - Pencatatan intake output secara akurat
kemoterapi, toksin  Nutritional Status - Monitor status nutrisi
- Biofisika: gangguan Setelah dilakukan tindakan - Monitor status hidrasi (Kelembaban
biokimia (KAD, Uremia), keperawatan selama …. membran mukosa, vital sign adekuat)
nyeri jantung, tumor intra mual pasien teratasi dengan - Anjurkan untuk makan pelan-pelan
abdominal, penyakit kriteria hasil: - Jelaskan untuk menggunakan napas
oesofagus / pankreas.  Melaporkan bebas dari dalam untuk menekan reflek mual
- Situasional: faktor mual - Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam
psikologis seperti nyeri,  Mengidentifikasi hal-hal sesudah dan selama makan
takut, cemas. yang mengurangi mual - Instruksikan untuk menghindari bau
 Nutrisi adekuat makanan yang menyengat
 Status hidrasi: hidrasi - Berikan terapi IV kalau perlu
kulit membran mukosa - Kelola pemberian anti emetik........
baik, tidak ada rasa haus
yang abnormal, panas,
urin output normal, TD,
HCT normal

11
DAFTAR PUSTAKA

Alteri, R. et al. (2011). Colorectal Cancer Facts & Figure 2011-2013. Atlanta: American Cancer
Society
Harahap, I. A. (2012). Perawatan pasien dengan kolostomi pada penderita cancer colorectal. PSIK
FK USU.

Moorhead , S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing Intervention
Classidication (NIC). Singapore: Elsevier.

Moorhead , S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classidication (NOC). Singapore: Elsevier.

Herdman,H.T & Kamitsuru, S. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan Defifini dan Klasifikasi
(2018-2020).Jakarta: EGC

Rahdi, D. R., Wibowo, A. A., & Rosida, L. (2015). Gambaran faktor risiko pasien kanker
kolorektal di RSUD Ulin Banjarmasin periode april-september 2014. Berkala Kedokteran,
Vol.11,No., 223.

Smeltzer,S.C., Burke,B.G., Hinkle,J.L & Cheever,K.H. (2010). Brunner & Suddarth’s textbook
of medical surgical nursing.(12 th Ed). Philadelphia:Lippincott William & Wilkins.

12

Anda mungkin juga menyukai