Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FUEL CELL DAN ENERGI NUKLIR

MOLTEN CARBONATE FUEL CELL

DEWA PUTU ARI LAKSANA

1605541101

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi / Tuhan Yang Maha
Esa karena atas karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Molten
Carbonate Fuel cell.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa materi pada
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi penyepurnaannya.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi jalangan yang terjun
berbagai bidang, khusunya pada energi terbarukan.

Jimbaran, November 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 4
2.1. Sejarah Dan Pengerti Fuel cell Serta Jenis-Jenisnya. ............................................................... 4
2.2. Pengertian Molten Carbonate Fuel cell. ................................................................................. 4
2.4. Kelebihan Dan Kekurangan Dari Molten Carbonate Fuel cell. ................................................ 7
2.5. Aplikasi Dari Molten Carbonate Fuel cell ................................................................................ 8
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................. 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan perkembangan dan pertumbuhan manusia yang cepat dengan diikuti


perkembangan teknologi yang mutakhir mengakibatkan kebutuhan energi semakin
meningkat. Energi yang diperlukan adalah energi yang tidak memiliki emisi sama sekali.
Melihat permasalahan ini, fuel cell merupakan salah satu pemecah masalah tersebut
kedepannya. Tujuan disusunya makalah ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai fuel cell khusunya Molten Carbonate Fuel cell dan juga menyelesaikan tugas mata
kuliah fuel cell dan energi nuklir.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut ;


1. Sejarah dan pengerti fuel cell serta jenis-jenisnya.
2. Pengertian Molten Carbonate Fuel cell.
3. Prinsip kerja dari Molten Carbonate Fuel cell.
4. Kelebihan dan Kekurangan dari Molten Carbonate Fuel cell.
5. Aplikasi dari Molten Carbonate Fuel cell.

1.3. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari pokok pembahasan makalah ini adalah ;


1. Untuk mengetahu fuel cell dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian Molten Carbonate Fuel cell.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari Molten Carbonate Fuel cell.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan Kekurangan dari Molten Carbonate Fuel cell.
5. Untuk mengetahui aplikasi dari Molten Carbonate Fuel cell.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Dan Pengerti Fuel cell Serta Jenis-Jenisnya.


Fuel cell ditemukan pertama kali di tahun 1839 oleh Sir William Grove. William
berpendapat bahwa air dapat pecah menjadi hidrogen dan oksigen dengan bantuan arus
listrik. Setelah melalukan percobaan berulang kali dengan hipotesisnya,akhirnya William
dapat membuktikan teorinya. Ludwig Mond dan Charles Langer mengubah istilahnya dengan
fuel cell sambil berusaha membuat prototype yang menghasilkan energi listrik lima puluh
tahun kemudian. Alkaline fuel cell di temukan oleh francis bacon ditahun 1930, yang
kemudian di susul pada tahun 1950 General Electic berhasil mengembangkan PEMFC .
PEMFC ini mampu membangkitkan daya 1 KW, dengan kelebihan design, lebih compact,
jika dibandingkan fuel cell yang ditemukan oleh F. Bacon saat itu.

Fuel cell merupakan suatu alat konversi energi elektrokimia yang merubah energi kimia
hidrogen (H 2 ) dan oksigen (O 2 ) menjadi energi listrik dan panas melalui reaksi reduksi
elektrokimia yang terjadi pada anoda (kutub positif) dan katoda (kutub negatif) dari sel
dengan air (H 2 O) sebagai hasil sampingnya. Jenis fuel cell ditentukan melalui material yang
berfungsi sebagai elektrolit yang mampu menghantarkan proton. Untuk itu jenis fuel cell
secara umum ada 6 jenis yakni Direct Methanol Fuel cell (DMFC), Alkaline Fuel cell (AFC),
Molten Carbonate Fuel cell (MCFC), Phosphoric Acid Fuel cell (PAFC), Solid Oxide Fuel
cell (SOFC), dan Polymer Electrolyte Membrane Fuel cell (PEMFC)

