Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD
prematur adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of Membrane (PROM) merupakan
keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila KPD terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu, disebut sebagai ketuban pecah dini pada kehamilan prematur atau
Preterm Rupture of Membrane (PPROM).( Joshua, 2015).
Dampak ketuban pecah dini bisa terjadi pada ibu dan janin. Ketuban pecah dini sangat
berpengaruh pada janin, walaupun ibu belum menunjukkan infeksi tetapi janin mungkin
sudah terkena infeksi karena infeksi intrauterin terjadi lebih dulu sebelum gajala pada ibu
dirasakan.Sedangkan pengaruh pada ibu karena jalan lahir telah terbuka maka akan dijumpai
infeksi intrapartal, infeksi puerpuralis, peritonitis dan septikemi serta dry-labor. Selain itu
terjadi kompresi tali pusat dan lilitan tali pusat pada janin. Hal ini akan meninggikan
mortalitas dan morbiditas perinata.( Siti, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) bahwa setiap tahunnya wanita yang
bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Sebagian besar kematian ibu
terjadi di negara berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan,
kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan, persalinan “dukun” disertai keadaan sosial
ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih tergolong rendah. (Meisa, 2015).
Dari hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI) Angka
Kematian Ibu (AKI), yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian
Bayi (AKB) 34 per 1000 kehamilan. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 11,60
per 1000 kelahiran hidup, sudah melampaui target indikator indonesia sehat tahun 2010
sebesar 58 per 1.000 kelahiran hidup dan juga sudah melampaui target MDGs ke-4 tahun
2015 yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup.(Nurul, 2015).
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan pada pasien post operasi sectio sesaria.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan masalah agar mampu
melakukan asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan sectio caesaria atas indikasi
ketuaban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto tahun 2016.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini bertujuan untuk dapat melakukan asuhan
keperawatan pada ibu post partum dengan sectio caesaria atas indikasi ketuban pecah
dini di RSPAD Gatot Soebroto tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. K, maka penulis diharapkan dapat :
1. Mampu melakukan pengkajian pada ibu dengan post partum sectio caesaria atas
indikasi ketuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto.
2. Mampu melakukan diagnosa pada ibu dengan post partum sectio caesaria atas
indikasi ketuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto.
3. Mapu melakukan nursing planing pada ibu dengan post partum sectio caesaria
atas indikasi kentuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto.
4. Mampu melakukan evaluasi pada ibu dengan post partum sectio caesaria atas
indikasi ketuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto.

D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan masukan bagi tim kesehatan pada ibu post partum dengan sectio
caesaria atas indikasi ketuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto tahun 2016.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai informasi dan bahan refrensi tambahan dalam
pembuatan makalah maupun laporan pendahuluan pada ibu dengan post partum sectio
caesaria atas indikasi ketuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto tahun 2016.
3. Bagi Penulis
Dapat memberikan masukan dan menambah pengalaman bagi penulis serta
menambah wawasan dalam pembuatan asuhan keperawatan pada ibu dengan post
partum sectio caesaria atas indikasi ketuban pecah dini di RSPAD Gatot Soebroto
tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai