Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

PASIEN DENGAN HALUSINASI

Di susun oleh : Kelompok 2

1. Riskiyah (16010035)

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

1. Latar Belakang
a. Kondisi klien gangguan jiwa
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schozoprenia selalu diikuti dengan
gangguan pesepsi sensori : Halusinasi. Terjadinya Halusinasi dapat menyebabkan
klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian
dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan
disekitarnya.
Di ruang Belimbing Rumah Sakit Duren Sawit terdapat 32 pasien. Menurut
data statistik ruang rawat sampai bulan Desember 2018, kasus yang terjadi setahun
terakhir adalah gangguan sensori persepsi: halusinasi; isolasi sosial; harga diri
rendah, defisit perawatan diri; risiko perilaku kekerasan; dan waham. Adapun rincian
kasus yang di terdapat di ruang belimbing pada bulan desember 2018 adalah;
sebanyak 29 orang mengalami halusinasi, 3 orang dengan riwayat perilaku
kekerasan. Hal tersebut menunjukan bahwa lebih dari 90 % pasien di ruang
belimbing mengalami halusinasi.
b. Alasan dilakukan terapi kelompok
Di ruang Belimbing perlu dilakukan terapi aktivitas kelompok halusinasi
untuk membantu pasien mengontrol halusinasinya. Kegiatan terapi aktivitas
kelompok halusinasi sudah berlangsung satu sesi, sehingga perlu diadakan sesi dua
dari terapi akitvitas kelompok halusinasi di ruang Belimbing, yaitu dengan cara
menghardik.
2. Pengertian
a. Penyakit
Halusinasi adalah Satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak
terjadi, suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari
luar.(maramis,1998) Sebagai suatu persepsi dari luar tanpa adanya sumber dari luar.
(Schultz.J.ra. dark, 1986).
b. TAK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama (Keliat, 2004). Aktivitas digunakan sebagai terapi sedangkan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif. TAK dirancang untuk meningkatkan kesehatan psikologis dan emosional
pasien dengan masalah keperawatan jiwa sehingga diharapkan dapat membantu
anggota dalam meningkatkan koping dalam mengatasi stressor dalam kehidupan.
3. Tujuan TAK
a. Tujuan umum
Klien dapat mengenali dan mengontrol halusinasi yang dialami.
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengontrol
halusinasinya.
2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
4. Kriteria Anggota
a. Kondisi pasien kooperatif
Klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi, dapat diajak bekerjasama, tidak
disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat fisik, tidak memiliki gangguan
pendengaran dan penglihatan, dan dapat memahami pesan yang diberikan.
b. Jenis masalah keperawatan sesuai indikasi terapi modalitas
Persepsi sensori : halusinasi
c. Jumlah peserta
8 orang
d. Kesediaan klien mengikuti terapi modalitas
Pasien bersedia mengikuti terapi modalitas.
e. Proses seleksi pemilihan klien
1) Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien (diagnosis saat
ini dan intervensi yang sudah didapat).
2) Klien telah mengikuti sesi 1 TAK halusinasi.
3) Mengadakan kontrak dengan klien.
4) Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan.
5. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
a. Tempat pelaksanaan
Aula Rumah Sakit Duren Sawit
b. Lama pelaksanaan
45 menit
c. Waktu pelaksanaan
Senin, Desember 2018 pukul 10.00
6. Nama Klien
1. Winda
2. Seva
3. Sella
4. Rizal
5. Rani
6. Novan
7. Agil
8. Nurul ainul
7. Metode
a. Diskusi dan tanya jawab
b. Bermain peran / simulasi
8. Media Dan Alat
1. Bola plastic
2. Name-tag untuk tiap klien
3. Name-tag untuk tim terapis
4. Laptop/handphone untuk memutar musik.
9. Susunan Pelaksanaan
a. Leader : Widya Nugraha Putra
b. Co-leader : Nurul Rizkiyah Akbar
c. Fasilitator : Riskiyah, Dwi cahya wijayanto, Nanuk Dianita.
d. Observer : Fiki abdullutfi, Lailatul mukarromah, Silvia aizamatul w.
10. Uraian Tugas Pelaksana
a. Leader
a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
c. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
d. Mampu memimpin TAK dengan baik
b. Co leader
a. Membuka acara.
b. Mendampingi leader
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e. Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
a. Meyakinkan semua anggota tim telah memakai name-tag.
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
d. Mengoperasikan laptop.
e. Memasang name-tag kepada semua klien.
f. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
g. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
h. Mempertahankan kehadiran peserta
i. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan berlangsung.
11. Setting TAK
1. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan :
: Leader : Co Leader : Fasilitator

: Observer : Pasien

12. Tata Tertib Dan Program Antisipasi


Tata tertib :
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
c. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
e. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
TAK kepada anggota.
Program antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program
antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah
disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan
bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.
13. Langkah Kegiatan Terapi Modalitas
a. Fase persiapan/prainteraksi
 Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Fase orientasi
- Salam terapeutik
a. Salam terapis kepada klien
b. Klien dan terapis pakai papan nama (name-tag).
- Evaluasi/validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan cara yang telah dipelajari
untuk mengontrol halusinasi.
- Kontrak
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
menghardik
b. Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada
terapis
2. Lamanya kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Fase kerja
- Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasinya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
- Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
- Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul.
- Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: “Pergi pergi jangan
ganggu saya, kamu suara/bayangan palsu, kamu tidak nyata”
- Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan cara menghardik
halusianasi dengan cara memutar musik lalu mengoper bola plastik ke teman
disamping nya sesuai arah jarum jam lalu music nya di matikan, pasien yang
memegang bolanya akan mendapatkan giliran pertama, setelah itu kemudian
memutar musik nya lagi untuk mengundi giliran selanjutnya dan seterusnya
sampai semua nya mendapatkan giliran.
- Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai menghardik halusinasi.
d. Fase terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
- Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
- Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncul
- Memasukkan kegiatan yang telah dilatih kedalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap.
- Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
14. Evaluasi Diri/Kegiatan
a. Evaluasi proses
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi
halusinasi dengan menghardik.
b. Evaluasi hasil
- Sebanyak 65% memahami cara yang selama ini dilakukan untuk mengontrol
halusinasinya..
- Sebanyak 60% memahami cara menghardik halusinasi.
- Sebanyak 50% klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
15. Daftar Pustaka
Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan 1999)

Keliat, Budi Anna, Akemat. (2005). Keperawatan jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC.

Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.

Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

16. Lampiran Dokumentasi Kegiatan


Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi
2. Klien mampu memperagakan cara menghardik dalam mengontrol halusinasi.
Anjurkan klien menggunakan cara tersebut, jika halusinasi muncul, lalu masukkan
kedalam jadwal harian.
STRATEGI PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

( SP TAK )

HALUSINASI

SESI II

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien : klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Kriteria Anggota :
a. Klien dengan riwayat schizophrenia dengan disertai gagguan persepsi sensori
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengaklami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)
d. Klien sudah mengikuti TAK Sesi I.
3. Nama Anggota :
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien cadangan yaitu :
Klien peserta TAK :
1. Winda
2. Seva
3. Sella
4. Rizal
5. Rani
6. Novan
7. Agil
8. Nurul ainul
4. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi
5. Tujuan :
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