2.2. Pengertian Molten Carbonate Fuel cell.

Molten Carbonate Fuel Cell (sel bahan bakar karbonat cair) (MCFCs) menggunakan
garam karbonat cair yang tersuspensi dalam matriks keramik berpori sebagai
elektrolit. Garam yang umum digunakan termasuk lithium karbonat, kalium karbonat dan
natrium karbonat merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak
bumi sebagai bahan bakar utama yang digunakan di dunia saat ini. Molten carbonate dan sel
bahan bakar oksida padat keduanya merupakan perangkat suhu tinggi. Dengan demikian ,
sejarah teknis kedua sel tampaknya mengakar pada penelitian riset yang hampir sama, dengan
perbedaan yang signifikan muncul di akhir 1950-an .
Pada 1930 , Emil Baur dan Preis H. di Swiss bereksperimen dengan suhu tinggi,
elektrolit oksida padat. Mereka mengalami masalah dengan konduktivitas listrik dan reaksi
kimia yang tidak diinginkan antara elektrolit dan berbagai gas (termasuk karbon monoksida).

4
Dekade berikutnya, O. K. Davtyan dari Rusia menjelajahi daerah ini lebih lanjut, tetapi
dengan sedikit keberhasilan. Pada akhir 1950-an, ilmuwan Belanda GHJ Broers dan JAA
Ketelaar mulai membangun pada pekerjaan ini sebelumnya dan memutuskan bahwa
pembatasan oksida padat pada waktu itu membuat kemungkinan kemajuan dalam waktu
jangka pendek. Mereka berfokus hanya pada elektrolit leburan (molten) garam karbonat .
Pada tahun 1960, mereka melaporkan membuat sel yang berlangsung selama enam bulan
menggunakan elektrolit " campuran lithium - , natrium dan / atau kalium karbonat , diresapi
dalam sebuah disk berpori yang disinter dengan magnesium oksida . " Namun, mereka
menemukan bahwa elektrolit cair perlahan-lahan menghilang, sebagian melalui reaksi dengan
bahan paking . Pada waktu yang sama, Francis Bacon T. bekerja dengan sel cair dengan
menggunakan dua lapisan elektroda pada kedua sisi dari elektrolit "cair bebas (free molten)" .
Setidaknya dua kelompok yang bekerja dengan setengah padat atau elektrolit "paste" dan
sebagian besar kelompok sedang menyelidiki "difusi" elektroda daripada yang solid.
Pada pertengahan 1960-an , Angkatan Darat AS Mobility Equipment Pusat Penelitian
dan Pengembangan ( MERDC ) di Ft. Belvoir menguji beberapa sel karbonat cair yang dibuat
oleh instrument.

Gambar 2.1 Instrumen Texas Bahan Bakar Molten Carbonate


Dibuat Untuk U.S. Army Sekitar Tahun 1964.

Ketika di-range ukurannya berkisar dari 100 watt sampai 1.000 watt output dan
dirancang untuk berjalan pada "pertempuran bensin" menggunakan reformer eksternal untuk

5
mengekstrak hidrogen . Terutama Army meinginginkan menggunakan bahan bakar sudah
tersedia, bukan bahan bakar khusus yang mungkin sulit dalam pemasokan ke unit lapangan.
Sel bahan bakar molten karbonat (MCFC-molten carbonate fuel cell) menghadirkan
suatu opsi emisi rendah dan kompetitif terhadap pembangkit daya konvensional, sistem
pembangkit daya termal. Sistem-sistem ciri juga menawarkan emisi CO2 dan NOx yang
rendah dan dengan fleksibilitas bahan bakar. Sistem dasar pembangkitan daya MCFC
berbahan bakar gas alam cair (LNG) terdiri atas reformer, stock (susunan sel bahan bakar),
inverter ac/dc, blower tmperatur tinggi, kompresor turbin, dan generator uap pemulih panas
(heat-recovery) steam generator.

2.3. Prinsip Kerja Dari Molten Carbonate Fuel cell.


Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) menggunakan garam natrium karbonat sebagai
elektrolit. Garam karbonat dipanaskan 650°C sehingga meleleh. Lelehan garam dapat
menghantarkan ion karbonat melalui elektrolit dari katoda ke anoda. Di sisi anoda ion
karbonat bereaksi dengan hidrogen menghasilkan air, karbondioksida, dan elektron MCFC.
Elektron ini sebagai tenaga listrik dan kembali ke katoda. Oksigen dari udara dan
karbondioksida bereaksi dengan elektron membentuk ion karbonium yang dihantar oleh
elektrolit menuju ke sisi anoda kembali. Reaksi berlangsung pada suhu 650°C. Dapat bekerja
pada suhu yang tinggi (antara 620-660oC) sehingga memungkinkan efisiensi yang tinggi jika
kalornya dimanfaatkan serta fleksibilitas dalam menggunakan bahan bakar dan katalis.
Namun suhu yang tinggi juga menyebabkan resiko karat dan kerusakan komponen yang
tinggi serta tidak cocok untuk penggunaan di perumahan. Skema kerja dari sel bahan bakar
ini :

Gambar 2.2 Skema MCFC

6
Reaksi yang terjadi adalah
Anoda : H2 (g) + CO3 2- à H2O (g) + CO2 (g) + 2e-
Katoda : ½ O2(g) + CO2(g) + 2e- à CO3 2-
Total : H2(g) + ½ O2(g) + CO2(g) à H2O(g) + CO2(g)
Dari sel bahan bakar ini menghasilkan produk samping air dan CO2. Akibat dari kondisi
ini maka CO2 harus di daur ulang dari anode ke katode. Pada 600OC – 700OC , reaksi
elektrode di proses dengan tanpa harus menggunakan katalis yang spesifik. Nikel dan nikel
oksida berfungsi dengan baik, sedangkan logam logam mulia tidak. Dari sel bahan bakar ini
dapat menghasilkan energi sebesar 2W.
Peningkatan efisiensi adalah MCFCs menawarkan pengurangan biaya yang signifikan
atas sel bahan bakar asam fosfat ( PAFCS ). Sel bahan bakar karbonat Molten dapat mencapai
efisiensi mendekati 60 % , jauh lebih tinggi dari 37-42 % efisiensi dari pabrik sel bahan bakar
asam fosfat. Ketika limbah panas ditangkap dan digunakan, efisiensi bahan bakar secara
keseluruhan dapat setinggi 85 % .

2.4. Kelebihan Dan Kekurangan Dari Molten Carbonate Fuel cell.


Kelebihan Molten Carbonate adalah:
1. Unjuk kerja sel bagus, aktivasi polarisasi rendah.
2. Pada 600oC – 700oC, jika ada gas CO dalam bahan bakar, akan langsung diubah ke
hidrogen pada anode melalui mekanisme reaksi gas air
3. Panas sisa dari bahan bakar dapat digunakan untuk keperluan lain (industri).
4. Sel bahan bakar jenis ini sangat cocok digunakan di pada pembangkit listrik yang
menggunakan batubara sebahai bahan bakarnya.
Kekurangan Molten Carbonate adalah
1. Pada suhu tinggi material yang digunakan kurang dapat bertahan lama.
2. Sejumlah CO2 diperlukan untuk menyelesaikan reaksi pada katode (biasanya ini
dilakukan dengan cara memasukkan kembali CO2 dari keluaran anode ke jalan
masuk katode.

7
2.5. Aplikasi Dari Molten Carbonate Fuel cell
Sel bahan bakar molten carbonate menuntut seperti pengoperasian pada suhu yang tinggi
bahwa sebagian besar aplikasi untuk jenis sel terbatas pada besar, pembangkit listrik
stasioner. Namun konsumen bisa mendapatkan keuntungan dari jenis sel , bahkan jika mereka
tidak pernah melihatnya di rumah mereka. suhu operasi yang tinggi membuka kesempatan
untuk menggunakan limbah panas untuk membuat uap untuk pemanas ruangan , industri
pengolahan, atau dalam turbin uap untuk menghasilkan listrik lebih banyak . Banyak
pembangkit listrik berbahan bakar gas modern yang memanfaatkan sistem semacam ini ,
yang disebut kogenerasi .

Gambar 2.3 Molten Carbonate-Power Pembangkit Listrik Sel Bahan Bakar Di Miramar 1997

