Anda di halaman 1dari 7

STRUKTUR BANGUNAN

Tugas Rangkuman

DISUSUN OLEH :
NAMA : YULI MEGAWATI
NIM : 201701739

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA
2018
Struktur Kolom
Kolom adalah elemen struktur yang menerima kombinasi beban axial dan lentur
(momen). Beban axial yang terjadi berupa tekan, meskipun pada beberapa kasus, kolom bisa
menerima beban axial tarik. Dan umumnya terletak vertikal pada bangunan. Biasanya kolom
menerima beban momen baik pada satu atau kedua sumbu pada potongan melintang dan
momen ini dapat menghasilkan tegangan tarik pada sebagian potongan melintang tersebut.
Fungsi kolom sangat penting bagi struktur gedung, yang apabila terjadi kegagalan pada
kolom maka gedung akan runtuh, sedangkan bila kegagalan hanya terjadi pada balok maka
gedung belum tentu runtuh.

Bentuk kolom menyesuaikan dengan fungsi dan estetika bangunan, dan umumnya
berbentuk :

 Bujur sangkar
 Segi empat
 Lingkaran.

Kolom beton bertulang mempunyai tulangan longitudinal (memanjang searah sumbu batang)
yang paralel dengan arah beban. Untuk kolom dengan tulangan sengkang / segi empat atau
lingkaran minimal mempunyai 4 tulangan longitudinal dan minimal 6 tulangan longitudinal
untuk kolom dengan tulangan geser spiral menerus. Tulangan longitudinal ini merupakan
tulangan pokok yang menahan beban axial dan momen dan untuk kolom mempunyai batasan
1 – 8 % untuk beban gravitasi saja dan 1 – 6 % untuk beban gempa dari luasan kolom beton
bertulang, karena persentase yang lebih besar tidak ekonomis dan akan mempersulit
pemasangan dan pengecoran. Sedangkan balok beton bertulang mempunyai persentase
tulangan kira-kira antara 0,2 – 6 %. Sepanjang tulangan longitudinal dipasang tulangan geser
sengkang ataupun spiral yang berfungsi menahan gaya geser dan berfungsi untuk memegang
tulangan longitudinal agar tetap kokoh sehingga hanya dapat tertekuk pada tempat di antara
dua pengikat dan juga mengurangi bahaya pecah (splitting) beton yang dapat mempengaruhi
daktilitas/kekakuan kolom, karena tulangan sengkang, melingkar atau spiral memberikan
tekanan kekang (confine) pada penampang.

Kolom dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

 Kolom pendek / short column yang kemampuannya dipengaruhi oleh kekuatan material
dan bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang kolom
karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil (tidak signifikan).
 Kolom langsing / slender column yaitu kolom yang kekuatannya akan terkurangi dengan
adanya defleksi lateral. Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek bila
dipasangi lateral bracing ataupun dipasangi diafragma.

Dan kedua kategori kolom di atas maka masing-masing kategori dapat berupa:

 Kolom dengan tulangan dua sisi


 Kolom dengan tulangan terdistribusi
 Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi

Kolom menerima gaya aksial P dan momen M, dan gaya M ini dapat digantikan dengan oleh
gaya P tersebut yang bekerja pada eksentrisitas e = M/P. Bila nilai e ini relatif kecil maka
seluruh penampang akan berada pada daerah tekan dan dianggap tidak ada momen yang
bekerja.

Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi

Tulangan tekan pada kolom beton yang dibebani eksentris pada tingkat beban ultimit
umumnya akan mencapai tegangan leleh, kecuali jika beban tersebut kecil, atau
menggunakan baja mutu tinggi atau dimensi kolomnya relatif kecil. Sehingga umumnya
diasumsikan bahwa baja tulangan tekan sudah leleh, kemudian baru regangan diperiksa
apakah memenuhi ketentuan ini.

Desain maupun analisis pada kolom ditempuh dengan cara membuat suatu diagram interaksi
antara momen pada ordinat dan gaya aksial pada aksis. Diagram interaksi menggambarkan
interaksi antara momen dan aksial dalam berbagai variasi sehingga membentuk suatu grafik.
Ada tiga titik utama pada diagram interaksi yaitu

Gaya aksial saja : harga momen nol dan harga aksial maksimum

Keadaan seimbang : kehancuran pada beton dan baja terjadi secara bersamaan

Lentur murni : harga aksial nol

Pada perencanaan, setelah mendapatkan momen dan gaya aksial pada kolom dari mekanika
struktur maka kita mencoba-coba dimensi kolom dan tulangan kemudian dari dimensi kolom
tersebut dibuat diagram interaksinya. Dan kita plotkan momen dan gaya aksial dari hitungan
mekanika struktur tersebut. Bila berada di luar diagram maka kolom tidak mampu dan harus
dicari dimensi lain, dan bila berada di dalam kolom dekat dengan diagram maka kolom
mampu, tapi bila masuk namun terlalu jauh dari diagram maka kolom terlalu besar/boros.
Titik pada diagram interaksi dapat ditambah satu lagi yaitu pembebanan tarik bila terjadi
aksial tarik pada kolom.

Diagram Interaksi

Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi

Tulangan terdistribusi lebih banyak dipakai untuk struktur kolom daripada tulangan dua sisi,
meskipun begitu dalam perhitungannya memerlukan perhitungan yang banyak sehingga lebih
mudah menggunakan program komputer dalam perhitungan kolom dengan tulangan
terdistribusi.

Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi

Kolom Langsing / Slender Column


Suatu kolom yang tinggi dengan penampang kecil harus ditinjau terhadap pengaruh
kelangsingan. Pengaruh kelangsingan hanya terjadi pada kolom dengan beban aksial tekan,
karena kolom tarik tidak dipengaruhi oleh panjang kolom. Kolom langsing dapat
mempengaruhi kekuatan, karena akan terjadi tekuk pada kolom yang menambah momen
yang sudah ada. Momen ini disebut momen sekunder. Umumnya dalam perhitungan analisis
struktur dengan komputer (misal : SAP atau ETABS) kelangsingan suatu kolom sudah
dihitung otomatis sehingga tidak perlu dihitung lagi.

Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Bertingkat Tinggi

Dalam perencanaan pembangunan gedung bertingkat ada beberapa factor yang


dipertimbangkan sebelum membangunan, yaitu Sistem Konstruksi Bangunan yang
merupakan factor pendukung utama agar dapat berdirinya bangunan bertingkat sesuai yang
diharapkan tetapi ada bebrapa hal yang perlu diketahuai dalam sistem konstruksi Bangunan.

1. Type sistem struktur bangunan bertingkat tinggi :


1. Dinding pendukung sejajar
Pararel bearing wall
2. Inti dan dinding pendukung fasade
Core and fasade bearing wall
3. Boks Berdiri sendiri
Self support box
4. Plat terkantilever
Cantilevered slab
5. Plat rata
Flat slab
6. Interspasial
interspatial
7. Gantung
suspention
8. Rangka Selang Seling
Staggered truss
9. Rangka Kaku
Rigid frame
10. Rangka Kaku dan Inti
Rigid frame and core
11. Rangka Trussed
Trussed frame
12. Rangka Belt trussed dan inti
Belt trussed frame and core
13. Tabung dalam tabung
Tube in tube
14. Kumpulan tabung
Bundled tubi
Dari ke_!4 tipe system konstruksi memiliki peranan penting dalam berdirinya suatu
bangunan karena system konstruksi yang dipaparkan diatas saling berkaitan antara satu
dengan yang lain demi keutuhan dalam struktur konstruksi bangunannya.

2. Adapun beberapa type struktur konstruksi yang dapat dijelaskan yaitu :


1) Desain Rangka Kaku
Struktur rangka adalah jenis struktur yang tidak efisien apabila digunakan untuk
beban lateral yang sangat besar. Untuk memikul beban yang demikian akan
lebih efisien menambahkan dinding geser (shear wall) atau pengekang diagonal
(diagonal bracing) pada struktur rangka. Apabila persyaratan fungsional gedung
mengharuskan penggunaan rangka, maka dimensi dan geometri umum rangka
yang akan didesain sebenarnya sudah dipastikan. Masalah desain yang utama
adalah pada penentuan tiitik hubung, jenis material dan ukuran penampang
struktur.
Sistem rangka kaku murni dalam perkembangannya tidak praktis untuk
bangunan yang lebih tinggi dari 30 lantai. Berbagai sistem telah diterapkan
dengan menggunakan dinding geser didalam rangka untuk menahan beban
lateral. Dinding ini terbuat dari beton atau rangka baja. Bentuknya bisa berupa
inti interior tertutup, mengelilingi ruang lift atau ruang tangga, atau bisa berupa
dinding sejajar di dalam bangunan, bahkan bisa juga berupa rangka fasade
vertikal.

Untuk bangunan apartement, kebutuhan jaringan akan fungsi dan utilitas


cenderung tetap, tetapi untuk bangunan komersial membutuhkan fkelsibilitas
dalam hal tata letak yang memerlukan ruang terbuka yang cukup lebar dengan
dinding partisi yang dapat dipindah-pindah. Untuk yang menggunakan sistem
struktur inti, inti dapat dipergunakan untuk menempatkan sistem transportasi
vertikal, tangga, wc, shaft, dan jaringan utilitas lainnya sehingga kadang
bangunan mempunyai inti yang lebih dari satu.

Beberapa bangunan tinggi menggunakan inti dan rangka. Dari segi perilaku
denah ini diterapkan untuk memuaskan sistem plat datar atau dinding rangka
geser bersama belt trusses.
Inti dapat terbuat dari beton , baja atau konbinasi antara betoin dan baja.
Keuntungan inti baja, dalam perakitan lebih cepat karena pabrikasi. Sedangkan
inti dari beton menghasilkan ruang yang sekaligus memikul beban. Juga dapat
dipakai untuk perlindungan saat kebakaran.

Bentuk denah yang bermcam-macam menungkinkan perletakan sejumlah inti


bangunan. Sistem inti ini dikaitkan dengan bentuk bangunan yang diatur
menurut letaknya.
1. Letak inti :- inti fasade eksterior (diluar)
- inti interior : inti fasade (sekeliling)
- inti didalam bangunan
2. Jumlah inti :- inti tunggal
- inti terpisah
- inti banyak
3. Bentuk inti :- inti tertutup : bujur sangkar, persegi panjang, bulat, segitiga
- inti bentuk terbuka : bentuk X, I dan [
- Brntuk inti disesuaikan dengan bentuk bangunan
Susunan inti : - Simetris
- Asimetris

2) Dinding dan Plat


Dinding dan pelat datar adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Dinding
pemikul beban biasanya dapat memikul baik beban arah vertikal maupun beban
lateral (gempa, angin dan lain-lain)
Pelat datar biasanya digunakan secara horisontal dan memikul beban sebagai
lentur, dan meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat biasanya terbuat dari
beton bertulang atau baja.

3) Struktur Tabung
Perkembangan mutakhir dalam rancangan struktur tabung, dikembangkan oleh
Fazlur Khan. Saat ini , 4 dari 5 bangunan tinggi di dunia menggunakan struktur
tabung. Bangunan tinggi itu diantaranya Hancock Building, Sears Building,
Standard Oil Building. Sistem ini lebih efisien karena penggunaan bahan
bangunan per m2 hampir sebanding dengan dengan jumlah yang digunakan
untuk bangunan rangka yang besarnya separuh dari bangunan diatas.
Dalam sistem ini, tabung dianggap fasade struktur bertindak terhadap beban
lateral. Dinding eksterior dapat berfungsi sebagai penahan beban angin sehingga
pengaku diagonal interior dapat ditiadakan.
Dinding tabung terbuat dari kolom berjejer yang berdekatan di sekeliling
bangunan yang diikat oleh balok pengikat. Sehingga kekakuan dinding fasade
ini sedemikian tinggi
Tabung eksterior ini dapat memikul semua beban lateral.
Pada dasarnya struktur tabung terbagi menjadi 2 besar yaitu :
• Tabung Kosong
• Tabung dengan pengaku interior

Tabung kosong terbagi dalam :


1. Tabung rangka (frame tube)
2. Tabung truss (trussed tube), dalam sistem ini terbagi menjadi : Tabung rangka
kolom diagonal dan tabung rangka lattice
4) Hubungan kolom dengan balok;
Konstruksi kolom dalam struktur berhubungan dengan balok, terus sampai
kepada ketinggian bangunan yang direncanakan. Dapat juga kolom konstruksi
dipasangkan stek sebagai pekerjaan kolom konstruksi selanjutnya, tetapi
pemasangannya kurang efisien.

o Pemasangan konstruksi kolom pada saat dipasangkan bekisting, harus betul -


betul berdirinya tegak dan pemasangan beton deking harus baik sehingga jika
bekisting kolom ini dibuka hasil pengecoran kolomnya tidak mengalami kropos.
a) Hal lain yang perlu diperhatikan pemasangan stek pada kolom tersebut
untuk keperluan dalam pemasangan dinding bata sebagai perkuatannya.
b) Pembesian balok portal yang berhubungan dengan kolom - kolom
konstruksi agar memperhatikan posisi pembesian di daerah momen
positip atau pada daerah tarikan begitu juga jarak dari sengkang atau
cincinnya harus diperhatikan.
- Jika pada konstruksi balok portal yang membentang cukup panjang
harus memperhatikan ZAKING, atau antisipasi pada kejadian lentur
dikemudian hari setelah bekisting dibuka setelah umur beton sudah
diliwati.
- Hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan khusus mengenai
mutu beton yang akan dipakai agar melakukan percobaan slump test,
begitu juga pada saat pengecoran berlangsung, harus menggunakan
adukan 1 Pc: 2 Ps:3 Kr serta melakukan test kubus beton atau test
silinder agar karakteristik betonnya dapat dicapai sesuai dengan
persyaratan.
5) Kolom Portal
Kolom portal harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya
letak kolom - kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini
akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap - tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan
yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perobahan dimensi kolom
harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada satu lajur kolom mempunyai
kekakuan yang sama..

Anda mungkin juga menyukai