REZKY, S.Kep
R014181005
CI LAHAN CI INSTITUSI
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kanker kolorektal atau usus besar adalah suatu keganasan dari sel epitel kolon atau
rektum . Menurut American Cancer Society kanker kolorektal merupakan salah satu
penyakit keganasan yang ada di dunia, menempati urutan ke 3 penyakit keganasan yang
paling sering terdiagnosis di Amerika Serikat dan paling sering menyebabkan kematian
baik pada pria maupun wanita . Tahun 2007 didapatkan case fatality rate (CFR) akibat
kanker kolorektal sebesar 33,94% di seluruh dunia . Pada tahun 2011 diperkirakan 141.210
orang terdiagnosis kanker kolorektal, 49.380 orang di antaranya meninggal dunia karena
penyakit ini 4. Menurut World Health Organization dalam Global Action Against Cancer,
kanker kolorektal lebih sering terjadi di negara maju dibandingkan negara berkembang
(Rahdi, Wibowo, & Rosida, 2015).
B. Etiologi
Smeltzer, Burke, Hinkle & Cheeveer (2010), penyebab pasti kanker kolorektal
belum diketahui. Beberapa ahli tidak dapat menjelaskan, mengapa beberapa orang
mengidap penyakit kanker kolorektal dan lainnya tidak, tetapi penyakit kanker kolorektal
tidak menular. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki resiko tertentu
terserang kanker kolorektal. Faktor resiko adalah sesuatu yang meningkatkan kemungkinan
mengembangnya penyakit. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kanker
kolorektal, yaitu :
1. Usia
Usia mempengaruhi daya tahan tubuh manusia. Makin tua usia, makin beresiko
seseorang terkena penyakit. Orang yang berusia kurang lebih 50 beresiko terkena
kanker kolorektal. Lebih dari 90 persen dari orang yang didiagnosa terkena kanker
kolorektal berusia 50 keatas.
2. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga mempengaruhi perkembangan keganasan kanker usus.
Bahkan faktor ini adalah faktor resiko yang paling umum mempengaruhi kanker usus
selain faktor usia. Terdapat banyak organisasi yang yang menggunakan tes genetik
untuk diagnosis lanjut kanker usus besar
3
3. Riwayat Penyakit Penyakit yang terdapat pada seseorang dapat memicu penyakit-
penyakit lainnya, begitu juga dengan kanker kolorektal dapat dipicu oleh beberapa
penyakit, yaitu:
a. Penyakit Polip Kolon Polip adalah pertumbuhan jaringan yang berkembang pada
lapisan usus besar atau rektum yang dapat menjadi kanker. Terdapat beberapa
jenis polip, yaitu polip adenomatus atau adenoma, polip hiperplastik, dan polip
inflamasi. Polip adenoma merupakan polip yang dapat berubah menjadi kanker,
sedangkan polip inflamasi dan hiperplastik bukan prekanker. Namun jika polip
hiperplastik tumbuh pada kolon sisi sebelah kanan maka dapat menimbulkan
kanker
b. Penyakit Radang Usus Penyakit radang usus adalah suatu kondisi dimana usus
besar yang meradang selama jangka waktu yang lama. Pasien yang terkena
radang usus besar dalam jangka waktu yang lama akan mengembangkan
dysplasia. Dysplasia istilah yang digunakan untuk menggambarkan sel-sel
lapisan usus besar atau rektum yang terlihat normal (tetapi tidak seperti sel
kanker sebenarnya) jika dilihat dari mikroskop. Selanjutnya jika radang
dibiarkan maka sel-sel ini berubah menjadi kanker. Penyakit radang usus
meliputi dua keadaan dengan gejala yang mirip kolitis ulseratif dan crohn, Gejala
kedua kelainan ini adalah nyeri perut, diare, hilang nafsu makan, demam,
pendarahan usus, dan berat badan turun.
c. Penyakit Diabetes Banyak penelitian yang menemukan hubungan antara
diabetes dan peningkatan resiko kanker kolorektal. Ciri-ciri fisik yang
ditunjukkan oleh penderita diabetes (tipe 2) hampir sama dengan penderita
kanker, seperti aktifitas fisik, indeks massa tubuh, dan lain-lain. Tetapi hal ini
lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita (Alteri, et al, 2011: 10).
d. Kelebihan Berat Badan Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mempertinggi
resiko terkena kanker kolorektal, hal ini terjadi lebih sering pada pria daripada
wanita. Semakin besar ukuran lingkar badan seseorang semakin besar juga
resiko kanker kolorektal (Alteri, et al, 2011: 10).
4
C. Manifestasi klinis
Gejala umum dari kanker kolorektal ditandai oleh perubahan kebiasaan buang air
besar. Gejala tersebut meliputi (Alteri, et al, 2011: 13):
D. Komplikasi
1. Obstruksi
Bila terjaid obstruksi total merupakan suatu keadaan yang serius karena dapat
menyebabkan pasien muntah sehingga terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta dapat menimbulkan kematian
2. Fistel
Fistel terbentuk hubungan yang abnormal antar dua saluran atau antara saluran
dengan dunia luar. Fistel ang letak tinggi banyak mengeluarkan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektorilit. Fistel yang terhubuung
dngan kulit menyebabkan iritasi kulit oleh enzim pencernaan dari usus, serta dapat
terjadi kekurangan nutrisi
3. Perforasi
Perforasi terjadi karena tumornya mengali nekrosis atau obstruksi oleh tumor
menyebabkan tekanan dalam lumen kolon meningkat. Bila perforasi ke rongga
peritoneum menyebablan peritonitis dan sepsis. Perforasi ke jaringan sekitar bisa
membentuk abses. Perforasi bisa ke lambung atau kandung kemih (Harahap, 2012).