Pada awal 1990-an, industri berat Ishikawajima di Jepang berhasil mengoperasikan


generator listrik sel bahan bakar 1.000 watt molten carbonate terus menerus untuk 10.000
jam. Sekarang setidaknya sepuluh perusahaan Jepang bekerja pada MCFCs . MC Power
Corporation pada Illinois diinstal unit MCFC 250 kw di Pangkalan Udara Korps Marinir
Miramar di San Diego pada tahun 1997.
Sel bahan bakar berkembang dengan cepat dan singkat, memproduksi sekitar 160 mwh
dan menghasilkan uap untuk digunakan di pangkalan. Pada musim semi 1999, perusahaan
memasang 75 kw tumpukan baru di Miramar dan memulai program tes dimaksudkan untuk
secara bertahap meningkatkan instalasi - akhirnya berniat untuk menguji 300 kw tanaman
prototipe komersial.
Pada 1996-1997 , Fuel Cell Energy Inc ( kemudian Energy Research Corp ) dioperasikan
2 mw MCFC pabrik percontohan di Santa Clara, California. 3.000 jam program tes ini
disponsori oleh Departemen Energi AS dan kelompok riset kontrol listrik EPRI. Perusahaan

8
berharap untuk membangun unit besar seperti 3 mw. Baru-baru ini, Southern Co, utilitas
listrik yang besar, mengumumkan sebuah proyek kerja sama dengan internasional Mercedes
Benz US untuk membangun 250 kw plant MCFC di museum dan pusat pengunjung baru
Mercedes di Tuscaloosa, Alabama .
Besar, plant stasioner seperti ini memegang janji mengurangi beban pada Amerika
menekankan transmisi jaringan. Menempatkan pembangkit listrik dekat konsumen, sebuah
konsep yang disebut generasi didistribusikan, harus meningkatkan keandalan dan efisiensi
transmisi – terutama jika tanaman bersih dan tenang. Sebagai ontrol listrik deregulasi dan
utilitas menjadi lebih enggan untuk berinvestasi dalam jalur transmisi baru, sel bahan bakar
karbonat cair mungkin akan tampak pilihan yang semakin menarik.
Sebuah aplikasi baru Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) telah dikembangkan oleh
proyek penelitian MC WAP Eropa yang didanai untuk akhirnya digunakan sebagai catu daya
alternatif untuk kapal. Ini akan menjadi lebih bersih dan menghindari polusi dari mesin diesel
laut yang saat ini memberikan kekuasaan di sebagian besar kapal-kapal di dunia.
Untuk mengoperasikan MCFC di atas kapal , para peneliti dari proyek MC-WAP telah
mengembangkan dua elemen utama: Modul Fuel Processor Modul dan Modul Sel Bahan
Bakar. Modul Sel Bahan Bakar adalah sebuah plantkimia. Hal ini diberi isi dari satu sisi oleh
udara terkompresi dan dari sisi lain oleh gas yang disebut syngas (diproduksi dari diesel)
dengan Modul Fuel Processor. Gas ini pada tahun 2011 diuji di Jerman, di University of
Freiberg. Reaksi kimia antara udara dan syngas kemudian menghasilkan listrik .
Energi yang dihasilkan oleh sistem saat ini, sesuai dengan sekitar 250 kilowatt, dan
merupakan salah satu unit produksi ontro cadangan yang dapat menyalakan sistem penting di
papan, seperti sistem kontrol, komunikasi, pencahayaan dan sistem bantu utama. Meskipun
saat ini tidak ada dorongan daya, maka akan dapat berkontribusi untuk itu dalam beberapa
kasus.
Tidak ada pembakaran berarti emisi gas rumah kaca lebih sedikit dari banyak wisatawan
dan kapal-kapal yang membawa jutaan orang dan barang di sekitar pantai Eropa dan dunia .
Knalpot kapal yang bersih lebih baik bagi lingkungan dan akan membantu operator untuk
memenuhi undang-undang hijau yang baru .
Pembersihan knalpot melibatkan penghilangan jejak sulfur dan karbondioksida yang
tetap setelah pembakaran normal, sehingga mengeluarkan/membuang gas yang bersih. Sistem
ini rilis hampir tidak membebaskan senyawa yang berbahaya : bahan bakar diubah menjadi
gas sintetis yang kemudian digunakan dalam sel bahan bakar, tanpa menimbulkan polusi.

9
Selain kurangnya bagian yang bergerak di MCFC akan mengurangi getaran kapal secara
keseluruhan yang akan menghasilkan perjalanan lebih nyaman bagi para penumpang.

