1605541101
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
SOLID OXIDE FUEL CELL
Gambar 1. Skema Sel Bahan Bakar Oksida Padat / Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)
SOFC seperti layaknya fuel cell yang lainnya yaitu terdiri dari tiga komponen utama adalah
anoda, elektrolit, dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi bahan bakar yaitu hidrogen, CO,
atau CH4. Elektron yang dilepaskan di anoda kemudian dialirkan melalui sirkuit luar untuk
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Elektron tersebut kemudian masuk ke katoda,
sehingga di katoda terjadi reaksi reduksi zat oksidan yaitu oksigen. Ion oksida hasil reduksi
kemudian mengalir melalui komponen elektrolit untuk bereaksi dengan ion positif atau molekul
bahan bakar di anoda untuk menghasilkan air dan/atau CO2. Agar ion oksida dapat bergerak
dalam material elektrolit dan reaksi katalitik berlangsung dengan cepat maka dibutuhkan suhu
operasional yang sangat tinggi. Adapun persamaan reaksi dari reaksi – reaksi yang terjadi pada
anoda maupun katoda adalah sebagai berikut:
Pada anoda : H2 (g) + O 2- H2O(g) + 2e-
Pada katoda : ½ O2 (g) + 2e- O2-
Keseluruhan : H2(g) + ½ O2 (g) H2O(g)
Namun demikian, penggunaan suhu operasional yang sangat tinggi yaitu di rentang 850-
1000oC seringkali menyebabkan degradasi atau reaksi antar komponen dalam SOFC yang
mengakibatkan menurunnya tegangan sel dan daya luaran sel. Dewasa ini, pengembangan
teknologi SOFC lebih difokuskan terhadap pencarian kombinasi baru antara elektoda dan
elektrolit sehingga dapat menghasilkan SOFC dengan efisiensi tinggi meskipun suhu operasional
berada di rentang suhu intermediet (500 - 650oC), Intermediate Temperature - Solid Oxide Fuel
Cell (IT-SOFC).
Menurunkan suhu operasi SOFC memberikan suatu dampak yang signifikan terhadap harga
produksi SOFC yaitu dengan penggunaan material yang lebih murah untuk material interkoneksi
dan material penukar panas. Suhu rendah juga menyebabkan suatu peningkatan dalam ketahanan
sistem SOFC dengan cara mereduksi masalah - masalah yang berhubungan dengan perputaran
panas dan degradasi yang disebabkan oleh interdifusi atau reaksi antar komponen itu sendiri.
Namun demikian, pengoperasian pada suhu rendah memunculkan beberapa masalah material
yang berhubungan dengan peningkatan resistansi elektrolit dan penurunan laju reaksi katalitik
(polarisasi elektroda). Kedua faktor tersebut mengakibatkan penurunan tegangan dari sel dan
daya luaran dari sel.
Tantangan riset saat ini dalam pengembangan IT-SOFC yaitu pencarian kombinasi baru
antara elekrolit dan elektroda yang dapat mereduksi masalah peningkatan resistansi elektrolit dan
penurunan laju reaksi katalitik. Disamping itu, pencarian material yang menyediakan transport
ion cepat dalam elektrolit dan antarmuka elektrolit dengan kedua elektroda serta material yang
efisien dalam reaksi elektrokatalisis reduksi oksigen dan oksidasi bahan bakar meskipun suhu
operasional berada di rentang intermediet menjadi suatu tantangan tersendiri dari riset di wilayah
ini.
Kelebihan dan Kekurangan Solid Oxside Fuel Cell
Kelebihann dari Solid Oxside Fuel Cell adalah sebagai berikut
Suhu operasi yang tinggi berarti bahwa bahan bakar dapat direformasi dalam sel bahan
bakar itu sendiri, menghilangkan kebutuhan untuk reformasi eksternal dan
memungkinkan unit untuk digunakan dengan berbagai bahan bakar hidrokarbon.
Keuntungan lebih lanjut dari suhu operasi tinggi adalah bahwa kinetika reaksi
diperbaiki, menghilangkan kebutuhan untuk katalis logam.
Kekurangan dari Solid Oxside Fuel Cell adalah sebagai berikut
Penggunaan suhu operasional yang sangat tinggi yaitu di rentang 850-1000oC seringkali
menyebabkan degradasi atau reaksi antar komponen dalam SOFC yang mengakibatkan
menurunnya tegangan sel dan daya luaran sel.
Penggunaan suhu operasional yang sangat tinggi meyebabkan sel-sel ini memerlukan
waktu lebih lama untuk memulai dan mencapai suhu operasi dan peralatan harus terbuat
dari bahan yang kuat dan tahan panas.