5
E. Pemeriksaan penunjang
1. Endoskopi
6
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatan
1. Anamnesa
a. Data biografi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, alamat,
suku bangsa, status perkawinan, sumber biaya, sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan masa lalu: Riwayat menjalani perawatan dirumah sakit, obat-
obatan yang pernah diminum
c. Riwayat kesehatan sekarang: Alasan masuk rumah sakit, keluhan utama, kronologis
keluhan
d. Riwayat kesehatan keluarga: penyakit keturunan
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan kondisi penyakit yang dialami
e. Riwayat psikososial: orang terdekat dengan klien, interaksi dalam keluarga,
dampak penyakit terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi klien,
mekanisme koping terhadap penyakitnya, persepsi klien terhadap penyakitnya,
sistem nilai kepercayaan
f. Pola kebersihan sehari- hari sebelum sakit dan selama sakit: pola nutrisi, pola
eliminasi, pola Personal hygiene, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas dan latihan,
pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan,
2. Data Pengkajian Pasien
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala: adanya kelemahan dan paralysis secara simetris yang biasanya dimulai
dari ekstremitas bawah dan selanjutnya berkembang dengan cepat ke arah atas,
hilangnya kontrol motorik halus tangan. Tanda : kelemahan otot, paralysis plaksid
(simetris), cara berjalan tidak mantap.
b. Sirkulasi
Tanda: perubahan tekanan darah (hipertensi/hipotensi), disritmia,
takikardia/brakikardia, wajah kemerahan, diaforesis.
c. Integritas ego
Gejala : perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang dihadapi.
Tanda : tampak takut dan bingung.
7
d. Eliminasi
Gejala : adanya perubahan pola eliminasi. Tanda : kelemahan pada otot-otot
abdomen, hilangnya sensasi anal (anus) atau berkemih dan refleks sfingter.
e. Makanan/cairan
Gejala : kesulitan dalam mengunyah dan menelan. Tanda : gangguan pada refleks
menelan atau refleks gag.
f. Neurosensori
Gejala: kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan terus naik,
perubahan rasa terhadap posisi tubuh, vibrasi, sensasi nyeri, sensasi suhu,
perubahan dalam ketajaman penglihatan. Tanda : hilangnya/menurunnya refleks
tendon dalam, hilangnya tonus otot, adanya masalah dengan keseimbangan, adanya
kelemahan pada otot-otot wajah, terjadi ptoris kelopak mata, kehilangan
kemampuan untuk berbicara.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri tekan otot, seperti terbakar, mengganggu, sakit, nyeri (terutama pada
bahu, pelvis, pinggang, punggung dan bokong). Hiposensitif terhadap sentuhan.
h. Pernafasan
Gejala: kesulitan dalam bernafas. Tanda : pernafasan perut, menggunakan otot
bantu nafas, apnea, penurunan bunyi nafas, menurunnya kapasitas vital paru,
pucat/sianosis, gangaun refleks gag/menelan/batuk.
i. Keamanan
Gejala: infeksi virus nonspesifik (seperti ISPA) kira-kira dua minggu sebelum
munculnya tanda serangan, adanya riwayat terkena herpes zoster, sitomegalovirus.
Tanda: suhu tubuh yang berfluktuasi, penurunan kekuatan/tonus otot,
paralysis/paresthesia
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Kerusakan integritas kulit
3. Mual
4. Risiko infeksi
5. Risiko kekurangan elektrolit
8
C. Intervensi keperawatan
9
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
10
Risiko infeksi Keparahan infeksi Kontrol infeksi
Setelah dilakukan - Anjurkan pasien mengenai teknik
tindakan keperawatan mencuci tangan dengan tepat
selama …. mual pasien - Gunakan sabun anti mikroba untuk
teratasi dengan kriteria
mencuci tangan yang tepat
hasil:
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Kehilangan nafsu melakukan tindakan
makan tidak ada - Pastikan penanganan aseptik saluran IV
- Peningkatan - Dorong intake nutrisi
jumlah sel darah - Dorong intake cairan yang sesuai
putih tidak ada - Berikan terapi antibiotik sesuai
Perlindungan infeksi
- Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
- Monitor WBC
11
DAFTAR PUSTAKA
Alteri, R. et al. (2011). Colorectal Cancer Facts & Figure 2011-2013. Atlanta: American Cancer
Society
Harahap, I. A. (2012). Perawatan pasien dengan kolostomi pada penderita cancer colorectal. PSIK
FK USU.
Moorhead , S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing Intervention
Classidication (NIC). Singapore: Elsevier.
Moorhead , S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classidication (NOC). Singapore: Elsevier.
Herdman,H.T & Kamitsuru, S. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan Defifini dan Klasifikasi
(2018-2020).Jakarta: EGC
Rahdi, D. R., Wibowo, A. A., & Rosida, L. (2015). Gambaran faktor risiko pasien kanker
kolorektal di RSUD Ulin Banjarmasin periode april-september 2014. Berkala Kedokteran,
Vol.11,No., 223.
Smeltzer,S.C., Burke,B.G., Hinkle,J.L & Cheever,K.H. (2010). Brunner & Suddarth’s textbook
of medical surgical nursing.(12 th Ed). Philadelphia:Lippincott William & Wilkins.
12