10
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Fuel cell adalah suatu alat konversi energi elektrokimia yang merubah energi kimia
hidrogen (H2) dan oksigen (O2) menjadi energi listrik dan panas melalui reaksi
reduksi elektrokimia yang terjadi pada anoda (kutub positif) dan katoda (kutub
negatif) dari sel dengan air (H2O) sebagai hasil sampingnya.
2. Jenis-jenis fuel cell berdasarkan jenis materi elektrolitnya yakni Direct Methanol Fuel
cell (DMFC), Alkaline Fuel cell (AFC), Molten Carbonate Fuel cell (MCFC),
Phosphoric Acid Fuel cell (PAFC), Solid Oxide Fuel cell (SOFC), dan Polymer
Electrolyte Membrane Fuel cell (PEMFC).
3. Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) menggunakan garam natrium karbonat sebagai
elektrolit. Garam karbonat dipanaskan 650°C sehingga meleleh. Lelehan garam dapat
menghantarkan ion karbonat melalui elektrolit dari katoda ke anoda.
4. Prinsip kerja dari Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) adalah
Pada Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) baik anoda maupun katoda terjadi reaksi
sebagai berikut :
Anoda : H2 (g) + CO3 2- à H2O (g) + CO2 (g) + 2e-
Katoda : ½ O2(g) + CO2(g) + 2e- à CO3 2-
Total : H2(g) + ½ O2(g) + CO2(g) à H2O(g) + CO2(g)
Dari sel bahan bakar ini menghasilkan produk samping air dan CO2. Akibat dari
kondisi ini maka CO2 harus di daur ulang dari anode ke katode. Pada 600 OC – 700OC
,reaksi elektrode di proses dengan tanpa harus menggunakan katalis yang spesifik.
Nikel dan nikel oksida berfungsi dengan baik, sedangkan logam logam mulia tidak.
Dari sel bahan bakar ini dapat menghasilkan energi sebesar 2W.
5. Kelebihan dari Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) Dapat bekerja pada suhu yang
tinggi (antara 620-660oC) sehingga memungkinkan efisiensi yang tinggi. Namun suhu
yang tinggi juga menyebabkan resiko karat dan kerusakan komponen yang tinggi serta
tidak cocok untuk penggunaan di perumahan ini merupakan kekurangan dari Molten
Carbonate Fuel Cell (MCFC).

11
6. Berikut contoh penerapan Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC)
Pada awal 1990-an, industri berat Ishikawajima di Jepang berhasil mengoperasikan
generator listrik sel bahan bakar 1.000 watt molten carbonate terus menerus untuk
10.000 jam.
MC Power Corporation pada Illinois diinstal unit MCFC 250 kw di Pangkalan Udara
Korps Marinir Miramar di San Diego pada tahun 1997.
Pada musim semi 1999, perusahaan memasang 75 kw tumpukan baru di Miramar dan
memulai program tes dimaksudkan untuk secara bertahap meningkatkan instalasi -
akhirnya berniat untuk menguji 300 kw tanaman prototipe komersial.
Pada 1996-1997 , Fuel Cell Energy Inc ( kemudian Energy Research Corp )
dioperasikan 2 mw MCFC pabrik percontohan di Santa Clara, California. 3.000 jam
program tes ini disponsori oleh Departemen Energi AS dan kelompok riset kontrol
listrik EPRI.
Sebuah aplikasi baru Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) telah dikembangkan oleh
proyek penelitian MC WAP Eropa yang didanai untuk akhirnya digunakan sebagai
catu daya alternatif untuk kapal. Ini akan menjadi lebih bersih dan menghindari polusi
dari mesin diesel laut yang saat ini memberikan kekuasaan di sebagian besar kapal-
kapal di dunia.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.fuelcelltoday.com/technologies/mcfc dilihat pada 10 November 2018.


2. http://americanhistory.si.edu/fuelcells/mc dilihat pada 10 November 2018.
3. https://www.sciencedirect.com/topics/chemical-engineering/molten-carbonate-
fuel-cells dilihat pada 10 November 2018.
4. https://www.britannica.com/technology/molten-carbonate-fuel-cell dilihat pada
10 November 2018.

13
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Instrumen Texas Bahan Bakar Molten Carbonate Dibuat Untuk U.S. Army
Sekitar Tahun 1964…………………………………………………………………..5
Gambar 2.2 Skema MCFC………………………………………………………….6
Gambar 2.3 Molten Carbonate-Power Pembangkit Listrik Sel Bahan Bakar Di Miramar
1997…………………………………………………………………………………..8

14

Anda mungkin juga menyukai