6. Tindakan Keperawatan :
a) Persiapan
(1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
(2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b) Orientasi
(1) Salam terapeutik
(a) Salam dari Terapis kepada klien.
(b) Klien dan terapis pakai papan nama.
(2) Evaluasi / Validasi.
(a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
(b) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
(3) Kontrak
(a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol
halusinasi (menghardik Halusinasi).
(b) Menjelaskan aturan main, yaitu :
i. Jika ada klien ang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis.
ii. Lama kegiatan 45 menit.
iii. Setiap klien mengikuti kegiatan harus dari awal sampai selesai.
c) Tahap Kerja
(1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami
halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat
giliran.
(2) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.
(3) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
saat halusinasi muncul.
(4) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu : “Pergi,.jangan
gangu saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan…”.
(5) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardikhalusinasi dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran.
(6) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
klien selesai menghardik halusinasi.
d) Tahap Terminasi.
(1) Evaluasi
i. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
ii. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
(2) Rencana Tindak Lanjut
a) Terapis menganjurkan klien utuk menerapkan cara yang telah dipeljari jika
halusinasi muncul.
b) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
(3) Kontrak yang akan datang
i. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,
yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
ii. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak, masih ingat dengan saya bukan..?”
b. Validasi
“Bagaimana tidurnya semalam..? Nyenyak tidak..? Bagus…Oh ya..masih ingat
tidak hari ini kita akan melakukan kegiatan terapi kelompok tentang apa..?
Bagus,ternyata masih pada ingat semua ya..”
c. Kontrak
“Baiklah…hari ini kita akan melakukan salah satu kegiatan mengontrol halusinasi
yaitu dengan cara menghardik… Sudah siap semua Bapak, Oke.. ingin berapa
lama ini nanti kegiatan kita? Setuju...30 menit saja seperti kemarin ya.. Mari kita
mulai..”
2. Fase Kerja
“Sebelum kita mulai, ada yang ingin bertanya tidak? Baiklah, karena tidak ada kita
langsung mulai saja ya.. Jadi, ketika suara-suara itu datang..Bapak, bisa mengatakan
hal seperti ini..” Pergi,.jangan ganggu saya”, “Saya tidak mau mendengar suara Anda
dan saya mau bercakap-cakap dengan…” Bagaimana..bisa kan? Coba tolong
dipraktekkan satu per satu tapi dengan undian bola ini ya, dimulai dari kiri terus
berputar searah jarum jam dan ketika musik berhenti yang terakhir memegang bola
ini nanti yang akan praktek dulu dan begitu seterusnya ya..jadi biar adil dan merata
semua mendapat giliran.. Oke..kita mulai sekarang..” Wah..bagus sekali yang telah
dilakukan bapak...beri tepuk tangan untuk keberhasilan bapak.. karena telah sukses
melakukannya.. Nah sekarang kita mulai lagi undiannya…
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak - bapak setelah melakukan kegiatan ini? Wah saya
sangat bangga dengan bapak - bapak karena mampu memperagakan cara
mengontrol halusinasi dengan menghardik.. tepuk tangan untuk semua..”
b. Rencana Tindak lanjut
“Karena semua telah berhasil melakukan cara menghardik, misalkan suara-suara
itu datang lagi jangan lupa untuk menerapkannya jika halusinasi suara itu
muncul lagi.. sudah mengerti bapak - bapak? Bagus…Oh ya, saya lupa
bilang..jangan lupa juga untuk memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian
seperti yang kemarin ya…”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah..karena waktu kesepakatan kita telah berakhir..bagaimana kalu besok
kita melakukan terapi lagi dengan cara yang lain yaitu dengan melakukan
kegiatan..? Setuju semua? Baiklah, besok mau terapi kelompok lagi dimana dan
jam berapa? Oke..seperti hari ini lagi ya..baiklah..sekarang bapak - bapak bisa
melanjutkan kegiatannya lagi.. Selamat siang...”
FORMULIR EVALUASI

TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

SESI 2: MENGHARDIK HALUSINASI

Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

Menyebutkan cara yang selama ini


1
digunakan mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektivitas cara

Menyebutkan cara mengatasi halusinasi


3.
dengan menghardik.

4. Memperagakan menghardik halusinasi

ASPEK NON VERBAL


No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Kontak mata

2 Duduk Tegak

3 Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal

5 Jumlah

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan dengan ketentuan nilai 20 jika klien
mampu melakukan dengan maksimal dan beri nilai 15 jika klien melakukan sebagian,
dan beri nilai 10 jika klien dibimbing, dan beri nilai 0 jika klien tidak dapat melakukan
sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai