Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPATUHAN MINUM OBAT

RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. ALFIQI NOVRINDRA HABIBI (20184663026)

2. FAIZATUN NISA’ (20184663032)

3. IKA WIDYA ESTIKAWATI (20184663036)

4. APRILIA DYAS PURPASARI (20184663017)

5. MASLUL (20184663051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) tentang kepatuhan minum obat di Ruang hemodialisa ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya .

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, 19 Oktober 2018

Kelompok 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Peran Keluarga Dalam Mendukung Pasien Terhadap


Kepatuhan Minum Obat
Sub Pokok Bahasan : Kepatuhan Minum Obat
Sasaran : Keluarga dan Klien
Tempat : Rumah Sakit Haji Surabaya/ Ruang HEMODEALISA
Hari, tanggal : Jum,at, 19 Oktober 2018
Waktu : 20 menit

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, keluarga dan klien mampu
memahami tentang kepatuhan minum obat.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan pengertian kepatuhan minum obat dengan baik dan benar
b. Menyebutkan cara meningkatkan kepatuhan minum obat dengan baik dan
benar
c. Menyebutkan manfaat obat dengan baik dan benar
d. Menyebutkan penyebab pasien tidak mau minum obat
e. Menyebutkan prinsip benar dalam pemberian obat dengan baik dan benar
f. Menyebutkan cara atau tips dukungan keluarga dalam minum obat
g. Menjelaskan pengertian hemodialisa.
h. Menyebutkan manfaat dari hemodialisa secara teratur.
i. Mangetahui tips dan motivasi agar rutin menjalankan hemodialisa

B. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Materi
a. Konsep Kepatuhan
b. Manfaat obat
c. Penyebab tidak mau minum obat
3. Media
a. Leaflet
4. Struktur organisasi
a. Narasumber : Faizatun Nisa’
b. Moderator : Maslul
c. Fasilitator : Alfiqi Novrinda Habibi
d. Observer & dokumentasi : Aprilia Dyas & Ika widya

Keterangan :

= observer & dokumentasi

= peserta

= penguji

= moderator

= narasumber
C. Langkah Kegiatan

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu


a. Penyuluh
mempersiapkan
rencana pembelajaran
b. Penyuluh
mempersiapkan
media pembelajaran
Pra kegiatan sesuai dengan tujuan
1. 2 menit
pembelajaran pembelajaran
c. Penyuluh
mempersiapkan dan
mencek lingkungan
yang akan
mempengaruhi
proses pembelajaran
a. Mengucapkan a.Menjawab salam
salam b.Menanggapi dan
b.Memperkenalkan memberi respon
diri yang baik
Membuka Menjelaskan c.Menyimak
2. 5 menit
Pembelajaran tujuan pembelajaran penjelasan yang
c. Kontrak waktu diberikan
d. Appersepsi d.Mengungkapkan
pengetahuan yang
dimiliki
a. Menjelaskan a. Mendengar
materi kan dan
pembelajaran menyimak
b. Memberikan materi
kepada yang
sasaran untuk diberikan
bertanya b. Mengajuka
c. Menjawab n beberapa
pertanyaan pertanyaan
3. Kegiatan inti 8 menit
yang dari materi
diberikan yang
diberikan
c. Menyimak
jawaban
yang
diberikan
dan merasa
puas
Kegiatan menutup a. Bertanya a. Menjawab
4. 5 menit
pembelajaran sebagai bahan dengan
evaluasi benar
b. Menyimpulka b. Mendengar
n materi yang kan dan
telah menyimak
disampaikan c. Menjawab
c. Mengucapkan salam
salam

D. Evaluasi
Pra penyuluhan

Intra penyuluhan

Post penyuluhan
E. Sumber Belajar
1. Niven, N. (2013). Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional
Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.
2. Format Referensi Elektronik diakses dari http;//wartawarga.gunadarma.ac.id tentang
pengertian-bentuk-fungsi-peranan.html tanggal 16 Agustus 2017.
3. Rsud.kebumenkab.go.id/mencegah-memahami-dan-menanggulangi-gangguan-jiwa/
4. Wardani, ice yulia. 2009. Pengalaman keluarga analisis. Diakses dari lib.ui.ac.id
pada tanggal 17 Agustus 2017.
5. Stuart&Sundeen (1998). Konsep Gangguan Jiwa dalam PPDGJ di Sumatera Utara
diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/20II.pdf. Diakses pada tanggal 17
Agustus 2017

F. Lampiran

1. Uraian Materi
2. Pertanyaan dan Kunci Jawaban
LAMPIRAN MATERI

PERAN KELUARGA DALAM MENDUKUNG PASIEN TERHADAP

KEPATUHAN MINUM OBAT

A. KONSEP KEPATUHAN

1. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan merupakan tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan dokter atau yang lain. Kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti rencana
dengan segala konsekuensinya dan menyetujui rencana tersebut serta melaksanakannya.
(Kemenkes RI, 2011)

Kepatuhan dalam pengobatan menurut Slamet (2007) merupakan tingkat ketaatan pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain yang
diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau
menepati janji pertemuan dengan dokter.

2. Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan terhadap pengobatan adalah sejauh mana upaya dan perilaku seorang individu
menunjukkan kesesuaian dengan peraturan atau anjuran yang diberikan oleh profesional
kesehatan untuk menunjang kesembuhannya. (Ian & Marcus, 2011).

3. Jenis – jenis Kepatuhan

Menurut Cramer (2007), jenis – jenis kepatuhan diantaranya terbagi dua yaitu :

a) Kepatuhan penuh (total Complience)

Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai batas waktu yang
ditetapkan melainkan juga patuh memakai
b) Penderita yang sama sekali tidak patuh (Non Complience) yaitu penderita yang putus
obat atau tidak menggunakan obat sama sekali.

4. Cara Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat

Menurut Cramer (2007), antara lain :

a. Berikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya pengobatan


b. Berikan keyakinan kepada pasien akan efektifitas obat dalam penyembuhan.
c. Berikan informasi resiko ketidakpatuhan.
d. Adanya dukungan dari pihak keluarga, teman, dan orang-orang sekitarnya untuk
selalu mengingatkan pasien agar teratur minum obat demi keberhasilan pengobatan.

5. Manfaat Minum Obat

1. Untuk pencegahan penyakit

2. Menyembuhkan penyakit

3. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

4. Mengubah fungsi normal tubuh untuk menjadi yang lebih baik

5. Mengurangi rasa sakit

6. Penyebab Pasien Tidak Mau Minum Obat


1. Bertambah parahnya penyakit yang diderita
2. Penyakit menjadi kronis dan susah disembuhkan
3. Berkurangnya efektivitas obat yang dikonsumsi
4. Penyakit yang diderita sering kambuh kembali sehingga harus rawat inap ulang
5. Terjadi overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)
7. Prinsip Lima benar Pemberian Obat
Yang dimaksud dengan 5 benar itu yaitu : Benar pasien,benar Obat,Benar dosis,benar
cara dan benar waktu
1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat
tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika
pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya
pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan
langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu
hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum
memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.
Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika
labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi
obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama
obat dan kerjanya.

5. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke
pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa
obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

6. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai yaitu
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
b. Parenteral, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, yaitu pemberian obat melalui anus
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian
obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent,
berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
7. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum
sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum
makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena
susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus
diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung
misalnya asam mefenamat.

8. Alasan Pentingnya Minum Obat


Banyak orang berharap bisa segera kembali normal dalam beberapa hari setelah
berhenti minum obat. Sama halnya dengan saat mulai minum obat, orang ingin merasakan
hasil yang instan, tetapi ternyata hasilnya baru terasa setelah beberapa minggu,
menghentikan obat terlalu cepat dapat membuat otak seperti dialiri listrik. Seperti obat
antidepresan yang paling umum adalah jenis selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI),
yang menurut penjelasan Valuck, memblokir reabsorpsi serotonin kimia otak dan
meninggalkannya mengambang bebas. Berhenti minum obat, maka serotonin akan diserap
lagi. Ini dapat mengakibatkan perubahan suasana hati. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa ketika orang berhenti minum antidepresan, mereka mungkin menghadapi
peningkatan risiko keinginan untuk bunuh diri. Adapun akibat lain ketika pasien tidak
patuh minum obat sebagai berikut :
a. bisa menyebabkan parahnya penyakit
b. penyakit bisa menjadi kronis dan susah disembuhkan
c. terjadinya overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)
d. penyakit yang diderita sering kambuh kembali
9. Menyebutkan Cara Atau Tips Dukungan Keluarga Dalam Minum Obat

a. Buat kesepakatan dengan penderitaan (membuat jadwal minum obat).

b. Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita. Serta akibat jika lupa atau menolak minum
obat.

c. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat

d. Modifikasi pemebrian obat seperti diberikan / dimunumkan bersama-sama saat makan


buah

e. Memberikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan sendiri untuk
minum obat

f. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat (memastikan obat
bener-bener diminum)

B. KONSEP EDUKASI DALAM TINGKAT KEPATUHAN PASIEN HEMODIALISA

1. PENGERTIAN HEMODIALISA
Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui
proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan
berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’.
Rata-rata tiap orang memerlukan waktu 9 hingga 12 jam dalam seminggu untuk
menyaring seluruh darah dalam tubuh. Tabi biasanya akan dibagi menjadi tiga kali
pertemuan selama seminggu, jadi 3 - 5 jam tiap penyaringan. Tapi hal ini tergantung juga
pada tingkat kerusakan ginjalnya.
Menurut PERNEFRI (2003) waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan
kebutuhan individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4–5 jam dengan frekuensi 2 kali
seminggu. Hemodialisa idealnya dilakukan 10–15 jam/minggu dengan QB 200–300
mL/menit. Sedangkan menurut Corwin (2000) hemodialisa memerlukan waktu 3–5 jam
dan dilakukan 3 kali seminggu. Pada akhir interval 2–3 hari diantara hemodialisa,
keseimbangan garam, air, dan pH sudah tidak normal lagi. Hemodialisa ikut berperan
menyebabkan anemia karena sebagian sel darah merah rusak dalam proses hemodialisa
2. MANFAAT HEMODIALISA.
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
3. TIPS MOTIVASI DALAM HEMODIALISA.
Motivasi dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program
pengobatan yang diterima. Niven (2002) menyatakan bahwa motivasi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam menjalani hemodialisa. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan Togatorop (2011) yang menyatakan bahwa motivasi
pasien GGK dalam kategori positif sebesar 62,5% (20 orang) dan kategori negatif sebesar
37,5% ( 12 orang). Hal ini secara tidak langsung mengungkapkan bahwa Motivasi pasien
dipengaruhi oleh berbagai multidimensi hidup yang sangat luas seperti, kesehatan fisik,
keadaan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial (dukungan sosial), keyakinan
pribadi, dan status sosial ekonomi (CDC, 2011). Peneliti berasumsi bahwa pasien yang
memeiliki keyakinan, harapan dan keingian yang kuat bisa menumbuhkan motivasi yang
positif pemberian edukasi pada pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan terapi
hemodialisa agar pasien dapat menjalani terapi sesuai jadwal.
Tips motivasi untuk pasien hemodialisa:
a. Selalu berpikir positif bagaimanapun keadaannya.
b. Berdoa dan istiqomah dalam menjalankan proses hemodialisa sebagai
pengobatan menuju kesembuhan.
c. Motivasi dari dalam diri sendiri “ membanyangkan dalam hati bahwa setiap
pergi untuk melakukan hemodialisa, berandai akan pergi ke salon seperti artis
untuk melakuka perawatan tubuh”
d. Bersyukur kepada Tuhan setiap saat bahwa masih diberikan kehidupan dan
rezeki kesehatan.
e. Motivasi sosial dan kelurga untuk proses pasien ckd dalam menjalankan
hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA

Cramer, JA, 2007. Compliance In Medical Practice and Clinical Trail. New York : Raven
Press

Kemenkes Kesehatan RI, 2011. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Tahun 2011-2014. Jakarta

Maramis, Willy F, dan Maramis, Albert A (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya :
Airlangga

Slamet, Suprapti dan Sumarmo Markam. 2007. Pengantar Psikologi Klinis.Jakarta : UI Press

Stuart, G.W, & Sundeen, SJ. 2007. Buku saku keperawawtan jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
ABSENSI PENYULUHAN DI RSU HAJI SURABAYA

RUANG HEMODIALISA

No Nama Alamat TTD


No Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai